Anda di halaman 1dari 188

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. R. K


DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS SIKUMANA
KECAMATAN MAULAFA KOTA KUPANG
TAHUN 2021

Disusun oleh :

YUNDRI RESTIVELDA
META NIM: 138602618

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA
KUPANG
TAHUN 2021
LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. R. K


DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS SIKUMANA
KECAMATAN MAULAFA KOTA KUPANG
TAHUN 2021

Diajukan untuk memenuhi penilaian mata kuliah Laporan Tugas Akhir

Disusun oleh :

YUNDRI RESTIVELDA
META NIM: 138602618

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA
KUPANG
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETLJt'AN

LAPORAN TtlGAS AKHIR

ASUHA KEBIDANAN KOMPRERENSIF PADA NI’. R. K


DENGAN ANEMIA DI PI SKEfiMAfi SIK(I84ANA
KECAMATA urArA
KOTA K1IPANG
TARUN 2_02l

Laporan kasus ini telah diperiksa dan diseiiijui oleh


pembiinbing nut diyoahankm dihadapan penguji

PFh4BFVB1NG

NABIL.EH NTIR(I L ILMA. .h.hT., NI. K. M


I. EM BAR PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREIJENSI F PADA NY. R. K


DENGAN .ANEMIA DI PtISKESNA5 SIK£!MAN1
KFC t MATAN NlAtlLAFA KOTA KUPANG
TAfRN 2021

Laporan éasus ini telah diujikan pada tanggal 30 Jiili 2021

.x sca›N wi xme.s.st..1›.rñ»i

Ketua Program ñtudi D-Z I tebidaoaa

,1fDh: fBlt037803
STIKes Maranatha Kupang
Nama Penulis : YUNDRI RESTIVELDA META
Judul : ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.
R. K DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS
SIKUMANA KECAMATAN MAULAFA KOTA
KUPANG TAHUN 2021
BAB / Halaman : V/169 Halaman

GAMBARAN KASUS
Bidan merupakan ujung tombak untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi,
salah satu upayanya dengan memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif.
Tujuannya adalah untuk dapat memberikan asuhan kebidanan secara
komprehensif. Kasus ini di ambil di Puskesmas Sikumana Kecamatan Maulafa
Kota Kupang.
Pada tanggal 22 Maret 2021 sampai dengan tanggal 29 Maret 2021 pada Ny. R.
K G1 P0 A0 AH0 umur 23 tahun usia kehamilan 38-39 minggu janin tunggal,
hidup, letak kepala, intra uterine dengan anemia. Keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, TD 100/70 mmHg, suhu 36,50C, nadi 85 x/menit, pernapasan 22
x/menit, TB 154 cm, BB sebelumnya 43 kg, BB saat ini 59 kg, LiLA 28 cm.
Tafsiran persalinan 04-04-2021 dan Hb 9,0 gram %.
Pada tanggal 30 Maret 2021, jam 09.30 WITA Ny. R. K mengatakan keluar
lendir bercampur darah dan nyeri perut bagian bawah menjalar ke pinggang, KU
baik, kesadaran composmentis, hasil pemeriksaan vulva/vagina portio tipis
pembukaan 10 cm, kantong ketuban utuh, bagian terendah kepala, posisi ubun-
ubun kecil, turun hodge IV. Jam 23.00 WITA ibu partus normal, keadaan ibu dan
bayi sehat.
Pada tanggal 31 Maret 2021 kunjungan nifas I Ny. K.R P1A0AH1 post partus
normal hari ke 2 KU baik, kesadaran composmentis, ibu mengatakan tidak ada
keluhan, ASI keluar lancar lochea rubra, TFU teraba 2 jari dibawah pusat dan
kunjungan neonatus I BBL normal hari ke 2 keadaan bayi baik, HR 134 ×/menit,
RR 43 x/menit, Suhu 37˚C, 20 ×/menit, BB 1.800 gram, PB 47 cm, bayi sudah
BAB/BAK tali pusat masih basah, bayi menyusui lancar. Pada tanggal 07 April
2021 dilakukan kunjungan nifas II, pada Ny. R. K P1A0AH1 nifas normal hari ke 8,
keadaan ibu baik, kesadaran composmentis, ibu mengatakan tidak ada keluhan,
lochea sanguinolenta dan TFU tidak teraba dan kunjungan neonatus II BBL
normal hari ke 8, keadaan bayi baik, tali pusat sudah putus, semua masih dalam
batas normal. Kunjungan neonatus III tanggal 23 April 2021 BBL normal hari ke
24 keadaan bayi baik, kesadaran composmentis, tali pusat sudah putus, semua
masih dalam batas normal. Dilakukan kunjungan nifas III, tanggal 02 Mei 2021
pada Ny. R. K P1A0AH1 nifas normal hari ke 33 KU baik, kesadaran
composmentis, BB: 2.100 gram, ibu mengatakan tidak ada keluhan, lochea alba
dan TFU tidak teraba.

Pustaka : 12 Buku (2015-2020)

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,

karena atas berkat dan penyertaan-Nya, Penulis dapat menyelesaikan Laporan

Tugas Akhir dengan baik. Laporan Tugas Akhir ini penulis ajukan dalam rangka

memenuhi persyratan untuk menyelesaikan mata kuliah Laporan Tugas Akhir

program studi D-III Kebidanan dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif

Pada Ny. R. K. usia 23 tahun G1 P0 A0 AH0 dengan Anemia” Di Puskesmas

Sikumana tahun 2021. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada yang terhormat :

1. Ns. Stefanus M. Kiik, M.Kep., Sp.Kep.Kom selaku Ketua STIKes

Maranatha Kupang.

2. Roslin E. M. Sormin, SST., M.Kes selaku Ketua Program Studi D-III

Kebidanan STIKes Maranatha Kupang.

3. Kepala Puskesmas Sikumana yang telah mengijinkan saya untuk

mengambil kasus di puskesmas ini untuk membuat Laporan Tugas Akhir.

4. Nabilah Nurul Ilma, S.ST., M.K.M selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah

yang telah membimbing penulis dengan sangat luar biasa dalam

penulisan Karya Tulis Ilmiah (Studi Kasus) ini.

5. Mery L. Fangidae Tumeluk, SST., MPH selaku penguji yang telah

bersedia menguji penulis dan memberikan banyak ilmu pada penulis.

6. Pasien dan Keluarga yang telah bersedia untuk menjadi pasien dan yang

membantu memberi informasi selama penulis melaksanakan asuhan

kebidanan.

ii
7. Keluarga tercinta, Bapa John Meta & Mama Martha Bako, kakak-kakak

tercinta Kak Fenty, Kak Yusti, Kak Neny, Kak Edy, dan anak

Clarine serta Kakak Bento yang senantiasa mendoakan dan mendukung

dalam bentuk apapun sehingga laporan kasus ini dapat terselesaikan

dengan baik.

8. Bapa Kos Sahabat dan mama serta teman-teman Kos Sahabat Kak Maria,

Kak Fina, Kak Bora, Yimra, Rina, Ary yang senantiasa membantu dan

mendukung dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.

9. Sahabat seperjuangan Bidan Angkatan 2018 kelas B, teman sepembimbing

Yumarsi, Regina, Eda, Stevy, dan lebih terkhususnya buat “sister from

another mom” atau Squad Beban Ortu Ella, Lesy, Mala, Noni, Ria dan

Erna yang sama-sama berjuang dalam suka maupun duka, saling

mendoakan, menasehati, menopang dan memotivasi dalam menyelesaikan

Laporan Tugas Akhir.

Penulis menyadari bahwa penulisan studi kasus ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu segala usul, saran dan kritikan yang bersifat

membangun, penulis sangat harapkan demi penyempurnaan penulisan selanjutnya

dan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Kupang, Mei 2021

Penulis

(Yundri Restivelda Meta)

iii
DAFTAR ISI

LEMBARAN JUDUL SPESIFIKASI


LEMBARAN PERSETUJUAN
LEMBARAN PENGESAHAN
GAMBARAN KASUS.................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................vi
DAFTAR SINGKATAN............................................................................vii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Tujuan.............................................................................................4
1. Tujuan Umum.............................................................................4
2. Tujuan Khusus............................................................................4
C. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus.........................................5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Kehamilan......................................................................................6
B. Persalinan.......................................................................................31
C. Bayi Baru Lahir.............................................................................55
D. Nifas..............................................................................................75
E. Teori Pendokumentasian SOAP....................................................88
F. Anemia dalam Kehamilan..............................................................90

BAB III. PERKEMBANGAN KASUS


A. Kehamilan.....................................................................................94
B. Persalinan.....................................................................................109
iv
C. Bayi Baru Lahir 1 Jam.................................................................125
D. Bayi.............................................................................................129
E. Nifas.............................................................................................138

BAB IV. PEMBAHASAN KASUS


A. Antenatal Care.............................................................................148
B. Intra Natal Care...........................................................................151
C. Bayi Baru Lahir...........................................................................156
D. Post Natal Care............................................................................159

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan..................................................................................161
B. Saran............................................................................................165

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................168
LAMPIRAN-LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 TFU Sesuai Leopold...................................................................27


Tabel 2.1 TFU Sesuai Mc Doanld..............................................................27
Tabel 2.2 Jadwal Pemberian Imunisasi TT.................................................29
Tabel 2.3 Penilaian Secara Apgar Skor......................................................61
Tabel 2.4 Perubahan TFU dan Berat Uterus Menurut Masa Involusi........77

vi
DAFTAR

A : Abortus

AH : Anak Hidup
ANC : Antenatal Care
AKI : Angka Kematian Ibu
AKB : Angka Kematian
Bayi ASI : Air Susu Ibu
BB : Berat Badan
BAB : Buang Air
Besar BAK : Buang
Air Kecil
BBL : Bayi Baru Lahir
BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah
BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan
Social C : Celcius
CM : Centi Meter
DTT : Desinfeksi Tingkat
Tinggi DJJ : Denyut Jantung Janin
G : Gravida
GR : Gram
HB : Hemoglobin
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
IM : Intra Muscular
IU : Internasional Unit
IMD : Inisiasi Menyusu
Dini JK : Jenis Kelamin
KB : Keluarga Berencana
KG : Kilo Gram
KN : Kunjungan Neonatus
KF : Kunjungan Nifas

vii
LILA : Lingkar
Lengan LK: Lingkar Kepala
LD : Lingkar Dada
LP : Lingkar Perut
MMHG : Milimeter
Hidrogenium PAP : Pintu
Atas Panggul
P : Partus
PB : Panjang Badan
PX : Prossesus Xypodeus
RR : Respirasi Rein
RS : Rumah Sakit
SDKI : Survey Demografi Kesehatan
Indonesia TB : Tinggi Badan
TBBJ : Tafsiran Berat Badan Janin
TD : Tekanan Darah
TFU : Tinggi Fundus
Uteri TM : Trimester
TP : Tafsiran Persalinan
TT : Tetanus Toksoid
TTV : Tanda-tanda Vital
UK : Usia Kehamilan
USG : Ultrasonografi
VT : Vagina Toucher
WHO : World Health Organization
WITA : Waktu Indonesia Tengah

viii
1

BAB I

PENDAHULUA

A. LATAR BELAKANG

Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu

rangkaian peristiwa alamiah dan fisiologis yang akan di alami oleh setiap

wanita sebagai calon ibu, namun setiap kehamilan dalam

perkembangannya mempunyai resiko mengalami penyulit atau komplikasi

(Kemenkes, 2015). Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu

indikator yang dapat menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu

wilayah.

Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2017

mencatat sekitar 810 wanita diseluruh dunia meninggal setiap harinya

akibat komplikasi yang terkait dengan kehamilan maupun persalinan dan

sebanyak 94% diantaranya terdapat pada negara berpenghasilan rendah

dan menengah. Kasus kematian ibu di dunia masih tinggi sekitar 295.000

atau 211/100.000 kelahiran hidup sedangkan AKB pada tahun 2018

29/1.000 kelahiran hidup.

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan angka

kematian ibu yang tinggi. Berdasarkan SUPAS (Survei Penduduk Antar

Sensus) tahun 2015 AKI di Indonesia sebesar 305/100.000 KH dengan

penyebab hipertensi, perdarahan, komplikasi obstetrik, non komplikasi

non obstetrik, infeksi dan penyebab lainnya. Demikian juga AKB di


2

Indonesia menurut SDKI tahun 2017 yaitu 24/1000 kelahiran hidup

dengan penyebab kematian adalah asfiksia, infeksi dan BBLR.

Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di

Nusa Tenggara Timur (NTT) sampai sekarang masih terbilang tinggi.

Pemerintah Nusa Tenggara Timur terus berupaya serius untuk menekan

kasus kematian ibu dan bayi yang masih tinggi tersebut. Berdasarkan

laporan Dinas Kesehatan pada bulan Mei tahun 2021, jumlah kasus

kematian ibu di Nusa Tenggara Timur sebanyak 70 kasus dengan

penyebab komplikasi non obstetric, perdarahan, hipertensi dalam

kehamilan, dan infeksi. Sedangkan, jumlah kematian bayi di Nusa

Tenggara Timur adalah 431 kasus dengan penyebab BBLR, asfiksia,

pneumonia, kelainan bawaan dan infeksi lain.

Sementara, laporan tahunan Dinas Kesehatan Kota Kupang tahun

2020, jumlah kunjungan ANC 7.104 ibu hamil, persalinan nakes 7.420 ibu

bersalin, kunjungan nifas 7.469 ibu nifas, kunjungan neonatus 7.439

neonatus. Jumlah kematian ibu di kota Kupang sebanyak 4 kasus dan

jumlah kematian bayi 16 kasus. Sedangkan, berdasarkan data program

tahunan puskesmas Tahun 2020 di Puskesmas Sikumana dalam kurun

waktu satu tahun terakhir (Januari - Desember), jumlah KI sebanyak

1358, K4 sebanyak 1085, persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan 1089,

persalinan di non fasilitas pelayanan kesehatan 32 dan persalinan non

tenaga kesehatan 31, sedangkan KF1 sebanyak 1121, KF2 sebanyak 1111,
3

KF3 sebanyak 1095, KN1 sebanyak 1128, jumlah KN lengkap 1100 dan

Neonatus dengan Komplikasi 43.

Upaya secara nasional yang dilakukan oleh pemerintah untuk

menurunkan AKI dan AKB adalah Program Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K). Program perencanaan stiker ini dapat

meningkatkan peran aktif suami (suami siaga), keluarga dan masyarakat

dalam merencanakan persalinan yang aman. Program ini juga

meningkatkan persiapan menghadapi komplikasi pada saat kehamilan

mendorong ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan, persalinan, nifas

dan bayi yang baru dilahirkan oleh tenaga kesehatan termasuk skrining

status imunisasi tetanus lengkap pada ibu hamil (Kemenkes RI, 2015).

Upaya untuk menurunkan AKI dan AKB di Provinsi NTT adalah

adanya Revolusi KIA. Revolusi KIA salah satu bentuk upaya percepatan

penurunan AKI dan AKB melalui persalinan pada fasilitas kesehatan yang

memadai, tersedianya puskesmas PONED dan Rumah Sakit PONEK di

Kabupaten/Kota, terselenggaranya sistem pelayanan dasar esensial dan

emergensi (obstetri neonatal) bagi ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan

bayi baru lahir BBL (Dinkes NTT, 2016)

Masih banyak ibu hamil yang belum melakukan ANC sesuai

dengan ketentuan dan jadwal, pertolongan persalinan tidak di tenaga

kesehatan atau difasilitas kesehatan yang memadai, serta banyaknya

kematian ibu dan bayi sehingga di perlukan asuhan yang komperhensif

pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan neonatus. Asuhan kebidanan


4

komprehensif yang di berikan secara berkelanjutan (CONTINUITY OF

CARE) pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir dengan tujuan

untuk mengurangi risiko kematian dan mendukung percepatan penurunan

AKI dan AKB.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik mengambil judul

“asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. R. K mulai dari kehamilan,

persalinan, bayi baru lahir dan nifas”.

B. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum

Dapat melakukan Asuhan Kebidanan secara komprehensif pada

Ny.R.K di Puskesmas Sikumana.

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif pada Ny.

R.K mulai dari masa kehamilan Trimester III, Bersalin, Nifas dan

Bayi Baru Lahir.

b. Dapat menganalisa masalah, diagnosa kebidanan pada Ny. R.K

dalam masa Kehamilan, Bersalin, Nifas dan Bayi Baru Lahir.

c. Dapat melakukakan penatalaksanaan pada Ny.R.K dalam masa

Kehamilan, Bersalin, Nifas dan Bayi Baru Lahir.

d. Dapat melakukan pendokumentasian dengan SOAP pada Ny.R.K

dalam masa Kehamilan, Bersalin, Nifas dan Bayi Baru Lahir.


5

C. WAKTU DAN TEMPAT PENGAMBILAN KASUS

Pengambilan kasus dilakukan di rumah pasien dengan menerapkan

Asuhan Kebidanan yang dimulai pada tanggal :

1. Tanggal 22 - 03 - 2021 : Pemeriksaan kehamilan pertama

2. Tanggal 29 - 03 - 2021 : Pemeriksaaan kehamilan kedua

3. Tanggal 30 - 03 - 2021 : Pertolongan persalinan

4. Tanggal 31 - 03 - 2021 : Kunjungan rumah pertama, KF / KN I

5. Tanggal 07 - 04 - 2021 : Kunjungan rumah kedua, KF / KN II

6. Tanggal 23 - 04 - 2021 : Kunjungan rumah ketiga KN III

7. Tanggal 02 - 05 - 2021 : Kunjungan rumah ketiga KF III


6

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. ANTENATAL CARE

1. Kehamilan

a. Pengertian

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana trimester satu

berlangsung dalam 12 minggu, trimeseter kedua 15 minggu (minggu ke-

13 hingga ke-27) dan trimester ketiga 13 minggu, (minggu ke-28 hingga

ke-40) (Walyani, 2020).

b. Kehamilan trimester III

Kehamilan trimester III merupakan kehamilan dengan usia 28-40

minggu dimana merupakan waktu mempersiapkan kelahiran dan

kedudukan sebagai orang tua, seperti terpusatnya perhatian pada

kehadiran bayi, sehingga disebut juga sebagai periode penantian

(Indawani, 2017).

c. Antenatal Care

Antenatal Care adalah suatu program yang terencana berupa observasi,

edukasi dan penanganan medic pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu

proses kehamilan dan persiapan persalinan yang aman dan memuaskan

(Walyani, 2020).
7

d. Adaptasi Perubahan Fisik

Perubahan anatomi fisiologi kehamilan trimester III (Asrinah dkk,

2016) yaitu:

1) Uterus

Uterus yang semula biasanya 30 gram akan mengalami hipertropi

dan hiperplasia karena pengaruh hormone estrogen dan progesteron

sehingga pada akhir kehamilan uterus ini menjadi 1000 gram,

dengan panjang 20 cm.

2) Vulva dan Vagina

Perubahan hormon estrogen mengakibatkan adanya

hipervaskularisasi sehingga vulva dan vagina tampak lebih merah,

agak kebiruan (livide). Tanda ini disebut dengan tanda Chadwick.

Pada akhir kehamilan, cairan vagina mulai meningkat dan lebih

kental.

3) Serviks Uteri

Serviks uteri pada kehamilan mengalami perubahan karena hormon

estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya

hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak. Serviks

uteri lebih banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas

kolagen. Selain itu prostaglandin bekerja pada serabut kolagen,

terutama pada minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi

lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan.


8

4) Mammae atau Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai

persiapan memberikan ASI pada saat laktasi, hormone yang

mempengaruhi :

a) Estrogen

(1) Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam

sehingga payudara tampak semakin membesar.

(2) Tekanan serta saraf akibat penimbunan lemak dan air serta

garam menyebabkan rasa sakit pada payudara.

b) Somatotropin

(1) Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara.

(2) Merangsang pengeluaran kolostrum pada payudara.

c) Progesteron

Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi :

(1) Menambah jumalah sel asinus.

(2) Pegeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin belum

berfungsi

(3) Setelah persalinan, hambatan prolaktin tidak ada sehingga

membuat ASI dapat keluar dengan lancar.

5) Kulit

Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat

tertentu akibat peningkatan MSH (Melanophore Stimulating


9

Hormon). Hiperpigmentasi dapat terjadi di wajah, leher alveolar

mammae dan abdomen.

6) Sirkulasi Darah

Volume darah semakin meningkat kira-kira 25% dimana jumlah

serum darah lebih besar dari pada pertumbuhan sel darah, sehingga

terjadi semacam pengenceran darah (hemodilusi) dengan puncaknya

pada usia 32 minggu, terjadi supine hypotensive syndrome karena

penekanan vena kava inverior.

7) Sistem Pernafasan

Pada usia kehamilan 33 sampai 36 minggu ibu hamil akan merasa

sesak nafas karena tekanan janin yang berada dibawah diafragma

menekan paru-paru ibu.

8) Traktus Digestivus

Akibat meningkatnya kadar esterogen tubuh perasaan enek (nausea)

pada kehamilan muda. Tonus-tonus otot traktus digestivus menurun,

sehingga motilitas traktus digestivus berkurang. Hal ini untuk

resorbsi tetapi menimbulkan obstipasi. Juga terjadi pengeluaran air

liur berlebihan yang disebut salviasi.

9) Abdomen

Munculnya kontraksi Braxton hiks.


10

e. Adaptasi Psikologis Kehamilan

Perubahan Psikologis Kehamilan Trimester III (Asrinah dkk, 2016),

yakni:

1) Trimeter III sering disebut sebagai periode penantian yang mana

pada trimester ketiga ini wanita menanti kehadiran bayinya sebagai

bagian dari dirinya, dia menjadi tidak sabar untuk segera melihat

bayinya dan ada perasaan yang tidak menyenangkan ketika bayinya

tidak lahir tepat waktu.

2) Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan

kedudukan sebagai orang tua dan ini dapat menimbulkan perasaan

khawatir.

3) Pada Trimester III dapat timbul perasaan kekhawatiran terhadap

bayinya, khawatir bayinya mengalami ketidak normalan (kecacatan).

Akan tetapi kesibukan dalam mempersiapkan kelahiran bayinya

dapat mengurangi kekhawatirannya.

4) Hasrat seksual tidak seperti pada trimester kedua hal ini dipengaruhi

oleh perubahan bentuk perut yang semakin membesar dan adanya

perasaan khawatir terjadi sesuatu terhadap bayinya.

5) Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang

semakin kuat menjelang akhir kehamilan. Ibu akan merasa

canggung, jelek, berantakan dan memerlukan dukungan dari

pasangannya yang sangat besar.


11

f. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan

Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan menurut Kusmyati (2018) yaitu:

1) Data Subjektif

Data subjektif adalah data yang diperoleh dari pasien berupa data

fokus yang dibutuhkan untuk menilai keadaan ibu yang sesuai

dengan kondisinya. Contohnya; ibu mengatakan mual dan muntah,

ibu mengatakan sudah tidak haid lagi 2 bulan yang lalu, ibu

mengatakan pusing, ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah.

Jenis data yang dikumpulkan adalah :

a) Biodata

Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai

keadaan klien secara keseluruhan yang terdiri dari data ibu dan

suami meliputi:

(1) Nama ibu dan suami

Untuk dapat mengenal atau memanggil nama ibu dan untuk

mencegah kekeliruan bila ada nama yang sama.

(2) Umur

Dalam kurun waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa usia

aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun

(3) Suku/bangsa

Mengetahui kondisi social budaya ibu yang mempengaruhi

perilaku kesehatan.
12

(4) Agama

Dalam hal ini berhubungan dengan perawatan penderita yang

berkaitan dengan ketentuan agama. Dalam keadaan yang

gawat ketika memberi pertolongan dan perawatan dapat

diketahui dengan siapa harus berhubungan.

(5) Pendidikan

Untuk mengetahui tingkat intelektual, tingkat pendidikan

pengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.

(6) Pekerjaan

Untuk mengetahui tarif hidup dan sosial ekonomi agar

nasehat kita sesuai. Pekerjaan ibu perlu diketahui untuk

mengetahui apakah ada pengaruh pada kehamilan.

(7) Alamat

Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga kemungkinan

bila ada ibu yang namanya bersamaan. Ditanyakan

alamatnya, agar dapat dipastikan ibu yang mana hendak

ditolong. Alamat juga diperlukan bila mengadakan

kunjungan kepada penderita.

b) Alasan Kunjungan

Apakah alasan kunjungan ini karena ada keluhan atau hanya

untuk memeriksakan kehamilanya.


13

c) Keluhan Utama

Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien

datang kefasilitas pelayanan kesehatan.

d) Riwayat menstruasi

Data ini digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang

keadaan dasar dari organ reproduksi pasien. Beberapa data yang

harus kita peroleh dari riwayat menstruasi antara lan yaitu

menarche (usia pertama kali mengalami menstruasi yang pada

umunya wanita mengalami menarche pada usia sekitar 12-16

tahun), siklus menstruasi (jarak antara menstruasi yang dialami

dengan menstruasi berikutnya dalam hitungan hari yang biasanya

sekitar 23-32 hari), keluhan, beberapa wanita menyampaikan

keluhan yang dirasakan ketika mengalami menstruasi dan dapat

merujuk kepada diagnosa tertentu.

e) Riwayat Perkawinan

Data yang perlu dikaji adalah berapa usia klien pertama kali

menikah, berapa kali menikah, status menikah syah atau tidak,

karena tanpa status yang jelas akan berkaitan denga psikologis.

f) Riwayat obstetrik

Informasi esensial tentang kehamilan terdahulu mencakup bulan

dan tahun kehamilan tersebut berakhir, usia gestasi pada saat itu,

tipe persalinan (spontan, forsep, ekstrasi vakum, atau bedah

sesar), lama persalinan (lebih baik dihitung dari kontraksi


14

pertama), berat lahir, jenis kelamin, dan komplikasi lain,

kesehatan fisik dan emosi terakhir harus diperhatikan:

(1) Usia gestasi saat bayi yang terdahulu lahir harus diketahui

karena kelahiran preterm cenderung terjadi lagi dan karena

beberapa wanita mengalami kesulitan mengembangkan ikatan

dengan bayi yang dihospitalisasi dalam waktu yang lama.

(2) Lama persalinan merupakan faktor yang penting karena

persalinan yang lama mencerminkan suatu masalah dapat

berulang. Persalinan pertama yang lama jarang berulang pada

persalinan berikutnya. Berat lahir sangat penting untuk

mengidentifikasi apakah bayi kecil untuk masa kehamilan

(BBMK) atau bayi besar untuk masa kehamilan (BBMK),

suatu kondisi yang biasanya berulang, apabila persalinan

pervaginam, berat lahir mencerminkan bahwa bayi dengan

ukuran tertentu berhasil memotong pelvis maternal.

