Anda di halaman 1dari 156

Blueprint UKMPPD OSCE

• Area Kompetensi-1: Anamnesis


• Area Kompetensi-2: Pemeriksaan fisik
• Area Kompetensi-3:Melakukan tes/ prosedur klinik atau interpretasi data penunjang
• Area Kompetensi-4: Penegakan diagnosis dan diagnosis banding
• Area Kompetensi-5: Tatalaksana non farmakoterapi
• Area Kompetensi-6: Tatalaksana farmakoterapi
• Area Kompetensi-7: Komunikasi dan atau edukasi
• Area Kompetensi-8: Perilaku profesional

Contoh Naskah UKMPPD OSCE

Seorang pria 21 tahun datang dengan keluhan mulut merot

1. Lakukan anamnesis
2. Lakukan pemeriksaan fisik dan penunjang
3. Sebutkan diagnosis dan diagnosis banding
4. Tuliskan resep bagi pasien
5. Berikan tatalaksana nonfarmakologi dan edukasi bagi pasien

Sistem Penilaian UKMPPD OSCE

Penilaian UKMPPD OSCE mengunakan sistem Borderline Regression Methods, dimana terdapat 2 elemen
penting penilaian ujian:
1. Penilaian Actual Mark
Adalah penilaian objektif penguji terhadap tindakan peserta berdasarkan 8 area kompetensi sesuai
template rubrik yang disediakan. Penilaian berskala 0 - 3
2. Penilaian Global Rating
Adalah penilaian penguji terhadap pembawaan diri dan performance peserta apakah peserta layak
menjadi dokter dengan ilmu dan skill yang dimilikinya. Penilaian berskala tidak lulus, borderline,
lulus dan superior
RUBRIK PENILAIAN UKMPPD OSCE ACTUAL MARK
RUBRIK PENILAIAN UKMPPD OSCE ACTUAL MARK
AREA KOMPETENSI 1: ANAMNESIS

Anamnesis selalu diawali dengan Rapporting yaitu membina suasana nayaman, kemudian diikuti
dengan identitas pribadi
Anamnesis selalu menggunakan pertanyaan terbuka
Anamnesis harus selalu meliputi 8 aspek, yaitu:
1. Keluhan Utama dan telaah
2. Keluhan tambahan dan telaah
3. RPT
4. RPO dan efek setelah makan obat
5. Riwayat penyakit keluarga
6. Kebiasaan
7. Status Gizi
8. Lingkungan dan sosioekonomi

Jika pada lembar soal UKMPPD OSCE tidak ada instruksi untuk melakukan anamnesis, maka
peserta boleh meminta resume rekam medik kepada penguji.

AREA KOMPETENSI 2: PEMERIKSAAN FISIK

1. Melakukan informed consent


2. Melakukan cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan (WAJIB)
3. Melakukan pemeriksaan fisik dengan memperhatikan kenyamanan pasien
4. Jika peserta melakukan pemeriksaan fisik, tetapi penguji tidak menyampaikan hasilnya,
berarti ada dua kemungkinan. Peserta melakukan pemeriksaan dengan prosedur yang
tidak benar atau peserta melakukan pemeriksaan yang tidak diperlukan
5. Melakukan cuci tangan setelah melakukan pemeriksaan (WAJIB)
6. Menyampaikan resume hasil pemeriksaan pada pasien dengan bahasa sederhana

AREA KOMPETENSI 3: PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Peserta menyebutkan pemeriksaan penunjang dengan JELAS


Contoh:
Darah lengkap, bukan darah rutin
Jika diperlukan pemeriksaan RFT, LFT, AGDA, Urinalisis, Kultur maka peserta
menyebutjkan dengan jelas
Foto thoraks posisi erect proyeksi PA, bukan hanya foto thoraks
Foto cruris tampak 2 sendi proyeksi AP-Lateral, bukan hanya foto rontgen
Pewarnaan BTA direct smear SPS, bukan hanya BTA
2. Peserta menjelaskan interpretasi hasil pemeriksaan pada pasien sebelum meminta
pemeriksaan berikutnya

AREA KOMPETENSI 4: DIAGNOSIS & DIAGNOSIS BANDING

1. Diagnosis harus dinyatakn dengan jelas dan terperinci


Contoh:
Jika diagnosis mengarah ke Bells Palsy, sebutkan “Paresis Nervus VII perifer e.c Bells
Palsy”
Jika diagnosis conjuncivitis, sebutkan “Conjunctivitis bakterialis akut oculi dextra”
Jika diagnosis fraktur, sebutkan “Open fractur grade II o/t Cruris dextra”
2. Diagnosis banding sebutkan sebanyak banyaknya yang terpikirkan dan sesuai.

AREA KOMPETENSI 5-6 : TATA LAKSANA

Tatalaksana non farmakologis berupa tindakan (misal pemasangan infus, hecting, dsb) peserta
HARUS menjelaskan terlebih dahulu alasan melaksanakan tindakan tersebut.
Penulisan resep harus mengikuti format berikut. (lengkap dengan kop resep)
Contoh:
dr. ABC
SIP: 123/456/2015
Tempat, Tanggal-Bulan-Tahun
R/ Amoxycillin 500 mg tab No. XV
S 3 dd tab I
-------------------------------------------- paraf
R/ Paracetamol 125 mg/5ml syr fl I
S 3 dd cth I
------------------------------------------- paraf
R/ Hydrocortison 2,5% cream tube I
S ue
-------------------------------------------- paraf
R/ Chloramphenicol 0,5% eyedrops fl I
S 4 dd gtt I 0.d
------------------------------------------- paraf
//
Pro: Tn XYZ
Usia: ... tahun

AREA KOMPETENSI 7 : KOMUNIKASI EDUKASI

Komunikasi selalu terbuka 2 arah


Sebelum mengakhiri sesi edukasi, peserta harus selalu menanyakan, “Ada yang masih belum
dimengerti, Pak??”. “Kira kira masih ada yang belum jelas, Pak?”

AREA KOMPETENSI 8 : PERILAKU PROFESIONAL

1. Peserta harus mengetahui mana kasus yang emergency dan mana yang tidak emergency.
Jika kasus emergency, maka peserta melakukan tatalaksana awal terlebih dahulu , baru
kemudian melakukan anamnesis
2. Peserta menyebutkan rujuk jika kompetensinya bukan kompetensi 4. Sementara selain
kompetensi 4, maka peserta harus menyebutkan rujuk
Peserta menyebutkan pasien agar kontrol berkala
→ cksoftcdmus -7 Mobious .

