1. Pengertian
di otak yang berperan dalam mengontrol gerakan sebagai akibat kerusakan sel
saraf di substansia nigra pars kompakta di batang otak. Penyakit ini berlangsung
lain.
2. Anamnesis
hanya mengeluhkan perasaan kurang sehat atau sedikit murung atau hanya sedikit
gemetar. Seiring waktu gejala menjadi lebih nyata sehingga pasien berobat ke
• Gejala dimulai pada satu sisi anggota gerak, tetapi seiring waktu akan mengenai
• Riwayat stroke
219
psikosis
3. Pemeriksaan Fisik
• ekspresi wajah seperti topeng / face mask (kedipan mata dan ekspresi wajah
menjadi datar),
b. Pemeriksaan bradikinesia :
kecepatannyanya
baju
• Ketika berbicara suara makin lama makin halus, dan artikulasi mejadi tidak
dengan kaki diseret (shuffling), jalan makin lama makin cepat (festination),
dikeduanya.
d. Ditemukan rigiditas pada pemeriksaan tonus otot : gerakan secara pasief oleh
dirasakan tonus otot seperti ‘roda gigi’. Biasanya dikerjakan di persendian siku
dan lengan.
f. Pemeriksaan fisik lain untuk menemukan tanda negatif dari Penyakit Parkinson:
inkontinensia
• Pemeriksaan fungsi serebelum, misalnya ataksia saat berjalan
4. Diagnosis
ketidakseimbangan postural.
220
Kriteria diagnosis klinis yang paling banyak dipakai adalah kriteria yang diajukan
Rekomendasi :
antara lain dari UKPDS Brain Bank Clinical Criteria, atau yang terbaru MDS
Clinical Criteria untuk menegakkan penyakit Parkinson secara klinis terdiri dari 3
tahap.
• Bradikinesia
• ditambah paling sedikit satu dari gejala berikut : tremor istirahat, bradikinesia,
Tahap II. Memastikan tidak ada gejala atau tanda yang menjelaskan ada penyebab
lain:
• riwayat ensefalitis
• krisis okulogirik
• gejala cerebellar
• dementia berat pada awal penyakit dengan gangguan memori, bahasa dan
praksis
• tanda Babinski, ada tumor otak atau hidrosefalus komunikans dari hasil
pencitraan otak
• tidak memberikan respon terhadap terapi levodopa dosis besar, meskipun tanpa
221
1,2,3,6-tetrahydropyridine
Dibutuhkan 3 atau lebih kriteria dibawah ini untuk diagnosis definit Penyakit
• awitan unilateral
• tremor istirahat
• penyakit progresif
• gejala sejak awitan menetap secara asimetris
lebih kompleks dalam penerapannya karena menyertakan gejala non motoric pada
Parkinson.
• Bradikinesia, disertai paling tidak salah satu dari Resting Tremor atau
Bradikinesia
KRITERIA PENDUKUNG :
1. Respon klinis yang jelas (dramatik) dengan terapi dopaminergic. Pada terapi
awal pasien seperti kembali normal atau dapat kembali berfungsi seperti
sebelum sakit
222
1. Gangguan serebelum yang jelas seperti cerebellar gait, ataksia anggota gerak,
2. Gangguan gerak mata jenis downward vertical supra nuclear atau selektif
penyakit
4. Gejala Penyakit Parkinson hanya terbatas mengenai anggota gerak bawah saja
dopamine depleting agent, pada kurun waktu tertentu yang konsisten dengan
penyakit Parkinson dan terhubungnya dengan gejala pasien secara masuk akal
1. Perburukan yang cepat pada fungsi berjalan (gait) sehingga memerlukan kursi
2. Secara nyata tidak ditemukan perburukan gejala motoric dalam kurun waktu 5
pengobatan
stridor saat inspirasi maupun desahan saat inspirasi yang sering muncul
5. Kegagalan fungsi otonom yang cukup berat pada 5 tahun pertama perjalanan
penyakit
6. Episode jatuh yang berulang (lebih dari 1 kali pertahun) yang disebabkan
8. Ketiadaan dari gejala non motor yang lazim dari penyakit Parkinson dalam 5
meningkat yang patologis (terkecuali asimetri reflex yang ringan atau reflek
plantar saja)
223
10. Gejala parkinsonism yang simetris bilateral. Pasien atau pendamping
melaporkan gejala bilateral saat onset tanpa dominansi satu sisi dan dominansi
syarat:
3. Adanya gejala dari kriteria red flags dengan perimbangan gejala dari kriteria
pendukung :
a. Jika terdapat 1 kriteria red flags maka harus ada paling tidak 1 kriteria
pendukung
b. Jika terdapat 2 kriteria red flags maka harus ada paling tidak 2 kriteria
pendukung
5. Diagnosis Banding
Belum ada cara yang ideal untuk menegakkan diagnosis penyakit Parkinson dan
Parkinson harus dibedakan dari jenis parkinsonism yang lain, seperti multiple
parkinsonism sekunder yang lain, seperti lesi struktural otak, reaksi akibat
harus dirujuk ke klinik spesialis gangguan gerak atau pusat pelayanan gangguan
Rekomendasi :
tanpa pengobatan ke spesialis yang ahli (dokter spesialis saraf) dalam menegakkan
6. Pemeriksaan Penunjang
Pengujian pre klinik dan klinik yang dapat dipercaya banyak membantu untuk
penyakit Parkinson dengan sindrom parkinson yang lain. Namun demikian, sampai
sekarang ini belum ada satu uji yang memperlihatkan mempunyai sensitivitas dan
spesifitas yang cukup yang dapat dipercaya untuk diagnosis penyakit Parkinson
a. Pencitraan struktural :
• CT scan kepala
• MRI kepala
• Ultrasonografi transkranial
b. Pencitraan fungsional :
• PET
• SPECT
Rekomendasi :
1. CT atau MRI tidak boleh dilakukan secara rutin untuk menegakkan diagnosis
2. Tidak ada bukti yang cukup untuk mendukung atau menolak pemeriksaan berikut
yaitu tes urodinamik, tes fungsi ototnom, EMG uretra atau anus, MRI, sonografi
226
• Skala UPDRS
• Tes MMSE
• Tes HDRS
• Tes HARS
7. Tatalaksana
gangguan fungsional yang berarti bagi pasien maka terapi farmakologi mungkin
untuk meneruskan bekerja, biaya dan pilihan pasien (setelah pasien diberikan
informasi).
keseimbangan.
Rekomedasi :
a. Fisioterapi
227
rotigotine).
Rekomendasi :
228
bahasa.
Rekomendasi :
level B)
level A)
(NICE, level D)
229
(AAN, level B)
(AAN, level C)
230
• Pola tidur yang teratur, tempat tidur dan suhu kamar yang
nyaman,
kantuk.(NICE, level D)
Rekomendasi Pembedahan
• Respon terhadap levodopa sebelum operasi menjadi prediktor
D)
231
Edukasi :
v Rekomendasi :
8. Prognosis
• PPK 1 :
• Merujuk ke PPK 2
• PPK 2 :
• Merujuk ke PPK 3
• PPK 3 :
232
10. Kepustakaan
Suppl 4:S1-S30.
2010
4. http://www.nice.org.uk/nice media/pdf/cgf035niceguideline.pdf
2006.
7. Miyasaki JM, Martin W, Suchowersky O, Weiner WJ, Lang AE. Practice
of Health Singapore.
Kesehatan Primer.
12. Postuma, Bers, Stren al all. MDS Clinical Diagnostic Criteria for
601