Anda di halaman 1dari 13

SEMESTER 3 – MODUL 10 (DARAH DAN KEGANASAN)

SKENARIO – 3 
PEMBENGKAKAN LEHER
 
Seorang pasien laki-laki berusia 46 tahun datang praktek dengan keluhan pembengkakan di daerah submandibular,
supraclavicular, axilla, kanan yang muncul selama enam bulan terakhir. Pembengkakan awal di submanidula sebesar kacang
tanah dan secara bertahap meningkat hingga mencapai ukuran sekarang.
Pada pemeriksaan keadaan umum pasien sedang. Tidak ada gejala demam, batuk sesekali, atau penurunan berat badan.
Riwayat medis masa lalu dan riwayat keluarga tidak signifikan.
Pada inspeksi menunjukkan pembengkakan di daerah submandibular, supraclavicular, axilla kanan batas jelas. Kulit di
atas pembengkakan sama dengan kulit di sekitarnya. Pada palpasi kanan, konsistensi padat, sedikit nyeri tekan, tidak
berfluktuasi, agak mobile.
Diagnosis klinis limfadenitis tuberkulosis submandibular kanan dipertimbangkan. Diagnosis banding sialadenitis
submandibular kanan, kalsifikasi kelenjar submandibular kanan dipertimbangkan.
Radiografi panoramik dilakukan dan tidak mengungkapkan asal odontogenik dalam kaitannya dengan pembengkakan
(Gambar 3). Tes Mantoux positif. Tidak ada kelainan radiologi paru. Hemoglobin 9,8 gm%, sel darah merah 3,3 juta/cu mm,
sel darah putih total adalah 11.200 sel/cu mm. Laju sedimentasi eritrosit (ESR) meningkat pada jam I 75 mm, jam II 105 mm.
Pemindaian USG menunjukkan lesi nodular hipoekoik pada daerah multipel dengan berbagai A Terdapat sejumlah lesi
kecil dengan sifat yang sama sepanjang vena jugularis kanan, yang menunjukkan limfadenopati. Biopsi aspirasi jarum halus
menjunjukkan banyak limfosit kecil dan besar. Debris nekrotik, bergranula halus eosinofilik, bercak kebiruan, sel epiteloid, dan
giant cell.
Step 1 Terminologi
• Tidak berfluktuasi, tidak terjadi keseimbangan
• Limfadenitis, adalah peradangan atau pembesaran kelenjar getah bening akibat infeksi/inflamasi
• Tes mantoux, tes yang mendiagnosis penyakit TB
• Sialadenitis, peradangan pada kelenjar saliva
• Odontogenik, infeksi yang paling sering terjadi didaerah orofasil
• Eosinofilik, adalah salah satu jenis sel darah putih dalam tubuh yang bertugas untuk melawan
parasit dan memunculkan alergi
• Laju sedimentasi eritrosit, sebuah pemeriksaan yang bertujuan untuk pengukur seberapa cepat
eritrosit menggumpal
• Debris nekrotik, jaringan/lapisan sel yang mati
• Lesi nodular hipoekoik, adanya bayangan yg lebuh gelap dibandingkan jaringan disekitar
• Sel epiteloid, sebuah gambaran khas yg terjadi dalam tubuh
Step 2 Identifikasi masalah
• Seorang pasien laki-laki berusia 46 tahun dengan keluhan Pembengkakan di daerah
submandibular, Supraclavicula, dan axila
• Pembengkakan membesar secara bertahap
• Pada palpasi kanan konsistensi padat, sedikit nyeri tekan, tidak berfluktuasi dan agak
mobile
• Tes mantoux positif, tidak ada kelainan pada radiologi paru-paru
• Laju sedimentasi meningkat
• Hb 9,8 gm%, eritrosit 3,3 juta/cu mm, sel darah putih 11.200 sel/cu mm.
• Pemindaian USG menunjukkan lesi nodular hipoekoik
• Biopsi aspirasi jarum halus menunjukkan banyak limfosit kecil dan besar. Debris
nekrotik, bergranula halus eosinofilik, bercak kebiruan, sel epiteloid, dan giant cell.
Step 3 Analisa masalah
• Apa penyebab pembengkakan di daerah submandibularis?
Terjadi bentuk kinerja dari kelenjar getah bening/ kelenjar lymph dan menandakan tubuh terserang suatu virus/bakteri
• Apa penyebab terjadinya limfadenitis?
Disebabkan karena infeksi berbagai macam mikroorganisme, salah satu contoh mycobacterium tuberculosis
• Berapa kadar eritrosit, leukosit dan ESR normal?
Eritrosit: laki: 4,2-6,4 juta/um. Leukosit , ESR: <10 mm/jam
• Mengapa pada tes mantoux positif tetapi tidak ada kelainan pada radiologi paru?
Memungkinkan adanya tb namun tidak ada diparu
• Pada USG apa saja yang dilihat pada kasus pasien tsb?
Untuk melihat kemungkinan adanya dari penyakit lain: paru-paru
• Perbedaan antara limfadenitis dengan sialadenitis?
Limfadenitis: peradangan kelenjar lymph akibat infeksi/inflamasi, sialadenitis: terjadinya infeksi di sal. Kelenjar air liur yg mengakibatkan
peradanagn/penyumbatan
• Gejala dari limfadenitis?
Pembengkakan yg terjadi pada daerah ketiak, leher dan selangkangan tnpa ada rasa sakit, gejala tambahan demam, berkeringan berlebihan,
kehilangan nafsu makan, penurunan BB, kulit gatal, lelah.
• Apa kegunaan dari biopsi aspirasi jarum halus?
Memastikan diagnosis pada pembengkakan pada pasien
Step 4 mapping concept
Pembengkakan Pemb.
Pemb. Axilaris
submandibular supraclavicular