( Jofroy
µ
'
SHI way

Rosten back
, serologi → TSI 11-7

_ ÷÷"÷÷>
struma
.

g¥¥¥€hf
TSI

XP enyakit
-

→ 0 bat
4 komplikasi









besi
→ Profit

te-E-r-rfrhn-id.ca
1amya .
} Salah
Pilih
Satu
.
DAFTAR ISI :
1. Eritrasma
2. Tinea Manus
3. Acne vulgaris
4. Herpes Zoster
5. Scabies
6. CLM
7. Pedikulosis kapitis
8. Dermatitis Seborhoik
9. Dermatitis Kontak Alergi ec. Sendal jepit
10. Urtika akut
a.
b.
c.
d.
e.
f.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
(oleskan dan diamkan 12 jam, cuci)

2. Boleh juga diberi


R/malathion 0,5% lotion No.I
Sue
M
U
S
K
U
L
O
S
K
E
L
E
T
A
L
Station Musculoskeletal
Judul Osteoarthritis
Kompetensi 3A

Skenario:
Seorang perempuan 58 tahun datang dengan keluhan nyeri lutut
ANAMNESIS
KU : Sudah berapa lama dialami?
Apakah rasa nyeri dialami di kedua lutut atau hanya salah satu saja?
Apakah nyeri dialami sepanjang hari ataukah hilang timbul?
Apakah nyeri semakin memberat saat pagi hari? Saat aktivitas?
Apakah ada yang menyebabkan rasa nyeri berkurang? Saat beristirahat?
Berapa lama nyeri akan hilang setelah bangun pagi?
Apakah ada keluhan nyeri berpindah pindah di sendi lain?
KT : Bagaimana dengan sendi kecil? Apakah terasa nyeri seperti di ujung ruas jari?
Apakah nyeri berkaitan dengan makanan makanan tertentu?
Apakah ada demam atau bengkak di lutut?
RPO: Apakah sudah pernah berobat? Alergi obat?
RPT: Apakah ada kegemukan? Apakah ada riwayat trauma atau terjatuh di lutut?
Pekerjaan : sering mengangkat benda berat?
PEMERIKSAAN FISIK
1. Menilai tanda vital
2. Pemeriksaan generalisata : kepala, thorax, abdomen, ext atas
3. Pemeriksaan lokalisata :
a. Look : lutut, adakah bengkak, merah
b. Feel : lutut, adakah krepitasi
c. Move : nilai range of motion dengan goniometri
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto genu AP lateral: nilai osteofit
DIAGNOSIS
OA genu (dextra/sinistra)
Dd/ Epicondilitis
Dd/ lesi lemniscus medialis lateralis
Dd/ Rheumatoid arthritis
Dd/ Osteoporosis
PENATALAKSANAAN FARMAKOTERAPI
1. Analgetik/NSAID
R/ Diclofenac 25 mg tab No X
S 2 dd tab I
-----------------------------------------oxo
2. Simptomatik
R/ Glucosamine 400 mg tab No X
S 1 dd tab I
-----------------------------------------oxo
PENATALAKSANAAN NON FARMAKOTERAPI
Tidak ada
EDUKASI
Kompres hangat
Mengurangi berat badan
Memakai pelindung lutut
PERILAKU PROFESIONAL
Informed consent
Cuci tangan sbeleum dan sesudah pemeriksaan
Jika tidak membaik, dapat dirujuk ke Sp.OT
Station Musculoskeletal
Judul Muscle Sprain
Kompetensi 4A

Skenario:
Seorang atlet sepak bola 22 tahun datang dengan keluhan nyeri dan keram pada tumit kiri
ANAMNESIS
KU : Sudah berapa lama dialami? Apakah hanya di satu bagian saja atau keduanya?
Apakah baru saja mengalami trauma?
Bagaimana mekanisme trauma? Apakah terjatuh? Ditendang? Keseleo?
KT : Apakah masih bisa digerakkan? Sulit digerakkan
Apakah kaki terasa kebas?
RPO: Apakah sudah coba diobati?
RPT: -
PEMERIKSAAN FISIK
1. Menilai tanda vital
2. Pemeriksaan generalisata : kepala, thorax, abdomen, ext atas
3. Pemeriksaan lokalisata :
a. Look : pada tumit (ankle joint) apakah ada deformiitas, warna sianosis
b. Feel : lutut, adakah krepitasi, nyeri tekan, menilai Neurovaskular distal
c. Move : gerakan aktif, pasif, nilai range of motion dengan goniometri
4. Pemeriksaan khusus : Melakukan Thompson Test
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto heel joint AP oblique (dextra/sinistra)
DIAGNOSIS
Muscle Sprain
Dd/ Ruptur tendon achilles
Dd/ Dislokasi ankle joint
Dd/ Arthralgia
PENATALAKSANAAN FARMAKOTERAPI
NSAID
R/ Asam Mefenamat 500 mg tab No X
S prn tab I
-----------------------------------------oxo
PENATALAKSANAAN NON FARMAKOTERAPI
Melakukan kompres dingin pada ankle joint
Melakukan elevasi dengan prinsip bandaging (ankle wrapping)
Memposisikan ankle joint dan kaki berada dalam keadaan dorsofleksi
Memegang elastic bandage dengan benar
Membalut bagian bawah betis
Membalut bagian proksimal kaki
Mengaitkan ujung elastic bandage
EDUKASI
Kompres
Mengurangi gerakan pada daerah yang mengalami trauma
Istirahat dengan berbaring dan tumit sedikit lebih ditinggikan (sanggah dengan bantal)
PERILAKU PROFESIONAL
Informed consent
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
Station Musculoskeletal
Judul Fraktur Cruris Tertutup
Kompetensi 3A

