Anda di halaman 1dari 26

(CLINICAL SCIENCE SESSION)

PENATALAKSANAAN
SINDROM PARKINSON
Pembimbing :
dr. Attiya Rahma, Sp.S

Disusun oleh
Nurfitri Hayati Melida Ritonga
NIM. GIA107046

DEFINISI

Penyakit Parkinson penyakit neurodegeneratif


sistem ekstrapiramidal, yg secara patologis
ditandai oleh adanya degenerasi ganglia basalis
terutama di subtansia nigra pars kompakta yang
disertai adanya inklusi sitoplasmik eosinofilik
(lewy bodies).
Parkinsonism: suatu sindroma yang ditandai
oleh tremor pada waktu istirahat, rigiditas,
bradikinesia dan hilangnya refleks postural
akibat penurunan dopamin dg berbagai macam
sebab.

KLASIFIKASI
Primer

atau idiopatik

Sekunder

atau simtomatik

Paraparkinson

(Parkinson plus)

ETIOLOGI

Parkinson primer paling sering ditemukan di


praktek sehari hari etiologi belum diketahui.

Dua hipotesis mekanisme degenerasi neuronal


pada penyakit Parkinson:
Hipotesis radikal bebas: Oksidasi enzimatik dari
dopamin dapat merusak nigrostriatal
menghasilkam hidrogen perokside dan radikal
oksi lainnya.
Hipotesis neurotoksin proses
neurodegenerasi.

PATOLOGI DAN
PATOFISIOLOGI

Secara umum: penyakit Parkinson terjadi


karena penurunan kadar dopamine akibat
kematian
neuron
di
pars
kompakta
subtansia nigra sebesar 40 50% yang
disertai dengan adanya inklusi sitoplasmik
eosinofilik (Lewy bodies).

Penyebabnya bersifat hederiter, pada usia


pertengahan - usia tua, adanya degenerasi
neuron dopaminergik di subtansia nigra.

penyebab lain trauma, peradangan, gangguan


sirkulasi, tumor, keracunan.

Hal
tsb

berkurangnya
pelepasan
neurotransmitter dopamine dlm corpus striatum
hipersensitivitas reseptor dopamine pada
neuron post sinaps didalam striatum.

Gangguan gerakan akibat defek pada jalur


dopaminergik yg menghubungkan substansia
nigra dg korpus striatum (nucleus kaudatus dan
lentikularis).

Penghambatan thalamus;
menghambat pergerakan volunter merasa sulit
memulai pergerakan & melakukan pergerakkan
sbg reaksi terhadap perangsangan dari luar
(hipokinesia) biasanya akan memaksa pasien
untuk membentuk postur agak membungkuk &
akan menyebabkan ekspresi wajah yg kaku,
mikrografia, bicara menjadi pelan, monoton dan
tidak jelas.
Tonus otot akan meningkat (rigiditas),
Sering tremor pada waktu istirahat.
Berbagai kelainan lainnya terjadi misal produksi
saliva yang meningkat, depresi, dementia.

GAMBARAN KLINIK
Tanda
penting

rigiditas,
tremor
(khususnya saat istirahat), akinesia atau
bradikinesia dan hilangnya refleks tubuh.
Gejala
tambahan

Gangguan
okulomotorius, krisis okulogirik, kelelahan,
nyeri otot, hipotensi postural,

DIAGNOSIS

Anamnesis:
riwayat trauma, infeksi, riwayat penyakit
sebelumnya, riwayat pengobatan.

Pemeriksaan fisik tiap kunjungan:


Tekanan darah hipotensi ortostatis
Menilai respon terhadap stress
Mencatat dan mengikuti kemampuan fungsional

Pemeriksaan Penunjang
EEG perlambatan progresif dengan
memburuknya penyakit
CT Scan otak

Kriteria Diagnosis
Kriteria Diagnosis Klinis
2 dari 3 tanda kardinal gangguan motorik:
tremor, rigiditas, bradikinesia.
3 dari 4 tanda motorik: tremor, rigiditas,
bradikinesia, ketidakstabilan postural.
Respons nyata terhadap terapi L-Dopa
Kriteria Diagnosis menurut Koller
2 dari 3 tanda kardinal gangguan motorik:
tremor, rigiditas atau gangguan refleks
postural, bradikinesia yang berlangsung 1
tahun / lebih.
Respon terhadap terapi levodopa yang
diberikan sampai perbaikan sedang dan lama
perbaikan 1 tahun atau lebih.

