Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SRIKATON
Jalur 10 Jembatan 2 Desa Srikaton Kecamatan Air Salek Kode Pos 30773
Website : puskesmas-srikaton.banyuasinkab.go.id e-mail puskesmas.srikaton@gmail.com

KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS SRIKATON
NOMOR : 440/ /SK/UKP/ PKM-SKT/III /2018

TENTANG

PELAYANAN FARMASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,


KEPALA PUSKESMAS SRIKATON,

Menimbang : a. bahwa untuk menunjang layanan klinis di Puskesmas, maka


perlu didukung oleh pelayanan obat yang baik
: b. bahwa untuk menunjang pelayanan obat yang baik di UPT
Puskesmas Srikaton diperlukan adanya kebijakan tentang
pemberian pelayanan farmasi selama enam hari dalam
seminggu pada UPT Puskesmas Srikaton
: c Bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu
menetapkan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Srikaton
tentang pelayanan farmasi.

Mengingat : 1 UU Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan;


: 2 Peraturan Pemerintah No.51 tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian;
: 3 Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/Men.Kes/SK/II/ 2004
tentang Kebijakan Dasar Puskesmas;
: 4 Keputusan Menteri Kesehatan RI No.922 tahun 2008 tentang
Obat dan Perbekalan Kesehatan;
: 5 Peraturan Menteri Kesehatan
No.1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS SRIKATON


TENTANG PELAYANAN FARMASi
Kesatu : Menentukan pelayanan farmasi sebagaimana terlampir dalam
keputusan ini.
Kedua : Segala biaya yang timbul akibat dikeluarkanya surat keputusan
ini dibebankan kepada anggaran UPT Puskesmas Srikaton
dan sumber dana lainya yang sah;
Ketiga : Surat keputusan ini berlau sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebegaimana mestinya;

Ditetapkan di : Srikaton
Pada tanggal : Maret 2018
KEPALA UPT PUSKESMAS SRIKATON

FEBRINA JK, SKM, M.Si


NIP 196602191989112001
LAMPIRAN KEPUTUSAN
PUSKESMAS SRIKATON
NOMOR : /PKM-SKT/2018
TENTANG: PELAYANAN
FARMASI

PELAYANAN FARMASI

A PENGERTIAN
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab
kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil
yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.

Obat merupakan komponen yang esensial dari suatu pelayanan kesehatan. Oleh
karena itu, diperlukan pengelolaan yang baik dan benar serta efektif dan efisien secara
berkesinambungan. Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan
perencanaan dan permintaan, penerimaan, penyimpanan dan distribusi, pencatatan dan
pelaporan serta supervisi dan evaluasi pengelolaan obat.

B TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya pelayanan farmasi di Puskesmas Kutabumi adalah agar:
1 Kebutuhan masyarakat dalam hal ini pasien dapat terlayani secara optimal.
2 Terdapat mekanisme pelayanan yang jelas dan teratur dalam melaksanakan pelayanan
farmasi.

C SISTEM PELAYANAN
Dalam pelaksanaannya petugas harus:
1 Menulis obat yang dikeluarkan dari kamar obat pada resep pasien.
2 Memberi etiket pada obat yang diresepkan.
3 Menuliskan perintah pemakaian obat pada etiket atau plastik resep.
4 Memberikan obat kepada pasien dengan disertai penjelasan cara penggunaan dan efek
samping obat.
5 Memastikan pasien mengerti penjelasan yang telah diberikan.
6 Ikut menjaga dan memastikan keamanan obat di kamar obat

D MENILAI, MENGENDALIKAN PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN OBAT YANG


MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT
Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat diwujudkan dalam kegiatan pengendalian
obat. Tujuan kegiatan pengendalian obat agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat di
unit pelayanan kesehatan dasar, yang terdiri dari:
1.Memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu di Puskesmas dan
seluruh unit pelayanan
2.Menentukan: - Stok optimum
- Stok pengaman/penyangga (buffer stock)
3. Menentukan waktu tunggu
Pengendalian obat terdiri dari:
1 Pengendalian Persediaan
Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan terhadap stok kerja,
stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok. Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan perlu
diperhitungkan keadaan stok yang seharusnya ada pada waktu kedatangan obat atau jika
dimungkinkan memesan, maka dapat dihitung jumlah obat yang dapat dipesan dengan
rumus