Skenario:
Seorang pria 21 tahun datang dengan keluhan tungkai kiri sulit digerakkan
ANAMNESIS
KU : Sudah berapa lama dialami? Lokasi?
Apakah baru saja mengalami trauma?
Bagaimana mekanisme trauma? Apakah terjatuh? Ditabrak? Tertimpa benda berat?
KT : Apakah disertai dengan luka terbuka di kulit?
Apakah kaki terasa kebas dan nyeri?
RPO: Apakah sudah coba diobati? Sudah dilakukan pertolongan pertama sebelumnya>
RPT: -
PEMERIKSAAN FISIK
1. Menilai tanda vital
2. Pemeriksaan generalisata : kepala, thorax, abdomen, ext atas
3. Pemeriksaan lokalisata :
a. Look pada betis adakah jejas, luka terbuka, ukurannnya, kedalam luka, degloving skin,
deformitas, perdarahan aktif
b. Feel lutut, adakah krepitasi, nyeri tekan, Menilai neurovaskular distal (cek pulsasi arteri
dorsalis pedis, tibia posterior), Nilai capillary refill time
c. Move, gerakan aktif dan pasif, nilai range of motion
4. Pemeriksaan khusus : Melakukan Thompson Test
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto cruris sinistra AP Lateral
Nilai lokasi fraktur (1/3 proksimal, medial atau distal)
Nilai garis fraktur komplit atau inkomplet
Nilai konfigurasi fraktur (segmented, transverse, oblique, cominutive)
Nilai apakah terjadi angulasi
DIAGNOSIS
Closed fracture o/t 1/3 medial tibia sinistra
PENATALAKSANAAN FARMAKOTERAPI
NSAID
R/ Asam Mefenamat 500 mg tab No X
S prn tab I
-----------------------------------------oxo
Atau
R/ Ketorolac amp No I
S pro inj
----------------------------------------oxo
PENATALAKSANAAN NON FARMAKOTERAPI
Jika terdapat luka terbuka, melakukan pembersihan luka terlebih dahulu
Memastikan perdarahan aktif sudah berhasil dikendalikan (dengan balut tekan, atau
situational suture jika perlu)
Melakukan pembidaian (splinting) dengan kayu bidai atau dengan backslab
Mengukur panjang kayu bidai melebihi 2 sendi proksimal dan distal dari fraktur
Meletakkan 3 potong kayu bidai di sisi medial, lateral dan inferior
Membalut bidai dengan menggunakan elastic bandage dari bagian distal ke proximal
Menanyakan pasien apakah balutan terlalu ketat
Menilai pulsasi arteri dorsalis pedis dan capillary refill time setelah bidai terpasang
Menjelaskan kepada pasien bahwa pemasangan bidai sudah selesai dilakukan
EDUKASI
Mengurangi gerakan pada daerah yang mengalami trauma
Menjelaskan bahwa fraktur perlu dilakukan fiksasi interna atau eksterna di meja operasi oleh
SpOT
Jangan dibawa ke dukun patah atau dioleskan ramuan tradisonal
Menjelaskan komplikasi fraktur yang mungkin terjadi jika dibairkan saja (nonunion, malunion)
PERILAKU PROFESIONAL
Informed consent
Cuci tangan sbeleum dan sesudah pemeriksaan
Merujuk pasien ke SpOT untuk penanganan definitif
Station Musculoskeletal
Judul Fraktur Clavicula
Kompetensi 3A

Skenario:
Seorang pria 21 tahun datang dengan keluhan nyeri pada bahu kanan
ANAMNESIS
KU : Sudah berapa lama dialami?
Apakah baru saja mengalami trauma?
Bagaimana mekanisme trauma? Apakah terjatuh? Ditabrak? Tertimpa benda berat?
KT : Apakah disertai dengan luka terbuka di kulit?
Apakah disertai dengan rasa sesak napas yang semakin lama semakin hebat?
Apakah disertai dengan nyeri saat menarik napas
RPO: Apakah sudah coba diobati? Sudah dilakukan pertolongan pertama sebelumnya?
RPT: -
PEMERIKSAAN FISIK
1. Menilai tanda vital
2. Pemeriksaan generalisata : kepala, abdomen, ext bawah
3. Pemeriksaan lokalisata
a. Look pada bahu adakah ada jejas, luka terbuka, ukurannnya, kedalam luka, degloving
skin, deformitas, perdarahan aktif
b. Feel bahu, adakah krepitasi, nyeri tekan, Menilai neurovaskular distal (cek pulsasi arteri
axillaris, dan radialis), Nilai capillary refill time
c. Move, nilai range of motion shoulder jointy dengan goniometri
d. Memastikan tidak ada tanda tanda tension pneumothorax/flail chest akibat fragmen
fraktur yang merobek pleura (inspeksi, palpasi, ketinggalan bernapas, perkusi dan
sukultasi thorax)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto shoulder joint AP Lateral
Foto Thorax PA
Nilai lokasi fraktur (1/3 proksimal, medial atau distal)
Nilai garis fraktur komplit atau inkomplet
Nilai konfigurasi fraktur (segmented, transverse, oblique, cominutive)
Nilai apakah terjadi angulasi
Interpretasikan hasil foto
DIAGNOSIS
Fraktur Klavikula (dextra/sinistra)
PENATALAKSANAAN FARMAKOTERAPI
NSAID
R/ Asam Mefenamat 500 mg tab No X
S prn tab I
-----------------------------------------oxo
Atau
R/ Ketorolac amp No I
S pro inj
----------------------------------------oxo
PENATALAKSANAAN NON FARMAKOTERAPI
Jika terdapat luka terbuka, melakukan pembersihan luka terlebih dahulu
Memastikan perdarahan aktif sudah berhasil dikendalikan (dengan balut tekan, atau
situational suture jika perlu)
Melakukan “figure of 8 bandaging”
Membalut daerah bahu kanan
Melanjutkan pembalutan ke daerah clavikula kanan
Melanjutkan pembalutan ke daerah clavicula kiri
Membalut daerah bahu kiri
Mengaitkan ujung elastic bandage
ATAU dengan menggunakan mitella

EDUKASI
Mengedukasi pasien agar segera kontrol jika ada sesak napas
Mengurangi gerakan pada daerah yang mengalami trauma
Menjelaskan bahwa fraktur perlu dilakukan fiksasi interna atau eksterna di meja operasi oleh
SpOT
Jangan dibawa ke dukun patah atau dioleskan ramuan tradisonal
Menjelaskan komplikasi fraktur yang mungkin terjadi jika dibairkan saja (nonunion, malunion)
PERILAKU PROFESIONAL
Informed consent
Cuci tangan sbeleum dan sesudah pemeriksaan
Merujuk pasien ke SpOT untuk penanganan definitif
Station Muskuloskeletal
Judul Wound Toilet dan Penjahitan Luka
Kompetensi 4A

