A. Definisi
Penyakit Parkinson adalah penyakit gangguan saraf kronis dan progresif
yang ditandai dengan gemetar, kekakuan, berkurangnya kecepatan
gerakan, dan ekspresi wajah kosong seperti topeng dengan salvias
berlebihan (Prof Zullies).
B. Etiologi
Parkinson merupakan suatu kondisi neurodegeneratif yang progresif akibat
kematian sel-sel dopaminergik / sel-sel otak pada substansia nigra (Prof
Zullies). Suatu kelompok sel yang mengatur gerakan-gerakan yang tidak
dikehendaki (involuntary). Akibatnya, penderita tidak bisa
mengatur/menahan gerakan-gerakan yang tidak disadarinya. Dan
penyebab kematian sel-sel SNc belum diketahuo dengan pasti tetapi
faktor-faktor yang kemungkinan menjadi penyebab adalah: genetic,
lingkungan, umur, ras, cedera kranioserebal, stress emosional. (Sudoyo
Aru)
Parkinson diklasifikasikan sebagai berikut: (Sudoyo Aru)
1. Primer atau idiopatik
- Penyebab tidak diketahui
- Sebagian besar merupakan penyakit Parkinson
- Ada peran toksin yang berasal dari lingkungan
- Ada peran faktor genetic, bersifat sporadis
2. Sekunder atau akuisita
- Timbul setelah terpajan suatu penyakit/zat
- Infeksi dan paksa infeksi otak (ensefalitis)
- Terpapar kronis oleh toksin
- Efek obat
- Paska strok (vascular)
- Lain-lain: hipotiroid, hipoparatiroid, tumor/trauma otak,
hidrosefalus, bertekanan normal.
3. Sindrom Parkinson plus: timbul bersama dengan gejala neurologi
4. Kelainan degenerative diturunkan (heredode generative disorders)
C. Patofisiologi
Jauh di dalam otak ada sebuah daerah yang disebut ganglia
basalis. Jika otak memerintahkan suatu aktifitas (mis: mengangkat lengan),
maka sel-sel saraf di dalam ganglia basalis akan membantu menghaluskan
gerakan tersebut dan mengatur perubahan sikap tubuh. Ganglia basalis
mengolah sinyal dan mengantarkan pesan ke thalamus, yang akan
menyampaikan informasi yang telah di olah kembali ke cortex otak besar
Keseluruhan sinyal tersebut diantarkan oleh bahan kimia neuro
transmitter sebagai inklus listrik di sepanjang jalur saraf dan di antara
saraf-saraf. Neurotransmitter yang utama pada ganglia basalis adalah
dopamine.
Pada penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis
mengalami kemunduran sehingga pembentukan dopamine berkurang
dengan sel saraf dan otot lainnya juga lebih sedikit. Penyebab dari
kemunduran sel saraf dan berkurangnya dopamine terkadang tidak
diketahui. Penyakit ini cenderung diturunkan, walau terkadang faktor
genetic tidak memegang peran utama.
Kadang penyebabnya diketahui. Pada beberapa kasus, Parkinson
merupakan komplikasi yang sangat lanjut dari ensefalitis karena virus(
suatu infeksi yang menyebabkan peradangan otak). Kasusu lainnya terjadi
jika penyakit degenerative lainnya, obat obatan atau racun mempengaruhi
atau menghalangi kerja dopamine didalam otak. Misalnya obat anti
pisokosa yang digunakan untuk mengobati paranuia berat dan skizofrenia
menghambat kerja dopamine pada sel saraf.
D. Manifestasi Klinis
Gejala parkinson dapat muncul pada usia berapa pun, tetapi onset
rata-rata gejala terjadi pada usia 60 tahun dan jarang ditemukan pada usai
30 tahun. Penyakit parkinson memiliki gejala klinis sebagai berikut :
Terapi obat-obatan
a. Antikolinergik
Contohnya benzotropine (cogentin), trihexyphenidyi (artane) berguna
untuk mengendalikan gejala dari penyakit parkinson dan untuk
menghaluskan pergerakan.
b. Carbidopa/ levodopa
Levodopa merupakan pengobatan pertama untuk penyakit parkinson.
c. COMT inhibitors
Contohnya entacapone (comtan), tolcapone (tasmar). Untuk
mengontrol ferkuensi motor pada pasien yang menggunakan obat
levodopa.