Q = SK + SP (WT x D) – SS

Keterangan: Q = jumlah obat yang dipesan


SK = stok kerja
SP = stok pengaman
WT = waktu tunggu
SS = sisa stok
D = pemakaian rata – rata per minggu/ per bulan

Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal – hal yang perlu diperhatikan
adalah:
a Mencantumkan jumlah stok optimum pada kartu stok.
b Melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang apabila terdapat pemakaian
yang melebihi rencana.
c Membuat laporan secara sederhana dan berkala kepada Kepala Puskesmas tentang
pemakaian obat tertentu yang banyak dan obat lainnya masih mempunyai persediaan
banyak.

Pemeriksaan Besar (pencacahan) dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan antara kartu


stok obat dengan fisik obat, yaitu jumlah setiap jenis obat. Pemeriksaan ini dilakukan setiap
bulan.

2 Pengendalian Penggunaan
Tujuan dilaksanakannya pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga kualitas
pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat. Pengendalian
penggunaan meliputi:
a Prosentase penggunaan antibiotik.
b Prosentase penggunaan injeksi.
c Prosentase rata – rata jumlah R/.
d Prosentase Obat penggunaan obat generik.
e Kesesuaian dengan Pedoman.
E JAM BUKA PELAYANAN FARMASI (Ruang Pelayanan Obat)
Pelayanan farmasi di Puskesmas Kutabumi buka 6 hari dalam seminggu (Senin
Sabtu)
Jam buka pelayanan farmasi di Puskesmas Srikaton :
Senin-Kamis = 08.00 – 14.00 WIB.
Jumat = 08.00 – 11.30
Sabtu = 08.00 – 14.00 WIB

F PETUGAS YANG BERHAK MEMBERIKAN RESEP OBAT, Obat-Obatan Psikotropika Dan


Narkotika

1 Semua kegiatan pengobatan dan penulisan resep di Puskesmas Srikaton dilaksanakan


oleh dokter/dokter gigi sesuai kompetensinya dengan persyaratan sebagai berikut:
a Memiliki Surat Tanda Registrasi.
b Memiliki Surat Ijin Praktik Dokter di Puskesmas Srikaton

Penyerahan psikotropika oleh dokter dilaksanakan dalam hal :


a. menjalankan praktik terapi dan diberikan melalui suntikan;
b. menolong orang sakit dalam keadaan darurat;
c. menjalankan tugas di daerah terpencil yang tidak ada apotek

2. Apabila dokter/dokter gigi tidak dapat menjalankan tugasnya di bidang pengobatan karena
sesuatu hal (misal: menghadiri rapat), maka tugas pengobatan dan pemberian resep
didelegasikan kepada petugas pelayanan kesehatan yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman tentang farmasi, yaitu perawat/ bidan yang bertugas pada hari itu.
3 Petugas yang berhak memberikan resep di kamar obat adalah petugas yang memiliki
kompetensi di bidang farmasi, yaitu:
a.Apoteker
b.Asisten Apoteker, apabila tenaga Apoteker tidak ada.

G PETUGAS YANG BERHAK MENYEDIAKAN OBAT


Penyediaan obat dan Pengelolaan Obat di Puskesmas Kutabumi dilaksanakan oleh:
1 Apoteker sesuai kompetensinya.
2 Asisten Apoteker sesuai kompetensinya, apabila tenaga Apoteker tidak ada.
3 Petugas kesehatan lain yang sesuai kompetensinya memiliki pengetahuan dan
pengalaman di bidang farmasi, yaitu: Perawat/Perawat gigi/Bidan.
4 Apabila persyaratan petugas yang diberi kewenangan melaksanakan penyedian obat tidak
dapat dipenuhi, maka petugas tersebut harus mengikuti pelatihan khusus yang diberikan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang untuk melaksanakan tugas manajemen
kefarmasian
H. PELATIHAN PETUGAS PENYEDIA OBAT YANG TIDAK SESUAI SYARAT

