Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

OBAT SISTEM NEUROLOGI DAN OBAT SISTEM ENDOKRIN

OLEH:

KELOMPOK: V

KELAS :D

1. FRANSISKA A. C. RARO 182002721


2. KORNALIA TAOPAN 182502721
3. KRISANTA C. RUNESI 182602721
4. NONCI A. FINA 183702721
5. RIDWAN UMBU PRAING 184102721
6. ROVLIN A. BANI 184202721

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2022
A. OBAT SISTEM NEUROLOGI
1. ANTI EPILEPSI DAN ANTI KONVULSI

a). ANTI EPILEPSI

 CONTOH OBAT PADA LANSIA

Daftar obat untuk mengobati penyakit epilepsy:

 Sodium valproate. Obat ini digunakan untuk mengatasi gejala penyakit epilepsi dan


mencegah kepala pusing pada anak dan orang dewasa. ...
 Carbamazepine. Obat ini digunakan untuk mengobati diabetes neuropati dan penyakit
epilepsi. ...
 Lamotrigine.
 Levetiracetam.

 MEKANISME KERJA OBAT ANTI EPILEPSI

Farmakologi asam valproat sebagai anti epilepsi bekerja dengan cara meningkatkan kadar


gamma-aminobutyric acid (GABA), memperkuat dan menyerupai aksi GABA pada reseptor post
sinaps, serta menghambat kanal natrium dan kalsium yang bertanggung jawab atas fungsinya
sebagai anti epilepsi.

Mekanisme kerja obat antiepilepsi Pada prinsipnya, obat antiepilepsi bekerja untuk
menghambat proses inisiasi dan penyebaran kejang. Namun, umumnya obat antiepilepsi lebih
cenderng bersifat membatasi proses penyebaran kejang daripada mencegah prosesinisiasi.
Dengan demikian secara umum ada dua mekanisme kerja, yakni : peningkatan inhibisi dan
penurunan eksitasi yang kemudian memodifikasi konduksi ion : Na+,Ca2+,K+, dan Cl- atau
aktivitas neuroransmitor, meliputi :

1. Inhibisi kanal Na+ pada membran sel akson. Contoh : fenition dan karbamazepin (pada
dosis terapi), fenobarbital dan asam valproat (dosis tinggi), lamotrigin topiramat,
zonisamid.
2. Inhibisi kanal Ca2+ tipe T pada neuron talamus (yang berperan sebagai pace-maker
untuk membangkitkan cetusan listrik umum di korteks). Contoh : etosuksimid, asam
valproat, dan clonazepam.

3. Peningkatan inhibisi GABA.

4. Penurunan Ekssitasi glutamate.

 EFEK SAMPING OBAT ANTI EPILEPSI

Beberapa efek samping ringan obat anti epilepsi adalah pusing, berat badan naik, bicara


menjadi tidak lancar,badan sering lelah,timbul ruam kulit, daya ingat berkurang,dan efek
samping beratnya yaitu depresi, ruam kulit yang parah, peradangan hati,kecenderungan
untuk bunuh diri. Namun pusing dan kejang yang alami bisa kemungkinan yang lain yaitu:
Penyumbatan pembuluh darah otak, Perdarahan otak dan Tumor otak.

Jika kejang sering terjadi atau Jika sudah bebas kejang lebih dari 2 tahun, Sebaiknya
konsultasikan dengan dokter saraf, untuk dilakukan pemeriksaan MRI , untuk menyingkirkan
epilepsi simtomatik, karena bila ditemukan epilepsi simtomatik maka obat harus diminum
seumur hidup.

b). ANTI KONVULSI

 CONTOH OBAT PADA LANSIA

Berikut ini adalah jenis, merek dagang, serta dosis obat yang termasuk ke


dalam golongan antikonvulsan: Barbiturat, Benzodiazepine, Dibenzazepine, Hydantoin,
Penghambat karbonik anhidrase, Turunan asam lemak, Analog asam gamma-aminobutirat,
Pyrrolidine.