(3) Jenis kelamin

Dengan membicarakan jenis kelamin bayi terdahulu klinisi

memiliki kesempatan untuk menanyai klien tentang

perasaannya terhadap anak laki-laki dan perempuan serta

keinginannya dan pasangannya sehubungan dengan jenis

kelamin bayi yang dikandungnya saat ini.


15

g) Riwayat kontrasepsi

Untuk mengetahui apakah pasien pernah mengikuti KB dengan

kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama

menggunakan kontrasepsi, dan alasan berhenti dari KB.

h) Riwayat kesehatan

Data riwayat kesehatan ini dapat kita gunakan sebagai penanda

(warning) akan adanya penyulit selama masa hamil. Adanya

perubahan fisk dan fisiologi pada masa hamil yang melibatkan

seluruh sistem dalam tubuh akan mempengaruhi organ yang

mengalami gangguan.

i) Keadaan Psikososial

(1) Respon ibu terhadap kehamilan ini

Dalam mengkaji data yang ini kita dapat menanyakan

langsung kepada klien mengenai bagaimana perasaannya

terhadap kehamilannya.

(2) Respon keluarga terhadap kehamilan ini

Hal ini sangat penting untuk kenyamanan psikologi ibu.

Adanya respon yang positif dari keluarga terhadap

kehamilan, akan mempercepat proses adaptasi ibu dalam

menerima perannya.

(3) Pengetahuan ibu tentang perawatan kehamilan. Data ini dapat

kita peroleh dari beberapa pertayaan yang kita ajukan kepada

pasien mengenai perawatan selama hamil.


16

j) Pola kehidupan sehari-hari

(1) Pola makan

Ini penting untuk diketahui supaya mendapatkan gambaran

bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya selama hamil.

(a) Menu

Jika pengaturan menu makan yang dilakukan oleh pasien

kurang seimbang sehingga ada kemungkinan beberapa

komponen gizi tidak akan terpenuhi. Bidan dapat

memberikan pendidikan kesehatan mengenai penyusunan

menu seimbang bagi ibu.

(b) Frekuensi

Data ini akan memberi pentujuk bagi kita tentang

seberapa banyak asupan makanan yang dikonsumsi ibu.

(c) Jumlah perhari

Data ini memberi kita informasi seberapa banyak

makanan yang ibu makan dalam waktu satu kali makan.

(d) Pantangan sangat penting untuk dikaji karena ada

kemungkinan pasien berpantang terhadap makanan yang

justru dapat mendukung pemulihan fisiknya, misalnya

daging, ikan dan telur.


17

(e) Pola minum

Dapat memperoleh data tentang kebiasaan pasien dalam

memenuhi kebutuhan cairannya. Dalam masa hamil

asupan cairan yang cukup sangat dibutuhkan.

(2) Pola istirahat

Istirahat sangat diperlukan oleh ibu hamil. Bidan perlu

menggali kebiasaan istirahat ibu supaya diketahui hambatan

ibu yang mungkin muncul jika didapatkan data yang senjang

tentang pemenuhan kebutuhan istirahat.

(3) Aktifitas sehari-hari

Perlu mengkaji kebiasaan sehari-hari pasien karena data ini

memberikan gambaran tentang seberapa berat aktifitas yang

biasa dilakukan oleh pasien dirumah.

(4) Personal hygiene

Data ini perlu dikaji karena bagaimana kebersihan akan

mempengaruhi kesehatan pasien dan janinnya. Jika pasien

mempunyai kebiasaan yang kurang baik dalam perawatan

kebersihan dirinya, maka bidan harus dapat memberi

bimbingan mengenai cara perawatan kebersihan diri sedini

mungkin.

2) Data Objektif

Data objektif adalah data yang didapatkan dari hasil pemeriksaan

untuk melengkapi data kita dalam menegakkan diagnosis, maka kita


18

harus melakukan pengkajian data objektif melalui pemeriksaan

inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi yang dilakukan secara

berurutan. Data-data yang perlu untuk dikaji adalah sebagai berikut.

a) Pemeriksaan Umum

(1) Keadaan umum : baik

(2) Kesadaran : composmentis

(3) Tinggi Badan : ibu hamil dengan tinggi badan

kurang dari 145 cm tergolong resiko tinggi

(4) Berat Badan ditimbang tiap kali kunjungan untuk

mengetahui penambahan berat badan ibu. Normalnya

penambahan berat badan tiap minggu adalah 0,5 kg,

penambahan berat badan setiap bulan adalah 1 kg dan

penambahan berat badan ibu dari awal sampai akhir

kehamilan adalah 9-12 kg.

(5) LiLA (Lingkar Lengan Atas) pada bagian kiri LiLA kurang

dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi ibu

yang kurang/buruk, sehingga ibu beresiko untuk melahirkan

BBLR.

b) Pemeriksaan Tanda-tanda Vital

(1) Tekanan Darah

Dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Bila tekanan

darah meningkat, yatu sistoik 30 mmHg atau lebih, dan

diastole 15 mmHg atau lebih, kelainan ini dapat berlanjut


19

menjadi pre eklamsi dan eklamsi kalau tidak ditangani

dengan cepat.

(2) Nadi

Dalam keadaan santai denyut nadi ibu sekitar 60-80 x/menit.

Denyut nadi 100x/menit atau lebih dalam keadaan santai

merupakan pertanda buruk. Jika denyut nadi ibu 100x/menit

atau lebih, mungkin ibu mengalami salah satu atau lebih

keluhan seperti tegang, ketakutan, atau cemas akibat

masalah tertentu, perdarahan berat, anemia sakit/demam,

gangguan tiroid, gangguan jantung.

(3) Pernapasan untuk mengetahui fungsi system pernafasan.

Normalnya 16-24 x/menit

(4) Suhu tubuh

Suhu tubuh yang normal adalah 36,5C-37,5C perlu

diwaspadai adanya infeksi.

c) Pemeriksaan khusus pada ibu hamil meliputi :

(1) Inspeksi adalah memeriksa dengan cara melihat atau

memandang. Tujuannya untuk melihat keadaan umum klien,

gejala kehamilan dan adanya kelainan. Inspeksi/pemeriksaan

pandang tersebut meliputi :


20

(a) Rambut : Bersih atau kotor, pertumbuhan, warna,

mudah rontok atau tidak. Rambut yang

mudah dicabut menandakan kurang gizi

atau ada kelainan tertentu

(b) Muka : Tampak kloasma gravidarum sebagai

akibat deposit pigment yang berlebihan,

tidak sebab. Bentuk muka oval.

(c) Mata : Bentuk simetris, konjungtiva normal

warna merah muda, bila pucat

menandakan anemia. Sklera normal

berwarna putih, bila kuning menandakan

ibu mngkin terinfeksi hepatitis.

(d) Hidung : Normal tidak ada polip, kelainan bentuk

kebersihan cukup.

(e) Telinga : Normal tidak ada serumen yang

berlebihan dan tidak berbau, bentuk

simetris.

(f) Mulut : Dalam kehamilan sering timbul stomatitis

dan gigivitis yang mengandung pembuluh

darah dan mudah berdarah maka perlu

perawatan mulut agar selalu bersih.


21

(g) Gigi : Adakah karies atau keropos yang

menandakan ibu kekurangan kalsium.

Saat hamil sering terjadi karies yang

berkaitan dengan emesis, hiperemesis

gravidarum. Adanya kerusakan gigi dapat

menjadi sumber infeksi.

(h) Leher : Normal tidak ada pembesaran kelenjar

tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar

limfe dan tidak ditemukan pembesaran

vena jugularis.

(i) Dada : Normal bentuk simetris, hiperpigmentasi

areola, puting susu bersih dan menonjol.

(j) Abdomen : Bentuk, bekas luka operasi, terdapat

linea nigra, striae livida dan terdapat

pembesaran abdomen.

(l) Vagina : Normal tidak terdapat varises pada vulva

dan vagina, tidak odema, tidak ada

keputihan.

(m) Anus : Normal tidak ada benjolan atau

pengeluaran darah dari anus.

(n) Ekstremitas : Normal simetris dan tidak odema


22

(2) Palpasi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara

meraba. Tujuannya untuk mengetahui adanya kelainan,

mengetahui perkembangan kehamilan.

(c) Abdomen

Leopold I : Normal tinggi fundus uteri sesuai

dengan usia kehamilan. Pada fundus

teraba bagian lunak dan tidak

melenting (bokong)

Tujuan untuk mengetahui tinggi

fundus uteri dan bagian yang berada

difundus.

Leopold II : Normal teraba bagian panjang, keras

seperti papan (punggung) pada satu

sisi uterus dan pada sisi lain teraba

bagian kecil.

Tujuan untuk mengetahui batas

kiri/kanan pada uterus ibu, yaitu

punggung pada letak bujur dan kepala

pada letak lintang.


23

Leopold III : Normal pada bagian bawah janin

teraba bagian yang bulat, keras dan

melintang (kepala janin). Tujuan men

getahui presentasi /bagian terbawah

janin yang ada di simpisis ibu.

Leopold IV : Posisi tangan masih bisa bertemu, dan

belum masuk PAP (konvergen), posisi

tangan tidak bertemu dan sudah

masuk PAP (divergen).

Tujuan untuk mengetahui seberapa

jauh masuknya bagian terendah janin

kedalam PAP.

(3) Auskultasi

Normal terdengar denyut jantung dibawah pusat ibu (baik

dibagian kiri atau dibagian kanan). Mendengar denyut

jantung bayi meliputi frekuensi dan keteraturannya. DJJ

dihitung selama 1 menit penuh. Jumlah DJJ normal antara

120 sampai 160 x/menit.

(4) Perkusi

Reflek pattela normal tungkai bawah akan bergerak sedikit

ketika tendon diketuk. Bila gerakannya berlebihan dan

cepat, maka hal ini mungkin merupakan tanda preeklamsi.


24

Bila reflek patella negatif kemungkinan pasien mengalami

kekurangan B1.

d) Pemeriksaan Laboratarium

(1) Darah

Darah yang diperiksa adalah golongan darah ibu, kadar

hemoglobin dan HBsAg. Pemeriksaan hemoglobin

dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko kehamilan yang

adanya anemia. Bila kadar ibu kurang dari 11 gr% berarti

ibu dalam keadaan anemia, terlebih bila kadar Hb kurang

dari 10 gr% berarti ibu anemia berat. Batas terendah untuk

kadar Hb dalam kehamilan 10 gr/100 ml. Wanita yang

mempunyai Hb kurang dari 10 gr/100ml baru disebut

menderita anemia dalam kehamilan.

(2) Urine

Pemeriksaan yang dilakukan adalah reduksi urine dan kadar

albumin dalam urine sehingga diketahui apakah ibu

menderita preeklamsi atau tidak.

3) Analisa (diagnosa kebidanan)

Assessment merupakan pendokumentasian hasil analisis dan

interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena

keadaan pasien yang setiap saat bisa mengalami perubahan dan

akan ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun

objektif, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis.


25

Analisis yang tepat dan akurat mengikuti perkembangan data pasien

akan menjamin cepat diketahuinya perubahan pada pasien, dapat

terus diikuti dan diambil keputusan / tindakan yang tepat.

Contoh : GIP0A0AH0 UK 39 minggu janin tunggal, hidup, intrauteri,

presentasi kepala.

4) Penatalaksanaan (pendokumentasian dari perencanaan, tindakan,

dan evaluasi)

Standar 10 T untuk pelayanan Antenatal Care (Buku KIA, 2018)

yakni :

a) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.

Pengukuran tinggi badan cukup satu kali, Bila tinggi badan <

145 cm maka faktor risiko panggul sempit, kemungkinan sulit

melahirkan secara normal.

Bandingkan berat badan sebelum hamil catat jumlah kg, berat

badan beberapa minggu sejak kunjungan terakhir, catat pola

perkembangan berat badan. Pada pemeriksaan kehamilan

pertama, perhatikan apakah berat badan ibu sesuai dengan tinggi

badan ibu dan usia kehamilan. Berat badan ibu hamil bertambah

0,5 kg perminggu atau 6,5 kg sampai 12,5 kg selama kehamilan

teori ini. Bila peningkatan berat badan kurang dari 0,5 kg

perminggu, perhatikan apakah ada malnutrisi awasi, adanya

pertumbuhan janin terlambat, insufisiensi plasenta,

kemungkinan kelahiran prematur, bila peningkatan berat badan


26

lebih dari 0,5 kg perminggu, perhatikan adanya diabetes

mellitus, kehamilan ganda, hidromion dan makrosomia.

b) Pengukuran tekanan darah (tensi)

Mengukur tekanan darah dilakukan pada saat pertama kali

mencatat riwayat klien, sebagai data dasar pada saat setiap

pemeriksaan antenatal. Tekanan darah normal 120/80 mmHg.

Selama kehamilan ada gejala-gejala seperti Tekanan darah

tinggi 140/90 mmHg atau lebih, sakit kepala, pengelihatan

kabur dan proteinuria adalah pre eklamsia jika disertai dengan

kejang adalah eklamsia dapat menyebabkan bayi prematur dan

BBLR.

c) Pengukuran lingkar lengan atas (LiLA)

LiLA <23,5 cm menunjukkan ibu hamil menderita Kurang

Energi Kronis (KEK) dan beresiko melahirkan Bayi Berat Lahir

Rendah (BBLR).

d) Pengukuran tinggi rahim (TFU)

Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat pertumbuhan

janin apakah sesuai dengan usia kehamilan.


27

Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri (TFU) sesuai leopold

Usia kehamilan Tinggi Fundus Uteri sesuai leopold

12 Minggu Tinggi Fundus Uteri 1-2 jari diatas sympisis

16 Minggu Tinggi Fundus Uteri pertengahan sympisis-pusat


20 Minggu Tinggi Fundus Uteri 3 jari dibawah pusat
24 Minggu Tinggi Fundus Uteri setinggi pusat
28 Minggu Tinggi Fundus Uteri 3 jari diatas pusat
32 Minggu Tinggi Fundus Uteri pertengahan pusat-prosesus
xyphoideus
36 Minggu Tinggi Fundus Uteri 3 jari dibawah prosesus xyphoideus

40 Minggu Tinggi Fundus Uteri 2 jari dibawah prosesus xyphoideus


Sumber : Walyani (2020)

Tabel 2.2 Tinggi Fundus Uteri (TFU) sesuai MC donald


Usia kehamilan Tinggi Fundus Uteri sesuai MC donal

22-28 minggu 24-25 cm

28 minggu 26,7 cm
30 minggu 29,5- 30 cm
32 minggu 29,5- 30 cm
34 minggu 31 cm
36 minggu 32 cm
38 minggu 33 cm
40 minggu 37,7 cm
Sumber : Sari dkk (2015 dalam Kemenkes, 2016 )

e) Penentuan letak janin (presentasi janin) dan penghitungan

denyut jantung janin.

Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau

kepala belum masuk panggul, kemungkinan ada kelainan letak

atau ada masalah lain. Bila denyut jantung janin kurang dari 120

kali/menit atau lebih dari 160 kali/menit menunjukkan ada tanda

gawat janin, segera rujuk.

f) Penentuan status imunisasi tetanus toksoid (TT), untuk

mencegah penyakit tetanus pada ibu dan bayi.


28

Pemberian imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali,

dengan dosis 0,5 cc di injeksi intramuskular/subcutan (dalam

otot atau dibawah kulit). Imunisasi TT sebaiknya diberikan

sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT

lengkap. TT 1 dapat diberikan sejak diketahui positif hamil

dimana biasanya diberikan pada kunjungan pertama ibu hamil

kesarana kesehatan. Jarak pemberian (interval) imunisasi TT 1

dengan TT 2 adalah minimal 4 minggu. Pemberian imunisasi

tetanus toksoid pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali saja,

imunisasi pertama di berikan pada usia kehamilan 16 minggu

untuk kedua diberikan 4 minggu kemudian akan tetapi untuk

memaksimalkan perlindungan maka dibentuk program jadwal

pemberian imunisasi pada ibu hamil.

Tabel 2.3 Jadwal Pemberian Imunisasi TT

Interval (selang waktu


Antigen Lama perlindungan Perlindungan %
minimal)
Langkah awal
pembentukan
Pada kunjungan
TT1 kekebalan tubuh -
antenatal pertama
terhadap penyakit
tetanus

TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80%

TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95%

TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 95%

25 tahun/seumur
TT 5 1 tahun setelah TT4 99%
hidup

Sumber : Mahayu (2016)


29

g) Pemberian Tablet Tambah Darah minimal 90 Tablet selama

kehamilan. Dimulai dengan memberikan 1 tablet sehari sesegera

mungkin setelah rasa mual hilang. Setiap ibu hamil minimal

mendapat 90 tablet selama kehamilannya. Setiap tablet besi

mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 0,5

mg. Manfaat tablet tambah darah untuk mencegah terjadinya

anemia pada ibu hamil dan zat besi digunakan untuk membuat

hemoglobin, yaitu sebuah protein dalam sel darah merah yang

membawa oksigen ke seluruh sel dalam tubuh. Selain itu, juga

sebagai komponen untuk membentuk kolagen (protein dalam

tulang, tulang rawan, dan jaringan konektif lainnya), dan

dibutuhkan untuk membentuk banyak enzim.

h) Tes laboratorium

Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil

bila diperlukan.

Tes hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu kekurangan

darah (anemia).

Tes HIV dilakukan untuk mengetahui ibu hamil positif HIV,

atau negatif HIV. Bila ibu hamil positif HIV penanganan medis

akan dilakukan untuk mengurangi risiko penularan HIV kepada

bayi dan mencegah berkembangnya infeksi HIV menjadi lebih

berat.
30

Tes sifilis untuk mengetahui ibu hamil mempunyai infeksi

menular seksual. Sifilis yang tidak ditangani dapat

menyebabkan cacat berat pada bayi, bahkan pada kasus yang

lebih fatal, bayi bisa lahir dalam keadaan meninggal.

Ibu hamil perlu menjalani tes darah untuk mendeteksi virus

hepatitis B atau tes HbsAg sejak dini, dan mendapatkan

pengobatan jika hasil tesnya positif. Saat lahir, bayi dari ibu

yang menderita hepatitis B perlu mendapat imunisasi hepatitis B

secepatnya (paling lambat 12 jam setelah lahir).

i) Konseling dan penjelasan

Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan

kehamilan, pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan inisiasi

menyusu dini (IMD), nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI

eksklusif, keluarga berencana dan imunisasi pada bayi.

Penjelasan ini diberikan secara bertahap pada saat kunjungan

ibu hamil.

j) Tata laksana atau mendapatkan pengobatan

Jika ibu mempunyai masalah kesehatan pada saat hamil.


31

B. PERSALINAN

1. Persalinan

a. Pengertian

Persalinan adalah rangkaian dari peristiwa keluarnya bayi yang

sudah cukup berada dalam rahim ibunya, dengan disusul oleh keluarnya

plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Fitriana dan Nurwiandani,

2020).

b. Tanda-tanda Persalinan

Tanda-tanda persalinan menurut Fitriana dan Nurwiandani (2020),

yaitu:

1) Timbulnya his persalinan

a) Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian

depan.

b) Makin lama makin pendek intervalnya dengan makin kuat

intensitasnya.

c) Kalau dibawa berjalan bertambah kuat.

d) Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan

serviks.

2) Bloody show

Bloody show merupakan lendir disertai darah dari jalan lahir dengan

pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis cervicalis keluar

disertai dengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini


32

disebabkan karena lepasnya selaput janin pada bagian bawah

segmen bawah Rahim hingga beberapa capillair darah terputus.

3) Premature rupture of membrane

Premature rupture of membrane adalah keluarnya cairan banyak

dengan sekonyong-konyong dari jalan lahir. Hal ini terjadi akibat

ketuban pecah atau selaput janin robek. Ketuban biasanya pecah

kalau pembukaan lengkap atau hamper lengkap dan dalam hal ini

keluarnya cairan merupakan tanda yang lambat sekali. Kadang-

kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil, malahan kadang-

kadang selaput janin robek sebelum persalinan. Walaupun

demikian, persalinan diharapkan akan mulai dalam 24 jam setelah

air ketuban keluar.

c. Sebab-sebab Mulainya Persalinan

Sebab-sebab mulainya persalinan (Fitriana dan Nuewiandani, 2020),

yaitu :

1) Penurunan Kadar Progesteron

Hormone estrogen dapat meninggikan kerentanan otot rahim

sedangkan hormone progesterone dapat menimbulkan relaksasi

otot-otot rahim. Selama masa kehamilan terdapat keseimbangan

antara kadar progesterone dan estrogen di dalam darah. Namun,

pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga timbul

his. Hal inilah yang menandakan sebab-sebab mulainya persalinan.


33

2) Teori Oxytocin

Pada akhir usia kehamilan, kadar oxytocin bertambah sehingga

menimbulkan kontraksi otot-otot rahim.

3) Keregangan Otot-otot Rahim

Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila

dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka terjadi

kontraksiuntuk mengeluarkan yang ada di dalamnya. Demikian pula

dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan atau

bertambahnyaukuran perut semakin teregang pula otot-otot Rahim

dan akan menjadi semakin rentan.

4) Pengaruh Janin

Hypofise dan kelenjar-kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga

memegang peranan karena anencephalus kehamilan sering lebih

lama dari biasanya.

5) Teori prostaglandin

Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua, diduga menjadi salah

satu sebab permulaan persalinan. Hal ini juga didukung dengan

adanya kadar prostaglandin yang tinggi, baik dalam air ketuban

maupun darah perifer pada ibu-ibu hamil sebelum melahirkan atau

selama persalinan. Penyebab terjadinya proses persalinan masih

tetap belum dipastikan, besar kemungkinan semua factor bekerja

bersama, sehingga pemicu persalinan menjadi multifactor.


34

d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

Persalinan ditentukan oleh 5 faktor “P” utama (Fitriana dan

Nurwiandani, 2020) yaitu :

1) Power (Tenaga atau kekuatan), yaitu his (kontraksi otot rahim),

kontraksi otot dinding perut atau kekuatan meneran, ketegangan

kontraksi ligamentum rotundum.

2) Passenger, yaitu keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/ berat

janin, ada/tidak kelainan), dan plasenta.

3) Passage, yaitu keadaan jalan lahir yang terdiri dari bagian keras

tulang panggul dan bagian lunak yaitu otot-otot jaringan, dan

ligament-ligament.

4) Psikologi, yaitu psikis ibu mempengaruhi proses persalinan dimana

psikis sangat mempengaruhi keadaan emosional ibu dalam proses

persalinan.

5) Penolong, yaitu penolong mempengaruhi proses persalinan

dimana persalinan yang ditolong oleh dokter/bidan yang

profesional.

e. Tahapan Persalinan

Tahapan Persalinan (Fitriana dan Nurwiandani, 2020) yaitu :

1) Kala 1 atau Kala Pembukaan

Tahap ini dimulai dari his persalinan yang pertama sampai

pembukaan serviks menjadi lengkap. Berdasarkan kemajuan

pembukaan, maka kala I dibagi menjadi :


35

a) Fase Laten

Fase laten adalah fase pembukaan yang sangat lambat yaitu dari

0 sampai 3 cm yang membutuhkan waktu 8 jam.

b) Fase Aktif

Fase aktif adalah fase pembukaan yang lebih cepat. Fase aktif

dibagi menjadi 3 fase lagi, yaitu :

(1) Fase akselerasi (fase percepatan), yaitu fase pembukaan dari

pembukaan 3 cm sampai 4 cm yang dicapai dalam 2 jam.

(2) Fase dilatasi maksimal, yaitu fase pembukaan dari

pembukaan 4 cm sampai 9 cm yang dicapai dalam 2 jam.

(3) Fase deselerasi (kurangnya kecepatan), yaitu fase

pembukaan dari pembukaan 9 cm sampai 10 cm selama 2

jam.

2) Kala II

Dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan

berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua juga disebut sebagai

kala pengeluaran bayi. Tanda dan gejala kala dua di antaranya:

ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya

kontraksi. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada

rektum dan vaginanya. Perineum menonjol, vulva vagina dan

sfingter ani membuka, meningkatnya pengeluaran lendir

bercampur darah.
36

(3) Kala III

Menyatakan bahwa Manajemen Aktif Kala (MAK) III terdiri

dari pemberian suntik oksitosin dalam satu menit pertama

setelah bayi lahir dengan dosis 10 internasional unit (IU) serta

Intra Muskular (IM), melakukan peregangan tali pusat

terkendali dan masase fundus uteri selam 15 menit. Lepasnya

plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda-

tanda seperti uterus menjadi bulat, uterus terdorong keatas

karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim, tali pusat

bertambah panjang, terjadi perdarahan.

(4) Kala IV

Kala IV dimaksudkan untuk melahirkan observasi karena

perdarahan pasca persalinan paling sering terjadi pada 2 jam

pertama. Observasi yang dilakukan adalah tingkat kesadaran

penderita, pemeriksaan tanda-tanda vital, kontraksi uterus,

terjadi perdarahan. Selama kala IV, petugas harus memantau

ibu setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada

jam kedua setelah persalinan.

d. Mekanisme persalinan

Mekanisme persalinan (Prawirohardjo, 2016) yaitu :

1) Engagement

Kepala dikatakan telah menancap (engager) pada pintu atas panggul

apabila diameter biparietal kepala melewati pintu atas panggul.


37

Pada nulipara, hal ini terjadi sebelum persalinan aktif dimulai

karena otot-otot abdomen masih tegang sehingga bagian presentasi

terdorong kedalam panggul. Pada multipara yang otot-otot

abdomennya lebih kendur kepala seringkali tetap dapat digerakkan

diatas permukaan panggul sampai persalinan dimulai.

2) Descent (penurunan)

Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II

persalinan, disebabkan kerena adanya kontraksi dan retraksi dari

segmen atas rahim, yang menyebabkan tekanan langsung fundus

pada bokong janin. Dalam waktu yang bersamaan terjadi relaksasi

dari segmen bawah rahim, sehingga terjadi penipisan dan dilatasi

serviks. Keadaan ini menyebabkan bayi terdorong kedalam jalan

lahir. Penurunan kepala ini juga disebabkan karena tekanan cairan

intra uterin,kekuatan mengejan atau adanya kontraksi otot-otot

abdomen, kontraksi diafragma dan melurusnya badan anak.

3) Fleksi

Dengan majunya kepala biasanya fleksi bertambah hingga ubun-

ubun kecil jelas lebih rendah dari ubun-ubun besar. Keuntungan

dari bertambahnya fleksi ialah bahwa ukuran kepala yang lebih

kecil melalui jalan lahir, diameter suboksipito-bregmatika (9,5cm).

