KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS INDRALAYA
Nomor : 440/088/SK/VIII/2017
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI PUSKESMAS INDRALAYA
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Ditetapkan di : Indralaya
Pada tanggal : 05 April 2017
Plt.KEPALA UPTD PUSKESMAS
INDRALAYA
1. Kebijakan Umum
a. Peralatan di pelayanan farmasi harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk menjamin semua sediaan farmasi tetap
dalam kondisi yang baik.
b. Pelayanan farmasi harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien.
c. Semua petugas wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
d. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
e. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
opersional yang berlaku, etika profesi, etiket, dan menghormati hak pasien.
f. Pelayanan farmasi rawat jalan dilaksanakan sesuai jam kerja dan pelayanan farmasi
rawat inap dilaksanakan dalam 24 jam.
g. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
h. Setiap bulan wajib membuat laporan.
2. Kebijakan Khusus
a. Pelaksanaan pekerjaan kefarmasian meliputi seleksi, perencanaan, pengadaan,
produksi, penyimpanan, distribusi atau penyaluran, pelayanan sediaan farmasi dan
pemantauan.
b. Pelayanan Farmasi bertanggung jawab terhadap semua sediaan farmasi / perbekalan
farmasi yang beredar di Puskesmas Indralaya.
c. Pelayanan Farmasi dipimpin oleh Apoteker, berijazah sarjana farmasi yang telah lulus
sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker, yang telah
memilliki Surat Tanda Registrasi Apoteker dan Surat Izin Kerja.
d. Kepala pelayanan farmasi bertanggung jawab terhadap segala aspek hukum dan
peraturan-peraturan farmasi baik terhadap administrasi sediaan farmasi dan
pengawasan distribusi .
e. Mengenai pelaksanaan pekerjaan kefarmasian dalam distribusi atau penyaluran
sediaan farmasi kepala instalasi sebagai penanggung jawab dapat dibantu oleh
apoteker pendamping dan / atau tenaga teknis kefarmasian.
f. Obat hanya dapat diberikan berdasarkan resep atau pesanan dari dokter, dan apoteker
menganalisa secara kefarmasian.
g. Petugas yang berhak menyediakan obat adalah apoteker atau asisten apoteker dan
apabila dalam keadaan tertentu petugas tersebut berhalangan dalam melaksanakan
tugasnya dapat dilimpahkan kepada petugas lain yang telah diberi wewenang dan telah
atau sedang diusulkan untuk mengikuti pelatihan dalam bidang farmasi.
h. Lembaran resep dilayani apabila sudah memenuhi persyaratan administrasi, meliputi :
Nama , umur, alamat dan diagnosa pasien
Nama dan paraf dokter
Tanggal resep
i. Obat pasien rawat inap dikembalikan jika alergi atau pasien meninggal dunia atau hal
lain dengan persetujuan dokter.
j. Penyediaan obat didasarkan pada formularium Puskesmas
k. Permintaan obat narkotika dan psikotropika di tulis dokter atau dokter yang berwenang
dengan mencantumkan nama dan paraf dokter yang disertai dengan cap puskesmas
PEMERINTAH KABUPATEN OGAN ILIR
UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS
PUSKESMAS INDRALAYA
Jl. Raya Lintas Timur Km 35 Indralaya, Kode Pos 30662
Pkm.indralayaoi@gmail.com
l. Tidak menyediakan dan memberikan obat kadaluwarsa dalam kondisi apapun kepada
pasien.
A. Metode Penilaian/Perencanaan
1. Menghitung jumlah pemakaian obat satu tahun sebelumnya
2. Merencanakan jumlah kebutuhan satu tahun kedepan dengan perhitungan : jumlah
pemakaian tahun lalu + 10%
3. Mengirimkan usulan kebutuhan ke UPTD POPK
Q = SO (DX4) -
SS
Keterangan :
Q = Jumlah obat yang dipesan
SO = Stok optimum
SS = Sisa stok
D = Pemakaian rata-rata perbulan dari 3 bulan terakhir
agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal-hal yang
perlu diperhatikan adalah :
a. Melihat perbandingan sisa stok dengan pemakaian bulan terakir pada buku
gudang, apabila ditaksir kebutuhan pbat tidak mencukupi hingga akhir bulan,
segera minta obat kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir melalui bon
tambahan
b. Melapor kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir apabila terdapat
pemakaian yang melebihi rencana, semisal KLB
2. Melakukan pencacahan obat yang dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan
antara kartu stok obat dengan fisik obat, yaitu setiap jenis obat. Pemeriksaan ini
dilakukan setiap tahun.