1. Deep nrain stimulation (DBS)
DBS adalah tindakan minimal invasif yang dioperasikan melalui
panduan komputer dengan tingkat kerusakan minimal untuk
mencangkokkan alat medis disebut neurostimulator untuk
menghasilkan stimulasi elektrik pada wilayah target didalam otak yang
terlibat dalam pengendalian gerakan.
Pengobatan dengan cara memasukkan elektroda yang memancar
implus listik frekunsi tinggi terus-menerus kedalam otak.
2. Terapi fisik
Sebagian terbesar penderita parkison akan merasa efek baik dari
terapi fisik. Pasien akan termotivasi sehingga terapi ini bisa dilakukan
di rumah, dengan diberikan petunjuk atau latihan contoh diklinik terapi
fisik.
3. Terapi suara
Perawatan yang paling besar untuk kekacaun suara yang
diakibatkan oleh penyakit parkinson adalah dengan lee silverman voice
treatment (LSVT) LSVT fokus untuk meningkat volume suara.
4. Terapi gen
Pada saat sekarang ini, menyelidikan yang telah dilakukan
sehingga tahap terapi gen yang melibatkan penggunaan virus yang
tidak berbahya yang dikirim ke bagian otak yang disebut subthalamic
nucleus (STN).
5. Pencakokan saraf
Cengkok sel sistem secara genetik untuk memproduksi dopamine
atau sel stem yang berubah menjadi sel memproduksi dopamine telah
mulai dilakukan.
6. Operasi
Operasi untuk penderita parkinson jarang dilakukan ditemukannya
levodopa. Operasi dilakukan pada pasien dengan parkinson yang sudah
parah dimana terapi dengan obat tidak mencukupi.
7. Terapi neuroprotektif
Terapi neuroprotektif dapat melindungi neuron dari kematian sel
yang diinduksi progresifitas penyakit. Adapun yang sering digunakan
di klik inhibitors (selegiline andrasagiline), dopamine agonis, dan
complek i mitochondrial fortifier coenzyme Q10.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
a. Pengkajian
1. Data Dasar
Identitas
Keluhan Utama
Riwayat Penyakit
2. Pola Fungsi
Pemeriksaan Fisik
a. B1 (Breathing)
Hipotensi postural yang terjadi berkaitan dengan efek samping pemberian obat
dan juga gangguan pada pengaturan tekanan darah oleh sistem saraf otonom.
c. B3 (Brain)
1) Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran klien biasanya compos mentis dan juga bergantung pada
penurunan aliran darah serebri regional mengakibatkan perubahan pada status
kognitif klien.
a. Saraf I. Biasanya pada klien cedera tulang belakang tidak ditemukan kelainan
dan fungsi penciuman tidak ada kelainan.
b. Saraf II. Hasil uji ketajaman penglihatan mengalami perubahan sesuai tingkat
usia, biasanya klien lanjut usia dengan penyakit Parkinson mengalami penurunan
ketajaman penglihatan.
c. Saraf III, IV, dan VI. Gangguan saraf okulomotorius : sewaktu melakukan
konvergensi penglihatan menjadi kabur karena tidak mampu mempertahankan
kontraksi otot- otot bola mata.
d. Saraf V. Pada klien dengan penyakit Parkinson umumnya ditemukan perubahan
pada otot wajah. Adanya keterbatasan otot wajah menyebabkan ekspresi wajah
klien mengalami penurunan , saat bicara wajah seperti topeng (sering
mengedipkan mata).
f. Saraf VIII. Adanya tuli konduktif dan tuli persepsi yang berhubungan dengan
proses senilis dan penurunan aliran darah regional.
i. Saraf XII. Lidah simetris, tidak ditemukan deviasi pada satu sisi dan tidak ada
fasikulasi. Indra pengecapan normal.
4) Sistem Motorik
a. Inspeksi umum, ditemukan perubahan pada gaya berjalan, tremor secara umum
pada seluruh otot dan kaku pada seluruh gerakan. Klien sering mengalami
rigiditas deserebrasi.
5) Pemeriksaan Refleks
d. B4 (Bladder)
e. B5 (Bowel)
f. B6 ( Bone)
Implementasi
Evaluasi
Lukitomemo.blogspot.co.id/2014/11/asuhan-keperawatan-pasien-parkinson.html