Fleksi ini disebabkan karena anak di dorong maju dan sebaliknya

mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul, serviks, dinding

panggul atau dasar panggul.


38

4) Putar paksi dalam

Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan memutar

ke depan ke bawah simfisis. Putaran paksi dalam mutlak perlu

untuk kelahiran kepala karena putaran paksi merupakan suatu usaha

untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir

khususnya untuk bidan tengah dan pintu bawah panggul.

5) Ekstensi

Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul,

terjadilah ekstensi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu

jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan atas,

sehingga kepala harus mengadakan eksitensi untuk melaluinya.

Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang satu mendesaknya ke

bawah dan satunya disebabkan tahanan dasar panggul yang

menolaknya ke atas. Setelah suboksiput tertahan pada pinggir

bawah simfisis maka yang dapat maju karena kekuatan tersebut di

atas bagian yang berhadapan dengan suboksiput, maka lahirlah

berturut-turut pada pinggir atas perineum ubun-ubun besar, dahi,

hidung, mulut dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi.

6) Putar paksi luar

Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali kearah

punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi

karena putaran paksi dalam. Gerakan ini disebut putaran restirusi.

Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga belakang kepala berhadapan


39

dengan tuber ishiadikum sepihak. Gerakan yang terakhir ini adalah

putaran paksi luar yang sebenarnya dan disebabkan karena ukuran

bahu menempatan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu

bawah panggul.

7) Ekspulsi

Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah simfisis dan

menjadi hipomoklion untuk melahirkan bahu belakang. Kemudian

bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir

searah dengan paksi jalan lahir.

e. Evidence Based

Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara

berkembang, terutama disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan,

eklamsia, sepsis dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab

utama kesakitan dan kematian ibu tersebut sebenarnya dapat dicegah.

Melalui upaya pencegahan yang efektif, beberapa negara berkembang

dan hampir semua negara maju, berhasil menurunkan angka kesakitan

dan kematiaan ibu ke tingkat yang sangat rendah.

Asuhan kesehatan ibu selama dua dasawarsa terakhir terfokus pada :

1) Keluarga Berencana

Membantu para ibu dan suaminya merencanakan kehamilan yang

diinginkan.
40

2) Asuhan antenatal terfokus

Memantau perkembangaan kehamilan mengenali gejala dan tanda

baahaya menyiapkaan persalina dan kesediaan menghadapi

komplikasi.

3) Asuhan pasca keguguran

Menatalaksanakan gawat darurat keguguran dan komplikasinya

serta tanggap terhadap kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi

lainnya.

4) Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan komplikasi.

Kajian dan bukti ilmiah menunjukan bahwa asuhaan persalinan

bersih, aman dan tepat waktu merupakan salaah saatu upaya efektif

untuk mencegah terjadinya kesakitan dan kematian.

5) Penatalaksanaan

Komplikasi yang terjadi sebelum, selama dan setelah persalinan.

Dalam upaya menurunkan kesakitan dan kematian ibu, perlu

diantisipasi adanya keterbatasan kemampuan untuk

menatalaksanakan komplikasi pada jenjang pelayanan tertentu.

Kompetensi petugas, pengenalan jenis komplikasi dan ketersediaan

sarana pertolongan menjadi penentu bagi keberhasilan

penatalaksanaan komplikasi yang umumnya akan selalu berbeda

menurut derajat, keadaan dan tempat terjadinya. Fokus asuhan

persalinan normal adalah persalinan bersih dan aman serta

mencegah terjadinya komplikasi.


41

f. Asuhan Kebidanan pada Pesalinan

Asuhan kebidanan pada Pesalinan menurut Marmi (2016) yaitu :

1) Data Subjektif

Data subjektif adalah data yang didapat dari klien sebagai pendapat

terhadap suatu siuasi dan kejadian (Marmi, 2016).

Ibu mengatakan hamil anak pertama dan tidak pernah keguguran

a) Terakhir kali haid.

b) Nyeri perut tembus kebelakang disertai pelepasan lendir serta

nyeri hilang timbul.

c) Ibu mengatakan tidak pernah sakit jantung, diabetes melitus,

asma dan penyakit menular seksual.

2) Data Objektif

Data yang diobservasi dan diukur oleh bidan (Marmi, 2016).

a) Pemeriksaan umum yaitu keadaan umum, kesadaran, tanda-

tanda vital (tekanan darah, suhu, nadi, respirasi dan berat

badan).

b) Pemeriksaan khusus obstertik

(1) Abdomen

(a) Inspeksi perlu dilakukan untuk mengetahui apakah ada

pembesaran, ada luka bekas operasi atau tidak, striae

gravidarum, linea nigra, atau alba.


42

(b) Palpasi

Leopold I : Untuk menentukan tinggi

fundus uteri dan bagian janin

apa yang terdapat di fundus

Leopold : Untuk menentukan letak

II punggung janin dapat digunakan

untuk mendengar detak jantung.

Leopold : Untuk mengetahui bagian

III terbawah janin, bokong atau

kepala.

Leopold : Untuk mengetahui apakah

IV bagian terbawah janin sudah

masuk PAP atau belum.

(c) Auskultasi denyut jantung janin (DJJ) terdengar

menunjukan bahwa janin hidup dan tanda pasti

kehamilan. Frekuensi di atas 120-160x/menit

keterangan denyut jantung janin menunjukan

keseimbangan asam basa atau kurang O2 pada janin.

(2) Genetalia

Pemeriksaan pada vulva dan perinium untuk mengetahui ada

atau tidaknya varises, kondiloma, oedema, kelainan lain,

bekas episiotomi, portio, ketuban, pembukaan, presentasi

kepala, molase, penurunan kepala, kesan panggul.


43

3) Analisa

Kesimpulan yang dibuat untuk mengambil suatu diagnosa

berdasarkan data subjektif dan data objektif.

Contoh analisa : G1 P0 A0 AH0 UK 37-40 minggu, tunggal hidup,

presentasi kepala, intra uteri, inpartu kala I fase laten/aktif.

4) Penatalaksanaan

Prosedur Asuhan Persalinan Normal normal 60 langkah antara lain.

a) Mengenali tanda dan gejala kala II

Mendengarkan dan melihat adanya tanda-tanda persalinan kala

dua. Ibu merasa dorongan kuat untuk meneran,ibu merasakan

tekanan yang semakin meningkat pada rektum/vaginanya,

perineum menonjol, vulva vagina dan singfester ani membuka.

b) Menyiapkan pertolongan persalinan

(1) Memastikan perlengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan

esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksanaan

komplikasi ibu dan BBL. Untuk asfiksia tempat datar, keras,

2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt

dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi. Menggelar kain diatas

perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi,

menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali

pakai dalam partus set.

(2) Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.


44

(3) Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku.

Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang

mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali

pakai/pribadi yang bersih.

(4) Memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril

untuk semua pemeriksaan dalam.

(5) Masukan oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan

memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi/steril.

c) Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik.

(1) Membersihkan vulva, perineum, menyekanya dengan hati-

hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas

atau kasa yang sudah dibasahi air desinfeksi tingkat tinggi.

Jika mulut vagina, perineum dan anus terkontaminasi oleh

kotoran ibu, membersihkannya dengan seksama dengan

cara menyeka dari depan kebelakang. Membuang kapas

atau kasa yang terkontaminasi kedalam wadah yang benar,

mengganti sarung tangan jika terkontaminasi.

(2) Dengan menggunakan teknik antiseptik, melakukan

pemeriksaan dalam untuk memstikan bahwa serviks sudah

lengkap, bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan

pembukaan sudah lengkap lakukan amniotomi.

(3) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara

mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan


45

kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan kemudian

melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya

dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit, mencuci

tangan.

(4) Memeriksa DJJ setelah kontraksi berakhir untuk

memastikan bahwa DJJ dalam keadaan baik dan semua

hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya di catat pada

partograf.

d) Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses

bimbingan meneran.

(1) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan

janin baik. Membantu ibu dalam posisi yang nyaman sesuai

keinginannya, menunggu hingga ibu mempunyai keinginan

untuk meneran. Melanjutkan pemantauan kesehatan dan

kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman

persalinan aktif dan mendokumentasikan temuan-temuan,

menjelaskan kepada anggota bagaimana mereka dapat

mendukung dan memberi semngat kepada ibu saat ibu

mulai meneran.

(2) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu

meneran.

(3) Melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa

ada dorongan untuk meneran. Bimbing ibu agar dapat


46

meneran secara benar dan efektif. Dukung dan beri

semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran

apabila caranya tidak sesuai. Bantu ibu mengambil posisi

yang nyaman sesuai pilihannya. Anjurkan ibu untuk

istirahat diantara kontraksi. Anjurkan keluarga untuk

memberi semangat pada ibu. Berikan cukup asupan cairan.

Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai. Segera rujuk

bila bayi tidak lahir setelah 2 jam meneran (primigravida)

atau 1 jam meneran (multigravida).

(4) Anjurkan pada ibu untuk berjalan, berjongkok atau

mengambil posisi yang nyaman. Jika ibu belum merasa

ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.

(5) Letakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut

ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan

diameter 5-6 cm.

(6) Letakan kain bersih yang diletakan 1/3 bagian di bawah

bokong ibu.

(7) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali

perlengkapan alat dan bahan.

(8) Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

e) Persiapan pertolongan kelahiran bayi.

(1) Setelah tampak kepala bayi diameter 5-6 cm membuka

vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang


47

dilapisi kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan

kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu

lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan

atau bernafas cepat dan dangkal. Dengan lembut, menyeka

muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau kasa yang

bersih.

(2) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil

tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi dan segera

lanjutkan proses kelahiran bayi.

(3) Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi

luar secara spontan.

(4) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang

secara biparietal. Menganjurkan ibu meneran saat

kontraksi berikutnya dengan lembut menariknya ke arah

bawah dan ke arah luar hingga bahu anterior muncul di

bawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik

ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu

posterior.

(5) Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai

kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah

perineum tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior

lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran dan

tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan


48

bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat

dilahirkan.

(6) Setelah tubuh dan tangan lahir, menelusurkan tangan yang

ada di atas dari punggung ke arah kaki bayi untuk

menyangganya saat punggung dan kaki lahir memegang

kedua mata kaki bayi, dengan hati-hati membantu

kelahiran bayi.

f) Penanganan Bayi Baru Lahir

(1) Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik) apakah bayi

menangis kuat atau bernafas tanpa kesulitan, apakah bayi

bergerak kesulitan. Jika bayi tidak bernafas, tidak

menangis lakukan resusitasi, kemudian meletakkan bayi

di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih

rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek,

meletakkan bayi di tempat yang memungkinkan.

(2) Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan

handuk dan biarkan kontak kulit ibu dan bayi. Lakukan

penyuntikan oksitosin/IM.

(3) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari

pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari

klem ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari

klem pertama (ke arah ibu).


49

(4) Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi

dari gunting dan memotong tali pusat di antara dua klem

tersebut.

(5) Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan

menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih

dan kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali

pusat terbuka. Jika bayi mengalami kesulitan bernapas,

ambil tindakan yang sesuai.

(6) Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu

untuk memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI.

g) Oksitosin.

(1) Meletakkan kain yang bersih dan kering, melakukan

palpasi abdomen untuk menghilangkan kemungkinan

adanya bayi kedua.

(2) Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik

(3) Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan

suntikan oksitosin 10 unit IM di gluteus atau 1/3 atas paha

kanan ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih

dahulu.

h) Penegangan tali pusat terkendali.

(1) Memindahkan klem pada tali pusat

(2) Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu,

tepat di atas tulang pubis dan menggunakan tangan ini


50

untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan

uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang

lain

(3) Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan

penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut.

Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian

bawah uterus ke arah atas dan belakang (dorso kranial)

dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya

inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik,

hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga

kontraksi berikut mulai. Jika uterus tidak berkontraksi,

meminta ibu atau seorang anggota keluarga untuk

melakukan rangsangan puting susu.

i) Mengeluarkan plasenta

(1) Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran

sambil menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke

arah atas, mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan

tekanan berlawanan arah pada uterus. Jika tali pusat

bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak 5-10

cm dari vulva. Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan

penegangan tali pusat selama 15 menit mengulangi

pemberian oksitosin 10 unit IM, menilai kandung kemih

dan dilakukan katerisasi kandung kemih dengan


51

menngunakan teknik aseptik jika perlu. Meminta keluarga

untuk menyiapkan rujukan. Melakukan penegangan tali

pusat selama 15 menit berikutnya, merujuk ibu jika

plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran

bayi.

(2) Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan

kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan.

Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-

hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin.

Dengan lembut perlahan melahirkan selaput ketuban

tersebut. Jika selaput ketuban robek, memakai sarung

tangan disenfeksi tingkat tinggi atau steril dan memeriksa

vagina daan serviks ibu dengan seksama menggunakan

jari-jari tangan atau klem atau forseps disenfeksi tingkat

tinggi atau steril untuk melepaskan bagian selaput yang

tertinggal.

j) Pemijatan Uterus.

Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan

masase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan

melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut

hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).


52

k) Menilai Perdarahan.

(1) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu

maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan

bahwa plasenta dan selaput ketuban lengkap dan utuh.

Meletakkan plasenta di dalam kantung plastik atau tempat

khusus. Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan

masase selama 15 detik mengambil tindakan yang sesuai.

(2) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum

dan segera menjahit laserasi yang mengalaami perdarahan

aktif.

l) Melakukan Prosedur Pasca persalinan.

(1) Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi

dengan baik.

(2) Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan

ke dalam larutan klorin 0,5%, membilas kedua tangan

yang masih bersarung tangan tersebut dengan air

disenfeksi tingkat tinggi dan mengeringkannya dengan

kain yang bersih dan kering.

(3) Menempatkan klem tali pusat disenfeksi tingkat tinggi

atau steril atau mengikatkan tali disenfeksi tingkat tinggi

dengan simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari

pusat.
53

(4) Mengikat satu lagi simpul di bagian pusat yang

bersebrangan dengan simpul mati yang pertama.

(5) Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam

larutan clorin 0,5%.

(6) Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian

kepalanya. Memastikan handuk atau kainnya bersih atau

kering.

(7) Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.

(8) Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan

pervaginam.

(a) 1 kali dalam 15 menit pada jam pertama pasca

persalinan.

(b) 1 kali dalam 30 menit pada jam kedua pasca persalinan

(c) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan

perawatan yang sesuai untuk menatalaksana antonia

uteri.

(d) Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan,

lakukan penjahitan dengan anestesia lokal dan

menggunakan teknik yang sesuai.

(9) Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan

masase uterus dan memeriksa kontaraksi uterus.

(10) Mengevaluasi kehilangan darah.


54

(11) Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaaan kandung

kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca

persalina dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca

persalinan. Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap

jam selama dua jam pertama pasca persalinan. Melakukan

tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.

m) Kebersihan dan Keamanan.

(1) Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin

0,5% untuk didekontaminasi (10 menit). Mencuci dan

membilas peralatan setelah dekontaminasi.

(2) Membuang bahan- bahan yang terkontaminasi ke dalam

tempat sampah yang sesuai.

(3) Membersihkan ibu dengan menggunakan air desinfeksi

tingkat tinggi. Membersihkan cairan ketuban, lendir dan

darah. Membantu ibu memakai pakian yang bersih dan

kering.

(4) Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu

memberikan ASI. Menganjurkan keluarga untuk

memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkan.

(5) Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk

melahirkan dengan larutan klorin 0,5% dan membilas

dengan air bersih.


55

(6) Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin

0,5%, membalikkan bagian dalam ke luar dan

merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

(7) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir

n) Dokumentasi.

Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang).

C. BAYI

1. Bayi Baru Lahir 1 Jam

a. Pengertian BBL

Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dengan berat lahir 2.500-

4.000 gram, cukup bulan dan tidak ada kelainan yang kemudian

harus melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine

ke ekstrauterin (Norbaya Siti, dkk, 2020).

b. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal

Ciri-ciri bayi baru lahir normal (Yulianti, 2016) yaitu :

1) Berat badan 2500-4000 gram

2) Panjang badan lahir 48-52 cm

3) Nilai AS 7-10

4) LIDA 30-38 cm

5) LIKA 33-35 cm

6) Bunyi jantung dalam menit pertama 180x/menit, kemudian

menurun 120x/menit.
56

7) Pernapasan pada menit pertama cepat 80x/menit kemudian

menurun 40x/menit.

8) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup

terbentuk dan diliputi vernik caseosa.

9) Rambut lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah

sempurna.

10) Genetalia (P) labia mayora sudah menutupi labia minora

(L) testis sudah turun ke scrotum

11) Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

12) Reflek morro sudah baik, bila dikagetkan akan

memperlihatkan gerakan seperti memeluk.

13) Graf reflek sudah baik, apabila diletakkan sesuatu benda di

atas telapak tangan bayi akan menggenggam.

14) Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24

jam pertama mekonium berwarna hitam kecoklatan.

c. Perubahan Yang Terjadi Pada Bayi Baru Lahir

Perubahan yang terjadi pada Bayi Baru Lahir, yaitu

1) Perubahan metabolisme karbohidrat dalam waktu 2 jam

setelah lahir bayi akan terjadi penurunan kadar gula darah

untuk menambah energi pada jam pertama setelah bayi

diambil dari metabolisme asam lemak.

2) Perubahan suhu tubuh


57

Ketika bayi baru lahir, bayi berada dalam satu lingkungan

yang lebih rendah dari suhu didalam rahim ibu, akibatnya

metabolisme jaringan meningkat dan kebutuhan O2 juga.

3) Perubahan pernapasan

Selama dalam uterus janin mendapatkan O2 dari plasenta,

setelah lahir melalui paru-paru bayi.

4) Perubahan sirkulasi

Dengan berkembangnya paru, tekanan O2 meningkat CO2

menurun mengakibatkan resistensi pembuluh darah

sehingga aliran darah meningkat hal ini menyebabkan

darah dalam uterus pulmonalis mengalir ke paru dan duktus

arteriesus menutup.

5) Perubahan alat pencernaan, hati, ginjal mulai berfungsi.

d. Penanganan BBL

Penanganan Bayi Baru Lahir yaitu :

1) Mencegah pelepasan panas yang berlebihan

Bayi baru lahir dapat mengalami kehilangan panas

tubuhnya melalui proses konveksi, konduksi, evaporasi dan

radiasi.

a) Konduksi adalah proses hilangnya panas tubuh melalui

kontak langsung dengan benda- benda yang mempunyai suhu

lebih rendah dari suhu tubuh bayi.


58

b) Konveksi adalah proses hilangnya panas melalui kontak

dengan udara yang dingin disekitarnya, misalnya saat bayi

berada di ruangan terbuka dimana angin secara langsung

mengenai tubuhnya.

c) Evaporasi adalah proses hilangnya panas tubuh bayi bila bayi

berada dalam keadaan basah, misalnya bila bayi tidak segera

dikeringkan, setelah proses kelahirannya atau setelah mandi.

d) Radiasi adalah proses hilangnya panas tubuh bila bayi

diletakkan dekat dengan benda- benda yang lebih rendah

suhunya dari suhu tubuhnya.

2) Cara mencegah hilangnya panas dari tubuh bayi

Mengeringkan tubuh bayi dari cairan ketuban atau cairan lain

dengan kain hangat dan kering untuk mencegah terjadinya

hipotermi. Selimuti bayi dengan kain kering terutama bagian

kepala. Ganti handuk atau kain yang basah. Jangan menimbang

bayi dalam keadaan tidak berpakian. Jangan memandikan

setidak-tidaknya 6 jam setelah persalinan. Letakkan bayi pada

lingkungan yang hangat.

3) Bebaskan atau bersihkan jalan nafas

Bersihkan jalan nafas bayi dengan cara mengusap mukanya

dengan kain atau kapas yang bersih dari lendir segera setelah

kepala lahir. Jika bayi lahir bernafas spontan atau segera

menangis, jangan lakukan penghisapan rutin pada jalan nafasnya.


59

4) Rangsangan taktil

Mengeringkan tubuh bayi pada dasarnya merupakan tindakan

rangsangan pada bayi dan mengeringkan tubuh bayi cukup

merangsang upaya bernafas.

5) Laktasi

Laktasi merupakan bagian dari rawat gabung,setelah bayi

dibersihkan, segera lakukan kontak dini agar bayi mulai

mendapat ASI. Dengan kontak dini dan laktasi bertujuan untuk

melatih refleks hisap bayi, membina hubungan psikologis ibu dan

anak, membantu kontraksi uterus melalui rangsangan pada puting

susu, memberi ketenangan pada ibu dan perlindungan bagi

bayinya serta mencegah panas yang berlebihan pada bayi.

6) Mencegah infeksi pada mata

Berikan tetes mata atau salep mata antibiotik 2 jam pertama

setelah proses kelahiran.

7) Identifikasi bayi

Dengan membuat dan memeriksa catatan mengenai jam dan

tanggal kelahiran bayi, jenis kelamin dan pemeriksaan tentang

cacat bawaan. Selain itu identifikasi dilakukan dengan memasang

gelang identitas pada bayi dan gelang ini tidak boleh lepas

sampai penyerahan bayi.


60

8) Penilaian BBL

Penilaian bayi baru lahir dilakukan dengan menggunakan sistem

penilaian Apgar. Dalam melakukan pertolongan persalinan

merupakan kewajiban untuk melakukan Pencatatan (jam dan

tanggal kelahiran, jenis kelamin bayi, pemeriksaan tentang cacat

bawaan). Identifikasi bayi (rawat gabung, identifikasi sangat

penting untu k menghindari bayi tertukar, gelang identitas tidak

boleh dilepaskan sampai penyerahan bayi). Pemeriksaan ulang

setelah 24 jam pertama sangat penting dengan pertimbangan

pemeriksaan saat lahir belum sempurna.

Tabel 2.4 Penilaian Secara Apgar

Tampilan 0 1 2
Seluruh tu
Appearance Badan merah, buh
A Pucat
(warna kulit) ekstremitas biru kemerah-
merahan

Lebih dari
Pulse rate Kurang dari 100
P Tidak ada 100
(frekuensi nadi) x/menit
x/menit

Grimace (reaksi Sedikit gerak


Batuk dan
G terhadap Tidak ada mimik,
bersin
rangsangan) menyeringai

Activity Ekstremitas
Gerakan
A Tidak ada dalam sedikit
(tonus otot) aktif
fleksi

Baik /
Resfiration (perna Lemah/tidak
R Tidak ada menangis
fasan) teratur
kuat

Sumber : Sujiyatini (2017)


61

Keterangan :
(1) Asfiksia berat : Jumlah nilai 0 sampai 3

(2) Asfiksia sedang : Jumlah nilai 4 sampai 6

(3) Vigerious baby : Jumlah nilai 7 sampai 10

e. Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir

Tanda bahaya pada bayi baru lahir yakni: sesak nafas, frekuensi

pernafasan 60 kali/menit, gerak retraksi di dada, malas minum

(menyusu), panas atau suhu tubuh badan bayi rendah, sianosis

sentral (lidah biru), perut kembung, periode apnu, kejang/periode

kejang-kejang kecil, merintih, perdarahan tali pusat, sangat kuning.

f. Evidance Based

Evidance Based menurut (Asrinah, dkk, 2016)

1) Memulai pemberian ASI dini dan ekslusif

Berdasarkan evidence based yang up to date, upaya untuk

peningkatan sumber daya manusia antara lain dengan jalan

memberikan ASI sedini mungkin (IMD) yang dimaksudkan

untuk meningkatkan kesehatan dan gizi bayi baru lahir yang

akhirnya bertujuan untuk menurunkan Angka Kematian Bayi

(AKB). Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses bayi

menyusui segera setelah dilahirkan, dimana bayi dibiarkan

mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting

susu).
62

2) Baby friendly

Baby friendly atau dikenal dengan baby friendly initiative

(Inisiasi sayang bayi) adalah suatu prakarsa internasional yang

didirikan oleh WHO/UNICEF pada tahun 1991 untuk

mempromosikan, melindungi dan mendukung inisiasi dan

kelanjutan menyusui. Program ini mendorong rumah sakit dan

fasilitas bersalin yang menawarkan tingkat optimal perawatan

untuk ibu dan bayi. Sebuah fasilitas baby friendly hospital/

maternity berfokus pada kebutuhan bayi dan memberdayakan ibu

untuk memberikan bayi mereka awal kehidupan yang baik.

Dalam istilah praktis, rumah sakit sayang bayi mendorong dan

membantu wanita untuk sukses memulai dan terus menyusui bayi

mereka dan akan menerima penghargaan khusus karena telah

melakukannya. Sejak awal program, lebih dari 18.000 rumah

sakit di seluruh dunia telah menerapkan program baby friendly.

Negara-negara industri seperti Australia, Denmark, Finlandia,

Jerman, Jepang, Belanda, Norwegia, Spanyol, Swiss, Swedia,

Inggris dan Amerika Serikat telah resmi ditetapkan sebagai

rumah sakit sayang bayi.

3) Regulasi suhu bayi baru lahir dengan kontak kulit ke kulit

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga

akan mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari

dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi.


63

Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit

pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa

mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi

untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Kontak kulit bayi

dengan ibu dengan perawatan metode kangguru dapat

mempertahankan suhu bayi dan mencegah bayi

kedinginan/hipotermi. Keuntungan cara perawataan bayi dengan

metode ini selain bisa memberikan kehangatan, bayi juga akan

lebih sering menetek, banyak tidur, tidak rewel dan kenaikan

berat badan bayi lebih cepat. Ibu pun akan merasa lebih dekat

dengan bayi bahkan ibu bisa tetap beraktivitas sambil

menggendong bayinya (Rochmah dkk, 2012)

4) Perawatan tali pusat

Saat bayi dilahirkan, tali pusat (umbilikal) yang menghubungkan

dan plasenta ibunya akan dipotong meski tidak semuanya. Tali

pusat yang melekat di perut bayi, akan disisakan beberapa senti.

Sisanya ini akan dibiarkan hingga pelan-pelan menyusut dan

mengering, lalu terlepas dengan sendirinya. Agar tidak

menimbulkan infeksi, sisa potongan tadi harus dirawat dengan

benar. Cara merawatnya adalah sebagai berikut :

a) Saat memandikan bayi, usahakan tidak menarik tali pusat.

