TENTANG
i
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : Keputusan Penanggungjawab Klinik Pratama Rawat Inap Dan
Bersalin Aulia Husada Tentang Kebijakan Panduan
Pengelolaan Sedian Obat Di Klinik Pratama Rawat Inap Dan
Bersalin Aulia Husada
Kedua : Kebijakan panduan pengelolaan sedian obat Klinik Pratama Rawat
Inap dan Bersalin Aulia Husada sebagaimana tercantum dalam
lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat
keputusan ini.
Ketiga : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Mojokerto
Pada tanggal : 3 Januari 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur pada Tuhan Yang Maha Pengasih atas berkat-Nya sehingga
panduan pengelolaan sedian obat ini dapat disusun. Panduan ini disusun untuk
menjelaskan tentang pengelolaan obat di Klinik. Panduan ini disusun bertujuan
untuk pelayanan obat yang dibutuhkan dalam memberikan pertolongan pertama
yang cepat dan tepat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen akan
ii
pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, panduan ini pada hakikatnya sangatlah
penting.
Besar harapan penyusun agar panduan ini dapat dimanfaatkan dan
dimengerti oleh petugas Farmasi dan pemberi layanan Kegawatdaruratan di Klinik
Pratama Rawat Inap dan Bersalin Aulia Husada.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa panduan ini masih banyak
kekurangan, sehingga kritik dan saran sangat dibutuhkan guna menyempurnakan
panduan pengelolaan sedian obat di Klinik Pratama Rawat Inap dan Bersalin Aulia
Husada.
Penyusun
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
iv
BAB I
DEFINISI
1
BAB II
RUANG LINGKUP
Hal-hal yang diatur dalam pedoman pengelolaan obat dan bahan medis
habis pakai meliputi :
1. Pemilihan
2. Perencanaan
3. Permintaan/Pengadaan
4. Penerimaan
5. Penyimpanan
6. Pendistribusian
7. Pelaporan
2
BAB III
TATA LAKSANA
A. Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai adalah suatu siklus
kegiatan, dimulai dari pemilihan, perencanaan, permintaan/pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, penghapusan,
administrasi dan pelaporan serta evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan
pelayanan.
B. Pemilihan
1. Pemilihan obat-obat yang dipakai berdasarkan Daftar Obat Esensial
dan Formularium Nasional untuk Klinik yang berlaku
2. Bila mana diperlukan obat di luar Daftar Obat Esensial Klinik,
maka dilakukan pemilihan obat berdasarkan kebutuhan
C. .Perencanaan
1. Perencanaan tahunan dibuat satu tahun sekali
2. Untuk melakukan permintaan, maka perencanaan sediaan obat dan
bahan medis habis pakai dilakukan setiap satu bulan sekali sesuai
dengan kebutuhan.
3. Perencanaan dengan menggunakan metode Pareto, analisa VEN
serta metode konsumsi
4. Dasar perencanaan obat dan bahan medis habis pakai adalah :
a. Pemakaian/penggunaan obat dan bahan medis habis pakai
bulan yang lalu baik pemakaian ruang rawat inap, UGD dan
bagian lain yang menggunakan obat dan bahan medis habis
pakai.
b. Safety stock (Dibuat 2 hari kerja)
c. Stok Optimal
Dihitung dari Safety stock ditambahkan rata-rata pemakaian per
hari (data bulan sebelumnya) dikalikan hari kerja bulan yang
akan datang. Untuk mempermudah stok optimal diperhitungkan
dari pemakaian rata-rata per hari (bulan sebelumnya) dikalikan
60.
5. Kebutuhan
Stok Optimal dikurangi sisa stok
6. Analisa Pareto
mempertimbangkan obat-obat yang paling banyak dibutuhkan
dipelayanan dasar sehingga jangan sampai kosong
7. Analisa VEN (Vital, Essensial dan Non Essensial)
Obat obat vital obat yang berhubungan dengan nyawa (obat
emergensi) walaupun jarang digunakan tapi harus ada . Kemudian
obat essensial yaitu obat yang digunakan dalam pengobatan dasar
harus direncanakan sesuai kebutuhan dan yang terakhir adalah obat
3
Non Essensial yaitu obat penunjang seperti Vitamin, Jika dana masih
ada bisa direncanakan
D. .Pengadaan/Permintaan
1. Permintaan dilakukan setiap satu bulan sekali sesuai dengan
perencanaan kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai.