Skenario:
Seorang pria 20 tahun datang dengan keluhan luka robek pada lengan yang sdh dialami 3 jam
yang lalu
ANAMNESIS
KU : Sudah berapa lama kejadian dan lokasi kejadian(apakah di tempat cukup bersih atau
sangat tercemar)?
Lokasi luka
Menayakan mekanisme trauma (benda apa, kecepatan, kotor atau bersih)?
KT : Tanda-tanda fraktur (nyeri, lebam, penurunan ROM)?
Riw. Imunisasi tetanus
RPT : perdarahan, alergi, dll
RPO: Apa yang sudah dilakukan? Alergi obat?
RPK : riwayat keluarga dengan gangguan perdarahan
PEMERIKSAAN FISIK
1. Menilai tanda vital
2. Pemeriksaan fisik generalisata : kepala, thorax, abdomen, ext bawah
3. Pemeriksaan lokalisata :
a. Look : Menilai luka, menentukan lokasi luka (Antebrachii Dextra), Ukuran, Panjang,
lebar, dan kedalaman luka (6x1x0,5 cm). perdarahan (+)/(-), luka bersih (+)/(-),
deformitas
b. Feel : krepitasi, nyeri tekan, menilai NVD
c. Movement : geral aktif dan pasif, menilai ROM
DIAGNOSIS
Lacerated Wound o/t (R) lower arm (bahasa inggris)
Atau
Vulnus Laceratum o/t antebrachii dextra (bahasa latin)
PENATALAKSANAAN NON FARMAKOTERAPI/TINDAKAN
Inform Consent
Persiapkan alat dan bahan
Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
Melakukan asepsis dengan povidone iodine
Mengambil cairan anestesi dgn prosedur steril
Melakukan anastesi sesuai dgn Panjang luka dengan metode infiltrasi
Melakukan pencucian luka dengan irigasi Nacl 0,9%
Cuci luka dgn H2O2 sampai debris terangkat dan tampak jaringan mati
Cuci luka dgn Povidone Iodine sampai debris terangkat dan tampak jaringan mati
Irigasi dengan Nacl 0,9%
Penghentian perdarahan jika ada
Membuang/menggunting debris dan jaringan nekrosis sampai tampak jaringan yang
viabel/berdarah.
Merapikan tepi luka dengan gunting
Irigasi Nacl 0,9%
Memasang duk steril (jika ada)
Melakukan penjahitan luka dengan metode simple interupted, simpul berada pada tepi dgn
jarak benang 0,5 cm dr tepi luka, benang non absorbable.
Melakukan penjahitan pada seluruh luka dengan jarak 0,5 cm
Membersihkan darah pada lokasi penjahitan dgn kassa Nacl 0,9%
Memakai sofratule jika ada/kassa povidone iodine/gentamicin zalp
Tempel dengan kassa dan plester
Buka handscoon dgn posisi terbalik dan mencuci tgn serta membuang barang dan bahan
habis pakai sesuai dengan tempat sampah medis dan non medis yang disediakan
Menjelaskan kpd pasien bahwa tindakan telah selesai dikakukan.
PENATALAKSANAAN FARMAKOTERAPI
Memberikan Antibiotik dan analgetik oral
R/ Amoxicilin 500 mg tab No. XV
S 3 dd tab 1
---------------------------------------------oxo
R/ Asam mefenamat 500 mg tab No. XV
S 3 dd tab 1 (PC)
---------------------------------------------oxo

Memberikan anti tetanus 250 IU utk luka kotor


R/ Tetanus Immunoglobulin Amp No. I
S pro Inj( im)
----------------------------------------------------oxo
Atau
R/ ATS 1500 IU Amp No II
S pro inj (IM) Skin test
--------------------------------------------------oxo
EDUKASI
Jaga luka tetap bersih dan tidak kena air
Ganti verban 3 hari lagi
Makan makanan berprotein untuk mempercepat penyembuhan luka
Buka jahitan setelah luka baik sekitar 7 hari
PERILAKU PROFESIONAL
Informed consent
Cuci tangan sbeleum dan sesudah pemeriksaan
Buang sampah pd tempat yg telah disediakan

Trauma tumpul
Luka lecet : vulnus excoriativum atau excoriated wound
Luka robek : vulnus laceratum atau lacerated wound

Trauma tajam
Luka sayat : vulnus incisivum/scissum atau incised wound
Luka tusuk : vulnus punctum atau puncture wound
Station Musculoskeletal
Judul Lipoma
Kompetensi 4A

Skenario:
Seorang pria 21 tahun datang dengan keluhan benjolan tidak nyeri di lengan bawah kanan
ANAMNESIS
KU : Sudah berapa lama dialami? Lokasi? Ada nyeri? Apakah benjolan cepat membesar?
KT : apakah ada trauma?
RPO: Apakah sudah coba diobati? Sudah dilakukan pertolongan pertama sebelumnya?
RPT: apakah pernah seperti ini sebelumnya?
RPK : apakah ada keluarga yang
PEMERIKSAAN FISIK
1. Menilai tanda vital
2. Pemeriksaan generalisata : kepala, abdomen, ext bawah
3. Pemeriksaan lokalisata : lokasi, konsistensi, permukaan, mobilitas, banyak/batas, nyeri
tekan, ukuran
DIAGNOSIS
Lipoma o/t antebrachii dextra
PENATALAKSANAAN FARMAKOTERAPI
R/ Amoxicilin 500 mg tab No. XV
S 3 dd tab 1
---------------------------------------------oxo
R/ Asam mefenamat 500 mg tab No. XV
S 3 dd tab 1 (PC)
---------------------------------------------oxo
PENATALAKSANAAN NON FARMAKOTERAPI
Inform Consent
Persiapkan alat dan bahan
Menentukan batas lipoma
Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
Melakukan asepsis dengan povidone iodine
Melakukan anastesi sesuai dgn luas lipoma dengan metode infiltrasi
Insisi pada kulit diatas lipoma
Membebaskan lipoma dengan jaringan sekitar dengan menggunakan klem bengkok
Memotong lipoma dari jaringan sekitar
Penghentian perdarahan jika ada
Memastikan seluruh bagian lipoma sudah terangkat
Melakukan penjahitan luka dengan metode simple interupted, simpul berada pada tepi dgn
jarak benang 0,5 cm dr tepi luka, benang non absorbable.
Melakukan penjahitan pada seluruh luka dengan jarak 0,5 cm
Membersihkan darah pada lokasi penjahitan dgn kassa Nacl 0,9%
Memakai sofratule jika ada/kassa povidone iodine/gentamicin zalp
Tempel dengan kassa dan plester
Buka handscoon dgn posisi terbalik dan mencuci tgn serta membuang barang dan bahan
habis pakai sesuai dengan tempat sampah medis dan non medis yang disediakan
Menjelaskan kpd pasien bahwa tindakan telah selesai dikakukan.
EDUKASI
Jaga luka tetap bersih dan tidak kena air
Ganti verban 3 hari lagi
Makan makanan berprotein untuk mempercepat penyembuhan luka
Buka jahitan setelah luka baik sekitar 7 hari
PERILAKU PROFESIONAL
Informed consent
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
Buang sampah pd tempat yg telah disediakan
Warna urin: tea-cola coloured urine
Protein: +2
Eritrosit: 40-60 sel/LPB
Leukosi: 1-2 sel/LPB

