Anda di halaman 1dari 8

PARKINSON

INDI CHAIRUNNISA
406192006
VANIA NINDY SHAFIRA
406192005

KEPANITERAAN KLINIK ILMU GERIATRI


PANTI WERDHA KRISTEN HANA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
Definisi & Klasifikasi
• Penyakit Parkinson  suatu penyakit neurodegeneratif sistem
ekstrapiramidal yang merupakan bagian dari parkinsonism. Secara
patologis ditandai dengan adanya degenerasi ganglia basalis terutama
di substansia nigra pars kompakta yang disertai adanya inklusi
sitoplasmik eosinofilik (lewy bodies).
Secara umum parkinson dibagi menjadi 3 yaitu :
• Parkinson primer
• Parkinson Sekunder
• Sindrom Paraparkinson ( Parkinson’s Plus )
Epidemiologi
• Penyakit tersebut menyerang penduduk dari berbagai etnis dan status sosial
ekonomi
• Rata-rata menyerang penderita pada usia sekitar 60 tahun.
• Penyakit parkinson 1,5 kali lebih sering terjadi pada pria dibandingkan pada
wanita.
• Di Indonesia, diperkirakan sebanyak 876.665 orang dari total jumlah
penduduk sebesar 238.452.952 menderita parkinson. Total kasus kematian
akibat penyakit Parkinson di Indonesia menempati peringkat ke-12 di dunia
atau peringkat ke-5 di Asia, dengan prevalensi mencapai 1100 kematian
pada tahun 2002.
Etiologi
Etiologi penyakit parkinson belum diketahui, tetapi beberapa
keaadaan diidentifikasikan sebagai faktor risiko, seperti:
• Usia
• Genetik
• Faktor lingkungan
• Trauma kepala
• Stres dan depressi
Patofisiologi
• Patofisiologi utama yang menyebabkan gejala motorik kardinal pada
penyakit parkinson adalah deplesi neuron dopaminergik pada substansia
nigra pars kompakta.
• Pada penyakit Parkinson sel-sel neuron di SNc mengalami degenerasi
produksi dopamine  semua fungsi neuron di system saraf pusat (SSP)
 keterlambatan gerak (bradikinesia), kelambatan bicara dan berpikir
(bradikinesia), tremor dan kekakuan (rigiditas). Di dalam otak terdapat
rangkaian kerja sama antara korpus stratum, substansia nigra, dan
thalamus. Apabila rangkaian kerja ini tidak berjalan dengan normal maka
akan timbul gerakan yang tidak dikehendaki (involuntary movement).
Motorik
Manifestasi Klinis
Non-motorik
1. Rigiditas-> Diawali dengan terbatas 1. Disfungsi autonom-> Keringat
pada satu kelompok otot dan berlebihan, air ludah berlebihan,
terutama unilateral atau dapat gangguan sfingter terutama
menyebar dan bilateral. Terjadi inkontinensia
rigiditas “cogwheel” 2. Gangguan afek-> penderita sering
2. Tremor-> Timbul saat istirahat dan mengalami depresi
disebut tremor istirahat. Tremor 3. Ganguan kognitif-> lamban
akan memburuk jika pasien lelah menanggapi rangsangan
dan membaik bila melakukan 4. Gangguan tidur-> penderita
aktivitas. Tremor yang melibatkan mengalami kesulitan tidur (insomnia)
tangan disebut pill rolling yg 5. Gangguan okulomotorius->
mengakibatkan gerakan ritmis ibu pandangan kabur krna
jari dan jari kedua. ketidakmampuan untuk
3. Akinesia/bradikinesia-> mempertahankan kontraksi otot okular.
keterlambatan gerak anggota tubuh 6. Gangguan fungsi pernapasan->
4. Instabilitas postural-> Pasien juga hipoventilasi, aspirasi makanan
cenderung jatuh kedepan (propulsi)
maupun
Reichmann H. keforbelakang
Clinical criteria (retropulsi)
Diagnosis Parkinson Disease. German: Neurodegenerative Dis; 2010;7:284–290 DOI:
10.1159/000314478
Zigmond MJ. Pathofisiology of parkinson. Available at:
https://www.google.co.id/search?q=pathophysiology+of+parkinson+disease+pdf&oq=pathophysiology+of+par&aqs=chr
ome.1.69i57j0l5.12085j0j7&sourceid=chrome&es_sm=93&ie=UTF-8
Access on August 15th 2015
Diagnosis parkinson
Kriteria Diagnosis Penyakit Parkinson Berdasarkan UK
Parkinson’s Disease Society Brain Bank
Bradikinesia ditambah Satu atau lebih Tiga atau lebih
satu atau lebih gambaran berikut mengindikasikan diagnosis gambaran berikut untuk
dari gambaran berikut: alternatif: diagnosis definit Penyakit
  • Riwayat stroke berulang dengan Parkinson:
• Rigiditas muskular progresifitas gejala parkinsonisme yang • Tremor istirahat
• Tremor istirahat bertahap • Onset unilateral
frekuensi 4-6Hz • Riwayat cedera kepala berulang • Gejala sejak onset
• Instabilitas postural • Riwayat ensefalitis menetap secara asimetris
yang tidak • Terapi neuroleptik saat onset gejala • Perjalanan klinis penyakit
disebabkan oleh • Paparan 1 metil-4-phenyl-1,2,3,6-tetra- 10 tahun atau lebih
disfungsi visual hidropiridin (MPTP) • Respin sangat baik (70-
primer, vestibular, • Respon negatif levodopa dosis tinggi 100%) dengan levodopa
serebral, atau • Lebih dari satu anggota keluarga terlibat • Respon levodopa selama 5
proprioseptif • Remisi menetap tahun atau lebih
• Gejala tetap unilateral setelah 3 tahun • Korea hebat yang
• Gejala autonom berat pada tahap dini diinduksi pemberian
• Demensia berat dengan gangguan memori, levodopa
bahasa, dan praksis pada tahap dini
• Krisis okulogirik
• Tanda babinski
• Tanda serebelar
• Tumor serebral atau hidrosefalus
komunikans
Jankovic J. Parkinson’s disease: pada CTand
clinical features scan atau MRI
diagnosis. USA: J Neurol Neurosurg Psychiatry; 2008;
79:368-376.
Tatalaksana parkinson

https://practicalneurology.com/articles/2018-may/
pharmaceutical-treatment-of-parkinsons-disease

Anda mungkin juga menyukai