2. Permintaan dilakukan bersama dengan pelaporan pemakaian obat
dan bahan medis habis pakai bulan lalu.
3. Permintaan dan pelaporan ditujukan kepada owner klinik untuk
diberikan persetujuan pengadaan
4. Pada saat kondisi tertentu (misalnya menjelang liburan, akhir tahun)
permintaan disesuaikan dengan kondisi, untuk mengantisipasi
kekosongan obat dan bahan medis habis pakai
E. Penerimaan
1. Obat dan bahan medis habis pakai yang diterima oleh
pennggungjawab dikroscek dengan SBBK (Surat bukti barang
keluar) jika sudah sesuai disimpan dalam gudang obat klinik
F. Penyimpanan
1. Tata Ruang pendukung
Secara garis besar gudang obat Klinik hanya satu ruang tetapi
penyimpanan terbagi atas :
a. Lemari khusus injeksi dan obat-obat antibiotika
b. Lemari untuk obat-obat dalam bentuk strip, gigi, salep dan obat
mata
c. Rak khusus bahan medis habis pakai
d. Rak khusus obat dalam kemasan kaleng dan sirup.
e. Obat-obat infus diletakan diatas palet.
f. Obat psikotropika dan narkotika disimpan pada alamari khusus
berkunci ganda
2. Cara Penataan
Penataan obat dan bahan medis habis pakai harus mendukung
system FIFO dan FEFO dan sifat fisiko-kimianya serta bentuk
sediaannya. Masing-masing tempat diatur berdasarkan alfabetis
3. Ruang Penyimpanan Harus memenuhi Syarat
a. Memenuhi syrat suhu
1) Suhu kamar (15oC–25oC)
Sebagian barang perbekalan farmasi disimpan pada suhu
kamar (cairan, tablet, capsul, injeksi, alat kesehatan dll).
2) Untuk mencapai suhu 15oC – 25oC diperlukan AC, tetapi di
Gudang obat belum tersedia, sehingga disiasati dengan
menyimpan obat-obat pada tempat yang tidak kena langsung
oleh sinar matahari.
4
3) Suhu dingin barang-barang seperti suppositorian harus
disimpan
pada suhu dingin dalam almari pendingin (2oC – 8oC).
b. Memenuhi syarat kelembaban
Ruang penyimpanan harus cukup kering dengan tingkat
kelembaban 45 – 75%.
c. Memenuhi syarat pencahayaan
Ruang penyimpanan harus cukup oleh pencahayaan lampu,
tetapi harus terhindar cahaya matahari secara langsung
G. Pendistribusian
Adalah kegiatan pendistribusian sediaan obat dan bahan medis habis
pakai dari gudang obat klinik ke semua bagian, meliputi :
1. Kamar Obat
Distribusi dilakukan berdasarkan stok sediaan Ruang Farmasi,
sehubungan dengan ruang penyimpanan ruang farmasi tidak
mencukupi, maka distribusi dilakukan sesuai dengan kapasitas
ruang farmasi
2. Rawat Inap
Untuk obat-obat dalam bentuk injeksi dan cairan (infus) serta bahan
medis habis pakai di rawat inap langsung diambilkan ke kamar obat
dengan cara menyetok setiap hari ke kamar obat
3. IGD
Sediaan farmasi dibuat stok tetap yang setiap hari dikontrol untuk
mengisi obat yang sudah digunakan.
4. Kamar bersalin
Distribusi dilakukan berdasarkan kebutuhan obat Kamar Bersalin
dan
didistribusikan maksimal satu minggu setelah permintaan kebutuhan
di serahkan.
5
BAB IV
DOKUMENTASI