Dx/ Post Streptococcus Glomerulonefritits


DD/
- Syndrome Nefritik
- Syndroma Nefrotik
- Gagal ginjal akut
- Lupus nefropati
Warna urin: kuning jernih
Protein: -
Eritrosit: -
Leukosi: 1-2 sel/LPB
Sedimen: epitel +, Kristal -
Dx/ Prostatitis
DD/
- BPH
- Ca Prostat
- Urethritis





pemeriksaan gram dari secret uretra ditemukan diplococcus gram negative intra dan ekstra
seluler.

Dx/ Uretritis Gonorrhea


DD/
- Uretritis Non GO
- Prostatitis
-
4-OAT
Pirainanid
:[goniatid
.pe#aontiisM
'

it -1 Abseshepar

E) ARY

E)Paracetamol
-

y Ibuprofen 400mg tabnox


Szddtabi Fc
-
f-
Station Kardiologi
Judul Cardiac Arrest ; RJPO
Kompetensi 3B

Skenario:
Seorang laki-laki, 30 tahun, diantar warga ke klinik dikarenakan tidak sadarkan diri setelah tersengat
listrik.

ANAMNESIS
Keluhan utama dan telaah
Sudah berapa lama dialami?
Bagaimana pasien jadi tidak sadarkan diri?

RPT : Penyakit jantung ? hipertensi ?

PEMERIKSAAN FISIK
1. Memeriksa Kesadaran
2. Panggil Bantuan
3. Memeriksa nafas dan nadi karotis (≤10detik)
DIAGNOSIS
Henti Jantung (Cardiac Arrest)
PENATALAKSANAAN NON FARMAKOLOGIS
Melakukan resusitasi jantung paru :
1. Melakukan kompresi dada 30 kali
2. Memeriksa jalan nafas (airway)
3. Memberikan bantuan nafas 2 kali
4. Ulang sebanyak 5 siklus
5. Cek ulang pulsasi karotis
6. Recovery Position jika pulsasi sudah ada
PERILAKU PROFESIONAL
Informed consent
Proteksi diri
Rujuk ke RS
Station Kardiovaskular
Judul Thrombophleibitis
Kompetensi 3A
Skenario:
Seorang wanita datamg dengan keluhan nyeri pada tangan

ANAMNESIS
1. Keluhan utama dan telaah
a. Nyeri pada punggung tangan mana?
b. Sudah berapa lama?
c. Hilang timbul atau terus menerus?
d. Apakah yg memperberat dan memperingan nyeri tangan?
e. Apakah demam? Hilang timbul dan terus menerus? Menggigil?
f. Nafsu makan berkurang ?
2. RPT: pasca rawatan di RS?
3. RPO : obat penurun panas ?
4. RPK : Apakah di keluarga ada yang memiliki keluhan yang serupa?
5. Gizi : 2x sehari , teratur
6. Lingkungan : baik

PEMERIKSAAN FISIK
1. Menilai tanda vital : TD HR RR T dbn
2. Pemeriksaan fisik umum
3. Inspeksi dan palpasi pada region dorsum manus
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin
DIAGNOSIS
Diagnosis: Trombofleibitis o/r dorsum manus
Diagnosis banding :
1. Sellulitis
2. Tendonitis
3. Neuritis
PENATALAKSANAAN NON FARMAKOTERAPI
1. Istirahat
2. Menyarankan meninggkan posisi tangan untuk mengurangi pembengkakan
3. Kompres hangat
4. Pemasangan verban
PENATALAKSANAAN FARMAKOTERAPI
1. Amoksisilin 3x 500 mg atau antibiotic lain spectrum luas
2. Aspirin (asam salisilat) 4 x 325 – 600 mg atau NSAID lain

R/ Amoxisilin tab 500mg No. X


S3 dd tab I
----------------------------------------oxo
R/ Asam Mefenamat tab 500mg No. X
S3 dd tab I
----------------------------------------oxo

EDUKASI
1. Mengajukan pertanyaan terbuka saat anamnesis
2. Mengonsumsi obat teratur
3. Edukasi tentang penyakitnya (penyebab , pengobatan , komplikasi, prognosis, pencegahan )
PERILAKU PROFESIONAL
Informed consent
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
Rujuk
Station Kardiovaskular
Judul Infark miocard akut + Pemasangan EKG
Kompetensi 3B
Skenario:
1. Seorang laki-laki usia 53 tahun datang dengan keluhan nyeri dada

ANAMNESIS
1. Keluhan utama dan telaah
a. Nyeri dada sebelah mana?
b. Dialami sejak?
c. Hilang timbul atau terus menerus?
d. Bagaimana karakteristik nyeri dada? (ditimpa, diremas, disayat, panas, dll)
e. Apakah nyeri menjalar? (leher, punggung, atau lengan?
f. Apakah baru pertama kali dirasakan atau sudah berulang?
g. Apakah yg memperberat dan memperingan nyeri dada? (aktivitas fisik, kondisi
emosional, istirahat)
2. Apakah mual, muntah, keringat dingin, dada berdebar-debar
3. RPT : DM, Dislipidemia, Hipertensi
4. RPO: Obat Anti Hipertensi, obat kolesterol
5. RPK : tidak ada
6. Gizi: 2-3x sehari , teratur
7. Lingkungan : baik
8. Kebiasaan : Merokok

PEMERIKSAAN FISIK
1. Menilai tanda vital
2. Melakukan pemeriksaan generlisata
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Elektrokardiografi
2. Cardiac marker
DIAGNOSIS
Dx: STEMI
Dd.:
• NSTEMI
• Unstable angina