Apabila persyaratan petugas yang diberi kewenangan melaksanakan penyedian obat


tidak dapat dipenuhi, maka petugas tersebut harus mengikuti pelatihan khusus yang
diberikan oleh penanggung jawab pengelola obat Puskesmas untuk melaksanakan tugas
penyediaan obat.
Pelatihan yang diberikan meliputi:
1. Jenis obat dan penggolongannya
2 Cara membaca resep
3 Cara pemakaian dan aturan pakai obat
4 Efek samping obat
5 Penyampaian informasi cara pemakaian dan aturan pakai obat kepada pasien
6 Cara merekap resep harian
I. PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT
1.PERESEPAN
a. Penulisan Resep
Peresepan adalah proses pesanan atau permintaan obat tertulis dari dokter, dokter
gigi, dan praktisi lainnya yang berijin kepada pengelola obat di Puskesmas Srikaton untuk
menyediakan atau membuatkan obat dan menyerahkannya kepada pasien. Resep
merupakan sarana komunikasi profesional antara dokter, penyedia obat dan pasien
(pengguna obat). Isi resep merupakan refleksi dari proses pengobatan. Untuk itu, agar obat
berhasil, resep harus rasional.
Kriteria resep yang tepat, aman dan rasional yaitu:
1) Tepat obat sesuai dengan diagnosis penyakitnya.
2) Tepat indikasi penyakit.
3) Tepat pemilihan obat.
4) Tepat dosis.
5) Tepat cara pemberian obat.
6) Tepat pasien.
Bahasa dalam penulisan resep menggunakan bahasa latin yang sudah digunakan
sebagai bahasa ilmu kesehatan karena bahasa latin tidak mengalami perubahan (statis),
sehingga resep obat yang ditulis dalam bahasa latin tidak akan terjadi salah tafsir.
Penulisan resep yang baik harus lengkap dan jelas. Dalam resep untuk pasien rawat
jalan dan rawat inap di Puskesmas Srikaton harus tercantum:
1). Tanggal penulisan resep.
2) Nama pasien.
3) Umur pasien.
4) Alamat pasien.
5) Diagnosis penyakit.
6) Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan obat.
7) Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan per oral
8) Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan parenteral pada kolom suntikan.
9) Kode pasien Umum, BPJS dan JAMSOS
b. Penyiapan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh dokter atau
praktisi lain yang berizin harus memahami isi resep dan memperhatikan:
1) Nama obat
2) Jenis dan bentuk sediaan obat
3) Nama dan umur pasien
4) Dosis
5) Cara pemakaian dan aturan pemberian
6) Menanyakan kepada penulis resep apabila tulisan tidak jelas
7) Konsultasi alternatif obat kepada penulis resep apabila obat yang dimaksud tidak tersedia
8) Penggunaan sendok atau spatula pada saat mengambil obat dari tempatnya
9) Pemasangan etiket / label obat pada kemasan obat
c. Penyerahan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh dokter atau praktisi
lain yang berizin harus memperhatikan:
1) Pengecekan akhir pada identitas pasien dan isi resep
2) Pemberian obat melalui loket
3) Penerima obat adalah pasien atau keluarga pasien
4) Pemberian informasi tentang cara pemakaian, aturan pakai dan efek samping obat kepada
pasien atau keluarga pasien
2. PEMESANAN OBAT
Sumber penyediaan obat di Puskesmas Srikaton berasal dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Banyuasin. Obat yang diperkenankan untuk disediakan di Puskesmas Srikaton
adalah obat – obat yang tercantum dalam DOEN yang telah ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan.
Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di Puskesmas Srikaton diajukan
oleh Kepala Puskesmas Srikaton kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang
dengan menggunakan format LPLPO, sedangkan permintaan dari Ruang pelayanan ke
Kepala Gudang Obat Puskesmas dilakukan secara periodik menggunakan LPLPO Ruang
pelayanan.
Tujuan dari permintaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di Puskesmas
Srikaton sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah Kecamatan Air Salek Kegiatan –
kegiatan yang dilaksanakan dalam permintaan obat antara lain:
a. Menentukan jenis permintaan obat
1) Permintaan Rutin
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Banyuasin yaitu 2 Bulan sekali untuk Puskesmas Srikaton.
2) Permintaan Khusus Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila:
kebutuhan meningkat
terjadi kekosongan
ada KLB(Kejadian Luar Biasa) atau Bencana
b Menentukan jumlah permintaan obat
Data yang diperlukan antara lain:
1) Data pemakaian obat periode sebelumnya.
2) Jumlah kunjungan resep.
3) Jadwal distribusi obat dari Gudang Farmasi Kabupaten Banyuasin
4) Sisa Stok.

