antiepilepsi Etosuksimid
Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Aulia Padma H.
Eva Yunita
Imam Nugraha
Nur Indah Septiani
Nova Parlindani
Riani Novianti
Rosita
Widiawati
Zarima Sukma
XI Farmasi C
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
ii
1
1
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Pengertian ..........................................................................................
Dosis...................................................................................................
Efek Samping.....................................................................................
Penggolongan ....................................................................................
Mekanisme kerja obat antiepilepsi.....................................................
Kadar antiepilepsi dalam plasma........................................................
Interaksi obat pengaruh obat lain terhadap obat antiepilepsi.............
Prinsip pemilihan obat pada terapi epilepsi.......................................
2
2
2
2
6
7
11
12
15
Kesimpulan ......................................................................................
15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada kondisi normal sinyal-sinyal elektrik yang berjalan di sepanjang selsel syaraf di otak secara normal terkoordinir dengan baik dalam menghasilkan
gerakan-gerakan tertentu. Pada keadaan tertentu sinyal-sinyal elektrik tersebut
dapat secara tiba-tiba melonjak dan tak terkontrol lagi sehingga muncul
gerakan-gerakan ritmis yang tak terkendali bahkan hingga kejang (konvulsi).
Penyebab terbesar terjadinya kejang adalah suatu penyakit yang
dinamakan EPILEPSI. Dikatakan EPILEPSI bila kejang terjadi secara berkala
dan dalam jangka waktu yang lama. Sekitar 20 40 juta orang menderita
epilepsi, umumnya dialami oleh anak-anak sebelum masa pubertas
Epilepsi (Yunani = Serangan tiba-tiba),Hughlings Jackson, adalah
penemu pertama yang mendefinisikan konsep modern tentang epilepsi sejak
lebih dari 100 tahun yang lalu. Ia mendefinisikan epilepsi sebagai suatu
eposode gangguan sistem syaraf dimana terjadi kenaikan yang tiba-tiba pada
potensial listrik di sekelompok neuron di otak.
Definisi saat ini Gangguan syaraf yang timbul secara tiba-tiba dan
berkala akibat aksi serentak dan mendadak dari sekelompok besar sel-sel
syaraf di otak . Aksi ini disertai dengan pelepasan muatan listrik yang
berlebihan dari neuron.Serangan kejang (konvulsi) pada penderita epilepsi
dapat dipicu oleh keadaan hipoglikemi, eclamsia, meningitis, encefalitis,
trauma otak, atau adanya tumor di otak. Beberapa obat seperti klorpromazin,
alkohol, dan MAO inhibitor dilaporkan juga memiliki ESO demikian. Obatobat antikonvulsi bekerja menstabilkan sinyal-sinyal listrik di otak.
B. Rumusan Masalah
- Apa Pengertian antiepilepsi Etosuksimid?
- Bagaimana penggunaan obat antiepilepsi Etosuksimid?
- Bagaimana interaksi antiepilepsi Etosuksimid?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Etosuksimid kadang digunakan pada kejang absans sederhana; dapat juga
digunakan pada kejang mioklonik dan pada absans atipikal, atonik, dan kejang
tonik.
Epilepsi adalah suatu kelainan di otak yang ditandai adanya bangkitan
epileptik yang berulang (lebih dari satu episode). International League
Against Epilepsy (ILAE) dan International Bureau for Epilepsy (IBE) pada
tahun 2005 merumuskan kembali definisi epilepsi yaitu suatu kelainan otak
yang ditandai oleh adanya faktor predisposisi yang dapat mencetuskan
bangkitan epileptik, perubahan neurobiologis, kognitif, psikologis dan adanya
konsekuensi sosial yang diakibatkannya. Definisi ini membutuhkan sedikitnya
satu riwayat bangkitan epilepstik sebelumnya. Sedangkan bangkitan epileptik
didefinisikan sebagai tanda dan/atau gejala yang timbul sepintas (transien)
akibat aktivitas neuron yang berlebihan atau sinkron yang terjadi di otak
B. Dosis
Dosis penggunaan etosuksimid untuk anak-anak usia 3-6 tahun adalah 250 mg
per hari, untuk dosis awal dan 20 mg per hari untuk dosis pemeliharaan.
Sedangkan untuk dosis anak dnegan usia lebih dari 6 tahun dan dewasa 500
mg per hari.