PENATALAKSANAAN NON FARMAKOTERAPI


• Pasang semua komponen/kabel-kabel pada mesin EKG
• Nyalakan mesin EKG
• Baringkan pasien dengan tenang di tempat tidur yang luas.
• Tangan dan kaki tidak saling bersentuhan
• Bersihkan dada, kedua pergelangan kaki dan tangan dengan
• kapas alcohol (kalau perlu dada dan pergelangan kaki dicukur)
• Keempat electrode ektremitas diberi jelly.
• Pasang keempat elektrode ektremitas tersebut pada kedua
• pergelangan tangan dan kaki. Untuk tangan kanan biasanya
• berwarna merah, tangan kiri berwarna kuning, kaki kiri berwarna
• hijau dan kaki kanan berwarna hitam.
• Dada diberi jelly sesuai dengan lokasi elektrode V1 s/d V6.
o V1 di garis parasternal kanan sejajar dengan ICS 4
• berwarna merah
o V2 di garis parasternal kiri sejajar dengan ICS 4
• berwarna kuning
o -V3 di antara V2 dan V4, berwarna hijau
o V4 di garis mid klavikula kiri sejajar ICS 5, berwarna
• coklat
o V5 di garis aksila anterior kiri sejajar ICS 5, berwarna
• hitam
o V6 di garis mid aksila kiri sejajar ICS 5, berwarna ungu
• Pasang elektrode dada dengan menekan karet penghisap.
• Buat kalibrasi
• Rekam setiap lead 3-4 beat (gelombang), kalau perlu lead II
• panjang (minimal 6 beat)
• Kalau perlu buat kalibrasi setelah selesai perekaman
• Semua electrode dilepas
• Jelly dibersihkan dari tubuh pasien
• Beritahu pasien bahwa perekaman sudah selesai
• Matikan mesin EKG
• Tulis pada hasil perekaman : nama, umur, jenis kelamin, jam,
• tanggal, bulan dan tahun pembuatan, nama masing-masing lead
• serta nama orang yang merekam
• Bersihkan dan rapikan alat

PENATALAKSANAAN FARMAKOTERAPI
Nasal canul 4l/i 1. Oksigen nasal canul 4l/i
2. Nitrogliserin 0,3-0,4 mg atau ISDN 5 mg,
Nitrogliserin : 0,3-0,4 mg, ISDN: 5 mg diberikan sublingual, dapat diulangi 3 kali
Loading : 165-320mg (2-4 tab) tiap 3-5 menit
3. Aspirin tab 165-320mg (2-4 tab), dikunyah
Loading : 300 mg 4. Clopidogrel tab 300 mg, ditelan
5. Morfin 1-5 mg IV((bila gejala tidak
Bila 3 kali nitrat tidak berhasil berkurang dengan nitrat)
Dosis: 1-5 mg IV R/ ISDN tab 5mg No. I
Sprn
----------------------------------------oxo
R/ Aspirin tab 80mg No. IV
SI dd tab IV
----------------------------------------oxo
R/ Clopidogrel tab 75mg No. IV
SI dd tab IV
----------------------------------------oxo

EDUKASI
1. Mengajukan pertanyaan terbuka saat anamnesis
2. Modifikasi gaya hidup (olahraga teratur 3-4 kali seminggu, diet)
3. Mengonsumsi obat teratur
4. Edukasi tentang penyakitnya (penyebab , pengobatan , komplikasi, prognosis, pencegahan )
PERILAKU PROFESIONAL
• Informed consent
• Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
• Rujuk ke spesialis kardiologi untuk terapi reperfusi
Station Kardiovaskular
Judul Intubasi
Kompetensi 3A
Skenario:
Seorang laki-laki usia 20 tahun datang dibawa polisi dengan kondisi tidak sadarkan diri setelah
mengalami kecelakaan lalu lintas
ANAMNESIS
1. Keluhan utama dan telaah
a. Sudah berapa lama
b. Kronologis kejadian

PEMERIKSAAN FISIK
1. Memeriksa Airway : stridor? Trauma maksilofasial berat? edema laring?
2. Memeriksa breathing : apnu? Hipoksia?
3. Memeriksa sirkulasi :
4. Memeriksa disabiliti : GCS dibawah 8?
5. Memeriksa exposure :

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah lengkap, AGDA , foto thoraks, EKG (dilakukan setelah resusitasi pada primary survey)

DIAGNOSIS
Diagnosis : Tergantung kasus
PENATALAKSANAAN NON FARMAKOTERAPI

1. Sebelum melakukan intubasi , dilakukan Ventilasi Tekanan Positif (VTP) O2 100% dengan tujuan
untuk mencegah HIPOKSIA, caranya dengan:

o 2 jari berada di atas sungkup muka, menekan sungkup muka ke bawah


o 3 jari lain berada di Ramus Mandibula, mengangkat mandibula ke atas
o Dengan gerakan yang lembut, kantung AMBU Bag ditekan sampai dada terangkat
o VTP dilakukan sampai pasien tidak hipoksia lagi yang bisa dilihat dari Saturasi O2 yang
baik atau tidak ada tanda sianosis di sentral maupun perifer
o Apabila dada tidak terangkat maka dilakukan manuver jalan nafas kembali untuk
membuka nafas
o Gunakan laringoskopi untuk intubasi
o Laringoskop dinyalakan
o Buka mulut dengan tangan kanan, gerakan jari menyilang (ibu jari menekan mandibula
ke bawah, jari telunjuk menekan maksila ke atas)
o Pegang laringoskop dengan tangan kiri
o Masukkan mulai dari sisi kanan kemudian menyingkirkan lidah ke kiri
o Cari epiglotis. Tempatkan ujung bilah laringoskop di valekula (pertemuan epiglotis dan
pangkal lidah)
o
o Angkat epiglotis dengan elevasi laringoskop ke atas (jangan menggunakan gigi seri atas
sebagai tumpuan!!!) untuk melihat plica vocalis
o Bila tidak terlihat, minta bantuan asisten untuk melakukan BURP Manuver (Back, Up,
Right Pressure) pada cartilago cricoid sampai terlihat plica vocalis

o
o Masukkan ET sampai ujung proksimal cuff ET melewati plica vocalis
o Kembangkan cuff ET secukupnya (sampai tidak ada kebocoran udara)

o Cek dengan cara memberikan VTP. Pada pasien cek dengan auskultasi menggunakan
stetoskop, bandingkan suara nafas paru kanan sama dengan paru kiri
o Setelah pasti diletakkan di trakea, pasang OPA supaya tidak tergigit oleh pasien
o Fiksasi supaya tidak lepas = mulai dari sisi sebelah atas kemudian memutar dan
menyilang ke sebelah bawah. sambung selang ETT dengan sumber Oksigen

