NIM : 1604051
TUGAS : FARMAKOLOGI I
KELAS : B
Dopamine agonist
MAO-B inhibitors
Obat ini pun tidak seefektif levodopa dalam meringankan gejala Parkinson. Meski demikian,
MAO inhibitors umumnya dapat ditoleransi dengan sangat baik oleh tubuh, dan juga sering
diberikan bersama dengan levodopa atau dopamine agonist agar lebih efektif. Adapun efek
samping yang ditimbulkan bisa berupa, sakit kepala, mual atau sakit perut, tekanan darah
tinggi, hingga insomnia.
Beberapa efek samping yang mungkin timbul dari obat ini, seperti diare, mual, atau
muntah. Adapun obat jenis COMT inhibitor lainnya, seperti Tolcapone, jarang diresepkan
dokter karena berisiko menimbulkan kerusakan hati yang serius dan gagal hati.
Antikolinergik
Obat antikolinergik, seperti benztropine atau trihexyphenidyl, sering diresepkan dokter untuk
mengontrol tremor dan kekakuan otot yang kerap terjadi pada penderita Parkinson. Meski
demikian, obat ini tidak direkomendasikan untuk penggunaan jangka panjang pada pasien
lanjut usia karena komplikasi atau efek samping serius yang mungkin timbul.
Adapun efek samping yang mungkin timbul dari konsumsi obat antikolinergik adalah
penglihatan kabur, gangguan memori, kebingungan, halusinasi, mulut kering, konstipasi atau
sembelit, dan gangguan buang air kecil.
A. definisi parkinson
Penyakit Parkinson adalah degenerasi sel saraf secara bertahap pada otak bagian tengah yang
berfungsi mengatur pergerakan tubuh. Gejala yang banyak diketahui orang dari penyakit ini
adalah terjadinya tremor atau gemetaran.
patofisiologi
gejala awal penyakit Parkinson adalah: Merasa lemah atau terasa lebih kaku pada sebagian
tubuh. Gemetaran halus pada salah satu tangan saat beristirahat. Setelah gejala awal tersebut,
selanjutnya akan muncul gejala-gejala lain yang mungkin dialami oleh penderita, seperti:
Tremor makin parah dan menyebar. Otot terasa kaku dan tidak fleksibel. Pergerakan menjadi
lambat. Berkurangnya keseimbangan dan juga koordinasi tubuh. Penderita penyakit
Parkinson juga bisa mengalami gejala fisik lainnya (misalnya konstipasi, sulit tidur atau
insomnia, kehilangan indera penciuman atau anosmia, serta masalah daya ingat) dan gejala
psikologis (misalnya cemas dan depresi).
etiologi
Penyebab Penyakit Parkinson Penyakit Parkinson memengaruhi bagian kecil dari otak tengah
yang bernama susbstantia nigra. Fungsi dari substantia nigra adalah mengirim pesan ke
berbagai saraf di tulang belakang yang berfungsi mengendalikan otot-otot pada tubuh. Pesan
akan dikirimkan dari sel otak ke saraf dan otot dengan memanfaatkan senyawa kimia yang
disebut neurotransmiter. Salah satu neurotransmiter utama yang dihasilkan oleh sel otak di
substantia nigra adalah dopamine. Pengaturan gerakan dari tubuh sangat dipengaruhi oleh
dopamine. Saat jumlah dopamine menurun akan menyebabkan aktivitas otak akan terganggu.
Inilah yang menyebabkan munculnya tanda-tanda dan gejala penyakit Parkinson. Penyebab
menurunnya dopamine ini masih belum diketahui. Tapi terdapat beberapa faktor yang bisa
memicu hal ini, seperti faktor keturunan dan faktor lingkungan.
• Umum
– Perkembangan lambat
• Khusus
1.Tremor :
• Laten
2. Rigiditas
3. Akinesia/Bradikinesia
• Liur menetes
D. farmakologi obat parkinson (termasuk didalam nya mekanisme oerja obat dan
farmakokinetik dan efek samping obat) : 1. Levodopa dan carbidopa, 2. selegiline dan
rasagiline, 3. penghambat katekol-O-metiltransferase, 4. Agonis Reseptor dopamin, 5.
Amantadine, 6. Obat Antimuskarinik
Indikasi:
parkinsonisme (tetapi bukan gejala ekstrapiramidal yang diinduksi obat); lihat keterangan di
atas.
Peringatan:
Interaksi:
Efek Samping:
anoreksia, mual dan muntah, insomnia, agitasi, hipotensi postural (jarang hipertensi labil),
pusing, takikardi, aritmia, perubahan warna urin menjadi kemerahan; jarang,
hipersensitivitas, gerakan tidak terkontrol yang abnormal, gejala kejiwaan seperti hipomania,
yang dibatasi dengan dosis; depresi, mengantuk, sakit kepala, muka memerah, berkeringat,
perdarahan gastro-intestinal, neuropati perifer, gangguan pengecapan, pruritus, ruam kulit,
perubahan enzim hati; sindrom seperti sindrom malignan neuroleptik pada pemutusan obat;
sangat jarang, glaukoma sudut sempit.
Dosis:
Awal, 125-500 mg per hari dalam dosis terbagi setelah makan, ditingkatkan menurut respons
(jarang digunakan sebagai tunggal).
Indikasi:
Peringatan:
tukak gastrik atau duodenum (hindari pada kondisi ulserasi aktif), hipertensi tidak terkontrol,
aritmia, angina, psikosis, efek samping levodopa dapat meningkat, dosis levodopa dikurangi
10-20%.
Interaksi:
Kontraindikasi:
Efek Samping:
mual, konstipasi, diare, mulut kering, hipotensi postural, diskinesia, vertigo, gangguan
tidur, confusion, halusinasi, artralgia, mialgia, sariawan dengan liofilisat oral; jarang, aritmia,
agitasi, sakit kepala, kesulitan mikturisi, reaksi kulit; juga dilaporkan nyeri dada.
Dosis:
10 mg pada pagi hari atau 5 mg pada saat sarapan dan tengah hari; LANSIA, untuk
menghindari efek confusion awal dan agitasi, terapi dapat dimulai dengan dosis 2,5 mg,
terutama pada lansia.
3. Amantadine,