C. Efek Samping
Efek yang muncul akibat penggunaan obat etosuksimid ini adalah seperti mual
dan muntah. Efek samping lainnya dari penggunaan obat etosuksimid ini
adalah ketidak seimbangan tubuh, mengantuk, gangguan pencernaan, tubuh
menjadi goyah, pusing dan juga cegukan.
D. Penggolongan
Antiepilepsi digolongkan dalam 5 golongan kimiawi, yakni hidantoin,
barbiturat, oksazolidindion, suksimid dan asetil urea. Akhir-akhir ini
karbamazepin dan asam valproat memegang peran penting dalam terapi
pengobatan epilepsi.
Farmakokinetik obat antiepilepsi. Sebagian besar obat antiepilepsi
dimetabolisme di hati, kecuali vigabatrin dan gabapentin yang dieliminasi oleh
sekresi ginjal.
GOLONGAN HIDANTOIN
Fenitoin
yang
mefenitoin
etotoin dengan fenitoin sebagai prototipe
GOLONGAN BARBITURAT
Fenobarbital
Fenobarbital merupakan obat yang efektif untuk kejang parsial dan kejang
tonik-klonik . Efikasi, toksisitas yang rendah, serta harga yang murah
menjadikan fenobarbital obat yang penting utnuk tipe-tipe epilepsi ini.
Namun, efek sedasinya serta kecenderungannya menimbulkan gangguan
perilaku pada anak-anak telah mengurangi penggunaannya sebagai obat
utama . Aksi utama fenobarbital terletak pada kemampuannya untuk
menurunkan konduktan Na dan K. Fenobarbital menurunkan influks
kalsium dan mempunyai efek langsung terhadap resept0R GABA
(aktivasi reseptor barbiturat akan meningkatkan durasi pembukaan
reseptor GABAA dan meningkatkan konduktan post-sinap klorida). Selain
itu, fenobarbital juga menekan glutamate excitability dan meningkatkan
postsynaptic GABAergic inhibition . Dosis awal penggunaan fenobarbital
1-3 mg/kg/hari dan dosis pemeliharaan 10-20 mg/kg 1kali sehari . Efek
Primidon
Primidon digunakan untuk terapi kejang parsial dan kejang tonik-klonik .
Primidon mempunyai efek penurunan pada neuron eksitatori . Efek anti
kejang primidon hampir sama dengan fenobarbital, namun kurang poten.
Didalam tubuh primidon dirubah menjadi metabolit aktif yaitu
fenobarbital dan feniletilmalonamid (PEMA) . PEMA dapat meningkatkan
aktifitas fenobarbotal . Dosis primidon 100-125 mg 3 kali sehari . Efek
samping yang sering terjadi antara lain adalah pusing, mengantuk,
kehilangan keseimbangan, perubahan perilaku, kemerahan dikulit, dan
impotensi .
GOLONGAN OKSAZOLIDININDIO
GOLONGAN SUKSINIMID
etosuksimid
KARBAMAZEPIN
GOLONGAN BENZODIAZEPIN
diazepam
klonazepam
nitrazepam
ASAM VALPROAT
asetazolamid
vigabatrin
lamotrigin
- gabapentin
- tiagabin
- zonisamid
- levetirasetam
E. MEKANISME KERJA OBAT ANTIEPILEPSI
Pada prinsipnya, obat antiepilepsi bekerja untuk menghambat proses inisiasi
dan penyebaran kejang. Namun, umumnya obat antiepilepsi lebih cenderng
bersifat
membatasi
proses
penyebaran
kejang
daripada
mencegah
konduksi
ion
Na+,Ca2+,K+,
dan
Cl-
atau
aktivitas
neuroransmitor, meliputi :
1. Inhibisi kanal Na+ pada membran sel akson.
Contoh : fenition dan karbamazepin (pada dosis terapi), fenobarbital dan asam
valproat (dosis tinggi), lamotrigin topiramat, zonisamid.
2. Inhibisi kanal Ca2+ tipe T pada neuron talamus (yang berperan sebagai
pace-maker untuk membangkitkan cetusan listrik umum di korteks).
Contoh : etosuksimid, asam valproat, dan clonazepam.
3. Peningkatan inhibisi GABA
4. Penurunan Ekssitasi glutamat
1. kebutuhan pasien
2. apakah kadar sudah dicapai dengan dosis yang diberikan
3. apakah peningkatan dosis masih dapat dilakukan pada bangkitan yang
terkendali tanpaamenimbulkan efek toksik
4. besarnya dosis untuk penyesuaian bila terjadi interaksi obat, perubahan
keadaan fisiologis maupun penyakit
Manfaat penetapan kadar antiepilepsidalam darah pasien sudah jelas, yaitu
80% pasien dapat dikendalikan kejangnya dengan antiepilepsi yang tersedia
saat ini, bila kadar obat memberikan terapi yang optimal.
Meskipun demikian, kadar terapi tidak boleh menjadi acuan keberhasilan
terapi Monitoring kadar obat memberi panduan penyesuaian dosis terapi
keputusan akhir tetap berdasarkan observasi klinisnya. Jadi tidak perlu
meningkatkan dosis yang ternyata dibawah dosis terapi bila tidak ada
serangan.
1. Asam Valproat
2. Diazepam
3. Fenitoin
DOSIS
DD : 5-15
mg/kgBB/hari
DA : 10-30
mg/kgBB/hari
DD :
0.2mg/kgBB/hari
DA : 0.150.3mg/kgBB/hari
Kadar terapi
Dalam Serum
(Range,g/mL
)
50-100
Kadar
mantap
Tercapai
(hari)
1-4
0.6
1-4 jam
10-20
7-8
DD : 300 mg/hari
DA : 5 mg/hari
10-40
14-21
DD : 2-3
mg/kgBB/hari
4-12
3-4
Sediaan
Sirup 250
mg/5 ml
Tablet
250 mg
Kapsul
100 mg
Ampul
100 mg/2
ml
DA : 35mg/kgBB/hari
4. Fenobarbital
5. Karbamazepin
6. Klonazepam
7. Lamotrigin
DD : 1000-2000
mg/hari
DA : 15-25
mgkgBB/hari
DD : 1.5 mg/hari
DA : 0.01-0.03
mg/kgBB/hari
DD : 100-500
mg/hari
DA : 1.2
mg/kgBB/hari
DD : 2x500mg/hari
atau
2x1500mg/hari
DA : -
0.02-0.008
3-5
24 jam
4-8
Kaplet
salut film
2 mg
Tablet
salut film
2 mg
Tablet 50
gr, 100
mg
Tablet
250 mg
dan
500 mg
DD : 900 mg 2.4
g/hari
DA : -
8. Levetiraseram
Tablet
300 mg
DD : 200-600
mg/hari
Tablet 25
mg, 50
mg
100 mg
9. Gabapentin*
10. Topiramat
Obat alternatif
Karbamazepin, fenition,
valproat
Fenobarbital, lamotrigin,
gabapentin, levetiraseram,
tiagabin, topiramat, zonisami
Karbamazepin, fenition,
valproat
Lamotrigin, primidon,
gabapentin, levotirasetam,
tiagabin,topiramat, zonisamid
Karbamazepin, fenition,
valproat, fenobarbital,
primidon
Gabapentin, lamotrigin,
levetiraseram, tiagabin,
toipramat, zonisamid
Karbamazepin, fenitoin,
valproat,fenobarbital,
primidon
Lamotrigin, topiramat,
zonisamid, felbamat
Valproat,etosuksimid
Lamotrigin, klonazepam
Valproat, klonazepam
Fenobarbital
Primidon
Diazepam, fenitoin,
fosfenitoin
Fenobarbital, lidokain
Benzodiazepin
Valproat IV
2. Parsial Kompleks
II
3. Parsial yang menjadi
umum
Bangkitan umum
1. Bangkitan umum
tonik-klonik (grand
mal)
III
2. Status epileptikus
tipe grand mal
3. Status epileptikus
tipe absence
Sedasi
Iritabilitas paradoks
dan hiperkinesis
Nigtagmus,ataksia,
diplopia
Diskinesia
Tremor
Penurunan tingkat
intelektualitas
Perburukan epilepsi
Neuropati perifer
Sistem
Pernafasan
Sistem
Kardiovaskular
Sistem
Gastrointestinal
Penurunan kapasitas
difusi paru
Peningkatan sekresi
bronkus
Sindrom
10
Hipotensi
Fenitoin Intravena
Mual, muntah,
gangguan hati
Sistem saluran
kemih
Sistem
muskuloskeletal
Nefritis
Kristaluria
Osteomalasia dan
hipokalsemia
Leukopenia
Penurunan asam folat
Trombositopenia
Sindrom
Fenitoin
Primidon
Fenitoin, barbiturat,karbamazepin
Fenitoin, karbamazepin, etosusimid
Barbiturat, fenitoin, karbamazepin
Asam valproat
endokrin
pseudolimfoma
Fenitoin
Kulit
Hiperglikemia
Tiroiditis
Hiponaremia
Fenitoin
Fenitoin
Okskarbazepin,karbamazepin
Gusi
Kemerahan
Wajah Kasar
Rambut rontok
Hirsutisme
Fenitoin,karbamazepin, lamotrigin
Fenitoin
Asamvalproat
Fenitoin
Teratogenisitas
Hipertrofi gusi
Fenitoin
Bibir sumbing,
kelainan jantung
kongenital spina bifida
Fenitooin, fenobarbital,primidon
OBAT ANTIEPILEPSI
Obat
Fenitoin
Perubahan
konsentrasi
plasma
Meningkat
Menurun
Fenobarbital
Karbamazepi
n
Meningkat
Menurun
Meningkat
Menurun
Menurun
Okskarbazepi
n
Menigkat
Menurun
Primidon
Meningkat
Menurun
Etoksuksimid
Meningkat
menurun
Diazepam
Meningkat
Menurun
11
Interaksi obat
Kloramfenikol, dikumarol, simetidin,
sulfonamid, isoniazid dan
hipoalbuminemia,asam valproat
Karbamazepin, fenobarbital
Metsuksimid, fenitoin, asam valproat,
furosemid
Kloramfenikol, dikumarol, folat
Eritromisin, simetidin
Fenitoin, fenobarbital
Verapamil
Isoniazid, nikotinamid, klonazepam
Fenitoin, karbamazepin, asetalzolamid
Metilfenobarbital, asam valproat, isoniazid
Karbamazepim
Halotan
Alkohol
Asam
valproat
Lamotrigin
Meningkat
Menurun
Salisilat, isoniazid
Antasid, klorpromazin, cisplatin,
doksorubisin
Asam valproat
karbamazepin
12
sedangkan efek terapaibelum tercapai atau efek toksik telah muncul maka
penggunaan obat pengganti merupakan keharusan. Obat pertama harus
diturunkan secara bertahap untuk menghindarkan status epileptikus. Bilimana
dianggap perlu terapi kombinasi masih dibenarkan. Kegagalan terapi epilepsi
paling sering disebabkan oleh ketidakpatuhan pasien. Dalam menanggulangi
epilepsi pasien perlu membuat catatan mengenai penyakitnya, kunjungan
ntertur pada awal pengobatan merupakan suatu keharusan untuk mendeteksi
efek samping maupun efek toksik yang biasanya terjadi pada awal terapi. Pada
pengobatan jangka panjang perlu dilakukan pemeriksaan EEG ulanagan
maupun pemeriksaan neurologis.pemilihan obata dalam terapi antiepilepsi
didasarkan pada bentuk bangkitan dan gambarab EEG.
Tidak jarang terjadi kegagalan terapi akibat (1) tidak tepatnya diagnosis
bentuk epilepsi (2) tidak tepatnya pilihan obat d an dosis yang digunakan (3)
tarlalu sering mengganti obat tanpa cukup untuk peralihan keadaan penyakit
setelah tiap kali tercapai taraf mantap kadar obat dalam darah (4)
gagalmemanfaatkan sepenuhnya kelebihan terapi kombinasi (5) kurang
memperhatikan aspek yang berkaitan dengan penyakit dan pengobatan (6)
ketidakpatuhan pasien.
Fenitoin dan karbamazepin merupakan obat pilihan utama untuk terapi
pilepsi, kecuali terhadap bangkitan lena. Fenobarbital masih sering digunakan,
didasarkan pada batas keamanan obat yang lebar serta harga yang murah dan
umumnya tersedia ni puskesmas. Valproat semakin banyak digunakan karena
efek sampingnya lebih ringan kecuali hepatotoksitasnya yang bersif
idiosinkratik. Obat yang relatif baru umumnya memperlihatkan spektrum yang
antiepilepsi lebih luas dan keterterimaan yang tinggi tetapi kurang dapat
diandalkan di banding yang lama. Selain itu umumnya lebih mahal. Terhadap
bangkitan tonik-klonik, manfaat f enitoinsedikit melebihi feno barbital; 60-65
% dari pasien dapat dibebaskan dari bangkitan, dan pada 20% lainnya
berkurang frekuensi dan kekuatan bangkitannya.
Kombinasi beberapa oybat sesekali diperlukan . kombinasi yang paling
disukai untuk bangkitan tonik-klonik adalah fenitoin dan feno barbital dan
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Etosuksimid kadang digunakan pada kejang absans sederhana; dapat juga
digunakan pada kejang mioklonik dan pada absans atipikal, atonik, dan kejang
tonik.
14
15