Membersihkan tali pusat saat bayi tidak berada di dalam bak


64

air. Hindari waktu yang lama bayi di air karena bisa

menyebabkan hipotermi.

b) Setelah mandi, utamakan mengerjakan perawatan tali pusat

terlebih dahulu.

c) Perawatan sehari-hari cukup dibungkus dengan kasa steril

kering tanpa diolesi dengan alkohol. Jangan pakai betadine

karena yodium yang terkandung di dalamnya dapat masuk ke

dalam peredaran darah bayi dan menyebabkan gangguan

pertumbuhan kelenjar gondok.

d) Jangan mengolesi tali pusat dengan ramuan atau menaburi

bedak karena dapat menjadi media yang baik bagi tumbuhnya

kuman.

e) Tetaplah rawat tali pusat dengan membiarkan tali pusat

terbuka dan tidak menutupnya hingga tali pusat lepas secara

sempurna.

5) Stimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita

Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan

dalam besar jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ

maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram,

pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter). Sedangkan

perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skil) dalam

struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
65

teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses

pematangan (Harlimsyah, 2017).

Stimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita adalah

rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir yang dilakukan

setiap hari untuk merangsang semua sistem indera (pendengaran,

penglihatan perabaan, pembauan, dan pengecapan). Selain itu

harus pula merangsang gerak kasar dan halus kaki, tangan dan

jari-jari, mengajak berkomunikasi serta merangsang perasaan

yang menyenangkan dan pikiran bayi dan balita (Harlimsyah,

2017).

g. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir umur 1 Jam

1) Subjektif

Informasi atau data yang diperoleh dari apa yang dikatakan oleh

keluarga klien. Misalnya perasaan ibu setelah melahirkan,

frekuensi BAK dan BAB bayi dalam 1 jam pertama, dan kuat

atau lemahnya isapan bayi saat di susui.

2) Objektif

Data yang dari hasil observasi melalui pemeriksaan umum,

pemeriksaan antropometri, dan pemeriksaan fisik pada BBL

u4mur 1 jam.

3) Analisa

Kesimpulan yang dibuat untuk mengambil suatu diagnosa

berdasarkan data subjektif dan data objektif.


66

Contoh : Bayi baru lahir normal usia 1 jam.

4) Penatalaksanaan

Asuhan kebidanan pada Bayi baru lahir umur satu jam menurut

JNPK-KR (2016) yaitu :

a) Pencegahan infeksi

BBL sangat rentan terhadap infeksi mikrooganisme yang

terkontaminasi selama proses persalinan berlangsung

maupun beberapa saat setelah lahir. Oleh karena itu dalam

asuhan BBL pastikan tangan, semua peralatan dan pakaian

dalam keadaan bersih.

b) Penilaian segera setelah lahir.

Penilaian meliputi apakah bayi cukup bulan, apakah air

ketuban jernih dan tidak bercampur mekonium, apakah bayi

menangis atau bernafas, apakah tonus otot bayi baik.

c) Pencegahan kehilangan panas

BBL dapat mengalami kehilangan panas tubuhnya melalui

proses konduksi, konveksi, evaporasi dan radiasi. Segera

setelah bayi lahir upayakan untuk mencegah hilangnya

panas dari tubuh bayi, hal ini dapat dilakukan dengan cara

mengeringkan tubuh bayi, selimuti bayi terutama bagian

kepala dengan kain yang kering, jangan mandikan bayi

sebelum suhu tubuhnya stabil, yaitu 6 jam setelah bayi lahir,

lingkungan yang hangat.


67

d) Asuhan tali pusat

Setelah tali pusat dipotong dan diikat, biarkan tali pusat tetap

dalam keadaan terbuka tanpa mengoleskan cairan atau bahan

apapun ke puntung tali pusat. Mengoleskan alkohol atau

povidon iodin masih diperbolehkan, tetapi tidak

dikompreskan karena akan menyebabkan tali pusat basah

dan lembab. Jika tali pusat basah atau kotor bersihkan

menggunakan air DTT dan sabun kemudian segera

dikeringkan dengan kain atau handuk bersih. Apabila tali

pusat berdarah, bernanah, kemerahan yang meluas dan

berbau maka segera ke pelayanan kesehatan untuk segera

ditangani.

e) Inisiasi Menyusui Dini

Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit ibunya

segera setelah lahir selama kurang lebih 1 jam. Bayi harus

menggunakan naluri alamiahnya untuk melakukan Inisiasi

Menyusui Dini.

f) Manajemen laktasi

Memberikan ASI dini akan membina ikatan emosional dan

kehangatan ibu dan bayi. Manajemen laktasi meliputi masa

antenatal, segera setelah bayi lahir, masa neonatal dan masa

menyusui selanjutnya.
68

g) Pencegahan infeksi mata

Pencegahan infeksi tersebut menggunakan antibiotika

tetrasiklin 1%. Salep antibiotika harus tepat diberikan pada

waktu satu jam setelah kelahiran.

h) Pemberian vitamin K1

Pemberian K1 diberikan secara injeksi IM setelah kontak

kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu untuk mencegah

perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin K yang dialami

sebagian BBL.

i) Pemberian imunisasi Hb0

Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi

hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan melalui

ibu kepada bayi. Imunisasi ini diberikan 1 jam setelah

pemberian vitamin K1, pada saat bayi baru berumur 2 jam.

j) Pemeriksaan BBL

Pemeriksaan BBL dapat dilakukan 1 jam setelah kontak

kulit ke kulit. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan

antropometri.

2. BBLR

a. Pengertian BBLR

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir

kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa gestasi (Noorbaya,

dkk, 2020).
69

b. Etiologi

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran premature.

Faktor ibu yang lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Factor plasenta

seperti penyakit vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta factor janin

juga merupakan penyebab terjadinya BBLR (Noorbaya, dkk, 2020).

1) Faktor ibu

a) Penyakit seperti malaria, anemia, sifilis, infeksi TORCH, dan

lain-lain.

b) Komplikasi pada kehamilan seperti perdarahan antepartum,

pre-eklamsia berat, eklamsia dan kelahiran preterm.

c) Usia ibu dan paritas

Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang

dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia kurang dari 20 tahun dan

lebih dari 35 tahun.

d) Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok, ibu

pecandu alcohol dan ibu pengguna narkotika.

2) Faktor Janin

Seperti premature, hidramnion, kehamilan kembar/ganda (gemeli),

kelainan kromosom.

3) Faktor Lingkungan

Yang dapat berpengaruh antara lain tempat tinggal di dataran

tinggi, radiasi, sosio-ekonomi dan paparan zat racun.


70

c. Karakteristik BBLR

1) Berat badan < 2.500 gram, PB < 45 cm, lingkar kepala < 33 cm,

lingkar dada < 30 cm.

2) Masa gestasi < 37 minggu, getaran kurang aktif, otot masih

hipotonik lemah.

3) Kepala lebih besar dari badan, rambut tipis, halus, ubun-ubun besar

satural lebar.

4) Telinga elastis, daun telinga menetes pada kepala.

5) Pernafasan belum teratur dan sering mengalami apneu.

6) Putting susu belum terbentuk dengan sempurna.

7) Kulit tipis transparan, lanugo banyak terutama di dahi, pelipis dan

lengan.

8) Lemak subcutan kurang.

9) Genitalia belum sempurna pada laki-laki testis belum turun, pada

wanita labia mayora belum terbentuk.

10) Reflex hisap masih lemah.

d. Penanganan BBLR

Menurut Noorbaya, dkk (2020), penanganan BBLR meliputi :

1) Mempertahankan suhu dengan ketat

BBLR mudah mengalami hipotermia. Oleh sebab itu, suhu

tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat dan melakukan metode

kanguru.
71

2) Mencegah infeksi dengan ketat

BBLR sangat rentan akan infeksi, perhatikan prinsip-prinsip

pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang

bayi.

3) Pengawasan nutrisi

Reflex menelan BBLR belum sempurna. Oleh sebab itu, pemberian

nutrisi harus dilakukan dengan cermat.

4) Penimbangan ketat

Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan

erat kaitannya dengan daya tahan tubuh. Oleh sebab itu,

penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat.

3. Neonatus

a. Pengertian Neonatus

Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan

harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan

ekstrauterin. Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan

peoses vital neonatus yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi. Empat

aspek transisi pada bayi baru lahir yang paling dramatik dan cepat

berlangsung adalah pada sistem pernafasan, sirkulasi, kemampuan

menghasilkan glukosa (Jamil, 2017).

b. Kunjungan Neonatus

Kunjungan neonatus adalah pelayanan kesehatan kepada

neonatus se dikitnya 3 kali yaitu kunjungan neonatal 1 (KN 1)


72

pada 6 jam sampai dengan 48 jam setelah lahir, kunjungan

neonatal II (KN II) pada hari ke 3 sampai dengan hari ke 7,

kunjungan neonatal III (KN III) pada hari ke 8 sampai dengan 28

hari. Pelayanan kesehatan di berikan oleh dokter atau bidan,

dapat dilaksanakan dipuskesmas atau melalui kunjungan rumah.

Pelayanan yang diberikan mengacu pada pedoman Manajemen

Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada algoritma bayi muda

(Mananjemen Terpadu Bayi Muda/MTBM) termasuk ASI

ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, perawatan

tali pusat, penyuntikan vitamin K1 dan imunisasi HB-0 diberikan

pada saat kunjungan rumah sampai bayi berumur 7 hari (bila

tidak diberikan saat bayi lahir) (Kemenkes RI, 2019).

c. Tujuan Kunjungan Neonatal

Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus

terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila

terdapat kelainan atau masalah kesehatan pada neonatus. Risiko

terbesar kematian neonatus terjadi pada 24 jam pertama kehidupan,

minggu pertama dan bulan pertama kehidupannya. Sehingga jika bayi

lahir di fasilitas kesehatan sangat di anjurkan untuk tetap tinggal di

fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama (Depkes RI, 2018).

d. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Neonatal.

Berdasarkan panduan pelayanan kesehatan bayi baru

lahir berbasis perlindungan anak yang di keluarkan oleh


73

kementrian kesehatan RI 2018, pelaksanaan kunjungan

neonatus di bagi menjadi 3 dan pada intinya, yang di periksa

pada tiap kunjungan adalah sama yaitu :

1) Berat badan (kg).

2) Tinggi badan atau panjang badan (cm)

3) Suhu (ºC)

4) Memeriksa kemungkinan adanya penyakit sangat berat atau

infeksi bakteri.

a) Frekuensi napas (kali/ menit)

b) Frekuensi denyut jantung (kali/menit)

5) Memeriksa adanya diare

6) Memeriksa ikterus.

7) Memeriksa kemungkinan berat badan rendah atau masalah

pemberian ASI.

8) Memeriksa status vitamin K

9) Memeriksa status imunisasi

10) Memeriksa keluhan lain

e. Evidence Based

1) Memulai pemberian ASI dini dan ASI eksklusif

Berdasarkan evidence based yang up to date, upaya untuk

peningkatan sumber daya manusia antara lain dengan jalan

memberikan ASI sedini mungkin (IMD) yang dimaksudkan untuk


74

meningkatkan kesehatan dan gizi bayi baru lahir yang akhirnya

bertujuan untuk menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB).

Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera

setelah dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu

ibunya sendiri.Pada prinsipnya IMD merupakan kontak langsung

antara kulit ibu dan kulit bayi, bayi ditengkurapkan di dada atau di

perut ibu selekas mungkin setelah seluruh badan dikeringkan

(bukan dimandikan), kecuali pada telapak tangannya. Kedua telapak

tangan bayi dibiarkan tetap terkena air ketuban karena bau dan rasa

cairan ketuban ini sama dengan bau yang dikeluarkan payudara ibu,

dengan demikian ini menuntun bayi untuk menemukan puting.

Lemak (verniks) yang menyamankan kulit bayi sebaiknya dibiarkan

tetap menempel. Kontak antar kulit ini bisa dilakukan sekitar satu

jam sampai bayi selesai menyusu. Selain mendekatkan ikatan kasih

sayang (bonding) antara ibu dan bayi pada jam-jam pertama

kehidupannya. IMD juga berfungsi menstimulasi hormon oksitosin

yang dapat membuat rahim ibu berkontraksi dalam proses

pengecilan rahim kembali ke ukuran semula. Proses ini juga

membantu pengeluaran plasenta, mengurangi perdarahan,

merangsang hormon lain yang dapat meningkatkan ambang nyeri,

membuat perasaan lebih rileks, bahagia, serta lebih mencintai bayi.


75

D. NIFAS

Meliputi adaptasi masa nifas, adaptasi perubaahan fisik masa nifas, laktasi,

terdiri dari :

1. Nifas dini

a. Pengertian Masa Nifas (Puerperium)

Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai setelah kelahiran

plasenta dan berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula

sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau ±40 hari ( Fitri

dalam Sutanto, 2018).

b. Tujuan Asuhan Masa Nifas

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun

psikologik.

2) Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,

mengobati, atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun

bayinya.

3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan diri, nutrisi,

KB, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan

bayi sehat.

4) Memberikan pelayanan KB.

c. Perubahan fisologis yang terjadi pada masa nifas

Perubahan fisologis yang terjadi pada masa nifas menurut Pitriani

(2017) yaitu :
76

1) Perubahan pada uterus

Terjadi kontraksi yang meningkat setelah bayi keluar. Hal yang

menyebabkan iskemia pada lokasi perlekatan sehingga jaringan

perlekatan antara plasenta dan dinding uterus mengalami nekrosis

dan lepas. Ukuran uterus kembali mengecil kembali setelah 2 hari

pasca persalinan, setinggi sekitar umbilikus, setelah 2 minggu

masuk panggul, setelah 4 mingggu kembali pada ukuran sebelum

hamil. Jika sampai 2 minggu postpartum uterus belum masuk

panggul dicurigai adanya subinvolusi hal ini dapat disebabkan oleh

infeksi atau perdarahan lanjut (late postpartum haemorrage). Jika

terjadi subinvolusi dengan kecuragaan infeksi, diberikan antibioka.

Jika sampai 2 minggu postpartum uterus belum masuk panggul

dicurigai adanya subinvolusi hal ini dapat disebabkan oleh infeksi

atau perdarahan lanjut (late postpartum haemorrage). Jika terjadi

subinvolusi dengan kecuragaan infeksi, diberikan antibioka.

Tabel 2.5 Perubahan tinggi fundus uteri dan berat uterus masa

involusi.

Involusi Tinggi fundus uteri Berat uterus

Bayi baru lahir Setinggi pusat 1000 gr

Uri lahir Dua jari dibawah pusat 750 gr


1 minggu Pertengahan pusat-sympisis 500 gr
2 minggu Bertambah kecil 350 gr
6 minggu Sebesar normal 50 gr
8 minggu 30 gr
Sumber : Dewi dan Sunarsih (2016)
77

2) Serviks

Setelah persalinan, bentuk serviks agak menganga seperti

corong berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak kadang-

kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir,

tangan masih biasa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat

dilalui oleh 2-3 jari, dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1

jari.

3) Ligamen-ligamen.

Ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu

persalinan, setelah bayi lahir secara berangsur-angsur menjadi

mengecil dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh

kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena ligmentum rotundum

menjadi kendor.

4) Vagina dan Perineum

a) Vagina

Pada minggu ketiga, vagina akan mengecil dan timbul rugae

(lipatan-lipatan atau kerutan-kerutan) kembali. Perlukaan vagina

yang tidak berhubungan dengan luka perineum tidak sering

dijumpai. Mungkin ditemukan setelah persalinan, tetapi juga

sering terjadi akibat ektraksi cunam, terlebih apabila kepala

janin harus diputar. Robekan terdapat pada dinding lateral dan

baru terlihat pada pemeriksaan spekulum.


78

b) Perubahan pada Perineum

Terjadinya robekan perineum pada hampir semua persalinan

pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya.

Robekan perineum umunya terjadi digaris tangan dan bisa

menjadi luas apabila kepala janin lahir terlebih dahulu dan

terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil dari pada biasanya,

kepala janin melewati pintu panggul bawah dengan ukuran yang

lebih besar dari sirkumferensia suboksipito bregmatika.

5) Sistem Pencernaan

Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan, hal ini

umumnya disebabkan karena makanan padat dan kurangnya

berserat selama persalinan. Disamping itu rasa takut buang air besar

sehubung dengan jahitan perineum jangan sampai lepas dan juga

takut akan rasa nyeri.

Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari setelah persalinan.

Bilamana masih juga terjadi konstipasi dan BAB mungkin keras

dapat diberikan obat laksan per oral atau rektal, bila masih juga

belum berhasil dilakukan klisma/enema.

6) Sistem Perkemihan

Saluran Kencing kembali normal dalam waktu 2 sampai 8 minggu,

tergantung pada:

a) Keadaan atau status sebelum persalinan

b) Lamanya partus kala II dilalui


79

c) Besarnya tekanan kepala janin yang menekan pada saat

persalinan.

7) Sistem Muskuloskeletal atau Diatesis Rectie Abdominalis

a) Diatesis

Setiap wanita nifas memiliki derajat diatesis/konstitusi (yakni

keadaan tubuh yang membuat jaringan-jaringan tubuh beraksi

secara kuar biasa terhadap rangsangan-rangsangan luar tertentu

sehingga membuat orang itu lebih peka terhadap penyakit-

penyakit tertentu). Seberapa diatesis terpisah ini tergantung dan

beberapa faktor termasuk kondisi umum dan tonus otot.

Sebagian besar wanita melakukan ambulasi (ambulation bisa

berjalan) 4-8 jam post partum. Ambulasi dini dianjurkan untuk

menghindari komplikasi, meningkatkan involusi dan

meningkatkan cara pandang emosional.

Konstipasi terjadi umunya selama periode post partum awal

karena penurunan tonus otot, rasa tidak nyaman pada perineum

dan kecemasan. Hemoroid adalah peristiwa lazim pada periode

post partum awal karena tekanan pada dasar panggul dan

merejan selama persalinan.

b) Abdominalis dan peritoneum

Akibat peritorium berkontraksi beretraksi pasca persalinan dan

beberapa hari setelah itu, peritonium yang membungkus

sebagian besar dari uterus membentuk lipatan-lipatan dan


80

kerutan-kerutan. Ligamentum rotundum sangat lebih kendor

dari kondisi sebelum hamil. Memerlukan waktu cukup lama

agar dapat kembali normal seperti semula.

Hal ini disebabkan karena sebagian konsekuensi dari putusnya

serat-serat elastis kulit dan distensi yang berlangsung lama

aklibat pembesaran uterus selama hamil. Pemulihannya dengan

cara berlatih.

8) Kulit

Pada waktu hamil terjadi pigmentasi kulit pada beberapa tempat

karena proses hormonal. Pigmentasi berupa kloasma gravidarum

pada pipi, hiperpigmentasi kulit sekitar payudara, hiperpigmentasi

kulit dinding perut (striae graviarum). Setelah persalinan hormonal

berkurang dan hiperpigmentasipun menghilang. Pada dinding perut

akan menjadi putih mengkilap (striae albican).

9) Tanda-Tanda Vital

a) Suhu Badan

Sekitar hari ke 4 setelah persalinan, suhu ibu mungkin naik

sedikit antara 37,2ºC sampai 37,5ºC kemungkinan disebabkan

dari aktivitas payudara (produksi ASI). Bila kenaikan mencapai

38ºC pada hari kedua sampai hari-hari berikutnya harus

diwaspadai adanya infeksi atau sepsis nifas.


81

b) Denyut Nadi

(1) Denyut nadi ibu akan melambat sekitar 60x/menit yakni

pada waktu setelah persalianan karena ibu dalam keadaan

istirahat penuh ini terjadi utamanya pada minggu utama post

partum.

(2) Pada ibu yang nifas bisa cepat, kira-kira 110x /menit. Bisa

juga terjadi gejala shock karena infeksi, khusunya bila

disertai peningktan suhu tubuh.

c) Tekanan Darah

(1) Tekanan darah <140/90 mmHg. Tekanan darah tersebut

dapat meningkat dari pra persalinan pada 1-3 hari post

partum.

(2) Bila tekanan darah menjadi rendah menunjukkan adanya

pendarahan post partum. Sebaliknya bila tekanan darah

tinggi menunjukkan kemungkinan adanya pre-eklamsi yang

bisa timbul pada masa nifas.

d) Respirasi

(1) Pada umumnya respirasi lambat atau bahkan normal, hal ini

karena ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi

istirahat.

(2) Bila ada respirasi cepat post partum (>30x/menit), mungkin

adanya tanda-tanda shock.


82

10) Laktasi

Untuk menghadapi masa laktasi (menyusukan) sejak dari kehamilan

telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar payudara yaitu :

a) Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli dan jaringan

lemak bertambah.

b) Keluaran cairan susu kental dari duktus laktiferus disebut

kolostrum, berwarna kuning putih susu.

c) Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana

vena-vena berdilatasi sehingga tampak jelas.

d) Setelah persalinan, pengaruh supresiastrogen dan progesteron

hilang. Maka timbul pengaruh hormon laktogenik (LH) atau

prolaktin yang akan merangsang air susu. Disamping itu,

pengaruh oksitosin menyebabkan mio-epitel kelenjar susu

berkontraksi sehingga air susu keluar. Produksi akan banyak

sesudah 2-3 hari pasca persalinan.

d. Perubahan Psikologis Masa Nifas

Tiga tahap perubahan perilaku menurut Sutanto (2018) yaitu :

a. Taking In

Terjadi setelah melahirkan sampai hari ke-2. Perasaan ibu berfokus

pada dirinya, ibu masih pasif dan tergantung dengan orang lain,

perhatian ibu tertuju pada kekhawatiran perubahan tubuhnya,

memerlukan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan keadaan

tubuh ke kondisi normal.


83

b. Taking Hold

Berlangsung 3-10 hari post partum. Ibu lebih berkonsentrasi pada

kemampuannya menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap

perawatan bayi. Pada masa ini ibu menjadi sangat sensitif sehingga

membutuhkan bimbingan dan dorongan untuk mengatasi kritikan

yang dialami ibu.

c. Letting Go

Berlangsung dari hari ke-10 sampai akhir masa nifas. Dialami

setelah tiba dirumah secara penuh merupakan pengaturan bersama

keluarga, ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan ibu

menyadari atau merasa kebutuhan bayi yang sangat tergantung dari

kesehatan sebagai ibu.

2. Nifas Lanjut

a. Tindaklanjut Asuhan Masa Nifas di Rumah

Kunjungan rumah postpartum dilakukan sebagai suatu tindakan

untuk pemeriksaan postpartum lanjutan. Kunjungan rumah

direncanakan untuk bekerja sama dengan keluarga dan dijadwalkan

berdasarkan kebutuhan.

Kunjungan bisa dilakukan sejak 24 jam setelah pulang. Paling

sedikit tiga kali dilakukan kunjungan masa nifas untuk menilai status

ibu dan bayi baru lahir, juga untuk mencegah, mendeteksi, dan

menangani masalah–masalah yang terjadi (Sutanto, 2018).

b. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas


84

Asuhan kebidanan pada masa nifas menurut Sutanto (2018), yaitu:

1. Subjektif

Data yang diperoleh dari pasien atau keluarga.

Contohnya :

a) Ibu mengatakan telah melahirkan 6 jam yang lalu

b) Ibu mengatakan sakit pada jalan lahir

c) Ibu mengatatakan pusing

2. Objektif

a) Pemeriksaan Umum :

(1) Keadaan : Baik, cukup, buruk.


umum

(2) Kesadaran : Composmentis / tidak

(3) TTV : TD Normal : 120/80 mmHg, suhu :

36,50 C– 37,50 C, Nadi : 80 – 100 x

/menit, pernapasan 16 – 24 x/M

b) Pemeriksaan fisik

(1) Kepala dan wajah : Untuk mengetahui kebersihan,

kerontokan dan warna rambut.

(2) Mata : Konjungtiva merah muda/tidak, sklera putih/tidak.

(3) Mulut dan gigi : Untuk mengetahui kebersihan,

adakah sianosis atau karies gigi


85

(4) Leher: Ada atau tidak pembesaran vena jugularis, kelenjar

limfe, tiroid, atau stroma.

(5) Payudara

Bentuk : Normalnya berbentuk simetris

Areola : Terjadi Hiperpigmentasi

Putting susu : Sudah menonjol atau belum

Keluaran : Apa keluarnya ASI

(6) Abdomen

Luka jahitan SC : Untuk mengetahui ada tidaknya

infeksi

TFU : Untuk mengetahui involusi Uteri

Konsistensi Uterus : Keras / lembek

Kontraksi uterus : Kuat / lemah.

(7) Pengeluaran Pervaginaan / Lochea

Warna : Merah, putih, atau yang lainnya.

Jumlah : Banyaknya Lochea yang keluar tiap hari.

Bau : Berbau busuk atau tidak

(8) Perineum

Bekas jahitan : Ada atau tidak bekas jahitan pada

perineum kering atau tidak, keadaan perineum bersih atau

tidak, ada oedema pada perineum atau tidak.

(9) Anus : Ada tidaknya hemoroid

(10) Ekstremitas : Ada / tidak oedema pada ekstermitas


86

3. Analisa

Kesimpulan yang dibuat untuk mengambil suatu diagnosa

berdasarkan data subjektif dan data objektif P1 A0 AH1 , nifas

normal 6 jam – 42 hari.

4. Penatalaksanaan

a) Kunjungan I ( 6 jam - 48 jam setelah persalinan)

(1) Mencegah perdarahan pada masa nifas karena atonia uteri.

(2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk

jika perdarahan berlanjut.

(3) Memberikan konseling pada ibu atau satah satu anggota

keluarga, bagaimana mencegah perdarahan masa nifas

karena atonia uteri.

(4) Pemberian ASI awal.

(5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

(6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah terjadi

hipotermi.

(7) Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal

dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah

kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.

b) Kunjungan II ( 4-28 hari setelah persalinan)

(1) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus

berkontraksi dengan baik, fundus di bawah umbilikus, tidak

ada perdarahan abnormal atau tidak ada bau.


87

(2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan

abnormal.

(3) Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan

istirahat.

(4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak

memperlihatkan tanda tanda penyulit.

(5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,

tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi

sehari-hari.

c) Kunjungan III ( 29-42 hari setelah persalinan)

(1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ia atau bayi alami.

(2) Memberikan konseling untuk KB.

E. Teori pendokumentasian SOAP

1. Definisi SOAP

SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis, dan tertulis.

Bidan hendaknya menggunakan dokumentasi SOAP ketika bertemu

pasien. Alasannya SOAP terdiri dari urutan-urutan kegiatan yang dapat

membantu bidan dalam mengorganisasi pikiran dan memberikan asuhan

yang menyeluruh (Subiyatin dalam Nurwiandani, 2018).

2. Pembagian SOAP

Metode 4 langkah yang dinamakan SOAP ini disarikan dari proses

pemikiran penatalaksanaan kebidanan. Dipakai untuk mendokumenkan


88

asuhan pasien dalam rekaman medis pasien sebagai

catatan perkembangan. Bentuk SOAP umumnya digunakan untuk

pengkajian awal pasien, dengan cara penulisannya menurut Mufdlilah

(2019) adalah sebagai berikut :

S (subjektif) : Data subjektif berisi dari pasien melalui anamnesis

(wawancara) yang merupakan ungkapan langsung.