 MEKANISME KERJA OBAT ANTI KONVULSI


 Mekanisme kerja antikonvulsan adalah dengan cara menekan rangsangan pada
saraf (eksitasi), untuk mengurangi kemungkinan aktivitas kejang. Selain kejang,
antikonvulsan juga dapat digunakan pada beberapa kondisi berikut ini: Nyeri neuropatik.

Terdapat dua mekanisme antikonvulsi yang penting, yaitu :


1.Dengan mencegah timbulnya letupan depolarisasi eksesif
pada neuron epileptik dalam fokus epilepsi.

2. Dengan mencegah terjadinya letupan depolarisasi pada


neuron normal akibat pengaruh dari fokus epilepsi.

 EFEK SAMPING OBAT ANTI KONVULSI

Antikonvulsan dapat menimbulkan efek samping yang berbeda-beda pada tiap


penggunanya. Beberapa efek samping yang sering muncul adalah: Kantuk, Mual, Muntah,
Pusing, Sakit kepala, Tremor, Lemas, Penglihatan ganda, Kerusakan hati, Kerusakan ginjal.

Periksakan ke dokter jika muncul efek samping di atas, atau jika muncul reaksi alergi
obat, seperti ruam yang terasa gatal, bengkak pada kelopak mata dan bibir, serta sesak napas.

2. OBAT PARKINSON

 CONTOH OBAT PADA LANSIA

Utamanya, pengobatan utama Parkinson adalah menggunakan obat-obatan medis atau terapi.

Beberapa jenis obat Parkinson yang kerap diresepkan oleh dokter, antara lain:

1. Amantadine

Amantadine adalah obat yang biasanya diberikan apabila penyakit Parkinson yang dialami


masih dalam tahap awal. Obat ini akan meringankan gejala Parkinson ringan, tapi sifatnya
jangka pendek. 

2. Antikolinergik

Penderita Parkinson kerap mengalami gejala seperti tangan gemetar (tremor) dan otot-
otot tubuh terasa kaku. Untuk menghentikannya, dokter biasanya akan meresepkan obat
golongan antikolinergik, seperti trihexyphenidyl dan benzotropine. 

Namun, dokter tidak akan memberikan obat ini untuk terapi jangka panjang pada pasien
penderita Parkinson yang sudah lanjut usia. Pasalnya, obat berpotensi menyebabkan efek
samping dan komplikasi serius.
3. Levodopa-Carbidopa

Levodopa adalah salah satu pengobatan yang diberikan dokter untuk orang dengan
penyakit Parkinson. Obat ini nantinya akan diserap oleh sel-sel saraf otak untuk kemudian
diubah menjadi dopamin.  

4. Catechol O-methyltransferase inhibitors (COMTIs)

Pada penderita penyakit Parkinson stadium lanjut, dokter akan memberikan resep obat
dari golongan COMTIs, seperti entacapone untuk membantu meredakan gejala yang muncul.
Obat ini bekerja untuk menambah durasi efek Levodopa dengan cara memblokir enzim COMT.
Pasalnya, enzim tersebut dapat merusak dopamin. 

 MEKANISME KERJA OBAT PARKINSON

Carbidopa bersama entacapone bekerja dengan cara membantu levodopa untuk masuk ke


dalam otak, yang selanjutnya akan dipecah menjadi dopamin. Mekanisme kerja ini akan
membantu mengurangi keluhan dan gejala penyakit Parkinson.

 INDIKASI OBAT PARKINSON

Indikasi levodopa adalah untuk Penyakit Parkinson. Dosis levodopa bergantung pada sediaan
yang digunakan. Sediaan levodopa pada Penyakit Parkinson dapat digunakan sebagai obat
tunggal, bersama dengan karbidopa ataupun benserazid.

 KONTRA INDIKASI OBAT PARKINSON

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

Jangan mengonsumsi obat ini jika mempunyai kondisi medis, seperti: Glaukoma sudut tertutup,
yaitu tekanan di bola mata yang terlalu tinggi, Melanoma maligna, yaitu kanker ganas yang
berasal dari melanosit.

 EFEK SAMPING OBAT PARKINSON

Beberapa efek samping levodopa lainnya adalah: Pusing, sakit kepala, dan limbung, Mual dan
muntah, Selera makan hilang, Sulit tidur, Mimpi buruk, Kesemutan pada tangan atau kaki.
3.VERTIGO DAN MIGRAIN

a). VERTIGO

 CONTOH OBAT VERTIGO PADA LANSIA


1. Betahistin 
2. Meclizine.
3. Promethazine.
4. Diphenhydramine.
5. Dimenhydrinate.
6. Lorazepam.

 MEKANISME KERJA OBAT VERTIGO


Betahistin merupakan obat analog histamin dengan fungsi sebagai agonis reseptor histamin
H1 dan antagonis reseptor H3, dengan efek tersebut betahistin bekerja di sistem syaraf pusat dan
secara khusus di sistem neuron yang terlibat dalam pemulihan gangguan vestibular, dengan
mengaktifkan reseptor.
 INDIKASI OBAT VERTIGO
Informasi obat ini hanya untuk kalangan medis. Vertigo dan pusing pada penyakit Meniere,
sindroma Meniere, Vertigo perifer.

 KONTRA INDIKASI

Hipersensitif, memiliki pheochromocytoma, tumor langka kelenjar adrenal.

 EFEK SAMPING OBAT VERTIGO

Efek Samping dan Bahaya Betahistine: Mual, Muntah, Sakit kepala, Gangguan pencernaan,
Sakit perut dan kembung.

b). OBAT MIGRAIN

 CONTOH OBAT MIGRAIN PADA LANSIA


Ergotamine digunakan untuk mencegah atau mengobati sakit kepala, seperti sakit di satu sisi
kepala akibat gangguan saraf (migrain) dan sakit kepala cluster. Sakit kepala cluster atau cluster
headache adalah salah satu sakit kepala parah yang terjadi berulang. Sakit kepala cluster ditandai
dengan nyeri pada salah satu sisi wajah atau kepala bagian belakang yang terasa hingga ke mata.
Sakit kepala ini dapat terjadi tiba-tiba. Obat ini termasuk dalam golongan ergot alkaloids yang
membantu menurunkan efek berdenyut dari nyeri kepala vaskular. Ergotamine biasanya
dikombinasikan dengan kafein untuk meningkatkan efektivitasnya dalam mengobati sakit kepala.

Obat-obat yang diberikan, seperti: Antidepresan, Obat tekanan darah, seperti beta blocker,
Obat anti kejang, Agen peptida terkait gen kalsitonin, Suntikan Botulinum toxin type A (Botox)
juga membantu mengurangi serangan migrain, jika terjadi lebih dari 15 hari dalam sebulan.

 KONTRAINDIKASI OBAT MIGRAIN

Penggunaan ergotamine  bersamaan dengan inhibitor CYP3A4 kuat, seperti antifungi


golongan azole, antihepatitis, dan makrolida, dikontraindikasikan. Sebab dapat terjadi
vasospasme hebat hingga terjadi iskemia perifer dan serebral.Hindari penggunaan ergotamine
pada pasien dengan kondisi medis, seperti: Tekanan darah tinggi, Penyakit hati, Penyakit ginjal,
Penyakit pembuluh darah arteri koroner, Kehamilan.

 EFEK SAMPING OBAT MIGRAIN

Efek samping belum tentu terjadi di setiap pemakaian obat. Namun, jika terjadi efek samping
yang mengganggu atau memburuk, segeralah cari bantuan medis.

Efek samping yang mungkin timbul dari pemakaian ergotamine, antara lain:

 Pusing
Jika Anda mulai merasa pusing, baringkan tubuh Anda agar tidak pingsan. Duduklah
sampai Anda merasa lebih baik. Berhati-hatilah saat mengemudi atau mengoperasikan
mesin.
 Mual
Tetaplah mengonsumsi makanan sederhana dan hindari makanan dengan rasa yang kuat,
seperti pedas. Minum air sedikit demi sedikit secara teratur.
 Muntah
Minumlah banyak air untuk menggantikan cairan yang hilang dan mencegah dehidrasi.
Kondisi dehidrasi ditandai dengan penurunan frekuensi dan jumlah urine, serta urine
berwarna gelap dan berbau menyengat. Konsumsi makanan sederhana dan hindari
makanan pedas.
 Sensasi berputar.
 Kelemahan.
 Gatal ringan.

B. OBAT SISTEM ENDOKRIN


1. OBAT DIABETES MELITUS
 CONTOH OBAT DAIBETES MELITUS PADA LANSIA

Metformin (biguanid) Obat diabetes yang termasuk ke dalam golongan biguanid adalah


metformin, Sulfonilurea. Selain metformin, golongan obat generik untuk diabetes melitus yang
sering diresepkan dokter adalah sulfonilurea.

 KONTRAINDIKASI OBAT DIABETES MELITUS


Kontraindikasi metformin adalah pada penderita yang alergi dengan komponen obat ini.
Peringatan penggunaan metformin adalah mengenai gejala asidosis laktat.
 EFEK SAMPING OBAT DIABETES MELITUS
Efek samping metformin antara lain: mual dan muntah, gangguan pencernaan,
penurunan nafsu makan, nyeri otot dan kram, sakit perut, pilek, sakit perut, dan tubuh
melemah.

2.OBAT TIROID DAN ANTI TIROID

 CONTOH OBAT TIROID DAN ANTI TIROID


Methimazole termasuk ke dalam golongan obat antitiroid. Methimazole adalah
obat untuk mengatasi hipertiroidisme, yaitu kondisi tingginya kadar hormon tiroid. Salah
satu penyebab terjadinya hipertiroidisme adalah penyakit Graves (Graves’ disease). Obat
ini juga bisa digunakan sebelum pasien menjalani operasi tiroid atau terapi iodium
radioaktif.
 MEKANISME KERJA OBAT TIROID DAN ANTI TIROID

Obat Methimazole bekerja dengan cara menghambat kerja kelenjar tiroid dalam


memproduksi hormon tiroid. Dengan begitu, kadar hormon tiroid dapat menurun dan
gejala hipertiroidisme, seperti jantung berdebar atau tremor, dapat mereda.

 EFEK SAMPING OBAT TIROID DAN ANTI TIROID

Beberapa efek samping yang dapat timbul setelah mengonsumsi methimazole adalah:
Nyeri otot dan nyeri sendi, Munculnya ruam di kulit, Rambut rontok, Sakit kepala, pusing,
atau kantuk, Mual dan muntah, Sakit perut, Kesemutan dan Hilangnya kemampuan
mengecap rasa.

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika keluhan yang disebutkan di atas tidak kunjung reda
atau semakin parah. Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau
mengalami efek samping yang lebih serius, seperti:

 Sakit kepala yang semakin berat atau vertigo yang tidak kunjung membaik.


 Batuk berdarah atau sulit bernapas.
 Gangguan ginjal, yang bisa ditandai dengan jarang berkemih atau jumlah urin yang
sangat sedikit.
 Penurunan produksi dari sel darah yang bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit
infeksi atau anemia.
 Gangguan fungsi hati, yang bisa ditandai dengan keluhan berupa penyakit kuning, urin
berwarna gelap, sakit perut yang berat, atau mual dan muntah yang berat dan tidak
kunjung mereda.

Anda mungkin juga menyukai