3. PENGELOLAAN OBAT
Obat dan perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara optimal untuk menjamin
tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan, tepat waktu pendistribusian, tepat
penggunaan dan tepat mutunya di tiap unit pelayanan kesehatan. Pengelolaan obat publik
dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan

 perencanaan dan permintaan,


 penerimaan,
 penyimpanan dan distribusi,
 pencatatan dan pelaporan serta
 supervisi dan evaluasi pengelolaan obat
J. PENANGANAN OBAT KEDALUWARSA / RUSAK
Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak adalah untuk melindungi pasien dari
efek samping penggunaan obat rusak/kadaluwarsa.
Dalam menangani obat rusak/kadaluwarsa, maka langkah – langkah yang
harus dilakukan adalah:

1 .Petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak dalam gudang obat.


2. Obat yang rusak/kadaluwarsa dikurangkan dari catatan sisa stok pada Kartu Stok oleh
petugas pengelola obat.
3. Petugas pengelola obat melaporkan obat rusak/kadaluwarsa kepada Kepala Puskesmas.
4. Kepala Puskesmas melaporkan dan mengirimkan kembali obat rusak/kadaluwarsa kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang

K. Penyimpanan Obat
Penyimpanan Obat merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap Obat yang
diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya
tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Tujuannya adalah agar mutu obat
yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan. Penyimpanan Obat dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. bentuk dan jenis sediaan;
b. stabilitas (suhu, cahaya, kelembaban);
c. mudah atau tidaknya meledak/terbakar; dan
d. narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus.

L. Penanganan Obat Rusak dan Kadaluwarsa


Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak adalah untuk melindungi pasien
dari efek samping penggunaan obat rusak/kadaluwarsa.
Dalam menangani obat rusak/kadaluwarsa, maka langkah – langkah yang harus dilakukan
adalah:
1. Petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak dalam gudang obat.
2. Obat yang rusak/kadaluwarsa dikurangkan dari catatan sisa stok pada Kartu Stok oleh
petugas pengelola obat.
3. Petugas pengelola obat melaporkan obat rusak/kadaluwarsa kepada Kepala Puskesmas.
4. Kepala Puskesmas melaporkan dan mengirimkan kembali obat rusak/kadaluwarsa kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin

M. Pencatatan, Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat (ESO)


Merupakan kegiatan pencatatan, pemantauan setiap respon terhadap Obat yang
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada
manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi fungsi fisiologis.
Tujuan:
a. Menemukan efek samping Obat sedini mungkin terutama yang berat, tidak dikenal dan
frekuensinya jarang.
b. Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping Obat yang sudah sangat dikenal atau
yang baru saja ditemukan.
Kegiatan:
a. Mencatat laporan adanya efek samping obat.
b. Menganalisis laporan efek samping Obat.
c. Mengidentifikasi Obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi mengalami efek samping
Obat.
d. Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
e. Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional.
Faktor yang perlu diperhatikan:
a. Kerja sama dengan tim kesehatan lain.
b. Ketersediaan formulir Monitoring Efek Samping Obat

Anda mungkin juga menyukai