O (objektif) : Data objektif data yang diperoleh dari hasil

observasi melalui pemeriksaan umum, pemeriksaan

umum, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang.

A (assesment) : Analisa dan interpretasi berdasarkan data yang

terkumpul kemudian dibuat kesimpulan yang

meliputi diagnosis, antisipasi diagnosis atau

masalah potensial, serta perlu tidaknya dilakukan

tindakan segera.

P (penatalaksanaan) : Perencanaan merupakan rencana dari tindakan

yang akan diberikan termasuk asuhan mandiri,

kolaborasi, diagnosis atau laboratorium, serta

konseling untuk tindak lanjut.

3. Pentingnya Pendokumentasian SOAP

a. Menciptakan catatan permanen tentang asuhan kebidanan yang

diberikan kepada pasien.


89

b. Kemungkinan berbagai informasi diantara para pemberi asuhan.

c. Memfasilitasi pemberian asuhan yang berkesinambungan.

d. Memungkinkan pengevaluasian dari asuhan yang diberikan.

e. Memberikan data untuk catatan nasional, riset, dan statistik mortalitas

morbiditas.

f. Meningkatakan pemberi asuhan yang lebih aman, bermutu tinggi pada

klien.

4. Alasan SOAP digunakan untuk pendokumentasian

a. Pembuatan grafik metode SOAP merupakan progesi informasi yang

systematis yang mengorganisir penemuan dan konklusi bidan menjadi

suatu rencana asuhan.

b. Metode ini merupakan penyulingan inti sari dari proses

penatalaksanaan kebidanan untuk tujuan penyediaan dan

pendokumentasian asuhan.

c. SOAP merupakan urutan-urutan yang dapat membantu bidan dalam

mengorganisir pikiran bidan dan memberikan asuhan yang

menyeluruh.

F. ANEMIA DALAM KEHAMILAN

1. Pengertian Anemia dalam Kehamilan

Anemia dalam kehamilan dapat diartikan ibu hamil yang

mengalami defisiensi zat besi dalam darah. Selain itu, anemia dalam

kehamilan dapat dikatakan juga sebagai suatu kondisi ibu dengan kadar
90

hemoglobin (Hb) <11 gr% pada trimester I dan III sedangkan pada

trimester II kadar hemoglobin <10,5 gr% (Astutik, 2018).

Pengertian anemia dalam kehamilan yang lain dikemukakan oleh

Myers (1998 dalam Ertiana, Astutik, 2016), yaitu suatu kondisi adanya

penurunan sel darah merah atau menurunnya kadar Hb, sehingga kapasitas

daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin

berkurang.

2. Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan

Berdasarkan kalsifikasi dari WHO, kadar hemoglobin pada ibu

hamil dapat dibagi menjadi 4 kategori yaitu Hb > 11 gr% artinya tidak

anemia (normal), Hb 9-10 gr% (anemia ringan), Hb 7-8 gr% (anemia

sedang), Hb <7 gr% (anemia berat) (Astutik, 2018).

3. Bahaya Anemia dalam Kehamilan

a. Resiko terjadi abortus

b. Persalinan prematurus

c. Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim

d. Mudah terjadi infeksi

e. Mengancam jiwa dan kehidupan ibu

f. Mola hidatidosa

g. Perdarahan antepartum

h. Ketuban pecah dini (KPD)

4. Bahaya Anemia dalam Persalinan

a. Gangguan kekuatan his.


91

b. Kala pertama dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlantar.

c. Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering

memerlukan tindakan operasi.

d. Kala tiga dapat diikuti retensio plasenta dan perdarahan postpartum

karena atonia uteri.

e. Kala empat dapat terjadi perdarahan postpartum sekunder dan atonia

uteri.

5. Bahaya Anemia dalam Masa Nifas

a. Perdarahan postpartum karena atonia uteri dan involusio uteri

memudahkan infeksi pueperium.

b. Pengeluaran ASI berkurang.

c. Mudah terjadi infeksi mamae.

6. Bahaya Anemia terhadap Janin

Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai kebutuhan dari

ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi kemampuan metabolism

tubuh sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam

rahim. Akibat anemia dapat terjadi gangguan dan bentuk, seperti :

a. Abortus

b. Terjadi kematian intauteri

c. Persalinan prematuritas tinggi

d. Bayi berat lahir rendah (BBLR)

e. Kelahiran dengan anemia

f. Dapat terjadi cacat bawaan


92

g. Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal

7. Penanganan Anemia dalam Kehamilan

a. Anemia ringan

Pada kehamilan dengan kadar Hb 9-10 gr% masih dianggap ringan

sehingga hanya diperlukan kombinasi 60 mg/hari zat besi dan 500 mg

asam folat per oral sekali sehari.

b. Anemia sedang

Pengobatan dapat dimulai dengan preparat besi ferrous 600-1000

mg/hari seperti sulfat ferrous atau glukonas ferosus.

c. Anemia berat

Pemberian preparat besi 60 mg dan asam folat 400 mg, 6 bulan selama

hamil, dilanjutkan sampai 3 bulan setelah melahirkan.


93

BAB III

PERKEMBANGAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. R. K G1 P0 A0 AH0 USIA

KEHAMILAN 38 – 39 MINGGU JANIN TUNGGAL HIDUP

PRESENTASI KEPALA INTRAUTERIN DENGAN ANEMIA

A. Kunjungan Antenatal Care Pertama

Hari/tanggal pengkajian : 26 Maret 2021

Jam pengkajian : 15.00 WITA

Tempat pengkajian : Rumah Pasien

Identitas

Nama ibu : Ny. R. K Nama suami : Tn. A. M

Umur : 23 tahun Umur : 28 tahun

Agama : Kristen Protestan Agama : Kristen Protestan

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Suku/bangsa : Sabu/Indonesia Suku/bangsa : Timor/Indonesia

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Security

Alamat : Sikumana, RT 09/04 Alamat : Sikumana, RT 09/04

1. Data Subjektif

a. Alasan datang

Ibu mengatakan hamil anak pertama, tidak pernah keguguran dan ibu

ingin memeriksakan kehamilannya dengan keluhan nyeri pada perut

bagian bawah.
94

b. Riwayat haid

HPHT tanggal 28 Juni 2020, lamanya 5 hari, banyaknya 4 kali ganti

pembalut/hari, siklus haid 28 hari dan tidak ada nyeri haid. Tafsiran

persalinan tanggal 04 April 2021.

c. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

No Tahun Tempat UK Jenis Penolong Penyulit JK BB


persalinan persalinan

1 Hamil
ini,
tahun
2020

d. Riwayat keluarga berencana

Ibu mengatakan belum pernah menggunakan KB apapun.

e. Riwayat penyakit yang sedang diderita

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit jantung, penyakit

menular seksual dan tidak ada penyakit keturunan.

f. Riwayat dan kebiasaan sehari-hari : makan, personal hygiene dan

eliminasi.

Pola makan ibu 3 kali sehari, nafsu makan baik, jenis makanan : nasi

sayur hijau, ikan, tempe dan minum air putih 7-8 gelas/hari.

Pola tidur ibu yaitu tidur siang 1-2 jam/ hari dan tidur malam 6-7 jam/

hari.

Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, ganti pakaian dalam 2

kali sehari, ganti pakaian luar 2 kali sehari.

BAB 1-2 kali sehari, bau khas feses dan tidak ada keluhan. BAK 4-5
95

kali sehari, bau khas amoniak dan tidak ada keluhan.

g. Kondisi psikososial (keluarga inti, perkawinan, kehamilan)

Suami selalu mendukung ibu selama masa kehamilan dan dengan

senang hati menerima kehamilan ini.

h. Riwayat kehamilan ini trimester I, II dan III

TM I

Tanggal : -

Frekuensi : -

UK :-

Keluhan :-

Terapi :-

TM II

Frekuensi : 2x

Tanggal : 12-10-2020

UK : 15-16 minggu

Keluhan : nyeri perut bagian bawah

Tanggal : 12-12-2020

UK : 24-25 minggu

Keluhan : badan gatal-gatal

Terapi : SF, Vit C, Kalk dan hydro SK

TM III

Frekuensi : 2x

Tanggal : 05-02-2021
96

UK : 32 minggu

Keluhan : tidak ada keluhan

Tanggal : 25-03-2021

UK : 39 minggu

Keluhan : tidak ada keluhan

Terapi : Sf 2x1, Vit C, Kalk

Imunisasi TT

Frekuensi : 3 kali

TT terakhir : 19-10-2020

Pergerakan janin di rasakan pertama kali pada usia kehamilan 16

minggu.

i. P4K terdiri dari :

1) Persiapan tempat persalinan : Puskesmas Sikumana

2) Penolong persalinan : Bidan senior

3) Biaya : Menggunakan BPJS

4) Donor darah : Ibu sudah siapkan 4 calon pendonor

darah

5) Emergency dan rujukan : Siap dirujuk ketika gawat

2. Data Objektif

a. Pemeriksaan umum

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD 100/70 mmHg,

suhu 36,50C, nadi 85 x/menit, pernapasan 22 x/menit, TB 154 cm, BB


97

sebelumnya 43 kg, BB saat ini 59 kg, LiLA 28 cm. Tafsiran

persalinan 04-04-2021.

b. Pemeriksaan fisik

Kepala tidak ada benjolan, rambut bersih tidak ada ketombe, muka

tidak ada oedema, konjungtiva merah muda, sklera putih, telinga tidak

ada serumen, mukosa mulut lembab, tidak ada karies gigi, tidak ada

pembengkakan kelenjar tiroid, leher tidak ada pembengkakan kelenjar

limfe, tidak ada pembesaran vena jugularis, areola mamae

hiperpigmentasi, puting susu menonjol, di abdomen tidak ada bekas

luka operasi, ada linea nigra, genetalia tidak dilakukan pemeriksaan,

anus tidak dilakukan pemeriksaan, refleks patella kiri/kanan positif,

normal.

c. Pemeriksaan obstetrik

TFU pertengahan pusat-processus xypoideus teraba bulat, lunak, di

sebelah kanan perut ibu teraba keras, datar, memanjang seperti papan,

dan sebelah kiri perut ibu teraba bagian kecil, bagian terendah teraba

bulat, keras, tidak dapat digoyangkan lagi, dan sudah masuk PAP,

MC donald 28 cm, TBBJ : 2.635 gram. DJJ 138 x/menit, teratur,

punctum maksimum satu tempat disebelah kanan dibawah pusat.

d. Pemeriksaan penunjang

Tanggal : 12 Oktober 2020

1. Laboratorium

b) Darah
98

(1) Hb : 9,0 gram%

(2) HBsAg : Negatif

(3) HIV : Negatif

(4) Sifilis : Negatif

c) Urine : reduksi negatif, protein negatif

d) USG : tidak dilakukan

3. Analisa Data

G1 P0 A0 AH0 UK 3-839 minggu, janin tunggal, hidup, presentasi kepala,

intrauterine dengan anemia.

4. Penatalaksanaan (Perencanaan,Pelaksanaan,Evaluasi)

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan bahwa kondisi kesehatan ibu dan

janin dalam kandungan sehat. TD: 100/70 mmHg, S: 36,5℃, N: 85

x/menit, RR: 22 x/menit, DJJ : 138 x/menit, Lila : 28 cm, TFU 1/2 jari

dibawah prosesu xipodeus, MC Donald: 28 cm, kepala sudah masuk

pintu atas panggul, keadaan ibu dan janin baik. Ibu mengerti dengan

hasil pemeriksaan.

2. Memberitahu pada ibu bahwa nyeri perut bagian bawah merupakan hal

yang bersifat normal yang dialami oleh setiap ibu hamil yang

disebabkan karena rahim yang membesar sehingga mengakibatkan

adanya tekanan pada kandung kemih yang berlokasi di bagian bawah

perut dan dapat ditangani dengan mengonsumsi air putih hangat,

mengonsumsi makanan yang berserat, makan lebih sering dengan porsi


99

sedikit, tidak boleh menahan air kencing, tidak boleh kerja yang berat,

tidur dengan posisi miring kiri.

Ibu mengerti tentang penyebab nyeri perut bagian bawah yaitu rahim

yang membesar sehingga mengakibatkan adanya tekanan pada

kandung kemih yang berlokasi di bagian bawah perut serta

penanganannya seperti mengonsumsi air putih hangat, mengonsumsi

makanan yang berserat, makan lebih sering dengan porsi sedikit, tidak

boleh menahan air kencing, tidak boleh kerja yang berat, tidur dengan

posisi miring kiri.

3. Menjelaskan pada ibu pengertian anemia dan dampaknya saat hamil

dan bersalin. Anemia adalah suatu kondisi adanya penurunan sel darah

merah atau menurunnya kadar Hb, sehingga kapasitas daya angkut

oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin

berkurang. Dampak anemia saat hamil yaitu resiko terjadi abortus,

hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi,

ketuban pecah dini (KPD). Sedangkan, dampaknya saat bersalin yaitu

gangguan kekuatan his, perdarahan saat bersalin, bayi lahir dengan

berat badan rendah, bayi lahir premature.

Ibu sudah mengerti dan dapat mengulangi pengertian dari anemia yaitu

suatu kondisi adanya penurunan sel darah merah atau menurunnya

kadar Hb serta dampak anemia saat hamil seperti resiko terjadi

abortus, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi

infeksi, ketuban pecah dini (KPD) dan juga dampak anemia saat
10

bersalin seperti gangguan kekuatan his, perdarahan saat bersalin, bayi

lahir dengan berat badan rendah, bayi lahir premature.

4. Menjelaskan pada ibu penanganan anemia yaitu dengan mengonsumsi

tablet Fe yang diberikan oleh tenaga kesehatan dan diminum dengan

dosis yang telah diberikan, mengonsumsi makanan yang kaya akan zat

besi dan asam folat seperti daging, telur, brokoli, kangkung, bayam,

kacang-kacangan, ataupun sayuran hijau lainnya yang ada di sekitar

rumah. Ibu juga perlu mengonsumsi buah-buahan yang tinggi akan

vitamin C seperti jeruk, tomat, papaya. Lalu, ibu juga rutin melakukan

pemeriksaan Hb agar dapat mengetahui perkembangannya.

Ibu mengerti dan bersedia untuk mengonsumsi tablet Fe yang

diberikan oleh tenaga kesehatan dan diminum dengan dosis yang telah

diberikan, mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi dan asam

folat seperti daging, telur, brokoli, kangkung, bayam, kacang-

kacangan, ataupun sayuran hijau lainnya yang ada di sekitar rumah.

Ibu juga perlu mengonsumsi buah-buahan yang tinggi akan vitamin C

seperti jeruk, tomat, papaya. Ibu juga rutin melakukan pemeriksaan Hb

agar dapat mengetahui perkembangannya.

5. Menganjurkan pada ibu tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi

seimbang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang diperlukan ibu

karena ibu sedang anemia dan akan berdampak pada janin yaitu

BBLR. Makanan bergizi seimbang seperti nasi, lauk-pauk, sayuran

hijau, buah-buahan, air putih minimal 8 gelas/hari. Ibu sudah


10

mengetahui pentingnya makan makanan yang bergizi seperti nasi,

lauk-pauk, sayuran hijau, buah-buahan, air putih minimal 8 gelas/hari

agar dapat mencegah anemia yang sedang dialami ibu.

6. Menganjurkan pada ibu untuk istrahat yang cukup dan teratur agar ibu

tidak merasa lelah, yaitu: tidur siang 1-2 jam/hari dan tidur malam 7-8

jam/hari. Ibu sudah mengerti pentingnya istrahat yang teratur yaitu

tidur siang 1-2 jam/hari dan tidur malam 7-8 jam/hari.

7. Menjelaskan tanda bahaya kehamilan trimester III yaitu: perdarahan

tiba-tiba dari jalan lahir, nyeri perut yang hebat, muntah-muntah

sehingga ibu tidak mau makan, tekanan darah tinggi, bengkak di

wajah, tangan, kaki, sakit kepala yang hebat disertai penglihatan

kabur, demam tinggi, keputihan banyak dan berbau, pergerakan janin

kurang dirasakan, ketuban keluar sebelum waktunya.

Ibu sudah mengerti penjelasan yang di berikan dengan menyebut

kembali 3 tanda bahaya kehamilan trimester III yaitu tekanan darah

tinggi, ketuban keluar sebelum waktunya, bengkak di wajah, tangan

dan kaki serta ibu bersedia ke fasilitas kesehatan jika mengalami tanda

bahaya.

8. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda persalinan yaitu nyeri

pada pinggang menjalar ke perut bagian bawah, perut mules teratur,

semakin sering dan lama serta keluar lendir dan darah dari jalan lahir.

Ibu sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan dengan

menjelaskan kembali tanda-tanda persalinan yaitu nyeri pada pinggang


10

menjalar ke perut bagian bawah, serta keluar lendir dan darah dari

jalan lahir.

9. Menjelaskan kepada ibu tentang persiapan persalinan yaitu kendaraan,

parlengkapan ibu seperti kain, baju, celana dalam, BH, pembalut dan

perlengkapan bayi seperti baju bayi, topi bayi, selimut bayi, kain

bedong, kaos kaki dan kaos tangan.

Ibu sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan ibu sudah

menyiapkan perlengkapan ibu seperti kain, baju, celana dalam, BH,

pembalut dan perlengkapan bayi seperti baju bayi, topi bayi, selimut

bayi, kain bedong, kaos kaki dan kaos tangan..

10. Menganjurkan ibu untuk personal hygiene yaitu mandi 2 kali sehari,

sikat gigi 2 kali sehari, keramas rambut 2-3 kali seminggu, ganti

pakaian luar setiap kali selesai mandi, ganti pakaian dalam setiap kali

selesai mandi atau jika basah, cuci tangan sebelum makan dan sesudah

BAK/BAB, membersihkan genitalia dan anus setiap kali selesai

BAK/BAB.

Ibu mengerti dan menerima anjuran untuk personal hygiene yaitu

mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari, keramas rambut 2-3 kali

seminggu, ganti pakaian luar setiap kali selesai mandi, ganti pakaian

dalam setiap kali selesai mandi atau jika basah, cuci tangan sebelum

makan dan sesudah BAK/BAB, membersihkan genitalia dan anus

setiap kali selesai BAK/BAB.


10

11. Menginformasikan pada ibu bahwa akan melakukan kunjungan ANC

kedua pada tanggal 29 Maret 2021

Ibu bersedia untuk dilakukannya kunjungan ANC kedua pada tanggal

29 Maret 2021.

12. Melakukan pendokumentasian

Pendokumentasian telah dilakukan.

B. Kunjungan Antenatal Care Kedua

Hari/Tanggal Pengkajian : Selasa, 29 Maret 2021

Jam Pengkajian : 09.30 WITA

Tempat Pengkajian : Rumah Pasien

1. Data Subjektif

Saat kunjungan ulang ibu mengatakan sakit pada perut bagian bawah yang

menjalar ke pinggang.

2. Data Objektif

a. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD 100/80 mmHg,

suhu 36,80C, nadi 90 x/menit, pernapasan 22 x/menit, BB 59 kg, Hb

10,9 gr%.

b. Pemeriksaan Fisik Khusus

Muka tidak ada oedema, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak

ada pembesaran kelenjar tiroid, leher tidak ada pembengkakan kelenjar

limfe, tidak ada pembesaran vena jugularis, areola mamae


10

hiperpigmentasi, puting susu menonjol, di abdomen tidak ada bekas

luka operasi, ada linea nigra, genetalia tidak dilakukan pemeriksaan,

refleks patella kiri/kanan positif, normal.

c. Pemeriksaan Obstetrik

TFU pertengahan pusat-processus xypoideus teraba bulat, lunak,

disebelah kanan perut ibu teraba keras, datar, memanjang seperti

papan, dan sebelah kiri perut ibu teraba bagian terkecil, bagian

terendah teraba bulat, keras, tidak dapat digoyangkan lagi, dan sudah

masuk PAP, MC donald 28 cm, TBBJ : 2.635 gram.

DJJ 140 x/menit, teratur, punctum maksimum satu tempat disebelah

kanan dibawah pusat.

3. Analisa Data

G1 P0 A0 AH0 UK 39-40 minggu, janin tunggal, hidup, presentasi kepala,

intrauterine dengan anemia.

4. Penatalaksanaan (Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi)

1. Menginformasikan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi

kesehatan ibu dan janin dalam keadaan sehat. TD: 100/80 mmHg,

penapasan: 22 x/menit, nadi: 90 x/menit, suhu: 36,8℃, DJJ: 140

x/menit, TFU: 28 cm.

Ibu sudah mengerti dan menerima hasil pemeriksaan yang

disampaikan.

2. Menganjurkan ibu untuk tetap mengonsumsi air putih hangat,

mengonsumsi makanan yang berserat, makan lebih sering dengan porsi


10

sedikit, tidak boleh menahan air kencing, tidak boleh kerja yang berat,

tidur dengan posisi miring kiri untuk mengatasi nyeri perut bagian

bawah.

Ibu menerima anjuran dan sudah mengonsumsi air putih hangat,

mengonsumsi makanan yang berserat, makan lebih sering dengan porsi

sedikit, tidak boleh menahan air kencing, tidak boleh kerja yang berat,

tidur dengan posisi miring kiri.

3. Mengevaluasikan kembali tentang pengertian anemia dan dampaknya

saat hamil dan bersalin.

Ibu mengatakan sudah paham tentang anemia sendiri yaitu suatu

kondisi adanya penurunan sel darah merah atau menurunnya kadar Hb,

sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ

vital pada ibu dan janin berkurang serta dampak anemia pada saat

hamil seperti resiko terjadi abortus, hambatan tumbuh kembang janin

dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ketuban pecah dini (KPD).

Sedangkan, dampaknya saat bersalin yaitu gangguan kekuatan his,

perdarahan saat bersalin, bayi lahir dengan berat badan rendah, bayi

lahir premature.

4. Mengevaluasikan kembali tentang penanganan anemia pada ibu.

Ibu mengatakan telah mengonsumsi tablet Fe yang diberikan oleh

tenaga kesehatan dan diminum dengan dosis yang telah diberikan,

mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi dan asam folat seperti

daging, telur, brokoli, kangkung, bayam, kacang-kacangan, ataupun


10

sayuran hijau lainnya yang ada di sekitar rumah. Ibu juga perlu

mengonsumsi buah-buahan yang tinggi akan vitamin C seperti jeruk,

tomat, papaya. Ibu juga telah melakukan pemeriksaan Hb dan Hb ibu

naik menjadi 10,9 gr%.

5. Mengevaluasikan kembali tentang makanan bergizi yang telah

dianjurkan pada kunjungan pertama.

Ibu mengatakan telah mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang

untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang diperlukan ibu dan janin,

yaitu nasi, lauk-pauk, sayuran hijau, buah-buahan, air putih minimal 8

gelas/hari.

6. Mengevaluasikan kembali tentang istrahat yang cukup dan teratur.

Ibu mengatakan telah istrahat yang cukup dan teratur yaitu istrahat

siang 1-2 jam, tidur malam 7-8 jam.

7. Mengevaluasikan kembali tentang tanda bahaya kehamilan trimester

III.

Ibu mengatakan tidak mengalami tanda bahaya kehamilan trimester III

seperti penglihatan kabur, perdarahan tiba-tiba dari jalan lahir, gerakan

janin berkurang, bengkaka pada wajah,lengan dan kaki, keluar air-air

dari jalan lahir sebelum wakrunya, demam tinggi lebih dari 2 hari.

8. Mengevaluasikan kembali tentang tanda persalianan.

Ibu mengatakan sudah mengerti tanda persalinan yaitu nyeri pada

perut bagian bawah yang menjalara ke pinggang, keluar lendir

bercampur darah dari jalan lahir.


10

9. Mengevaluasikan kembali tentang persiapan persalinan.

Ibu mengatakan telah menyiapkan semua untuk menyambut persalinan

seperti tempat persalinannya di Puskesmas Sikumana, biayanya

menggunakan KIS, pendampingnya suami, pendonor darah telah

disiapkan 3 orang, pakaian ibu, perlengkapan bayi.

10. Mengevaluasikan kembali tentang personal hygiene.

Ibu mengatakan telah melakukan personal hygiene yaitu mandi 2 kali

sehari, sikat gigi 2 kali sehari, keramas rambut 2-3 kali seminggu,

ganti pakaian luar setiap kali selesai mandi, ganti pakaian dalam setiap

kali selesai mandi atau jika basah, cuci tangan sebelum makan dan

sesudah BAK/BAB, membersihkan genitalia dan anus setiap kali

selesai BAK/BAB.

11. Melakukan pendokumentasian

Pendokumentasian telah dilakukan.


10

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN

A. KALA I

Hari/Tanggal Pengkajian : Selasa, 30 Maret 2021

Jam Pengkajian : 18.30 WITA

Tempat Pengkajian : Rumah Sakit Leona

1. Data Subjektif

Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah menjalar ke pinggang disertai

pengeluaran pervaginam berupa lendir bercampur darah sejak tanggal 30

Maret 2021, pukul 09.30 WITA.

2. Data Objektif

a. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, kesadaran composimentis, TD 100/80 mmHg,

suhu 36,80C, nadi 90 x/menit, pernapasan 22 x/menit, BB 59 kg.

Tafsiran persalinan 04-04-2021.

b. Pemeriksaan Fisik

Wajah tidak pucat, tidak ada kloasma gravidarum, tidak ada oedema

pada muka, mata sklera putih, konjungtiva merah muda. Dada simetris,

ada hiperpigmentasi, puting susu menonjol, kolostrum positif pada

areola mamae. Vulva tidak ada oedema, keluar lendir dan darah.

Ekstremitas atas dan bawah tidak ada varises, tidak ada oedema,

refleks patella positif.


10

c. Pemeriksaan Obstetrik

TFU pertengahan pusat-processus xypoideus teraba bulat, lunak,

disebelah kanan perut ibu teraba keras, datar, memanjang seperti

papan, dan sebelah kiri perut ibu teraba bagian terkecil, bagian

terendah teraba bulat, keras, tidak dapat digoyangkan lagi, dan sudah

masuk PAP, MC donald 28 cm, TBBJ : 2.635 gram.

DJJ 142 x/menit, teratur, punctum maksimum satu tempat disebelah

kanan dibawah pusat.

 Hasil pemeriksaan dalam : vulva/vagina tidak ada oedema, tidak

ada varises, keluar lendir bercampur darah, portio tipis dan lunak,

pembukaan 6 cm, selaput ketuban utuh, bagian terendah kepala,

posisi ubun-ubun kecil, turun hodge II-III.