4. Pelayanan Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter dan dokter gigi kepada apoteker untuk
menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan perundangan yang
berlaku. Pelayanan resep adalah proses kegiatan yang meliputi aspek teknis dan non
teknis yang harus dikerjakan mulai dari peneriman resep, peracikan obat sampai dengan
penyerahan obat kepada pasien. Pelayanan resep dilakukan sebagai berikut :
A. Penerimaan Resep
Setelah menerima resep dari pasien, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Pemeriksaan kelengkapan administratif resep, yaitu : nama dokter, paraf dokter,
tanggal penulisan resep, nama obat, jumlah obat, cara penggunaan, nama pasien,
umur pasien, dan alamat pasien
b. Pemeriksaan kesesuaian farmasetik, yaitu bentuk sediaan, dosis, potensi stabilitas,
cara dan lama penggunaan obat
c. Pertimbangan klinik, seperti alergi, efek samping, interaksi dan kesesuaian dosis
d. Konsultasikan dengan dokter apabila ditemukan keraguan pada resep atau
obatnya tidak tersedia
B. Peracikan Obat
Setelah memeriksa resep, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Pengambilan obat yang dibutuhkan pada rak penyipanan menggunakan alat,
dengan memperhatikan nama obat, tanggal kadaluwarsa dan keadaan fisik obat.
b. Peracikan obat
c. Pemberian etiket warna putih untuk obat dalam/oral dan etiket warna biru untuk
obat luar, serta menempelkan label “kocok dahulu” pada sediaan obat dalam
bentuk larutan.
d. Memasukkan obat ke dalam wadah yang sesuai dan terpisah untuk obat yang
berbeda untuk menjaga mutu obat dan penggunan yang salah
C. Penyerahan Obat
Setelah peracikan obat, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan kembali
mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan
jumlah obat
b. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara baik dan sopan,
mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya kurang stabil
c. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya
d. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal lain yang terkait dengan
obat tersebut, antara lain manfaat obat, makanan dan minuman yang harus
dihindari, kemungkinan efek samping, cara penyimpanan obat, dll.
PEMERINTAH KABUPATEN OGAN ILIR
UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS
PUSKESMAS INDRALAYA
Jl. Raya Lintas Timur Km 35 Indralaya, Kode Pos 30662
Pkm.indralayaoi@gmail.com
7. Penyimpanan Obat
a. Penyimpanan Obat secara umum dilakukan dengan cara :
a. Ikuti petunjuk penyimpanan pada label/kemasan
b. Simpan obat dalam kemasanan asli dan dalam wadah tertutup rapat
PEMERINTAH KABUPATEN OGAN ILIR
UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS
PUSKESMAS INDRALAYA
Jl. Raya Lintas Timur Km 35 Indralaya, Kode Pos 30662
Pkm.indralayaoi@gmail.com
c. Simpan obat pada suhu kamar dan hindari sinar matahari langsung
d. Jangan menyimpan obat di tempat panas atau lembab
e. Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak beku,
kecuali jika tertulis pada etiket obat
f. Jangan menyimpan obat yang telah kadaluwarsa atau rusak
g. Jangan meninggalkan obat di dalam mobil untuk jangka waktu lama
h. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.
8. Pengelolaan Obat
a. Alfabetis berdasarkan nama generik
Obat disimpan berdasarkan urutan alfabet nama generiknya. Saat menggunakan sistem
ini, pelabelan harus diubah ketika daftar obat esensial direvisi atau diperbaharui
b. Kategori terapetik atau farmakologi
Obat disimpan berdasarkan indikasi terapetik dan kelas farmakologinya
c. Bentuk sediaan
Obat mempunyai bentuk sediaan yang berbeda-beda, seperti sirup, tablet, injeksi, salep
atau krim. Dalam sistem ini, obat disimpan berdasarkan bentuk sediaannya. Selanjutnya
metode pengelompokan lain dapat digunakan untuk mengatur obat secara rinci
d. Frekuensi penggunaan
PEMERINTAH KABUPATEN OGAN ILIR
UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS
PUSKESMAS INDRALAYA
Jl. Raya Lintas Timur Km 35 Indralaya, Kode Pos 30662
Pkm.indralayaoi@gmail.com
Untuk obat yang sering digunakan (Fast Moving) seharusnya disimpan pada ruangan
yang dekat dengan tempat penyimpanan obat
9. Pencatatan , pemantauan dan pelaporan Efek Samping Obat (ESO) dan Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD)
a. Apabila terjadi KTD pada pelayanan farmasi, petugas diwajibkan mengisi formulir KTD
dan melaporkan kepada Tim Mutu Puskesmas Indralaya serta mencatat pada buku
laporan kasus KTD, KTC, KPC, KNC
b. Apabila terjadi kasus Efek Samping Obat (ESO) pada pasien, petugas diwajibkan
mengisi formulir pelaporan ESO, menganalisa obat yang menyebabkan reaksi Efek
Samping Obat, mencatat obat yang menyebabkan reaksi pada rekam medik denan tinta
merah dan mencatat pada buku laporan kejadian ESO