PENATALAKSANAAN FARMAKOTERAPI
1. NRM 10-15 l/i
2. Pemasangan intubasi
EDUKASI
Tidak ada
PERILAKU PROFESIONAL
Informed consent
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
Rujuk spesialis bedah
Station Kardiovaskular
Judul Gagal Jantung Kronik
Kompetensi 3A
Skenario:
Seorang laki-laki usia 63 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas

ANAMNESIS
1. Keluhan utama dan telaah
a. Sesak nafas dialami sejak?
b. Apakah sesak nafas terus menerus atau hilang timbul?
c. Apakah yang memperberat dan memperingan sesak nafas?
d. Apakah memberat ketika aktivitas? (aktivitas bagaimana yang memicu sesak)
e. Apakah memberat ketika posisi terlentang?
f. Apakah pernah terbangun pada malam hari dikarenakan sesak nafas?
2. Apakah mudah lelah, batuk, kaki bengkak
3. RPT : DM, Dislipidemia, Hipertensi, PJK, Penyakit jantung bawaan
4. RPO: Apakah sudah berobat? Alergi obat?
5. RPK : Apakah di keluarga ada yang memiliki keluhan yang serupa?
6. Gizi: Bagaimana pola makan pasien? Kolesterol?
7. Lingkungan :
8. Kebiasaan : Merokok?

PEMERIKSAAN FISIK
1. Menilai tanda vital
2. Melakukan pemeriksaan kepala perhatikan anemia
3. Melakukan pemeriksaan leher pemeriksaan tekanan vena jugularis
4. Melakukan pemeriksaan toraks
Jantung iktus kordis (ke lateral?), batas jantung (melebar?), auskultasi jantung (S3 gallop?)
Paru auskultasi paru (ronkhi basah basal?)
5. Melakukan pemeriksaan abdomen asites? Hepatomegali? Hepatojugular refleks?
6. Melakukan pemeriksaan ektremitas pitting edema?
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. X-ray toraks kardiomegali? Edema paru?
2. Elektrokardiografi Hipertrofi?
DIAGNOSIS
Diagnosis : Congestive Heart Failure atau Gagal Jantung Kronik NYHA I/II/III/IV
Diagnosis banding :
Kor Pulmonum Kronik
PPOK
PENATALAKSANAAN NON FARMAKOTERAPI
1. Posisi pasien semifowler
2. Terapi oksigen

PENATALAKSANAAN FARMAKOTERAPI
1. Furosemide 1x40mg
2. Captopril 3x12,5mg

R/ Furosemide tab 40mg No. V


S1 dd tab I
----------------------------------------oxo
R/ Captopril tab 12,5 mg No. XV
S3 dd tab I
----------------------------------------oxo

EDUKASI
-
PERILAKU PROFESIONAL
Informed consent
Cuci tangan sebleum dan sesudah pemeriksaan
Rujuk ke dokter spesialis kardiologi
Station Kardiovaskular
Judul Hipertensi Esensial
Kompetensi 4A
Skenario:
Seorang laki-laki usia 61 tahun datang ke praktek anda untuk memeriksakan tekanan darah

ANAMNESIS
1. Keluhan utama dan telaah
Apakah ada memiliki keluhan?
2. RPT : DM, Dislipidemia, Hipertensi, PJK, Penyakit jantung bawaan
3. RPO: Apakah sudah berobat? Alergi obat?
4. RPK : Apakah di keluarga ada yang memiliki keluhan yang serupa?
5. Gizi: Obesitas?Bagaimana pola makan pasien? Kolesterol?
6. Lingkungan :
7. Kebiasaan : Merokok?

PEMERIKSAAN FISIK
1. Menilai tanda vital
2. Pemeriksaan status generalisata
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak ada

Diagnosis : Hipertensi stage I/II


PENATALAKSANAAN NON FARMAKOTERAPI
Tidak ada
PENATALAKSANAAN FARMAKOTERAPI
1. Captopril 3 x 12,5mg, atau
2. Hidroklorotiazid 2 x 25mg

R/ Captopril tab 12.5mg No. XV


S3 dd tab I
----------------------------------------oxo
R/ Hidroklorotiazid tab 25mg No. X
S2 dd tab I
----------------------------------------oxo

EDUKASI
1. Edukasi target IMT normoweight
2. Edukasi pengaturan diet
3. Edukasi olahraga teratur 3-4 kali seminggu, 30 menit, teratur
4. Edukasi minum obat teratur
5. Edukasi memeriksakan TD secara berkala
6. Edukasi penyakit
PERILAKU PROFESIONAL
Informed consent
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
N
E
U
R
O
L
O
G
I








Istirahat yang cukup, kurangi aktivitas fisik berlebihan


Hindari posisi membungkuk dan mengangkat barang/ posisi yang memperpanjang leher saat
mengambil barang yang letaknya tinggi
Hindari perubahan posisi kepala yang cepat dan ekstrim
Bangunlah secara perlahan dan duduk terlebih dahulu sebelum berdiri dari tempat tidur








Istirahat yang cukup, kurangi aktivitas fisik berlebihan


Menghindari makanan seperti coklat, keju, MSG atau minuman tinggi kafein








Mengenakan korset
Menghindari angkat beban yang berat secara berlebihan
Mengurangi jongkok








Mengenakan korset
Menghindari angkat beban yang berat secara berlebihan
Mengurangi jongkok