3. Analisa Data

G1 P0 A0 AH0 UK 39-40 minggu, janin tunggal, hidup, presentasi kepala

intrauterine, inpartu kala I fase aktif dengan anemia.

4. Penatalaksanaan (Perencanaan,Pelaksanaan,Evaluasi)

1. Menginformasikan pada ibu tentang hasil pemeriksaan pada ibu dan

keluarga yaitu keadaan ibu dan janin baik. TD 100/80 mmHg, suhu

36,80C, nadi 90 x/menit, pernapasan 22 x/menit, DJJ 142 x/menit.

Ibu dan keluarga senang dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan.

2. Menganjurkan ibu untuk mengatur posisinya yang nyaman selama

persalinan dan melahirkan bayi dan anjurkan suami atau keluarga


11

untuk mendampingi ibu seperti berjalan, berdiri, duduk, jongkok,

berbaring miring dan merangkak.

Ibu menerima anjuran untuk mengatur posisinya yang nyaman selama

persalinan dan suami mendampingi ibu untuk berjalan, berdiri, duduk,

jongkok, berbaring miring dan merangkak.

3. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum selama proses persalinan

supaya dapat memberi ibu kekuatan untuk mengedan.

Ibu menerima anjuran untuk makan dan minum selama proses

persalinan.

4. Menyiapkan ergometrin untuk mencegah ketika adanya perdarahan

saat proses persalinan yang diakibatkan karena ibu dengan anemia saat

hamil.

Ergometrin telah disiapkan.

5. Memberikan dukungan mental dan emosional pada ibu yaitu dengan

memberi semangat pada ibu agar ibu mampu menghadapi persalinan.

Dukungan mental dan emosional telah diberikan pada ibu yaitu

memberi semangat agar ibu mampu menghadapi persalinan.

6. Menyiapkan alat yang digunakan pada saat persalinan yaitu :

a. Partus set (handscoon 2 pasang, setengah koher, kasa steril,

gunting tali pusat, gunting episiotomi, klem 2 buah, klem tali pusat,

kateter nelaton).
11

b. Heacting set (1 pasang hanscoen, 1 pinset anatomi, 1 pinset

sirurgik, 1 gunting benang , nailpoeder dengan jarumnya jarum

otot dan jarum kulit, benang kronik, spuit).

c. Infus set (aboket no.16/18 cm. cairan RL, selang infus, plester,

torniquet).

d. APD lengkap level 2 (celemek, kaca mata, masker, sepatu boot,

nerscup, hasmat, handscoon, face shield).

e. Peralatan (neirbeken/bengkok, kom tertutup berisi air DTT, kom

tertutup berisi kapas DTT, termometer, stetoskop, tensi meter, pita

ukur, spuit 2,5-3 ml, spuit 1 ml, leanec/dopler, lampu sorot, tempat

sampah infeksius dan non infeksius, waskom, underped).

f. Perlengkapan resusitasi (pengisap lendir, kasa, balon resusitasi,

bola karet yang baru, jam, sarung tangan, meja bayi)

g. Obat-obatan dan perlengkapan untuk asuhan persalinan dan

penanganan penyulit (oksitosin, lidokain 1%, cairan infus RL,

selang infus, kanul IV, ergometrin, kapsul/tablet ampisilin dan

amoxisilin, vitamin k, salep mata tetrasiklin 1%)

h. Perlengkapan ibu dan bayi (kain bersih, baju bayi, topi bayi,

selimut, handuk, waslap 1 pasang, pembalut wanita, celana dalam

ibu, baju ibu, sabun, kain untuk ibu, makan dan minum untuk ibu,

plastik untuk simpan plasenta)

i. Perlengkapan DTT (sarung tangan, larutan klorin dan sabu cuci

tangan, detergen, sikat, wadah untuk peralatan bekas pakai).


11

Alat yang akan digunakan untuk menolong persalinan telah disiapkan.

7. Mengobservasikan kemajuan persalinan yaitu DJJ, nadi, kontraksi,

setiap 30 menit dan pemeriksaan dalam (VT), tekanan darah, suhu

setiap 4 jam.

Sudah dilakukan observasi pada jam 20.00 WITA DJJ 145 x/menit,

nadi 90 x/menit, kontraksi 4 kali dalam waktu 10 menit lamanya 40

detik.

B. KALA II

Tanggal : 30 Maret 2021 Jam : 21.00 WITA

1. Data Subyektif

Ibu mengatakan nyeri perut bertambah dan semakin sering, ibu

merasakan dorongan yang kuat untuk meneran saat kontraksi dan ibu

merasa ingin BAB.

2. Data Objektif

Keadaan ibu baik, kesadaran composmentis, TD 110/70 mmHg, nadi

90 x/menit, suhu 36,80C, pernapasan 22 x/menit, DJJ 144 x/menit,

kontraksi 4x dalam waktu 10 menit lamanya 45 detik.

Hasil pemeriksaan dalam : perineum menonjol, vulva membuka,

keluar lendir bercampur darah, portio tidak teraba, pembukaan 10 cm,

selaput ketuban pecah spontan, bagian terendah kepala, posisi ubun-

ubun kecil, turun hodge III-IV.


11

3. Analisa Data

G1 P0 A0 AH0 Usia kehamilan 39-40 minggu, janin tunggal, hidup,

presentasi kepala, intrauterine inpartu kala II dengan anemia.

4. Penatalaksanaan ( Perencanaan, Perencanaan dan Evaluasi)

Tanggal : 30-03-2021 Jam: 22.00 WITA

1. Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obat esensia; siap

digunakan untuk menolong persalinan.

Alat dan bahan sudah lengkap.

2. Memakai alat pelindung diri yaitu: masker, kaca mata, topi,

celemek, sepatu boot.

Sudah memakai alat pelindung diri.

3. Melepaskan semua aksesoris pada tangan dan mencuci tangan

sesuai 6 langkah dengan air mengalir dan sabun lalu keringkan

dengan tissue.

Sudah melepaskan aksesoris dan sudah mencuci tangan

4. Mengambil spuit 3 cc dan menghisap oxytocin 10 IU kemudian

masukkan dalam partus set (gunakan tangan yang memakai sarung

tangan DTT/ steril dan pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat

suntik).

Sudah dilakukan.

5. Melepaskan sarung tangan dan mendekontaminasi sarung tangan

dalam larutan klorin 0,5%.

Sudah dilakukan.
11

6. Memeriksa DJJ setelah konraksi uterus mereda (relaksasi) untuk

memastikan DJJ masih dalam batas normal (120-160 kali/menit).

Sudah dilakukan dan DJJ dalam batas normal yaitu : 144 x/menit.

7. Memberitahukan pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan

keadaan janin baik, kemudian mengajarkan ibu cara meneran yang

baik yaitu: saat ada kontraksi rangkul kedua paha kearah dada,

tempelkan dagu pada dada, buka mata dan melihat kearah perut

dan meneran.

Sudah memberitahukan dan ibu bisa mengulang kembali cara

meneran seperti yang diajarkan.

8. Memberitahu keluarga untuk membantu ibu menyiapkan posisi

meneran jika adaa rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat,

pada kondisi itu ibu diposisikan setengah duduk atau posisi yang

diinginkan dan nyaman bagi ibu.

Sudah dilakukan.

9. Membimbing ibu untuk meneran disaat ibu ingin meneran.

Sudah melakukan bimbingan meneran pada ibu.

10. Menganjurkan ibu untuk mengambil posisi yang aman jika ibu

belum ingin meneran, anjurkan ibu untuk meneran pada puncak-

puncak kontraksi tersebut dan beristrahat disaat tidak ada

kontraksi.

Sudah dilakukan.
11

11. Memberi dukungan moril dan mental pada ibu dengan cara,

mendengarkan setiap keluahan ibu, agar ibu kuat dan semangat

dalam menghadapi proses persalinan.

Sudah dilakukan.

12. Mengajarkan pada ibu cara relaksasi yaitu: menarik napas dari

hidung dan menghembuskan lewat mulut saat ada kontraksi.

Ibu sudah melakukan relaksasi saat kontraksi.

13. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,

meletakkan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan

bayi.

Sudah meletakan handuk bersih diperut ibu.

14. Meletakakn kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong

ibu.

Sudah meletakkan kain bersih dibawah bokong ibu.

15. Membuka partus set daan periksa kembali kelengkapan alat dan

bahan.

Sudah dilakukan, peralatan lengkap dan siap pakai.

16. Memakai sarung tangan steril pada kedua tangan untuk menolong

kelahiran bayi.

Sudah memakai sarung tangan steril pada kedua tangan.

17. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,

melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain yang

dilipat 1/3, meletakkan tangan yang lain dikepala bayi dan


11

melakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada

kepala bayi, membiarkan kepala bayi keluar perlahan-lahan,

menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernapas

cepat dan dangkal saat kepala lahir. Dengan lembut menyeka

muka, mulut, dan hidung bayi dengan kain atau kasa steril.

Sudah dilakukan.

18. Memeriksa lilitan tali pusat.

Sudah dilakukan dan tidak ada lilitan tali pusat.

19. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara

spontan.

Kepala bayi sudah melakukan putaran paksi luar.

20. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, menempatkan kedua

tangan dimasing-masing sisi muka bayi secara biparietal dan

kemudian dengan lembut menarik kepala kearah atas dan kearah

bawah untuk melahirkan bahu posterior.

Sudah dilakukan.

21. Setelah kedua bahu dilahirkan, menyanggah kepala bayi yang

berada dibagian bawah kearah perineum, membiarkan bahu dan

lengan posterior (bagian belakang) lahir. Mengendalikan kelahiran

siku dan kepala bayi saat melewati perineum, menggunakan tangan

bagian bawah untuk menyanggah tubuh bayi saat dilahirkan,

sanggah dan susur dari punggung kemudian kearah kaki bayi dan
11

pegang kedua mata kaki bayi, dengan hati-hati membantu

kelahiran bayi.

Sudah dilakukan dan pada pukul 23.00 WITA, bayi lahir spontan,

bayi menangis kuat, warna kulit kemerahan, tonus otot baik,

pergerakan aktif. Jenis kelamin perempuan, BB: 1.800 gram, PB :

47 cm, LK : 30 cm, LD : 25 cm, LP : 26 cm.

22. Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik).

Sudah melakukan penilaian yaitu: bayi menangis kuat, warna kulit

kemerahan, tonus otot kuat, pergerakan aktif.

23. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari wajah, kepala dan bagian

tubuh lainnya tanpa memberiksakan verniks, mengganti handuk

basah dengan kain yang kering, memastikan bayi dalam posisi dan

kondisi yang aman diatas perut ibu.

Sudah dilakukan dan bayi dalam keadaan nyaman.

C. KALA III

Tanggal : 30 Maret 2021 Jam : 23.00 WITA

1. Data Subyektif

Ibu merasa perutnya mules-mules dan keluar darah dari jalan lahir.

2. Data Obyektif

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD 100/90 mmHg,

nadi 80 x /menit, suhu 36,8 °C, pernapasan 22 x/menit. TFU `setinggi


11

pusat, kontraksi uterus baik, bentuk uterus membulat, serta keluar

darah dari jalan lahir sebanyak ± 200 cc.

3. Analisa Data

P1 A0 AH1 Partus Kala III

4. Pelaksanaan (Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi)

24. Memeriksa fundus untuk memastikan janin tunggal.

Sudah dilakukan dan janin tunggal.

25. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oxytocin agar uterus

berkontraksi dengan baik untuk melahirkan plasenta.

Ibu mengerti dan bersedia untuk disuntik.

26. Memberikan suntikan oxytocin 10 IU (1 ampul) pada paha luar ibu

secara IM.

Sudah melakukan penyuntikan pada paha luar ibu.

27. Mengklem atau menjepit tali pusat dengan klem 3 cm dari pusat

bayi, lalu melakukan pengurutan isi tali pusat kearah ibu dan

memasang klem sekitar 2 cm dari klem pertama.

Sudah dilakukan dan sudah menjepit tali pusat.

28. Melakukan penjepitan tali pusat dan memotong tali pusat.

Sudah melakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat.

29. Meletakkan bayi tengkurap didada ibu untuk kontak kulit ibu dan

bayi, meluruskan dada bayi sehingga dada bayi menempel didada

ibunya. Mengusahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu

dengan posisi lebih rendah dari putting susu atau areola mamae
11

ibu. Menyelimuti bayi daan ibu dengan kain yang kering dan

hangat, memasang topi dikepala bayi, membiarkan bayi melakukan

kontak kulit didada ibu selama 1 jam.

Sudah dilakukan IMD.

30. Memindahkan klem dari tali pusat hingga berjarak 5-6 cm dari tali

pusat.

Klem sudah dipindahkan.

31. Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada diperut tepat diatas

simpisis ibu untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan

kembali uterus. Memegang tali pusat menggunakan tangan yang

dominan.

Sudah dilakukan.

32. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukaan

peregangan tali pusat terkendali dengan tangan yang dominan.

Melakukan tekanan yang berlawan arah pada bagian bawah uterus

dengan cara menekan uterus keatas dan kebelakang (dorsocranial)

dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversion

uteri.

Sudah dilakuakan dorso cranial.

33. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu utnuk menarik napas dalam

dan cepat sambil menarik tali pusat kearah bawah kemudian keatas

mengikuti kuva jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan

arah padaa uterus.


12

Sudah dilakukan penarikan pada tali pusat.

34. Saat plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran

plasenta dengan kedua tangan memegang plasenta dan dengan hati-

hati memutar plasenta searah jarum jam hingga selaput plasenta

lahir utuh.

Pukul : 23.18 WITA, plasenta lahir.

35. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus

hingga uterus berkontraksi dengan baik.

Sudah dilakukan masase pada uterus dan uterus berkontraksi

dengan baik

36. Memeriksa kelengkapan plasenta seperti: amnion, korion,

kotiledon, lengkap dengan selaput. Plasenta lahir lengkap beserta

amnion, korion, kodiledon dan selaput.

Plasenta sudah diletakkan ditempatnya.

D. KALA IV

Tanggal : 31 Maret 2021 Jam : 01.15 WITA

1. Data Subyektif

Ibu mengatakan merasa lega dan senang karena telah melahirkan

dengan baik dan lancar.


12

2. Data Obyektif

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD 90/80 mmHg, nadi

90 x/ menit, suhu 37°C, RR 21 x/menit, kontraksi uterus baik, TFU 2

jari dibawah pusat, kandung kemih kosong, perineum ada laserasi.

3. Analisa Data

P1 A0 AH1 Partus Kala IV

4. Penatalaksanaan ( Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi)

37. Melakukan masase dengan lembut selama 15 detik hingga uterus

berkontraksi (fundus teraba keras).

Sudah dilakukan dan uterus berkontraksi dengan baik.

38. Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.

Ada laserasi derajat I dan sudah dilakukan heacting jelujur.

39. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi

perdarahan pervaginam.

Sudah dilakukan dan uterus berkontraksi dengan baik.

40. Memastikan kandung kemih kosong.

Sudah dilakukan dan kandung kemih kosong.

41. Mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam

larutan klorin 0,5%, membersihkan darah dan cairan tubuh dan

bilas di air DTT tanpa melepas sarung tangan kemudian

mengeringkan dengan handuk bersih.

Sudah dilakukan.
12

42. Mengajarkan ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus dan

menilai kontraksi.

Sudah dilakukan.

43. Memeriksa TTV dan memastikan keadaan umum ibu baik.

Sudah dilakukan dan hasilnya yaitu TD: 90/80 mmHg, N: 90

x/menit, RR: 21 x/menit, S: 37℃.

44. Mengevaluasi jumlah kehilangan darah.

Sudah dilakukan dan jumlah perdarahan ± 100 cc.

45. Memantau keadaan bayi dan memastikan bayi bernapas dengan

baik (40-60 kali/menit).

Sudah dilakukan dan RR bayi : 42 x/menit.

46. Membersihkan ibu dari sisa darah dan cairan tubuh dengan

menggunakan air DTT, memakai pakian yang bersih dan kering.

Sudah dilakukan dan ibu sudah memakai pakaian bersih dan

kering.

47. Memastikan ibu merasa nyaman, membantu ibu memberikan ASI

kepada bayinya, menganjurkan keluarga untuk memberi makan

dan minum yang diinginkan ibu.

Ibu sudah dalam keadaan nyaman dan keluarga sudah memberikan

makan dan minum pada ibu.

48. Menempatkan semua peralatan didalam larutan klorin 0,5% untuk

dekontaminasi selama 15 menit. Mencuci dan membilas peralatan

setelah dekontaminasi.
12

Semua alat sudah ditempatkan didalam larutan klorin 0,5%.

49. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi kedalam tempat

sampah yang sudah disiapkan.

Sampah-sampah sudah dibuang kedalam tempat sampah.

50. Mendekontaminasi tempat tidur bersalin dan daerah yang

digunakan dengan larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air

bersih.

Tempat tidur dan daerah yang digunakan sudah dibersihkan dengan

larutan klorin 0,5%.

51. Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%,

melepaskan secara terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin.

Sarung tangan sudah didekontaminasi kedalam larutan klorin dan

sudah direndam didalam larutan klorin.

52. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian

keringkan tangan dengan tissu atau handuk yang bersih dan kering.

Sudah dilakukan dan tangan sudah dalam keadaan bersih.

53. Memakai sarung tangan untuk melakukan pemeriksan fisik pada

bayi.

Sudah dilakukan dan hasil pemeriksaan pada bayi dan kondisi bayi

normal dengan pernapasan: 42 x/menit, HR: 125 x/menit, Suhu:

36,9℃.

54. Memberikan suntikan Vit K 1 mg pada bagian luar paha kiri bayi 1

jam setelah bayi lahir.


12

Sudah dilakukan.

55. Melepaskan sarung tangan dan mencuci tangan dengan sabun dan

air mengalir lalu keringkan dengan tisu atau handuk yang bersih

dan kering.

Sudah dilakukan.

56. Mengkapi partograf.

Sudah dilakukan.

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR (1 JAM)

Hari / Tanggal pengkajian : Rabu, 31 Maret 2021

Jam pengkajian : 00.00 WITA

Tempat pengkajian : Rumah Sakit Leona

1. Data Subyektif

Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang pertama pada tanggal 30

Maret 2021, jam 23.00 WITA, jenis kelamin perempuan, berat badan: 1.800

gram, PB 47 cm, saat ini bayi menyusu kuat dan diberikan susu formula

karena BBLR.

2. Data Obyektif

a. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, suhu 36,90C, RR 42

x/menit, HR 125 x/menit.


12

b. Pemeriksaan antropometri

BB 1.800 gram, PB : 47 cm, LK : 30 cm, LD : 25 cm, LP : 26 cm.

c. Pemeriksaan Fisik

Kepala tidak ada gejala cepal hematoma dan caput succodenum, tidak ada

benjolan. Mata konjungtiva merah muda sklera putih, hidung tidak ada

polip, mulut bersih, telinga simetris tidak ada serumen, tidak ada

pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada pembengkakan kelenjar limfa,

dada mamae ada, tidak ada retraksi dinding dada. Abdomen tidak

kembung, lembek, tali pusat basah, kulit kemerahan, ekstremitas atas dan

bawah bergerak aktif dan lengkap genetalia normal, tidak ada kelainan,

labia mayora sudah menutupi labia minora, ada lubang pada anus.

Refleks

Morro : Positif (ubah posisi dengan tiba-tiba/ terkejut)

Rotting : Positif (menoleh bila ada sentuhan pipi)

Sucking : Positif (bayi menghisap dengan kuat menutupi areola

mamae dan putting susu ibu)

Swallowing : Positif (menelan dengan baik ketika bayi menyusu)

Babynski : Positif (bayi merasa geli ketika menggaruk telapak

kakinya)

a. Riwayat Eliminasi

BAB 1 kali, warna coklat kehitaman,bau khas feses. Sudah BAK 1 kali,

warna jernih, bau khas ammoniak.


12

3. Analisa Data

Bayi Baru Lahir umur 1 Jam Dengan Bayi Berat Lahir Rendah.

4. Penatalaksanaan (Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi)

1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan

yang telah dilakukan pada bayinya yaitu S:36,9℃, N: 125 x/menit,

RR/HR: 42 /125 x/menit, BB: 1.800 gram, PB: 47 cm, LK: 30 cm, LL: 12

cm, LD: 26 cm.

Ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan.

2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa bayinya mengalami BBLR atau

Berat Badan Lahir Rendh yaitu 1.800 gram dan bayinya akan di rawat di

incubator.

Ibu dan keluarga mengerti akan penjelasan yang diberikan.

3. Menjaga kehangatan bayi dengan melakukan perawatan di incubator

dengan suhu 340C.

Sudah dilakukan dan bayi masih dirawat di incubator dengan suhu 340C.

4. Memberikan salep mata oxytetrasiklin pada kedua mata bayi untuk

mencegah terjadinya infeksi.

Sudah diberikan salep mata oxytetrasiklin pada kedua mata bayi.

5. Memberikan suntikan vitamin K 0,5 mg pada bagian luar paha kiri bayi 1

jam setelah bayi lahir untuk mencegah terjadinya perdarah otak.

Sudah diberikan penyuntikan vitamin K pada paha kiri bayi.


12

6. Memberikan imunisasi HB 0 pada bagian luar paha kanan bayi 1 jam

setelah pemberian vitamin K untuk mencegah terjadinya penyakit

hepatitis.

Sudah dilakukan penyuntikan HB 0 pada paha kanan bayi.

7. Memenuhi kebutuhan nutrisi dengan memberi minum susu formula

menggunakan dot pelan-pelan sebagai pengganti ASI setiap 2-3 jam.

Kebutuhan nutrisi bayi telah dipenuhi dengan dengan memberi susu

formula setiap 2-3 jam.

8. Mengobservasi tanda bahaya bayi baru lahir yaitu bayi kuning selama 24

jam pertama setelah lahir dan pada umur lebih dari 14 hari, infeksi pada

tali pusat seperti: kemerahan, bernanah, berbau, bayi tidak mau menyusu,

bayi rewel terus, sesak napas, demam, mata bayi bernanah banyak, bayi

biru(sianosisi), dan bayi kejang.

Sudah melakukan observasi tanda bahaya pada bayi baru lahir dan tidak

ditemukan tanda bahaya.

9. Menggantikan pakaian bayi bila basah atau kotor.

Pakaian dan popok bayi bersih dan kering.

10. Menjelaskan pada ibu kehilangan panas pada bayi yaitu melalui proses

konveksi, konduksi, evaporasi dan radiasi. Hal ini dapat dilakukan dengan

cara mengeringkan tubuh bayi, selimuti bayi terutama bagian kepala

dengan kain yang kering, jangan mandikan bayi sebelum suhu tubuhnya

stabil, yaitu untuk bayi normal 6 jam setelah bayi lahir dan untuk BBLR

12 jam setelah bayi lahir, lingkungan yang hangat.


12

Ibu mengerti dengan penjelan yang diberikan tentang kehilangan panas

pada bayi yaitu melalui proses konveksi, konduksi, evaporasi dan radiasi

serta akan mengeringkan tubuh bayi, selimuti bayi terutama bagian kepala

dengan kain yang kering, jangan mandikan bayi sebelum suhu tubuhnya

stabil, yaitu untuk bayi normal 6 jam setelah bayi lahir dan untuk BBLR

12 jam setelah bayi lahr, lingkungan yang hangat.

11. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan tindakan yang telah diberikan.

Sudah dilakukan pendokumentasian.

ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS

A. Kunjungan Neonatus 1 (0 – 48 Jam)

Hari /Tanggal pengkajian : Rabu, 31 Maret 2021

Jam pengkajian : 10.35 WITA

Tempat pengkajian : Rumah Sakit Leona

1. Data Subyektif

Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang pertama pada tanggal 30

Maret 2021, jam 23.00 WITA, jenis kelamin perempuan, berat badan:

1.800 gram, PB 47 cm, saat ini bayi sedang berada di ruang perawatan

bayi karena bayi berat lahir rendah.

2. Data Obyektif

a. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, suhu 370C, RR 43 x/menit, HR 133 x/menit, BB:

1.800 gram.
12

b. Pemeriksaan Fisik

Abdomen tidak kembung, lembek, tali pusat masih basah, tidak ada

tanda-tanda infeksi, kulit kemerahan, ekstremitas atas dan bawah

bergerak aktif.

3. Analisa Data

Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan Umur 10 Jam Dengan

Berat Badan Lahir Rendah.

4. Penatalaksanaan ( Pelaksanaan, perencanaan dan evaluasi )

1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan

yang telah dilakukan pada bayi yaitu : S: 37℃, RR/HR: 43/133 x/meni

t, N : 133 x/menit, BB: 1.800 gram, BAB : 2-3 x/hari, BAK : 5-6

x/hari.

Ibu dan keluarga sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan.

2. Menjaga kehangatan bayi dengan tetap melakukan perawatan di

incubator dengan suhu 340C.

Sudah dilakukan dan bayi masih tetap dirawat didalam incubator

dengan suhu 340C.

3. Memenuhi kebutuhan nutrisi dengan memberi minum susu formula

menggunakan dot pelan-pelan sebagai pengganti ASI setiap 2-3 jam.

Kebutuhan nutrisi bayi telah dipenuhi dengan dengan memberi susu

formula setiap 2-3 jam.

4. Mengobservasi tanda bahaya bayi baru lahir yaitu: bayi kuning selama

24 jam pertama setelah lahir dan ditemukan pada umur lebih dari 14
13

hari, infeksi pada tali pusat seperti: kemerahan, bernanah, berbau, bayi

tidak mau menyusu, bayi rewel terus, sesak napas, demam, mata bayi

bernanah banyak, bayi biru (sianosis), dan bayi kejang.

Sudah melakukan observasi tanda bahaya pada bayi baru lahir lagi

kedalam incubator dengan suhu 340C.

5. Menggantikan pakaian bayi bila basah atau kotor.

Pakaian dan popok bayi bersih dan kering.

6. Menjelaskan pada ibu kehilangan panas pada bayi yaitu melalui proses

konveksi, konduksi, evaporasi dan radiasi. Hal ini dapat dilakukan

dengan cara mengeringkan tubuh bayi, selimuti bayi terutama bagian

kepala dengan kain yang kering, jangan mandikan bayi sebelum suhu

tubuhnya stabil, yaitu untuk bayi normal 6 jam setelah bayi lahir dan

untuk BBLR 12 jam setelah bayi lahir, lingkungan yang hangat.

Ibu mengerti dengan penjelan yang diberikan tentang kehilangan panas

pada bayi yaitu melalui proses konveksi, konduksi, evaporasi dan

radiasi serta akan mengeringkan tubuh bayi, selimuti bayi terutama

bagian kepala dengan kain yang kering, jangan mandikan bayi sebelum

suhu tubuhnya stabil, yaitu untuk bayi normal 6 jam setelah bayi lahir

dan untuk BBLR 12 jam setelah bayi lahr, lingkungan yang hangat.

7. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan tindakan yang telah

diberikan.

Sudah dilakukan pendokumentasian.


13

B. Kunjungan Neonatus II (3 hari-7 hari hari)

Hari/Tanggal pengkajian : Rabu, 07 April 2021

Jam pengkajian : 14:07 WITA

Tempat pengkajian : Rumah Pasien

1. Data Subyektif

Ibu mengatakan saat ini bayi menyusu kuat, tali pusat sudah lepas pada

saat usia 6 hari, sudah BAB 2 kali per hari, BAK 4-5 kali per hari.

2. Data Obyektif

a. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, suhu 36,80C, RR 49 x/menit, HR 138 x/menit,

BB 1.900 gram.

b. Pemeriksaan Fisik

Abdomen tidak kembung, lembek, tali pusat sudah terlepas, tidak ada

tanda-tanda infeksi, kulit kemerahan, ekstremitas atas dan bawah

bergerak aktif.

3. Analisa Data

Neonatus Cukup Bulan Sesuai Usia Kehamilan Umur 8 Hari Dengan Berat

Badan Lahir Rendah.

4. Pelaksanaan (Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi)

1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan

yang telah dilakukan pada bayi yaitu : S: 36,8℃, RR/HR: 49/138 x/me

nit, BB: 1.900 gram, BAB: 2 x/hari, BAK: 4-5 x/hari.

Ibu dan keluarga sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan.


13

2. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin, jika

bayinya tidur lebih dari 2 jam, bangunkan untuk susui bayi, menyusui

bayi harus pada kedua payudara dan memberikan juga susu BBLR.

Ibu mengerti dan mengatakan akan menyusui bayinya sesering

mungkin ditambah dengan susu BBLR.

3. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi dengan

menyelimuti bayi dengan selimut tebal dan kering, pakaikan sarung

tangan, topi, kaos kaki dan segera mengganti pakaian atau popok saat

bayi kencing untuk mencegah hipotermi.

Ibu mengerti dan mengatakan akan tetap menjaga kehangatan bayinya.

4. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygiene bayi dengan

memandikan bayi 2 kali sehari setiap pagi dan sore.

Ibu mengerti dan mengatakan akan memandikan bayinya setian pagi

dan sore hari.

5. Menjelaskan pada ibu tanda bahaya bayi yaitu: bayi kuning, infeksi

pada tali pusat seperti: kemerahan, bernanah, berbau, bayi tidak mau

menyusu, bayi rewel terus, sesak napas, demam, mata bayi bernanah

banyak, bayi biru (sianosis), dan bayi kejang. Jika terdapat tanda-tanda

tersebut diharapkan menghubungi petugas kesehatan dan segera ke

fasilitas kesehatan.

Ibu mengerti dan mengatakan akan membawa bayinya ke puskesmas

jika sakit.
13

6. Mengajarkan pada ibu metode kangguru, yaitu:

a. Mencuci tangan.

b. Ibu membuka baju dan BH.

c. Bayi telanjang kecuali popok (tidak memakai baju ataupun topi) ke

dalam baju/ tempat perawatan bayi lekat.

d. Meletakkan bayi di dada ibu. Posisikan bayi dengan siku dan

tungkai tertekuk (seperti popok), kepala dimiringkan ke kanan atau

ke kiri dan sedikit mendongak.

e. Meletakkan gendongan bayi ke pundak ibu, jangan terlalu kencang

ataupun longgar sehingga bayi dan ibu merasa nyaman.

f. Ibu dapat pula memakai baju dengan ukuran lebih besar dari badan

ibu dan bayi diletakkan diantara payudara ibu, baju diselimutkan

kepala bayi kemudian ibu memakai selendang yang dililitkan di

perut ibu agar bayi tidak terjatuh.

g. Bila baju ibu tidak dapat menyokong bayi, dapat menggunakan

handuk atau kain lebar yang elastis atau kantung yang dibuat

sedemikian rupa untuk menjaga tubuh bayi agar tidak terjatuh. Bila

kurang menutupi badan bayi bisa ditambah dengan dengan selimut.

h. Ibu tetap bisa beraktivitas biasa, bayi dapat diposisikan atau

tiduran.

Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan tentang metode

kangguru dan dapat menyebutkan 2 cara metode kangguru yaitu

meletakkan bayi di dada ibu. Posisikan bayi dengan siku dan


13

tungkai tertekuk (seperti popok), kepala dimiringkan ke kanan atau

ke kiri dan sedikit mendongak, serta meletakkan gendongan bayi

ke pundak ibu, jangan terlalu kencang ataupun longgar sehingga

bayi dan ibu merasa nyaman.

7. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan tindakan yang telah

diberikan.

Sudah dilakukan pendokumentasian.

C. Kunjungan Neonatus III (8 hari-28 hari)

Hari /Tangggal pengkajian : Jumat, 23 April 2021

Jam pengkajian : 15.25 WITA

Tempat pengkajian : Rumah Pasien

1. Data Subyektif

Ibu mengatakan saat ini bayi menyusu kuat, tali pusat sudah lepas pada

saat usia 6 hari, BAB 3 kali per hari, BAK 5 kali per hari.

2. Data Obyektif

a. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, suhu 36,80C, RR 46 x/menit, HR 141 x/menit,

BB 2.100 gram.

b. Pemeriksaan Fisik

Abdomen tidak kembung, tidak ada tanda-tanda infeksi, kulit

kemerahan, ekstrimitas atas dan bawah bergerak aktif.


13

3. Analisa Data

Neonatus Cukup Bulan Sesuai Usia Kehamilan Umur 24 Hari Dengan

Berat Badan Lahir Rendah.

4. Pelaksanaan ( Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi)

1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan

yang telah dilakukan pada bayi yaitu : S: 36,8℃, RR/HR: 46/141 x/me

nit, BB: 2.100 gram, BAB: 3 x/hari, BAK: 5 x/hari.

Ibu dan keluarga sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan.

2. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin, jika

bayinya tidur lebih dari 2 jam, bangunkan untuk susui bayi, menyusui

bayi harus pada kedua payudara dan memberikan juga susu BBLR.

Ibu mengerti dan mengatakan akan menyusui bayinya sesering

mungkin ditambah dengan susu BBLR.

3. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi dengan

menyelimuti bayi dengan selimut tebal dan kering, pakaikan sarung

tangan, topi, kaos kaki dan segera mengganti pakaian atau popok saat

bayi kencing untuk mencegah hipotermi.

Ibu mengerti dan mengatakan akan tetap menjaga kehangatan bayinya.

4. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygiene bayi dengan

memandikan bayi 2 kali sehari setiap pagi dan sore.

Ibu mengerti dan mengatakan akan memandikan bayinya setian pagi

dan sore hari.


13

5. Menjelaskan pada ibu tanda bahaya bayi yaitu: bayi kuning, infeksi

pada tali pusat seperti: kemerahan, bernanah, berbau, bayi tidak mau

menyusu, bayi rewel terus, sesak napas, demam, mata bayi bernanah

banyak, bayi biru (sianosis), dan bayi kejang. Jika terdapat tanda-tanda

tersebut diharapkan menghubungi petugas kesehatan dan segera ke

fasilitas kesehatan.

Ibu mengerti dan mengatakan akan membawa bayinya ke puskesmas

jika sakit.

6. Mengevaluasi tentang metode kangguru.

Ibu mengatakan telah melakukan metode kangguru yang diajarkan

seperti Meletakkan bayi di dada ibu. Posisikan bayi dengan siku dan

tungkai tertekuk (seperti popok), kepala dimiringkan ke kanan atau ke

kiri dan sedikit mendongak, meletakkan gendongan bayi ke pundak

ibu, jangan terlalu kencang ataupun longgar sehingga bayi dan ibu

merasa nyaman.

7. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan tindakan yang telah

diberikan.

Sudah dilakukan pendokumentasian.


13

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

A. Kunjungan Nifas I ( 11 Jam/hari)

Hari /tanggal pengkajian : Rabu, 31 Maret 2021

Jam pengkajian : 10.00 WITA

Tempat pengkajian : Rumah Sakit Leona

1. Data Subyektif

Ibu mengatakan telah melahirkan 11 jam yang lalu tanggal 30 Maret 2021,

jam 23.00 wita, ibu merasa mules pada perutnya dan ibu sudah BAK 1 kali

dan belum BAB. Ibu merasa sedikit nyeri pada luka jahitan perineum.

2. Data Obyektif

a. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, kesadaran composimentis, TD 100/60 mmHg,

suhu 36,70C, pernapasan 22 x/menit, nadi 87 x/menit.

b. Pemeriksaan Fisik

Konjungtiva merah mudah, sklera putih, puting susu menonjol, areola

mamae hiperpigmentasi, ASI sudah keluar berupa kolostrum, involusi

baik, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik dan keras, vesika urinia

kosong, pengeluaran lochea rubra, warna merah, banyaknya darah

±150 cc (3-4 kali ganti pembalut).

3. Analisa Data

P1 AO AH1 Postpartum 11 jam


13

4. Pentalaksanaan (Perencanaan,penatalsanaan dan evaluasi)

1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan

yang telah dilakukan yaitu : TD: 100/60 mmHg, S: 36,7℃, N:

87x/menit, RR: 22 x/menit, TFU: 2 jari bawah pusat, kandung kemih

kosong, lochea rubra, dan keadaan ibu baik-baik saja. Ibu dan keluarga

mengerti dengan penjelasan yang diberikan.

2. Menganjurkan ibu untuk merawat luka jahitan perineum yaitu

membersihkan daerah genitalia setiap kali setelah BAK dan BAB

dengan menggunakan sabun dari arah depan ke belakang kemudian

dibilas dengan air dingin dan tidak boleh menggunakan air panas

karena akan menyebabkan benang terlepas, selalu mengganti pembalut

minimal 2 kali sehari atau jika terasa penuh.

Ibu menerima anjuran untuk merawat luka jahitan perineum yaitu

membersihkan daerah genitalia setiap kali setelah BAK dan BAB

dengan menggunakan sabun dari arah depan ke belakang kemudian

dibilas dengan air dingin dan tidak boleh menggunakan air panas.

3. Memberitahu ibu health education tentang : Istirahat yang cukup

minimal siang 2 jam dan malam 7-8 jam,dan mengkonsumsi makanan

bergizi seperti nasi, ikan, telur, daging, sayuran hijau dan buah-buahan,

serta cara menjaga kebersihan diri yaitu mandi 2x sehari,setelah BAK

dan BAB cuci vulva sampai bersih dari depan kebelakang dan

mengganti pembalut 2-3x sehari. Sudah diberitahukan kepada ibu

health education tentang istirahat yang cukup, cara menjaga


13

kebersihan diri, dan ibu sudah mengerti dengan penjelasan yang

diberikan.

4. Memberitahu ibu tanda bahaya masa nifas seperti pendarahan yang

banyak dari jalan lahir, keluar cairan berbau, bengkak diwajahkan,

tangan dan kaki, atau kepala sakit, kejang, demam lebih dari 2 hari,

payudara bengkak merah disertai rasa sakit, ibu terlihat murung dan

menangis tanpa sebab (depresi).

Sudah disampaikan dan ibu sudah mengerti.

5. Memberitahu ibu waktu yang tepat untuk menyusui bayi yaitu susui

bayi sesering mungkin, semau bayi, paling sedikit 8x sehari, bila bayi

tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui sampai payudara kosong

lalu pindah ke payudara sisi yang lain.

Penjelasan sudah diberikan dan ibu sudah mengerti.

6. Mengingatkan ibu untuk minum obat secara teratur yaitu

a) Amoksilin 3x500mg

b) Tablet Fe 60mg 1x1

c) Vit A 200.000 IU 2 kali.

Ibu mengatakan akan minum obat secara teratur.

7. Mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar yaitu :

a) Posisi menyusui yang benar

(1) Seluruh badan bayi tersangga dengan baik

(2) Kepala dan badan bayi berada dalam garis lurus


14

(3) Wajah bayi menghadap payudara, hidung berhadapan

dengan putting.

(4) Badan bayi di dekatkan ke badan ibu

b) Cara pelekatan menyusui yang benar

(1) Dagu menyentuh payudara ibu

(2) Sebagian besar areola (bagian hitam disekitar puting)

masuk ke dalam mulut bayi

(3) Mulut terbuka lebar

(4) Bibir bawah melengkung keluar

c) Bayi mengisap efektif

(1) Mengisap kuat

(2) Mengisap dalam

(3) Diselingi
istirahat

(4) Terdengar suara menelan

Ibu sudah mengerti dengan menyebutkan kembali posisi

menyusui yang benar yaitu : Seluruh badan bayi tersangga

dengan baik, kepala dan badan bayi berada dalam garis lurus,

wajah bayi menghadap payudara, hidung berhadapan dengan

puting, badan bayi di dekatkan ke badan ibu

8. Menganjurkan ibu untuk menjaga payudara tetap bersih dan kering.

Terutama putting susu dan ibu harus memakai BH yang menyokong

payudara.
14

Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan yaitu

menjaga payudara tetap bersih dan kering. Terutama puting susu, dan

ibu harus memakai BH yang menyokong payudara.

9. Melakukan pendokumentasian.

Pendokumentasian telah dilakukan.

B. Kunjungan Nifas II ( 4 hari – 28 hari)

Hari /Tanggal pengkajian : Rabu, 07 April 2021

Jam pengkajian : 13.30 WITA

Tempat pengkajian : Rumah Pasien

1. Data Subyektif

Ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan.

2. Data Obyektif

a. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD 100/70

mmHg, suhu 370C, pernapasan 22 x/menit, nadi 87 x/menit.

b. Pemeriksaan Fisik

Konjungtiva merah muda, sklera putih, puting susu menonjol,areola

mamae hiperpigmentasi, ASI ada, involusi baik, TFU pertengahan

pusat-symphisis, kontraksi baik dan keras, vesika urinaria kosong,

pengeluaran lochea sanguinolenta, warna merah kecoklatan,

banyaknya darah ±10 cc (2-3 kali ganti pembalut).


14

3. Analisa Data

P1 AO AH1 nifas hari ke-8

4. Pelaksanaan (Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi)

1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan

yang telah dilakukan yaitu : TD: 100/70 mmHg, S: 37℃, N: 87

x/menit, RR: 22 x/menit, TFU: 2 jari bawah pusat, kandung kemih

kosong, lochea sanguinolenta, dan keadaan ibu baik-baik saja. Ibu dan

keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan.

2. Mengevaluasi tentang perawatan luka jahitan perineum.

Ibu mengatakan telah membersihkan daerah genitalia setiap kali

setelah BAK dan BAB dengan menggunakan sabun dari arah depan ke

belakang kemudian dibilas dengan air dingin dan tidak boleh

menggunakan air panas karena akan menyebabkan benang terlepas,

selalu mengganti pembalut minimal 2 kali sehari atau jika terasa

penuh.

3. Mengevaluasikan kembali kepada ibu tentang health education. Ibu

mengatakan sudah Istirahat yang cukup minimal siang 2 jam dan

malam 7-8 jam,dan mengkonsumsi makanan bergizi seperti nasi, ikan,

telur, daging, sayuran hijau dan buah-buahan, serta cara menjaga

kebersihan diri yaitu mandi 2x sehari, setelah BAK dan BAB cuci

vulva sampai bersih dari depan kebelakang dan mengganti pembalut 2-

3x sehari.
14

4. Mengevaluasikan kembali kepada ibu tentang tanda bahaya masa

nifas.

Ibu mengatakan tentang tanda bahaya masa nifas yaitu pendarahan

yang banyak dari jalan lahir, keluar cairan berbau, kejang, payudara

bengkak, demam lebih dari 2 hari, dan sakit kepala yang hebat.

5. Mengevaluasikan kembali kepada ibu untuk menyusui bayi.

Ibu mengatakan telah susui bayi sesering mungkin, semau bayi, paling

sedikit 8x sehari, bila bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui

sampai payudara kosong lalu pindah ke payudara sisi yang lain.

6. Mengevaluasikan kembali kepada ibu untuk minum obat secara

teratur.

Ibu mengatakan telah minum obat secara teratur.

7. Mengevaluasikan kembali kepada ibu teknik menyusui yang benar.

Ibu mengatakan telah menyusui bayinya menggunakan teknik

menyusui yang benar yaitu Seluruh badan bayi tersangga dengan baik,

kepala dan badan bayi berada dalam garis lurus, wajah bayi

menghadap payudara, hidung berhadapan dengan puting, badan bayi di

dekatkan ke badan ibu.

8. Mengevaluasikan kembali kepada ibu untuk menjaga payudara tetap

bersih dan kering. Terutama putting susu dan ibu harus memakai BH

yang menyokong payudara.


14

Ibu mengatakan telah menjaga payudara tetap bersih dan kering.

Terutama puting susu, dan ibu harus memakai BH yang menyokong

payudara.

9. Melakukan pendokumentasian

Pendokumentasian telah dilakukan.

C. Kunjungan Nifas III ( 29 hari-42 hari)

Hari /tanggal pengkajian : Minggu, 02 Mei 2021

Jam pengkajian : 16:30 WITA

Tempat pengkajian : Rumah Pasien

1. Data Subyektif

Ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan.

2. Data Obyektif

a. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD 110/80 mmHg,

suhu 370C, pernapasan 22 x/menit, nadi 87 x/menit.

b. Pemeriksaan Fisik

Mamae tidak keras putting susu menonjol, areola mamae hi

perpigmentasi, laktasi baik, TFU tidak teraba, involusi baik, vesika

urinia kosong. Pengeluaran lochea alba, warna putih.

3. Analisa Data

P1 AO AH1 nifas hari ke – 33


14

4. Pelaksanaan (Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi)

1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan

yang telah dilakukan yaitu : TD: 110/80 mmHg, S: 37℃, N: 87

x/menit, RR: 22 x/menit, TFU tidak teraba, kandung kemih kosong,

lochea alba, dan keadaan ibu baik-baik saja.

Ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan.

2. Mengevaluasikan kembali kepada ibu tentang health education.

Ibu mengatakan sudah istirahat yang cukup minimal siang 2 jam dan

malam 7-8 jam,dan mengkonsumsi makanan bergizi seperti nasi, ikan,

telur, daging, sayuran hijau dan buah-buahan, serta cara menjaga

kebersihan diri yaitu mandi 2x sehari, setelah BAK dan BAB cuci

vulva sampai bersih dari depan kebelakang dan mengganti pembalut 2

x sehari.

3. Mengevaluasikan kembali kepada ibu tentang tanda bahaya masa

nifas.

Ibu mengatakan tentang tanda bahaya masa nifas yaitu pendarahan

yang banyak dari jalan lahir, keluar cairan berbau, kejang, payudara

bengkak, demam lebih dari 2 hari, dan sakit kepala yang hebat.

4. Menjelaskan kepada ibu dan suami tentang alat kontrasepsi yang tidak

mempengaruhi ASI yaitu alat kontrasepsi MOW, IUD, susuk, suntik

ulang 3 bulan.
14

a) MOW adalah operasi yang memotong dan menutup tuba falopi

sehingga menghalangi sperma masuk ketuba falopi dan membuat

sel telur tidak dapat masuk kedalam rahim.

b) KB suntik 3 bulan merupakan yang mengandung hormon progestin

dengan efek samping haid tidak teratur, pertambahan berat badan.

c) KB IUD adalah salah satu alat kontrasepsi yang terbuat dari plastik

atau logam dan dimasukkan kedalam uterus melalui kanalis

servikalis. Didalam rahim dapat mencegah pembuahan terjadi

dengan mengubah transportasi tuba dalam rahim yang

mempengaruhi sperma dan sel telur.

d) KB implant adalah alat kontrasepsi dibawa kulit dengan

menyusupkan sebuah implan kecil didalam lengan bagian atas.

Dan efek sampingnya berat badan meningkat, menurun gairan seks

dan sakit kepala.

Ibu mengatakan mau menggunakan KB suntik 3 bulan.

5. Memberitahukan pada ibu bahwa aman untuk menggunakan alat

kontrasepsi KB suntik 3 bulan setelah pascapersalinan atau setelah

masa nifas 42 hari.

Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.

6. Melakukan pendokumentasian

Pendokumentasian telah dilakukan


14

BAB IV

PEMBAHASAN

KASUS

Pada bab ini, penulis membandingkan hasil asuhan dengan tinjauan teori

yang ada di bab II dan analisa faktor pendukung maupun faktor penghambat

sehingga hasil asuhan ada yang sesuai dan ada yang tidak sesuai pada kasus Ny.

R. K G1P0A0AH0 UK 38-39 Minggu dengan Anemia di Puskesmas Sikumana.

Pembahasan mencakup kasus yang di ambil, kajian teori dan analisa kesenjangan

kasus dan teori.

A. ANTENATAL CARE

Menurut Kemenkes RI (2020), asuhan yang diberikan adalah ANC

standar (10 T) yaitu pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan,

pengukuran tekanan darah, pengkuruan lingkar lengan atas, pengukuraan

tinggi fundus uteri, penentuan letak janin dan penghitungan denyut jantung

janin, skrining status imuniasi tetanus toksoid, pemberian tablet tambah darah,

tes laboratorium, konseling dan penjelasan, tata laksana atau mendapatkan

pengobatan.

Pada kasus Ny. R. K G 1 P0 A0 AH0 UK 38-39 minggu, janin, tunggal,

hidup, presentasi kepala, intrauteri dengan anemia, mendapat pemeriksaan

kehamilan oleh petugas sebanyak 2 kali. Kunjungan pertama pada tanggal 22

Maret 2021. Asuhan yang diberikan pada ANC pertama, yaitu

Menginformasikan hasil pemeriksaan bahwa kondisi kesehatan ibu dan janin

dalam kandungan sehat; Memberitahu pada ibu bahwa nyeri perut bagian
14

bawah merupakan hal yang bersifat normal yang dialami oleh setiap ibu hamil

yang disebabkan karena rahim yang membesar sehingga mengakibatkan

adanya tekanan pada kandung kemih yang berlokasi di bagian bawah perut

dan dapat ditangani dengan mengonsumsi air putih hangat, mengonsumsi

makanan yang berserat, makan lebih sering dengan porsi sedikit, tidak boleh

menahan air kencing, tidak boleh kerja yang berat, tidur dengan posisi miring

kiri; Menjelaskan pada ibu pengertian anemia dan dampaknya saat hamil dan

bersalin.

Anemia adalah suatu kondisi adanya penurunan sel darah merah atau

menurunnya kadar Hb, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk

kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin berkurang. Dampak anemia

saat hamil yaitu resiko terjadi abortus, hambatan tumbuh kembang janin

dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ketuban pecah dini (KPD). Sedangkan,

dampaknya saat bersalin yaitu gangguan kekuatan his, perdarahan saat

bersalin, bayi lahir dengan berat badan rendah, bayi lahir premature ;

Menjelaskan pada ibu penanganan anemia yaitu dengan mengonsumsi tablet

Fe yang diberikan oleh tenaga kesehatan dan diminum dengan dosis yang

telah diberikan, mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi dan asam

folat seperti daging, telur, brokoli, kangkung, bayam, kacang-kacangan,

ataupun sayuran hijau lainnya yang ada di sekitar rumah.

Ibu juga perlu mengonsumsi buah-buahan yang tinggi akan vitamin C

seperti jeruk, tomat, papaya. Lalu, ibu juga rutin melakukan pemeriksaan Hb

agar dapat mengetahui perkembangannya ;Menganjurkan pada ibu tetap


14

mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan

nutrisi yang diperlukan ibu karena ibu sedang anemia dan akan berdampak

pada janin yaitu BBLR. Makanan bergizi seimbang seperti nasi, lauk-pauk,

sayuran hijau, buah-buahan, air putih minimal 8 gelas/hari; Menganjurkan

pada ibu untuk istrahat yang cukup dan teratur agar ibu tidak merasa lelah,

yaitu: tidur siang 1-2 jam/hari dan tidur malam 7-8 jam/hari; Menjelaskan

tanda bahaya kehamilan trimester III yaitu: perdarahan tiba-tiba dari jalan

lahir, nyeri perut yang hebat, muntah-muntah sehingga ibu tidak mau makan,

tekanan darah tinggi, bengkak di wajah, tangan, kaki, sakit kepala yang hebat

disertai penglihatan kabur, demam tinggi, keputihan banyak dan berbau,

pergerakan janin kurang dirasakan, ketuban keluar sebelum waktunya.

Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda persalinan yaitu nyeri

pada pinggang menjalar ke perut bagian bawah, perut mules teratur, semakin

sering dan lama serta keluar lendir dan darah dari jalan lahir; Menjelaskan

kepada ibu tentang persiapan persalinan yaitu kendaraan, parlengkapan ibu

seperti kain, baju, celana dalam, BH, pembalut dan perlengkapan bayi seperti

baju bayi, topi bayi, selimut bayi, kain bedong, kaos kaki dan kaos tangan;

Menganjurkan ibu untuk personal hygiene yaitu mandi 2 kali sehari, sikat gigi

2 kali sehari, keramas rambut 2-3 kali seminggu, ganti pakaian luar setiap kali

selesai mandi, ganti pakaian dalam setiap kali selesai mandi atau jika basah,

cuci tangan sebelum makan dan sesudah BAK/BAB, membersihkan genitalia

dan anus setiap kali selesai BAK/BAB; Menganjurkan ibu untuk kunjungan
15

ulang sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan; Melakukan

pendokumentasian.

Kunjungan ANC kedua pada tanggal 29 Maret 2021. Asuhan yang

diberikan, yaitu Menginformasikan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi

kesehatan ibu dan janin dalam keadaan sehat; Menganjurkan ibu untuk tetap

mengonsumsi air putih hangat, mengonsumsi makanan yang berserat, makan

lebih sering dengan porsi sedikit, tidak boleh menahan air kencing, tidak boleh

kerja yang berat, tidur dengan posisi miring kiri untuk mengatasi nyeri perut

bagian bawah; Mengevaluasikan kembali tentang pengertian anemia serta

dampaknya saat hamil dan bersalin; Mengevaluasikan kembali tentang

penanganan anemia pada ibu; Mengevaluasikan kembali tentang makanan

bergizi yang telah dianjurkan pada kunjungan pertama; Mengevaluasikan

kembali tentang istrahat yang cukup dan teratur; Mengevaluasikan kembali

tentang tanda bahaya kehamilan trimester III; Mengevaluasikan kembali

tentang tanda persalinan; Mengevaluasikan kembali tentang persiapan

persalinan; Mengevaluasikan kembali tentang personal hygiene; Melakukan

pendokumentasian

Berdasarkan kasus Ny. R. K terdapat kesenjangan antara teori dan

praktek pada pelaksanaan ANC yaitu Ny. R. K mengalami anemia. Telah

dilakukan asuhan kehamilan sesuai standar kehamilan Trimeseter III .