Kriteria Diagnosis menurut Hughes


Diagnosis possible (mungkin) : adanya salah
satu gejala tremor, rigiditas, akinesia atau
bradikinesia, gangguan refleks postural.
Diagnosis probable (kemungkinan besar):
ada dua gejala dari gejala otorik
Diagnosis definite (pasti): ada tiga dari
gejala utama.

TERAPI

Konsep terapi pada penyakit Parkinson:


Simptomati memperbaiki gejala dan
tanda penyakit
Protektif mempengaruhi patofisiologi
penyakit
Restoratif mendorong neuron baru /
merangsang pertumbuhan dan fungsi sel
neuron yang masih ada.

Non Farmakologi
Terapi Fisik dan terapi wicara, terapi ini dapat
dilakukan
dirumah
dengan
memberikan
petunjuk atau latihan contoh di klinik terapi
fisik.
Edukasi dan nutrisi
Terapi rehabilitasi
Fisioterapi
Okupasi

memerlukan
pengkajian
lingkungan tempat tinggal
Strategi kognitif
Strategi gerak
Strategi keseimbangan

Psikoterapi

Levodopa
Pengobatan utama untuk penyakit Parkinson
Mekanisme kerja :
Dopamin tidak dapat melewati sawar darah otak,
tapi Levodopa adalah suatu prekursor metabolik
dopamin dapat melewati sawar darah otak.
Levodopa melintasi sawar darah otak dan
memasuki susunan saraf pusat. Disini levodopa
mengalami prose enzimatik menjadi dopamine.
Dopamin menghambat aktivitas neuron di ganglia
basalis. Levodopa mengurangi tremor, kekakuan
otot dan memperbaiki gerakan.

Efek samping:
Nausea, muntah, distress abdominal.
Hipotensi postural.
Diskinesia,
yang
paling
sering
ditemukan
melibatkan anggota gerak, leher atau muka
Abnormalitas
laboratorium.
Granulositopenia,
fungsi hati abnormal dan ureum darah yang
meningkat merupakan komplikasi yang jarang
terjadi pada terapi levodopa.

Inhibitor dopa dekarboksilasi dan levodopa


Untuk mencegah agar levodopa tidak diubah
menjadi dopamin di luar otak, maka levodopa
dikombinasikan dengan inhibitor enzim dopa
dekarboksilase.
Untuk maksud ini dapat digunakan karbidopa
atau benserazide ( madopar ).
Efek sampingnya umumnya hampir sama dengan
efek samping yang ditimbulkan oleh levodopa.

Bromokriptin
agonis
dopamin,
obat
yang
langsung
menstimulasi reseptor dopamine; diciptakan
untuk mengatasi beberapa kekurangan levodopa.
Bromokriptin diindikasikan bila terapi dengan
levodopa atau karbidopa tidak atau kurang
berhasil, atau apabila terdapat diskinesia atau
gejala on off.
Efek samping sama dengan levodopa.

Obat antikolinergik

menghambat sistem kolinergik di ganglia basal,


sistem kolinergik secara normal diinhibisi oleh
sistem
dopaminergik
dari
nigrostriatal.
Berkurangnya input inhibisi mengakibatkan
aktivitas yang berlebihan pada sitem kolinergik.
Obat: triheksilfenidil (HCL artane), Benztropin
(Cogentin), biperidin (Akineton).
Obat antikolinergik mempunyai efek adaptif bila
dimakan bersama levodopa.
Efek samping: mulut kering, konstipasi, retensio
urin merupakan komplikasi yang sering terjadi.

Antihistamin

Mekanisme kerja belum terungkap, sebagian


besar obat antihistamin mempunyai sifat
antikolinergik
ringan,
terutama
berkhasiat
mengontrol tremor.
stadium dini obat ini dapat digunakan tunggal,
bila penyakit sudah lanjut obat ini digunakan
sebagai tambahan dg levodopa & bromokriptin.
Efek samping: mengantuk dan toleransi timbul
cepat.

Amantadin
Digunakan sebagai adjuvant membebaskan
sisa dopamine dari simpanan presinaptik di jalur
nigrostriatal yang dapat memberikan perbaikan
lebih lanjut pada penderita yang tidak dapat
mentoleransi dosis levodopa atau bromokriptin
yang tinggi.
Efek
samping: edema ekstremitas bawah,
insomnia, mimpi buruk, jarang dijumpai hipotensi
postural, retensio urin, dan gagal jantung.

Selegine
Inhibitor MAO jenis B yang cukup selektif
dan dapat dikombinasi dengan levodopa..

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai