Anda di halaman 1dari 10

Catatan OSCE Muskuloskeletal

RA ( Rheumatoid Arthritis)
Yang bisa di dapat di anamnesis :
 semua usia
 Lebih sering perempuan
 Nyeri > 1 jam
 Polyarthritis simetris : banyak di sendi kecil di kiri kana
 Nyeri bertambah pas istirahat kalo kerja berkurang
 Banyak di mcp ; metacarpal phalangeal
 Demam tapi nda menggigil
 Autoimun atau genetic
 Merokok, alcohol : picu sitrulinasi
 Manifestasi ekstraartikuler : diluar persendian
 Penurunan berat badan
 Nodul nodul di sendi
 Vaskulitis
 Kekakuan sendi pada pagi hari yang berlangsung > 2 jam bila tidak diberi pengobatan adekuat

Pemeriksaan fisik :
 Inspeksi : kiri kanan apakah panjangnya sama, adanya kemerahan, adanya deformitas, adanya
bengkak dan panas
 Ciri khas : ada swan neck, miring jari jarinya ( deformitas), ada synovitis ( bisa dicek pake USG)
 Nyeri menelan, nyeri tenggorokan

Pemeriksaan Menunjang :
 CRP meningkat sampai 0,7 pg/ml
 RF (+)
 LED meningkat
 Hb sekitar 10
 Analisis cairan sendi inflamasi:
- Leukosit 5.000-50.000/ul
- PMN > 50%
- Protein meningkat
- Glukosa menurun
- Uji bekuan musin buruk
- Kristal (-)
- Kultur bakteri (-)
 Darah perifer: anemia, trombositosis, peningkatan laju endap darah, C-reactive protein
 Faktor Reumatoid (RF) serum umumnya positif
Pemeriksaan Radiologi :
 MRI : erosi tulang
 X-ray : penyempitan celah sendi

DD :

 SLE
 Spodiloarthropi seronegative
 arthropati reaktif
 Artritis gout

Tata Laksana :

Non- farmakologi

 Massage untuk mengurangi rasa nyeri


 Latihan sendi: latihan ambil dan menggenggam
 Perhatikan pola hidup : hindari rokok, edukasi proteksi sendi (hindari satu posisi terlalu lama,
hindari tekanan kuat pada sendi)
 Diet minyak ikan kod (asam lemak esensial)

Farmakologi

 Sulfasalazin 1 x 500 mg/hari per oral untuk ditingkatkan 500 mg setiap minggu sampai mencapai
dosis 4 x 500 mg  terapi lini pertama
 NSAID
 Metotrexad dengan dosis awal 7,5-10 mg/minggu IV atau per oral dititrasi hingga dosis rata-
rata 12,5-17,5 mg/minggu dalam jangka waktu 8-12 minggu  diberikan pada kasus lanjut atau
berat
 Steroid
 Obat Immunosupresan
 Natrium diklofenat

Prognosis : kalo ada deformitas malam, tergantung derajat keparahan

Komplikasi : Semakin berat ada deformitas, serta RA yang bersifat progresif akan menyebabkan
keterbatasan dan nyeri sendi dapat semakin berat jika tidak diobati

OA (Osteoarhtritis)
Yang bisa didapat di anamnesis :

 Bisa genetic
 Penyakit degeneratif
 Sering angkat beban, post infeksi, obesitas, trauma, overuse sindrom
 Onset berlangsung lama
 Biasa di usia > 45
 Kaku sendi pada pagi hari setelah imobilisasi yang cukup lama selama < 30 menit
 Kena sendi besar; yang menopang ( pinggul, lutut, ankle)
 Makin nyeri kalo aktivitas
 Nodul bouchard (PIP joint), Nodul Heberden ( DIP joint)
 OA sekunder : umum, kalo sudah tua gitu
 OA primer : dari kecil, idiopatik gitu
 Kelemahan anggota gerak, gangguan keseimbangan, krepitasi
 Lebih beresiko orang obesitas sarkopenik (lebih banyak lemak daripada otot)

Pemeriksaan Fisik

 Keluhan bengkak bengkak


 Kalo dipalpasi tidak hangat
 Balotemen positif
 Inspeksi ada kaki valgus kaki varus (nda pasti ada)

 Perubahan gaya berjalan

Pemeriksaan penunjang

 Gold Standar : Arthroskopi


 Pemeriksaan cairan synovial <2000, viskositas tinggi, tidak ada MSU
 Biasa ada leukositosis
 Pemeriksaan radiologi: rontgen sendi, MRI, artroskopi, atau artrografi
Gambaran radiologis yang mengarah pada OA:
- Celah sendi menyempit
- Sklerosis subkondral
- Ditemukannya kista pada tulang
- Osteofit disekitar sendi: nodus Heberden (pada DIP) dan nodus Bouchard (pada BIP)
 MRI : untuk memperkirakan volume cartilage
 X-ray : ada osteofit, celah sendi menyempit, ada sclerotin
 Pemeriksaan laboratorium: ditemukan tanda peradangan
Tata laksana

non-farmakologi

Modifikasi lifestyle : kurangi naik tangga, kurangi bb kalo berlebih, kurangi beban, tapi tetap dilatih
(misalnya sepeda, berenang)

farmakologi

 Glukosamin 1 x1 : perbaiki kerusakan sendi


 Acetaminofen 1 gr prn : misal ada nyeri pertama pada OA
 Kalo nda sembuh, NSAID (tapi banyak kontraindikasi), kalo berat Opioid ( tdk untuk jangka
panjang)

DD

 Artritis rheumatoid
 Spondilitas ankilosing
 Gout dan psedogout
 Fibromialgia
 Nekrosis avaskular

Prognosis : kalo ada deformitas malam, tergantung derajat keparahan

Gout Arthritis (GA)


Anamnesis

 Cowo >>>
 Makanan (purin, kacang, jeroan, seafood)
 Riwayat hiperurisemi
 Kebiasaan minuman alcohol dan konsumsi obat diuretic
 Kebanyakan di MTP-1
 Malamnya kyk normalji, pas bangun pagi sakit sekali
 Demam menggigil
 Lingkungan: obesitas, konsumsi alcohol, psoriasis, gagal ginjal kronis, gangguan hematologi,
hipertensi, keganasan, riwayat transplantasi organ
 Genetik

Pemeriksaan Fisik

 Ada tanda-tanda inflamasi


 Tophus asimetris
 Ada 4 fase :
1. Asimptomatik = Hiperurisemi (+) tapi tidak ada gejala
2. Akut = Nyeri hebat tiba-tiba, demam, inflamasi, leukositosis, CRP (+), sembuh
sendiri, durasi beberapa jam-hari
3. Interkritikal = Tidak ada gejala, aspirasi cairan sendi ada MSU
4. Kronik = Adami tophus, hiperurisemia tidak terkontrol, bisa deformitas, ada
riwayat serangan pertama, tophi di cuping telinga, MTP-1

Pemeriksaan Penunjang

 Asam urat serum : Co & ce (postmenopause) > 7 mg/dl, ce (premenopause) > 6 mg/dl
 Aspirasi cairan sendi :
- kristal MSU (+)
- cairan sendi sesuai kondisi inflamasi (leukosit 5.000-80.000/mm3), predominan neutrophil,
kultur (-)
 Radiologi : Xray (fase akut : soft tissue swelling pada sekitar sendi, fase kronik : deformitas/celah
sendi rusak)
 RF (+)

DD

 Artropati Kristal lainnya: calcium pyrophosphate dehydrate disease (CPPD), kalsium apatite
 Monoartropati akut akibat infeksi maupun trauma

Tatalaksana

 Non medika mentosa : kurangi purin, istirahatkan sendi yg terkena, sesuaikan factor resikonya
misal obesitas kurangi BB
 Medika mentosa :
1. Kolkisin, untuk nyeri 0,5-0,6 mg setiap 2 jam sampai nyeri dan inflamasi menghilang
2. Allopurinol 300 mg/hari (haruspi sudah hilang inflamasinya/tdk boleh fase akut, karena
allopurinol sifatnya pecah MSU jadi klo diminum pas masih inflamasi nanti tambah sakit
karena jarum MSU kemana-mana)
3. OAINS yang digunakan adalah indometasin dengan dosis 150-200 mg/hari selama 2-3 hari
dilanjutkan 75-100 mg/hari sampai minggu berikutnya atau sampai nyeri atau peradangan
berkurang

Komplikasi

 Deformitas
 Pembentukan batu ginjal (klo terlalu hiperurisemia, normal 6-7 mg/dl)
 Pembentukan tofus
 Artropati destruktif

Prognosis

Systemic Lupus Eritematosus (SLE)


Anamnesis
 Genetik dan lingkungan
 Inflamasi tersebar luas
 Cewe >>>, 15-40 tahun
 Khas : Butterfly rash dan fotosensitivitas
 Anemia, demam
 Ada darah di urin
 Artritis non-erosi

Pemeriksaan Fisik

 Ulcer mulut dan hidung


 Rambut rontok

Pemeriksaan Penunjang

 Leukopeni (semua aspek darah turun), anemia


 Proteinuria >0,5 gr krn ada inflamasi atau lebih +3
 Tes sel LE (+), baru lanjut tes ANA dan tes Sm

Derajat SLE :

1. Ringan : Tidak ada gejala/tanda yg mengancam nyawa, fungsi organ normal


2. Sedang : Nefritis (radang ginjal) ringan-sedang, trombositopeni, serositis major (radang paru)
3. Berat : Sudah ada keterlibatan dari banyak organ2 (organ vital)

Tatatalaksana

 Non medika mentosa : Hindari paparan sinar matahari


 Medika mentosa :
1. Ringan : Hidroksiklorokuin 200-400 mg/hari + Sunscreen
2. Sedang : Metilprednisolon I.V 0,5 g/hari selama 3 hari dan dilanjut azatriopin 2
mg/kgBB/hari dan kortikosteroid
3. Berat : Yang kayak sedang + siklofosfamid I.V 0,5-0,75 gr/m 2/bulan x 7 dosis

DD

1. RA
2. Sklerosis sistemik
3. Dematomiositis
4. Sindrom Sjrogen
5. Sindrom antibody antifosfolipid (APS)
6. Fibromialgia
7. Purpura trombositopenia imun
8. Lupus imbas obat
9. Vaskulitis

Prognosis

Buruk/malam
Osteoporosis (OP)
Anamnesis

 Perempuan berusia < 65 tahun, pria berusia < 70 tahun


 Riwayat patah tulang
 Biasanya tambah pendek
 Kivosis dorsal bertambah (tambah bungkuk)
 Nyeri pada tulang
 Bisa dipengaruhi karena makanan (rendah kalsium), obat-obatan (kortikosteroid), Riwayat
gastrektomi (tidak maksimal penyerapan kalsium di lambung), kurang paparan sinar matahari
(vit. D)
 Silent disease (pasien datang sudah fraktur)
 Riwayat haid pada perempuan
 Riwayat penyakit payudara, genitalia, atau vascular yang akan mempengaruhi keputusan
pengobatan
 Riwayat mengkonsumsi obat-obatan yang mengurangi densitas massa tulang: glukokortikoid,
antikonvulsan, heparinisasi kronis

Pemeriksaan Fisik

 Antropometri
 Gaya berjalan
 Adanya deformitas tulang
 Leg-length quality
 Nyeri spinal
 Jaringan parut pada leher (bekas operasi tiroid)
 Hipokalsemia
 Hipoparatiroidisme

Pemeriksaan Penunjang

 Kalsium total serum menurun, kalsium di urin meningkat


 Radiologi : Lihat density (bagus MRI), DEXA (Dual Energy Xray Absorptionetri)
 Pemeriksaan darah lengkap

Tatalaksana

 Non Medika Mentosa :


- Sering berjemur di bawah jam 9 pagi
- konsumsi vitamin D dan kalsium (susu, teri, keju), bagus susu bubuk daripada SKM
- Berhenti merokok, minum alcohol, dan mengangkat beban berat
- Membatasi asupan natrium sampai 3 g/hari untuk meningkatkan reabsorpsi kalsium di
tubulus ginjal
- Latihan fisik secara teratur
- Dapat menggunakan ortosis, tongkat, atau alat bantu berjalan untuk orang tua yang
terganggu keseimbangannya
 Medika Mentosa :
- Allendronat 10 mg/hari
- Kalsium karbonat 500 mg 2-3 kali/hari per oral
- SERM (Selective Estrogen Receptor Modulators): Raloksifen  Kontraindikasi kehamilan
- Bisfosfonat
 Terapi bedah

Carpal Tunnel Syndrome (CTS)


Anamnesis

 Lebih sering terjadi pada wanita


 Nyeri menjalar (bermasalah di saraf)
 Pasien mengeluhkan nyeri dan/atau kesemutan pada daerah yang di persarafi N. Medianus
 Nyeri bersifat seperti terbakar, ditusuk-tusuk, atau baal terutama dimalam hari
 Penurunan kekuatan mencengkram
 Ibu jari melemah
 Terasa bengkak walaupun ada atau tidak terlihat bengkak
 Untuk mengurangi keluhan yang dialami, terkadang pasien mengeluhkan harus menggerak-
gerakkan lengan atau menggantung lengan di sisi tempat tidur
 Faktor pekerjaan yang melakukan gerakan mengetuk atau flexi dan ekstensi pergelangan tangan
yang berulang-ulang seperti: Sekretaris yang sering mengetik, pekerja kasar yang sering
mengangkat beban berat, dan pemain music terutama pemain piano, dll.

Pemeriksaan Fisik

 Memperlihatkan tanda dari beberapa tes provokasi:


- Tanda Tinel: dimunculkan dengan melakukan perkusi pada N. Medianus. Bila ada nyeri
menjalar atau parestesia tes positif
- Tes Phalen: dilakukan dengan menahan pergelangan tangan dalam posisi flexi selama 60
detik.
- Flick’s sign: pasien diminta untuk menggerakkan jarinya atau mengibaskan tangannya jika
keluhan berkurang atau hilang
- Thenar Wasting: pada inspeksi dan palpasi didapatkan atrofi otot-otot thenar
- Pressure test: n. medianus ditekan di canalis carpi dengan ibu jari, jika 120 detik timbul
gejala maka tes positif
- Luthy’s sign atau Bottle’s sign: pasien diminta untuk melingkarkan ibu jari dan telunjuknya
pada botol atau gelas. Jika kulit penderita tidak menyentuh gelas dengan rapat maka tes
positif

Dari beberapa pemeriksaan provokasi diatas, Tinel sign dan Phalen test adalah tes yang
tepat untuk CTS.
 Pada kasus kronis, terdapat atrofi otot-otot thenar, terutama pada M. Abductor Pollicis Brevis
 Obesitas
 Wanita hamil

Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan EMG
 Pemeriksaan radiologi: X-ray pergelangan tangan, USG, dan MRI
 Pemeriksaan laboratorium: kadar gula darah, darah lengkap, atau kadar hormone tiroid

DD

PPT dr. Citra:

 Tendonitis
 Tenosynovitis
 Diabetic Neuropathy
 Kienbock’s disease
 Compression of the median nerve at the elbow

Tata Laksana

 Tata laksana konservatif: imobilisasi sementara pergelangan tangan menghindari menggerakkan


unsur jari (dalam bekerja) untuk beberapa minggu.
Tujuannya untuk mengurangi tekanan dari edema pada terowongan karpal. Jika edema
disebabkan inflamasi, maka efektif jika dilakukan injeksi steroid ke dalam kanal karpal. Akan
tetapi injeksi steroid biasanya hanya mampu mengurangi keluhan untuk sementara.

PPT dr. Citra:


- General measure
- Wrist splints

- Oral medication
- Local Injection
- Terapi ultrasound
 Tata laksana definitive: dilakukan melalui pembedahan terbuka atau artroskopi untuk
melonggarkan ligamentum carpal transversal.
Jika penyebabnya adalah ganglion dan lipoma maka dilakukan tindakan pembedahan untuk
mengangkatnya

Anda mungkin juga menyukai