Pemeriksaan Biopsi
USG; lesi aspirasi;
laboratorium; tes nodular
mantoux ++, hb debris
hipoekoik nekrotik,
9,8, eritrosit
menurun, leukosit giant cell, sel
meningkat, LED bergranula
meningkat. eosinofil

Limfadenitis TB
Step 5 Learning objective
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan
• Definisi limfadenitis tb
• Patogenesis limfadenitis tb-reaksi hipersensitivitas type berapa?
Jlaskan.
• Patofisiologi limfadenitis tb
• Pemeriksaan penunjang limfadenitis tb
• Diagnosis dan diferensial diagnosis limfadenitis tb
Definisi limfadenitis Tuberculosis
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis complex (MTBC) yang menyerang paru-paru dan berbagai
organ. Manifestasi ekstraparu yang paling sering adalah limfadenitis TB yang merupakan
proses peradangan pada kelenjar getah bening akibat aktivitas MTBC.
Beberapa faktor yang menyebabkan tuberkulosis ekstraparu antara lain faktor
sosiodemografis, riwayat kontak dengan pasien tuberkulosis, riwayat imunisasi Bacillus
CalmetteGuérin (BCG), dan riwayat tuberkulosis paru atau ektraparu sebelumnya.
Limfadenitis tuberkulosis (TB) merupakan TB ekstraparu yang paling sering ditemukan
dan paling banyak terdapat pada kelenjar di daerah leher. Limfadenitis sering disebabkan
oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan Mycobacterium non tuberculosis (MNT)
tetapi jarang dilakukan isolasi kedua jenis bakteri tersebut. Limfadenitis TB ini perlu
dibedakan dari limfadenopati oleh karena penyebab lain misalnya limfadenitis yang
disebabkan oleh MNT berkaitan dengan perbedaan dalam regimen terapinya
2. Patogenesis limfadenitis tb-reaksi hipersensitivitas type berapa?
Patofisiologi limfadenitis tb
Patofisiologi
Peningkatan ukuran kelenjar getah bening dapat disebabkan oleh hal-
hal berikut:
• Perbanyakan sel dalam nodus, termasuk limfosit, sel plasma, monosit,
atau histiosit
• Infiltrasi sel dari luar nodus, seperti sel ganas atau neutrofil
• Pengeringan infeksi (misalnya, abses) ke kelenjar getah bening lokal
Diagnosis Dan Diferensial Diagnosis
Limfadenitis tb
Diagnosis tuberkulosis
• Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak)
• Pemeriksaan patologi anatomi (PA)
• Rontgen dada (thorax photo)
• Uji tuberkulin.
Diagnosis TB Ekstra Paru
Gejala dan keluhan tergantung organ yang terkena, misalnya kaku kuduk pada Meningitis TB, nyeri dada pada TB
pleura (Pleuritis), pembesaran kelenjar limfe superfisialis pada limfadenitis TB dan deformitas tulang belakang
(gibbus) pada spondilitis TB dan lain-lainnya.
Diagnosis pasti sering sulit ditegakkan sedangkan diagnosis kerja dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis TB yang
kuat (presumtif) dengan menyingkirkan kemungkinan penyakit lain. Ketepatan diagnosis bergantung pada metode
pengambilan bahan pemeriksaan dan ketersediaan alat-alat diagnostik, misalnya uji mikrobiologi, patologi anatomi,
serologi, foto toraks, dan lain-lain.
• Diferensial diagnosis

Anda mungkin juga menyukai