15

B. INTRA NATAL CARE

1. Kala 1

Pada kasus Ny. R. K G1P0A0AH0 UK 38-39 minggu, janin,

tunggal, hidup, presentasi kepala, intra uterine dengan inpartu kala 1 fase

aktif. Tanggal 30-03-2021 jam 09.30 WITA, Ibu mengatakan nyeri pada

pinggang menjalarkan ke perut bagian bawah dan mengatakan keluar

lendir bercampur darah dari jalan lahir. Keadaan umum baik, kesadaran

composmentis, TD 100/80 mmHg, suhu 36,8 0C, nadi 90 x/menit,

pernapasan 22 x/menit, DJJ 142 x/menit, hasil pemeriksaan dalam

vulva/vagina tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada kelainan,

keluar lendir bercampur darah, portio tipis, pembukaan 6 cm, kantong

ketuban utuh, bagian terendah kepala, posisi ubun-ubun kecil, turun hodge

III-IV. Asuhan kebidanan meliputi menjelaskan pada ibu tentang hasil

pemeriksaan, posisi ibu saat bersalin, pentingnya makanan dan minuman

selama proses persalinan, mengobservasi kontraksi, menganjurkan ibu

tidur dalam posisi miring, memberi dukungan mental dan emosional,

menyiapkan alat yang digunakan pada saat persalinan,

mendokumentasikan proses persalinan pada partograf.

Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang

teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) sehingga serviks

membuka lengkap (10 cm). Asuhan kebidanan yang diberikan meliputi

melakukan pengkajian, melakukan pemeriksaan umum, pemeriksaan

dalam, mengobservasi his, menganjurkan tidur miring, menyiapkan alat


15

pada saat persalinan. Lama kala 1 pada multigravida 8 jam dan lama kala 2

pada multigravida 1 jam (JNPK-KR,2016).

Berdasarkan kajian pada kasus Ny. R.K tidak terdapat kesenjangan

karena telah mendapatkan asuhan persalinan kala 1 sesuai dengan kajian

teori.

2. Kala II

Pada kasus Ny. R. K G1P0A0AH0 UK 39-40 minggu, janin,

tunggal, hidup, presentasi kepala, intra uterine dengan inpartu kala II.

Ibu mengatakan ingin BAB dan meneran. Keadaan ibu baik dan

keadaan janin baik. Tekanan darah ibu 100/70 mmHg, nadi 90 x/menit,

suhu 36,80C, pernapasan 22 x/menit, denyut jantung janin 144 x/menit.

Perineum menonjol vulva membuka. Hasil pemeriksaan dalam vulva

vagina tidak ada kelainan, portio tidak teraba, pembukaan lengkap (10

cm), ketuban pecah spontan warna jernih, presentasi kepala, petunjuk

ubun-ubun kecil, hodge IV. Asuhan kebidanan meliputi, mengenali tanda

dan gejala kala II, menyiapkan pertolongan persalinan, memastikan

pembukaan lengkap dan keadaan janin baik, menyiapkan ibu dan keluarga

untuk membantu proses bimbingan meneran, persiapan pertolongan

kelahiran bayi.

Kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm)

dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua juga disebut sebagai kala

pengeluaran bayi. Tanda dan gejala kala dua di antaranya ibu merasa ingin

meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi. Ibu merasakan adanya


15

peningkatan tekanan pada rektum dan vaginanya. Perineum menonjol,

vulva vagina dan sfingter ani membuka, meningkatnya pengeluaran lendir

bercampur darah (JNPK-KR,2016).

Asuhan kebidanan meliputi, mengenali tanda dan gejala kala II,

menyiapkan pertolongan persalinan, memastikan pembukaan lengkap dan

keadaan janin baik, menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses

bimbingan meneran, persiapan pertolongan kelahiran bayi.

Berdasarkan kajian pada kasus Ny. R.K tidak terdapat kesenjangan

karena telah mendapatkan asuhan persalinan kala II sesuai dengan kajian

teori.

2. Kala III

Pada kasus Ny. R. K P1A0AH1 partus kala III. Ibu merasa perutnya

mules-mules dan keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir. TFU

setinggi pusat, kontraksi uterus baik, bentuk uterus membulat, serta keluar

darah dari jalan lahir. KU baik, kesadaran composmentis, tekanan darah

100/30 mmhg, nadi 90 x/menit, Suhu 37°C. Ibu P 1 A0 AH1 partus kala III.

Asuhan yang diberikan meliputi, suntik oksitosin, peregangan tali pusat

terkendali, mengeluarkan plasenta, melakukan pemijatan uterus, menilai

perdarahan.

Kala III dimulai dari setelah bayi lahir sampai plasenta lahir.

Tanda-tanda seperti uterus menjadi bulat, uterus terdorong keatas karena

plasenta dilepas ke segmen bawah rahim, tali pusat bertambah panjang,

terjadi perdarahan (JNPK-KR,2016). Manajemen Aktif Kala (MAK)


15

meliputi suntik ksitosin, melakukan peregangan tali pusat terkendali,

mengeluarkan plasenta, melakukan pemijatan uterus, menilai perdarahan.

Berdasarkan kajian pada kasus Ny. R.K tidak terdapat kesenjangan

karena telah mendapatkan asuhan persalinan kala III sesuai dengan kajian

teori.

3. Kala IV

Pada kasus Ny. R. K P1A0AH1 partus kala IV. Ibu merasa lega dan

senang dengan kelahiran bayinya. Keadaan umum baik, kesadaran

composmentis, tekanan darah 90/80 mmhg, nadi 90 x /menit, suhu 37°C,

RR 22 x/menit, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah pusat , KK

kosong, perineum utuh. Ibu P1 A0 AH1 Kala IV partus kala IV. Asuhan

kebidanan meliputi, penanganan bayi baru lahir, melakukan prosedur pasca

persalinan, kebersihan dan keamanan, dokumentasi.

Kala IV di mulai dari plasenta lahir sampai 2 jam. Melakukan

observasi karena perdarahan pasca persalinan paling sering terjadi pada 2

jam pertama. Observasi yang dilakukan adalah tingkat kesadaran penderita,

pemeriksaan tanda-tanda vital, kontraksi uterus, terjadi perdarahan. Selama

kala IV, petugas harus memantau ibu setiap 15 menit pada jam pertama

dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan. Asuhan yang

diberikan meliputi penanganan bayi baru lahir, melakukan prosedur Pasca

persalinan, kebersihan dan keamanan, dokumentasi.


15

Berdasarkan kajian pada kasus Ny. R.K tidak terdapat kesenjangan

karena telah mendapatkan asuhan persalinan kala IV sesuai dengan kajian

teori.

C. BAYI BARU LAHIR

Asuhan kebidanan pada bayi Ny. R. K umur 1 jam dengan hasil

pengkajian bayi perempuan lahir normal, di tolong oleh bidan, BB 1.800

gram, PB 47 cm, LK 30 cm, LD 25 cm, LP 26 cm. Asuhan yang diberikan

pada bayi baru lahir umur 1 jam meliputi Menginformasikan kepada ibu dan

keluarga tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada bayinya;

Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa bayinya mengalami BBLR dan

bayinya akan di rawat di incubator; Menjaga kehangatan bayi dengan

melakukan perawatan di incubator dengan suhu 340C.

Memberikan salep mata oxytetrasiklin pada kedua mata bayi untuk

mencegah terjadinya infeksi; Memberikan suntikan vitamin K 0,5 mg pada

bagian luar paha kiri bayi 1 jam setelah bayi lahir; Memberikan imunisasi HB

0 pada bagian luar paha kanan bayi 1 jam setelah pemberian vitamin K;

Memenuhi kebutuhan nutrisi dengan memberi minum susu formula

menggunakan dot pelan-pelan sebagai pengganti ASI setiap 2-3 jam;

Mengobservasi tanda bahaya bayi baru lahir; Menggantikan pakaian bayi bila

basah atau kotor; Menjelaskan pada ibu kehilangan panas pada bayi;

Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.


15

Asuhan kebidanan pada bayi Ny. R. K dilakukan kunjungan neonatus

sebanyak 3 kali yaitu :

Kunjungan neonatus pertama (KN1) dilakukan pada umur 1 hari pada

tanggal 31-03-2021 dengan asuhan kebidanan meliputi Menginformasikan

kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan

yang telah dilakukan pada bayi; Menjaga kehangatan bayi dengan tetap

melakukan perawatan di incubator dengan suhu 340C; Memenuhi kebutuhan

nutrisi dengan memberi minum susu formula menggunakan dot pelan-pelan

sebagai pengganti ASI setiap 2-3 jam; Mengobservasi tanda bahaya bayi baru

lahir yaitu: bayi kuning selama 24 jam pertama setelah lahir dan ditemukan

pada umur lebih dari 14 hari, infeksi pada tali pusat seperti: kemerahan,

bernanah, berbau, bayi tidak mau menyusu, bayi rewel terus, sesak napas,

demam, mata bayi bernanah banyak, bayi biru (sianosis), dan bayi kejang;

Menggantikan pakaian bayi bila basah atau kotor; Mendokumentasikan hasil

pemeriksaan dan tindakan yang telah diberikan.

Kunjungan neonatus kedua (KN2) di lakukan pada umur 8 hari pada

tanggal 07-04-2021 dengan asuhan kebidanan meliputi Menginformasikan

kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan

yang telah dilakukan pada bayi; Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya

sesering mungkin, jika bayinya tidur lebih dari 2 jam, bangunkan untuk susui

bayi, menyusui bayi harus pada kedua payudara dan memberikan juga susu

BBLR; Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi dengan

menyelimuti bayi dengan selimut tebal dan kering, pakaikan sarung tangan,
15

topi, kaos kaki dan segera mengganti pakaian atau popok saat bayi kencing

untuk mencegah hipotermi; Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga personal

hygiene bayi dengan memandikan bayi 2 kali sehari setiap pagi dan sore;

Menjelaskan pada ibu tanda bahaya bayi yaitu: bayi kuning, infeksi pada tali

pusat seperti: kemerahan, bernanah, berbau, bayi tidak mau menyusu, bayi

rewel terus, sesak napas, demam, mata bayi bernanah banyak, bayi biru

(sianosis), dan bayi kejang. Jika terdapat tanda-tanda tersebut diharapkan

menghubungi petugas kesehatan dan segera ke fasilitas kesehatan;

Mengajarkan pada ibu metode kangguru; Mendokumentasikan hasil

pemeriksaan dan tindakan yang telah diberikan.

Kunjungan neonatus ketiga (KN3) dilakukan pada umur 24 hari pada

tanggal 23-04-2021 dengan asuhan kebidanan meliputi Menginformasikan

kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan

yang telah dilakukan pada bayi; Mengevaluasi pemberian ASI dan susu

BBLR; Mengevaluasi tentang cara menjaga kehangatan bayi; Mengevaluasi

tentang personal hygiene bayi; Mengevaluasi tanda bahaya pada neonatus;

Mengevaluasi tentang metode kangguru; Mendokumentasikan hasil

pemeriksaan dan tindakan yang telah diberikan.

Program pemerintah bahwa pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir

sampai umur 28 hari masa neonatus mendapat pelayanan neonatal 3 kali yaitu

pada umur 6-48 jam jam setelah lahir, kunjungan kedua 3-7 hari setelah lahir

dan kunjungan ketiga 8-28 hari setelah lahir. Asuhan yang diberikan meliputi

pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, perawatan BBL, menjelaskan tentang


15

tanda bahaya BBL, pemberian ASI ekslusif, menjaga kehangatan bayi,

perawatan tali pusat, imunisasi (Kemenkes RI, 2020).

Berdasarkan kajian pada kasus Bayi Ny. R. K dan kajian teori, terdapat

kesenjangan yaitu bayi Ny. R.K dengan BBLR.

D. POST NATAL CARE

Asuhan kebidanan pada Ny. R. K P1 A0 AH1 post partum normal.

Dilakukan kunjungan nifas sebanyak 3 kali yaitu:

Pada tanggal 31-03-2021 kunjungan nifas pertama (KF1) di lakukan

pada jam ke-9 dengan asuhan meliputi menginformasikan kepada ibu dan

keluarga tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan; Menganjurkan ibu

untuk merawat luka jahitan perineum; Memberitahu ibu health education;

Memberitahu ibu tanda bahaya masa nifas; Memberitahu ibu waktu yang tepat

untuk menyusui bayi; Mengingatkan ibu untuk minum obat secara teratur;

Mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar; Menganjurkan ibu untuk

menjaga payudara tetap bersih dan kering; Melakukan pendokumentasian.

Pada tanggal 07-04-2021 kunjungan nifas kedua (KF2) dilakukan pada

hari ke 8 dengan asuhan meliputi Menginformasikan kepada ibu dan keluarga

tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan; Mengevaluasi tentang

perawatan luka jahitan perineum; Mengevaluasikan kembali kepada ibu

tentang health education; Mengevaluasikan kembali kepada ibu tentang tanda

bahaya masa nifas; Mengevaluasikan kembali kepada ibu tentang waktu yang

tepat untuk menyusui bayi; Mengevaluasikan kembali kepada ibu untuk


15

minum obat secara teratur; Mengevaluasikan kembali kepada ibu teknik

menyusui yang benar; Mengevaluasikan kembali kepada ibu untuk menjaga

payudara tetap bersih dan kering; Melakukan pendokumentasian.

Pada tanggal kunjungan nifas ketiga (KF3) dilakukan pada hari ke 33,

dengan asuhan meliputi Menginformasikan kepada ibu dan keluarga tentang

hasil pemeriksaan yang telah dilakukan; Mengevaluasikan kembali kepada ibu

tentang health education; Mengevaluasikan kembali kepada ibu tentang tanda

bahaya masa nifas; Menjelaskan kepada ibu dan suami tentang alat

kontrasepsi; Memberitahukan pada ibu bahwa aman untuk menggunakan alat

kontrasepsi KB suntik 3 bulan setelah pascapersalinan; Melakukan

pendokumentasian.

Program pemerintah bahwa pelayanan kesehatan dalam masa nifas

yaitu mulai 6 jam sampai 42 hari dengan mendapat kunjungan untuk

pelayanan nifas sebanyak 3 kali yaitu pada saat 6 jam - 3 hari setelah

melahirkan, kunjungan kedua 4-28 hari, kunjungan ketiga 29-42 hari setelah

melahirkan. Asuhan yang di berikan meliputi pemeriksaan umum,

pemeriksaan fisik, pemberian kapsul vit A, waktu menyusui, teknik menyusui,

perawatan payudara dan tanda bahaya masa nifas, kontrasepsi pasca

persalinan. (Kemenkes RI, 2015).

Berdasarkan kajian pada kasus Ny. R. K dan kajian teori tidak terdapat

kesenjangan karena telah mendapatkan asuhan pada ibu nifas.


16

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan asuhan kebidanan komprehensif yang telah dilakukan pada

Ny “R. K” tidak terdapat komplikasi mulai dari kehamilan, persalinan, nifas

dan bayi baru lahir.

1. Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif

a. Kehamilan

1) Data subjektif

Ibu mengatakan hamil anak pertama, tidak pernah melahirkan,

tidak pernah keguguran dan ibu ingin memeriksakan

kehamilannya.

2) Data objektif

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD 100/70

mmHg, suhu 36,50C, nadi 85 x/menit, pernapasan 29 x/menit, BB

saat ini 59 kg, LiLA 28 cm, tafsiran persalinan 04-04-2021.

b. Persalinan

1) Data subjektif

Ibu mengatakan nyeri pada pinggang menjalarkan ke perut bagian

bawah dan mengatakan keluar lendir bercampur darah dari jalan

lahir sejak jam 09.30 WITA.


16

2) Data objektif

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD 100/80

mmHg, suhu 36,80C, nadi 90 x/menit, pernapasan 22 x/menit, DJJ

142 x/menit, hasil pemeriksaan dalam vulva/vagina tidak ada

oedema, tidak ada varises, tidak ada kelainan, keluar lendir

bercampur darah, portio tipis pembukaan 6 cm, kantong ketuban

utuh, bagian terendah kepala, posisi ubun-ubun kecil, turun hodge

III-IV.

c. Bayi/neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan.

a. Data subjektif

Ibu mengatakan baru melahirkan anaknya yang pertama jenis

kelamin perempuan dan ibu merasa senang bersalin dengan

normal, keadaan bayinya baik.

b. Data objektif

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, suhu 36,90C, RR

42 x/menit, HR 125 x/menit, BB : 1.800 gram, PB : 47 cm, LK :

30 cm, LD : 25 cm, LP : 26 cm.

d. Nifas

1) Data subjektif

Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang pertama pada

tanggal 30-03-2021, jam 23.00 WITA dan tidak ada keluhan.


16

2) Data objektif

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD 100/60

mmHg, suhu 36,70C, pernapasan 22 x/menit, nadi 87 x/menit,

TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi baik dan keras, vesika urinia

kosong, vulva/ vagina lochea rubra, warna merah, banyaknya

darah ±200 cc.

2. Menganalisa masalah dan diagonsa kebidanan.

a. Kehamilan : G1 P0 A0 AH0 UK 38-39 minggu, janin, tunggal, hidup,

presentasi kepala, intrauterin dengan anemia.

b. Persalinan : G1 P0 A0 AH1 UK 39-40 minggu, janin, tunggal, hidup,

presentasi kepala, intrauterin, inpartu kala I fase aktif dengan anemia.

c. Nifas : P1 A0 AH1 post partum normal 2 jam.

d. Bayi baru lahir : bayi baru lahir umur 1 jam.

3. Melaksanakan penatalaksanaan pada:

a. Ibu hamil

1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga tentang hasil

pemeriksaan.

2. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan

trimester III.

3. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda persalinan pinggang

menjalar ke perut bagian bawah, serta keluar lendir dan darah dari

jalan lahir.

4. Menjelaskan kepada ibu tentang persiapan persalinan.


16

5. Menganjurkan ibu untuk personal hygiene.

6. Menganjurkan ibu makan makanan bergizi.

7. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup yaitu tidur siang 1-2

jam dan tidur malam 6-7 jam.

8. Menganjurkan ibu untuk minum obat sesuai dosis

b. Ibu bersalin

a. Menginformasikan pada ibu tentang hasil pemeriksaan.

b. Menganjurkan ibu untuk mengatur posisinya yang nyaman selama

persalinan dan melahirkan bayi dan anjurkan suami atau keluarga

untuk mendampingi ibu seperti berjalan, berdiri, duduk, jongkok,

berbaring miring dan merangkak.

c. Memberi dukungan mental dan emosional pada ibu yaitu dengan

menyemangati ibu kalau ibu mampu menghadapi persalinan.

d. Menyiapkan alat yang digunakan pada saat persalinan.

e. Mengobservasi kemajuan persalinan.

d. Bayi

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan.

2. Menjelaskan kepada ibu cara menjaga bayi tetap hangat.

3. Menganjurkan ibu untuk segera menyusui bayinya segera setelah

lahir dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya.

4. Menjelaskan kepada ibu tanda- tanda bahaya pada neonatus.

e. Ibu nifas

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan.


16

2. Memberitahu ibu health education.

3. Memberitahu ibu tanda bahaya masa nifas.

4. Memberitahu ibu waktu yang tepat untuk menyusui bayi yaitu

susui bayi sesering mungkin, semau bayi, paling sedikit 8x sehari,

bila bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui sampai

payudara kosong lalu pindah ke payudara sisi yang lain.

5. Mengingatkan ibu untuk minum obat secara teratur.

6. Mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar.

4. Semua asuhan kebidanan komprehensif Ny. R.K. dari masa hamil,

bersalin, bayi baru lahir dan nifas yang telah dilakukan oleh penulis dan

telah didokumentasikan dengan menggunakan metode SOAP yang ada

dalam Laporan Tugas Akhir ini.

B. SARAN

1. Bagi Puskesmas

Asuhan yang diberikan pada klien sudah cukup baik dan hendaknya

lebih meningkatkan mutu pelayanan agar dapat memberikan asuhan yang

lebih baik sesuai dengan standar asuhan kebidanan serta dapat mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan agar dapat menerapkan setiap

asuhan kebidanan sesuai dengan teori mulai dari kehamilan, persalinan,

nifas dan BBL. Lebih meningkatkan penyuluhan dan konseling pada saat

antenatal agar dapat meningkatkan pengetahuan ibu akan dirinya.


16

2. Bagi Institusi Pendidikan

a. Bagi Pendidikan diharapkan studi kasus ini terus dilakukan dan

ditingkatkan dalam upaya peningkatan pemahaman asuhan kebidanan

serta diharapkan lebih memberikan proses belajar tentang asuhan

kebidanan secara mendalam dan khusus, supaya mahasiswa kebidanan

dapat melaksanakan asuhan kebidanan dengan benar dan akurat.

b. Istitusi perlu menyediakan komputer sehingga mahasiswa lebih muda

mengakses internet terkait dengan tugas-tugas serta data mahasiswa

secara online dan perlu menyediakan buku-buku sumber terbaru

tentang asuhan agar mahasiswa mudah mengerjakan tugas dan

meningkatkan pengetahuan tentang asuhan dengan membaca buku

sumber terbaru.

3. Bagi Profesi

a. Diharapkan petugas kesehatan dapat memberikan penjelasan pada

setiap ibu hamil, bersalin, nifas juga pada bayi tentang apa saja yang

harus diketahui tentang keadaan ibu dan bayinya dengan jelas

sehingga apabila terdapat tanda-tanda bahaya bisa cepat ditangani.

b. Perlu adanya komunikasi yang edukatif antara tenaga kesehatan dan

pasien agar dapat menciptakan suasana yang harmonis dan dapat

meningkatkan pelayanan kebidanan terutama dalam pelayanan

kehamilan, persalinan nifas dan bayi baru lahir.


16

4. Bagi Masyarakat

Untuk keluarga yang mempunyai ibu hamil harus memberikan

dukungan agar ibu dapat memeriksakan kehamilannya secara teratur

sehingga akan merasa lebih yakin dan nyaman karena mendapat gambaran

tentang pentingnya pengawasan pada saat hamil, bersalin, nifas dan BBL

dengan melakukan pemeriksaan rutin di fasilitas kesehatan.


16

DAFTAR PUSTAKA

Arsinah, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan pada Masa kehamilan. Yo


gyakarta: Graha Ilmu.

Arsinah, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan pada Neonatus. Yogyakarta: Graha Ilmu.

DepKes RI. 2017. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK- KR. 2016.

Dinas Kesehatan. 2020. Profil Kesehatan Provinsi NTT. Kupang.

Fitriana dan Nurwiandani. 2020. Asuhan Persalinan. Yogyakarta


PUSTAKABARUPRESS.

Jamil, Siti Nurhasiyah, dkk.2017.Asuhan Kebidanan Pada Neonatus Bayi, Balita


dan Anak Pra Sekolah. Edisi 1. EGC: Jakarta.

Kemenkes RI. 2015. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta

Kusmyati 2018. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Jakarta : Trans Info


Medika.

Laporan F1-F7 Dan Laporan Indikator Antara Revolusi KIA NTT


Kabupaten/Kota Tahun 2021.

Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Kupang. 2020. Data KIA. Dinkes Kota
Kupang.

Laporan Tahunan Puskesmas Sikumana. 2020. Data KIA. Sikumana. Kota


Kupang.

Noorbaya, dkk.2020. Panduan Belajar Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta. Gosyen Publishing

Nugroho. 2014 Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Jakarta : Trans Info Medika

Prawirohardjo, S. 2015. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Saifudin. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sutanto. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta : PUSTAKA


BARU PRESS.
16

Walyani.2020. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka Baru


Press

Yulianti. 2016. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir . Jakarta : Trans Info Medika
169

LAMPIRAN-LAMPIRAN
170
171
172
173
L£MB.OR REVliil

XOT1 k1t PANG


'7AH1T1 2tl2l

NAiHA MAHASISWA : YTlNDRf RESTIVELDA METS


NAiVfA PENۥI JI : VERY L. FANS IDLE TI!NELI! AST., MPH

Rekomendas\ Pengu}i Tsoda

30 Huh Perbaiki urutan pada kota


psn#snier. tnrbaiki spasi
pada daftar isi dan daftar

at ANC 1 dan ANC It


yaitu tanggal 22 Maiet 262 I
dan tanggal 29 Marel 2021
* 30 Jul i RAB II Tsmhahkan materi tentang
202t anemia dalam kebamilan

fult'rt'r0sl fi I&huR \2UR.


3 30 Jtd1 BAB III I. Pcrba k juduJ kasus
20?1 y8iJu tamhahfian dengan
anemia yaitu A»uhan
Kcbidansn PBda N*. R,
K dengan Anemia di
Puskcsmes Sikumane
Kecar«atan MauleFa Koia
Kupang Tahun 202 l.
*. Perboik analisa date
yaitu G I P0 AO AI10 UK

tanggal, hidup. {trmnta.si


kepa) intrauteria
dengan onm a.
*, Tambakkau asuhan gizt
pada ibu dengan anemia
yaitu mengazijuzkan
padc ibu tetap men
gkons «tns
mofiana yang Aqua
seimbang uxruk
memenuhi kebutuhan
numsi yang dtpeijukan
ibu karcns ibu sedartg

y8iIU I3BLR. MaLaoan

me›. Isuk-pBuk, sayuran


hij buah-buahw eir
pukh m\nimaI 8 gems'
han
4 30 Juli BAB I II \Jmikan pewiapan
2021 pcrsdinan yaitu ter«}xzt
@/$8l *°*
!"""

dan pakaian bayi.


Toinbahlan jerus API
lengkap I level 2)
yaitu cclcrnek.
master.fcce shield
kacamata, topi.
scpatu b‹x›t, nerscug,
hand.sconrr, kasmat.
Perbaiki jew pengkajian
pada BBL I jam yaitu
pukul 00.00 WITA.
Tambatan pcnjeTacan
keh Tangan .suhu tubuh
ya t« melalu› proses
]tanveksi. Londuksi,
eY’aporasi dan radiasi.
Hal in depai dil‹›k»k«n
dengan cara
mengcrirtg}u j lubuh
beyi, scTimuti bayi
ierutama bagiax kepada
man kain \ ng
kering, jtziga mandiXan
bad’› sebelum suhu
\ubuhnya stahil, yatu

tmtuk BBLR 12 jam


1£0i

t1
9

!N£0C

Anda mungkin juga menyukai