Mengenakan alas kaki


Mengontrol gula darah
Membersihkan kaki dari kotoran setiap hari
T
H
T
SPESIAL SENSES
OTITIS MEDIA AKUT

o
o

o
o
o
o

o
o

o
o
o
SPESIAL SENSES
PERIKONDRITIS

o
o

o
o

o
o


o
o
o
SPESIAL SENSES
OTITIS EKSTERNA

o
o
o

o
o

o
o



o
o

o
o

o
P
E
D
I
A
T
R
I
TUMBUH KEMBANG
MALNUTRISI

Judul MALNUTRISI DAN KONSELING GIZI


KU Anak terlihat kurus
Anamnesis  Sudah berapa lama?
 Bagaimana pola makan anak? Frekuensi makan? Habis atau tidak?
 Apakah ada keluhan yang membuat kurus? Diare?
 Apakah anak sering sakit ? batuk? Flu? Pucat?
 Apakah anak muntah jika makan?
 Ada tidak gangguan BAB?
 Bagaimana aktivitas anak sehari-hari?
 Riwayat kelahiran anak? Normal, langsung menangis?
 Riwayat pemberian makan dari bayi dan ASI?
 Riwayat tumbuh kembang ?
 Riwayat imunisasi : ?
 RPT: ?
 RPO : saat ini, sebelumnya? Apakah ada alergi obat?
Pemeriksaan fisik - Informed consent
- Cuci tangan
- Pemeriksaan antropometri menurut kurva BB/TB WHO
Sesuaikan usia dan kurva yang digunakan (< 5tahun memakai kurva
WHO)
interpretasikan hasil kurva
- Pemeriksaan vital sign
- Pemeriksaan fisik umum
- Cuci tangan
Penunjang -Pemeriksaan darah lengkap
-Pemeriksaan feses rutin
Diagnosa & DD - Gizi kurang
- Gagal tumbuh
- Gizi buruk
KONSELING GIZI - Sampaikan hasil pemeriksaan status gizi
- Mencari penyebab kurang gizi
- Memberi saran terhadap penyebab kurang gizi
- Memberikan anjuran pemberian makan sesuai umur dan kondisi
anak dan cara menyiapkan makan formula, melaksanakan
anjuran makan dan memilih atau mengganti makanan
- pemberian Vitamin A
- pemberian makanan padat gizi sedikit tapi sering
Komunikasi & Gunakan bahasa yang dimengerti
Edukasi Berikan kesempatan bertanya : “ baik pak/bu, ada yang ingin
bpk/ibu tanyakan ? “ kmudian tanggapi jika ada pertanyaan
Berikan edukasi tentang penyakitnya
Sikap profesional Informed consent setiap melakukan pemeriksaan atau tindakan
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
Kenyamanan pasien diperhatikan
Ucapkan salam , mempersilahkan duduk, ucapan terima kasih
TUMBUH KEMBANG
GASTROENTERITIS PADA ANAK

Judul GE dan Rehidrasi


KU Mencret
Anamnesis  Sejak kapan ? sudah berapa lama?
 Dalam 1 hari, frekuensinya berapa kali ?
 Mencret berisi ampas atau cairan saja? Ataukah ada Lendir dan darah ?
 Apakah anak masih mau makan dan minum? Atau anak terlihat sangat
haus?
 Apakah disertai demam dan mual muntah ?
 Riwayat makan apa sebelumnya?
 Kapan BAK terakhir?
 Apakah anak sempat tidak sadar?
 RPT :
 RPO :
Pemeriksaan fisik - informed consent
- cuci tangan
- pemeriksaan vital sign
- pemeriksaan fisik umum terutama melihat tanda-tanda dehidrasi (mata, bibir,
turgor kulit, akral)
- cuci tangan
Penunjang pemeriksaan feses
Diagnosa & DD Dx : GE + derajat dehidrasi
Tatalaksana PEMASANGAN IV LINE BILA DERAJAT DEHIDRASI BERAT
Farmakologi -Inform consent
-cuci tangan
-pemasangan iv-line sesuai prosedur
- cuci tangan
PENGHITUNGAN CAIRAN REHIDRASI SESUAI DERAJAT DEHIDRTASI

R/ Zinc 20 mg tab No X (dosis sesuai umur)


S1 dd tab I
Tatalaksanan non Berikan oralit dan ASI lebih sering dari biasanya. Anak tidak perlu dipuasakan.
farmakologi Hindarkan makanan yang merangsang dan terlalu pedas.
Komunikasi & Gunakan bahasa yang dimengerti
Edukasi Tetap menjaga intake cairan selama mencret dan muntah
Berikan kesempatan bertanya : “ baik pak/bu, ada yang ingin bpk/ibu
tanyakan ? “ kemudian tanggapi jika ada pertanyaan
Sikap profesional Informed consent setiap melakukan pemeriksaan atau tindakan
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
Kenyamanan pasien diperhatikan
Ucapkan salam , mempersilahkan duduk, ucapan terima kasih
TUMBUH KEMBANG
ASFIKSIA NEONATORUM

Judul RESUSITASI NEONATUS & INTUBASI


KU Bayi lahir tidak langsung menangis
Anamnesis -Apakah kehamilan cukup bulan?
-apakah air ketuban jernih atau tidak bercampur mekonium?
-Apakah bayi menangis atau bernafas kuat ?
-apakah tonus otot bayi baik ?

BILA TIDAK RESUSITASI NEONATUS


Pemeriksaan fisik Penilaian APGAR SCORE
Penunjang Tidak ada
Diagnosa & DD Dx : asfiksia neonatorum berat e.c.
DD :
- HMD
- TTH
- Aspirasi Mekonium

Tatalaksana PROSEDUR RESUSITASI NEONATUS :


-Inform Consent, Cuci tangan, pemakaian proteksi diri
-Hangatkan bayi
-posisikan kepala sedikit ekstensi
-isap lendir dari hidung dan mulut
-keringkan tubuh bayi dan rangsang taktil
-reposisi kepala bayi

- NILAI KEMBALI NAFAS DAN HR


-Bila tidak bernafas berika VTP 20-3- kali selama 30 detik

-NILAI BAYI : NAFAS, KULIT DAN HR


-bila HR < 60x/i VTP dan KOMPRESI DADA
-Bila HR > 60x/i VTP dilanjutkan, KOMPRESI DADA (-)

PROSEDUR INTUBASI TRAKEA:


-inform consent, cuci tangan, pemakaian proteksi diri
-persiapan alat dan bahan
-posisikan pasien
-pemasangan ETT
-pastikan ETT masuk pada trakea, bukan bronkus
-cuci tangan
Komunikasi & Gunakan bahasa yang dimengerti
Edukasi Edukasi berkaita dengan penyakit yang dideritanya
Berikan kesempatan bertanya : “ baik pak/bu, ada yang ingin
bpk/ibu tanyakan ? “ kemudian tanggapi jika ada pertanyaan

Sikap profesional Informed consent setiap melakukan pemeriksaan atau tindakan


Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
Kenyamanan pasien diperhatikan
Ucapkan salam , mempersilahkan duduk, ucapan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai