Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SEMESTER 2

BIOLOGI

DISUSUN OLEH :
PITRI NURAENI
RUSMIATI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tubuh manusia merupakan satu kesatuan dari berbagai sistem organ. Suatu sistem organ
terdiri dari berbabagai organ tubuh atau alat-alat tubuh. Dalam melaksanakan kegiatan
fisiologisnya diperlukan adanya hubungan atau kerjasama anatara alat-alat tubuh yang satu
dengan yang lainnya. Agar kegiatan sistem-sistem organ yang tersusun atas banyak alat itu
berjalan dengan harmonis (serasi), maka diperlukan adanya sistem pengendalian atau pengatur.
Sistem pengendali itu disebut sebagai sitem koordinasi.
System regulasi pada manusia terdiri dari sistem saraf, sitem endokrin/hormon, dan indra.
Sistem saraf bekerja cepat dalam menganggapi perubahan, sedangkan sistem hormon bekerja
lambat dalam. Indra adalah reseptor rangsang dari luar.
Pengaruh sistem saraf yakni dapat mengambil sikap terhadap adanya perubahan keadaan
lingkungan yang merangsangnya. Semua kegiatan tubuh manusia dikendalikan dan diatur oleh
sistem saraf. Sebagai alat pengendali dan pengatur kegiatan alat-alat tubuh, susunan saraf
mempunyai kemampuan menerima rangsang dan mengirimkan pesan-pesan rangsang atau
impuls saraf ke pusat susunan saraf, dan selanjutnya memberikan tanggapan atau reaksi terhadap
rangsang tersebut. Impuls saraf tersebut dibawa oleh serabut-serabut saraf. (Kus Irianto. 2004)
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem saraf, serta pembagiannya ?
2. Apa yang dimaksud dengan hormon ?
3. Apa saja alat indera pada manusia ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian sistem saraf dan pembagian ssistem saraf pada manusia.
2. Menginformasikan mengenai hormon dan macam fungsinya.
3. Untuk mengetahui alat indera pada manusia.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Saraf
Sistem saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling
berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol
interaksi antara individu dengan lingkungan lainnya. Sistem tubuh yang pentng ini juga
mengatur kebanyakan aktivitas system-system tubuh lainnya, karena pengaturan saraf tersebut
maka terjalin komunikasi antara berbagai system tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi
sebagai unit yang harmonis. Dalam system inilah berasal segala fenomena kesadaran, pikiran,
ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan
memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari system saraf
yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu.
Jaringan saraf terdiri Neuroglia dan Sel schwan (sel-sel penyokong) serta Neuron (sel-sel
saraf). Kedua jenis sel tersebut demikian erat berkaitan dan terintegrasi satu sama lainnya
sehingga bersama-sama berfungsi sebagai satu unit.
Fungsi Sistem Saraf
Sebagai alat pengatur dan pengendali alat-alat tubuh, maka sistem saraf mempunyai 3
fungsi utama yaitu :
Sebagai Alat Komunikasi
Sebagai alat komunikasi antara tubuh dengan dunia luar, hal ini dilakukan oleh
alat indera, yang meliputi : mata, hidung, telinga, kulit dan lidah. Dengan adanya
alat-alat ini, maka kita akan dengan mudah mengetahui adanya perubahan yang
terjadi disekitar tubuh kita.
Sebagai Alat Pengendali
Sebagai pengendali atau pengatur kerja alat-alat tubuh, sehingga dapat bekerja
serasi sesuai dengan fungsinya. Dengan pengaturan oleh saraf, semua organ tubuh
akan bekerja dengan kecepatan dan ritme kerja yang akurat.
Sebagai Pusat Pengendali Tanggapan
Saraf merupakan pusat pengendali atau reaksi tubuh terhadap perubahan atau
reaksi tubuh terhadap perubahan keadaan sekitar. Karena saraf sebagai pengendali
atau pengatur kerja seluruh alat tubuh, maka jaringan saraf terdapat pada seluruh
pada seluruh alat-alat tubuh kita,
Peta Konsep

Sistem
Sistem Sumsum
Sistem Regulasi
Sistem Sistem
Sistem
saraf tulang saraf saraf Kelenjarsaraf tak Pendenga
Penglihat
Pengecap
Pembau
Peraba
Sistem
Hormon oleh
dihasilkan
otak
Saraf belakan sadar endrokri sadar r(telinga)
(hidung)
(mata)
(lidah)
(kulit)
Indera
B. Sistem Saraf
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi/sistem kontrol yang bertugas menerima
rangsangan ke semua bagian tubuh sekaligus memberikan tanggapan terhadap rangsangan
tersebut (jaringan komunikasi dalam tubuh). Sel-selnya dibedakan menjadi dua, yaitu sel-sel
saraf (neuron) dan neuroglia (memberi nutrisi dan bahan untuk hidupnya neuron).
1. Sel Saraf (neuron)
Merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Tersusun atas badan sel saraf,
dendrit, dan neurit (akson).

Gambar Sel Saraf


o Badan sel, mengandung nucleus dan nucleolus yang dikelilingi oleh sitoplasma.
o Dendrit, merupakan serabut saraf pendek yang bercabang-cabang keluar dari badan sel.
Berfungsi menerima impuls (rangsangan) yang datang dari neuron lain untuk dibawa
menuju badan sel saraf.
o Neurit (akson), merupakan serabut saraf panjang dan umumnya impuls dari badan sel
saraf ke kelenjar-kelenjar dan serabut-serabut ke otot. Kebanyakan diselubungi selubung
myelin yang berfungsi melindungi, memberi nutrisi, dan mempercepat jalannya impuls.
o Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron).
o Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak yang berfungsi
untuk melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di
antara dua segmen disebut nodus ranvier.
o Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit
(akson) dan membantu regenerasi neurit (akson).
o Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya nodus
ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain,
sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.
o Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan ujung dendrit
di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Pada bagian ujung akson
terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang
disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang
berfungsi dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.
2. Macam-Macam Sel Saraf
a. Sel saraf motorik (eferen): sel saraf yang membawa rangsang dari sistem saraf pusat
ke sel-sel efektor (otot dan kelenjar).
b. Sel saraf sensorik (aferen): sel saraf yang membawa rangsang dari reseptor ke dalam
sistem saraf pusat.
c. Sel saraf asosiasi: penghubung sel saraf sensorik dan motorik. Berdasarkan tempatnya
dibagi menjadi dua:
1) Sel saraf konektor (Interneuron): menghubungkan antar neuron.
2) Sel saraf adjustor: penghubung sel saraf sensorik dan motorik.
3. Struktur/susunan Sistem Saraf
a. Sistem Saraf Pusat
1) Otak

Gambar Otak
a) Otak Besar (Cerebrum)
Gambar Belahan pada Otak Besar
Otak besar dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
o Bagian dahi (lobus frontalis): berperan dalam aktivitas motorik volunter,
kemampuan berbicara dan berbahasa, dan elaborasi pikiran.
o Bagian tengah/ubun-ubun (lobus parientalis): berperan sebagai pengatur
kerja kulit dan otot terhadap pengaruh panas, dingin, sentuhan, tekanan,
dan nyeri serta merasakan kesadaran mengenai posisi tubuh.
o Bagian samping (lobus temporalis): berperan sebagai pusat pendengaran.
o Bagian belakang (lobus oksipitalis): berfungsi sebagai pusat penglihatan.
Otak Depan (Diensefalon)
Otak depan dibagi : talamus dan hipotalamus. Talamus merupakan pusat
pengatur sensorik yang berasal dari otak besar, menerima semua rangsan
yang berasal dari sensorik cerebrumsedangkan hipotalamus merupakan
pengontrol suhu tubuh, pengontrol rasa haus dan pengeluaran urine,
pengontrol asupan makanan, pengontrol perilaku dan emosi.

b) Otak Tengah (Mesencefalon)


Otak tengah merupakan pusat keseimbangan otak depan dan otak belakang.
Otak tengah merupakan pusat dari refleks mata dan pendengaran.
c) Otak Belakang, terdiri atas dua bagian yaitu otak kecil dan medulla oblongata.
Medula oblongata berfungsi mengatur denyut jantung, tekanan darah,
mengatur pernafasan, sekresi ludah, menelan, gerak peristaltic, batuk, dan
bersin.
- Otak Kecil (cerebelum)
Fungsi utama sebagai pusat keseimbangan otot dan koordinasi
otot.

Gambar Otak kecil, pons varoli, dan medula oblongata


- Sumsum lanjutan (medula oblongata)
Berfungsi mengatur refleks fisiologi (denyut jantung, pernapasan,
pelebaran dan penyempitan pembuluh darah).
2) Medula Spinalis (Sumsum Tulang Belakang)
Sumsum tulang belakang merupakan lanjutan dari medulla oblongata ke bawah
sampai ruas kedua tulang pinggang. Sumsum tulang belakang berfungsi untuk
menghubungkan impuls dari dan ke otak, memungkinkan jalan terpendek pada
gerak refleks.
Gambar Medula Spinalis (Sumsum Tulang Belakang)
Bagian-bagian sumsum tulang belakang:
b) Lapisan luar berwarna putih dan mengandung akson.
c) Lapisan dalam berwarna kelabu dan mengandung badan sel saraf.
d) Bagian dalam terdapat bagian yang berbentuk kupu-kupu yang disebut akar dorsal
(mengandung sensorik, dendritnya berhubungan dengan reseptor), dan akar
ventral (mengandung neuron motorik, aksonnya menuju efektor).
Pelindung pusat susunan saraf otak dan sumsum tulang belakang)
disebut meninges, yang meliputi :
(a) Piameter, merupakan selaput paling dalam yang menyelubungi
permukaan otak dan sumsum tulang belakang, banyak mengandung
pembuluh darah, berperan memberi oksigen dan zat makanan serta
mengeluarkan sisa metabolisme.
(b) Arakhnoid, berupa jaringan yang lembut, terletak diantara piameter dan
durameter.
(c) Durameter, merupakan lapisan terluar yang padat dank eras serta
menyatu dengan tengkorak.
Pada sistem saraf pusat terdapat cairan yang cerebrospinal, terletak pada ventrikel
otak dan sentralis berfungsi untuk suplai nutrisi sel-sel otak dan medulla spinalis.
Gerak Refleks: reseptor saraf sensorik sumsum tulang belakang saraf
motorik efektor.
A. Pengertian Sistem Pencernaan
Sistem perncernaan adalah sistem yang berfungsi untuk melakukan proses makanan
sehingga dapat diserap dan digunakan oleh sel-sel tubuh secara fisika maupun secara kimia.
System pencernaan ini terdiri dari saluran pencernaan (alimentar), yaitu tuba muscular panjang
yang memrentang dari mulut sampai anus, dan organ-organ aksesoris, seperti gigi, lidah, kelenjar
saliva, hati, kandung empedu dan pancreas.Saluran pencernaan yang terletak di bawah area
diafragma disebut saluran grastrointestinal.Sedangkan pengertian dari fisiologi pencernaan itu
sendiri adalah mempelajari fungsi atau kerja system pencernaan dalam keadaannormal

B. Fungsi Sistem Pencernaan


Fungsi utama dari sistem ini adalah untuk menyediakan makanan, air, dan elektrolit bagi
tubuh dari nutrient yang dicerna sehingga siap diabsorpsi. Pencernaan berlangsung secara
mekanik dan kimia, dan meliputi proses berikut:
1. Ingesti adalah masuknya makanan ke dalam mulut.
2. Pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara mekanik oleh gigi. Makanan
kemudian bercampur dengan saliva sebelum ditelan(menelan).
3. Peristalsis adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakkan makanan
tertelan melalui saluran pencernaan.
4. Digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul kecil sehingga
absorpsi dapat berlangsung.
5. Absorpsi adalah penggerakan produk akhir penccernaan dari lumen saluran pencernaan ke
dalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat digunakan oleh tubuh.
6. Egesti (defekasi) adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna, juga bakteri, dalam
bentuk feses dari saluran pencernaan.

C. Saluran Pencernaan
Dinding saluran terusun dari 4 lapisan jaringan dasar dari lumen (rongga sentral) ke arah luar.
Komponen lapisan pada setiap regia berfariasi sesuai fungsi regia.
a. Mukosa (membrane mukosa) tersusun dari tiga lapisan.
1) Epithelium yang melapisi berfungsi untuk perlindungan, sekresi, dan absorpsi. Di bagian
ujung oral dan anal saluran, lapisannya tersusun dari dari epithelium skuamosa bertingkat
tidak terkeranisasi untuk perlinndungan. Lapisan ini terdiri dari epithelium kolumnar simple
dengan sel goblet di area tersebut yang dikhususkan untuk sekresi dan absorpsi.
2) Lamina propria adalah jaringan ikat areolar yang menopang epithelium. Lamina ini
mengandung pembuluh darah, limfatik, nodular limfe, dan bebrapa jenis lainnya.
1. Pengertian Sistem Pernapasan Manusia
Respirasi atau pernapasan merupakan pertukaran Oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) antara
sel-sel tubuh serta lingkungan. Semua sel mengambil Oksigen yang akan digunakan dalam
bereaksi dengan senyawa-senyawa sederhana dalam mitokondria sel untuk menghasilkan
senyawa-senyawa kaya energi, air dan karbondioksida. Jadi, pernapasan juga dapat di artikan
sebagai proses untuk menghasilkan energi. Pernapasan dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1. Pernapasan Eksternal (luar) yaitu proses bernapas atau pengambilan Oksigen dan
pengeluaran Karbondioksida serta uap air antara organisme dan lingkungannya.
2. Pernapasan Internal (dalam) atau respirasi sel terjadi di dalam sel yaitu sitoplasma dan
mitokondria.
Sistem pernapasan terdiri atas saluran atau organ yang berhubungan dengan pernapasan. Oksigen
dari udara diambil dan dimasukan ke darah, kemudian di angkut ke jaringan. Karbondioksida
(CO2) di angkut oleh darah dari jaringan tubuh ke paru-paru dan dinapaskan ke luar udara.
1. Fungsi Sistem Pernapasan
Fungsi utama sistem pernapasan adalah untuk memungkinkan ambilan oksigen dari udara
kedalam darah dan memungkinkan karbon dioksida terlepas dari dara ke udara bebas.
Meskipun fungsi utama system pernapasan adalah pertukaran oksigen dan karbon dioksida,
masih ada fungsi-fungsi tambahan lain yaitu:
Tempat menghasilkan suara.
Untuk meniup (balon, kopi/the panas, tangan, alat musik dan lain sebagainya)
1. Homeostatis (pH darah)
2. Otot-otot pernapasan membantu kompresi abdomen (miksi,defekasi,partus).

1. Saluran Penghantar Udara


Pada manusia, pernapasan terjadi melalui alat-alat pernapasan yang terdapat dalam tubuh atau
melalui jalur udara pernapasan untuk menuju sel-sel tubuh. Struktur organ atau bagian-bagian
alat pernapasan pada manusia terdiri atas Rongga hidung, Farings (Rongga tekak), Larings
(kotak suara), Trakea (Batang tenggorok), Bronkus dan Paru-paru.
Alat pernapasan manusia terdiri atas beberapa organ, yaitu:
1. Rongga Hidung
Hidung adalah bangunan berongga yang terbagi oleh sebuah sekat di tengah menjadi rongga
hidung kiri dan kanan. Hidung meliputi bagian eksternal yang menonjol dari wajah dan bagian
internal berupa rongga hidung sebagai alat penyalur udara.
Di bagian depan berhubungan keluar melalui nares (cuping hidung) anterior dan di belakang
berhubungan dengan bagian atas farings (nasofaring). Masing-masing rongga hidung dibagi
menjadi bagian vestibulum, yaitu bagian lebih lebar tepat di belakang nares anterior, dan bagian
respirasi.
Permukaan luar hidung ditutupi oleh kulit yang memiliki ciri adanya kelenjar sabesa besar, yang
meluas ke dalam vestibulum nasi tempat terdapat kelenjar sabesa, kelenjar keringat, dan folikel
rambut yang kaku dan besar. Rambut ini berfungsi menapis benda-benda kasar yang terdapat
dalam udara inspirasi. Terdadapat 3 fungsi rongga hidung :
1. Dalam hal pernafasan = udara yang di inspirasi melalui rongga hidung akan menjalani 3
proses yaitu penyaringan (filtrasi), penghanatan, dan pelembaban.
2. Ephithelium olfactory = bagian meial rongga hidung memiliki fungsi dalam penerimaan
bau.
3. Rongga hidung juga berhubungan dengan pembentukan suara- suara fenotik dimana ia
berfungsi sebagai ruang resonasi.
Pada potongan frontal, rongga hidung berbentuk seperti buah alpukat, terbagi dua oleh sekat
(septum mediana). Dari dinding lateral menonjol tiga lengkungan tulang yang dilapisi oleh
mukosa, yaitu:
Konka nasalis superior,
Konka nasalis medius,
Konka nasalis inferior, terdapat jaringan kavernosus atau jaringan erektil yaitu pleksus
vena besar, berdinding tipis, dekat permukaan.
Sinus paranasal adalah rerongga berisi udara yang terdapat dalam tulang-tulang tengkorak dan
berhubungan dengan rongga hidung. Macam-macam sinus yang ada adalah sinus maksilaris,
sinus frontalis, sinus etmoidalis, dan sinus sfenoidalis.
2. Faring (Rongga tekak)
Faring merupakan saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13 cm yang menghubungkan
nasal dan rongga mulut kepada larings pada dasar tengkorak.
Faring dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Nasofaring, yang terletak di bawah dasar tengkorak, belakang dan atas palatum molle.
Pada bagian ini terdapat dua struktur penting yaitu adanya saluran yang menghubungkan
dengan tuba eustachius dan tuba auditory. Tuba Eustachii bermuara pada nasofaring dan
berfungsi menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membrane timpani. Apabila
tidak sama, telinga terasa sakit. Untuk membuka tuba ini, orang harus menelan. Tuba
Auditory yang menghubungkan nasofaring dengan telinga bagian tengah.
2. Orofaring merupakan bagian tengah farings antara palatum lunak dan tulang hyodi. Pada
bagian ini traktus respiratory dan traktus digestif menyilang dimana orofaring merupakan
bagian dari kedua saluran ini. Orofaring terletak di belakang rongga mulut dan
permukaan belakang lidah. Dasar atau pangkal lidah berasal dari dinding anterior
orofaring, bagian orofaring ini memiliki fungsi pada system pernapasan dan system
pencernaan. refleks menelan berawal dari orofaring menimbulkan dua perubahan
makanan terdorong masuk ke saluran cerna (oesophagus) dan secara stimulant, katup
menutup laring untuk mencegah makanan masuk ke dalam saluran pernapasan. Orofaring
dipisahkan dari mulut oleh fauces. Fauces adalah tempat terdapatnya macam-macam
tonsila, seperti tonsila palatina, tonsila faringeal, dan tonsila lingual.
3. Laringofaring terletak di belakang larings. Laringofaring merupakan posisi terendah dari
farings. Pada bagian bawah laringofaring system respirasi menjadi terpisah dari sitem
digestif. Udara melalui bagian anterior ke dalam larings dan makanan lewat posterior ke
dalam esophagus melalui epiglottis yang fleksibel.
3. Larings (Kotak suara)
Larings adalah suatu katup yang rumit pada persimpangan antara lintasan makanan dan lintasan
udara. Laring terangkat dibawah lidah saat menelan dan karenanya mencegah makanan masuk ke
trakea. Fungsi utama pada larings adalah untuk melindungi jalan napas atau jalan udara dari
farings ke saluran napas lainnya , namun juga sebagai organ pembentuk suara atau menghasilkan
sebagian besar suara yang dipakai berbicara dan bernyanyi.
Larings ditunjang oleh tulang-tulang rawan, diantaranya yang terpenting adalah tulang rawan
tiroid (Adams apple), yang khas nyata pada pria, namun kurang jelas pada wanita. Di bawah
tulang rawan ini terdapat tulang rawan krikoid, yang berhubungan dengan trakea.
Epiglotis terletak diatas seperti katup penutup. Epiglotis adalah sekeping tulang rawan elastis
yang menutupi lubang larings sewaktu menelan dan terbuka kembali sesudahnya. Pada dasarnya,
Larings bertindak sebagai katup, menutup selama menelan unutk mencegah aspirasi cairan atau
benda padat masuk ke dalam batang tracheobronchial.
Mamalia menghasilkan getaran dari pita suara pada dasar larings. Sumber utama suara manusia
adalah getaran pita suara (Frekuensi 50 Hertz adalah suara bas berat sampai 1700 Hz untuk
soprano tinggi). Selain pada frekuensi getaran, tinggi rendah suara tergantung panjang dan
tebalnya pita suara itu sendiri. Apabila pita lebih panjang dan tebal pada pria menghasilkan suara
lebih berat, sedangkan pada wanita pita suara lebih pendek. Kemudian hasil akhir suara
ditentukan perubahan posisi bibir, lidah dan palatum molle.
Disamping fungsi dalam produksi suara, ada fungsi lain yang lebih penting, yaitu Larings
bertindak sebagai katup selama batuk, penutupan pita suara selama batuk, memungkinkan
terjadinya tekanan yang sangat tinggi pada batang tracheobronchial saat otot-otot trorax dan
abdominal berkontraksi, dan pada saat pita suara terbuka, tekanan yang tinggi ini menjadi penicu
ekspirasi yang sangat kuat dalam mendorong sekresi keluar.
4. Trakea (Batang tenggorok)
Trakea adalah tabung terbuka berdiameter 2,5 cm dan panjang 10 sampai 12 cm. Trakea terletak
di daerah leher depan esophagus dan merupakan pipa yang terdiri dari gelang-gelang tulang
rawan. Di daerah dada, trakea meluas dari larings sampai ke puncak paru, tempat ia bercabang
menjadi bronkus kiri dan kanan. Jalan napas yang lebih besar ini mempunyai lempeng-lempeng
kartilago di dindingnya, untuk mencegah dari kempes selama perubahan tekanan udara dalam
paru-paru. Tempat terbukanya trakea disebabkan tunjangan sederetan tulang rawan (16-20 buah)
yang berbentuk huruf C (Cincin-cincin kartilago) dengan bagian terbuka mengarah ke posterior
(esofagus).
Trakea dilapisi epitel bertingkat dengan silia (epithelium yang menghasilkan lendir) yang
berfungsi menyapu partikel yang berhasil lolos dari saringan hidung, ke arah faring untuk
kemudian ditelan atau diludahkan atau dibatukkan dan sel gobet yang menghasikan mukus.
Potongan melintang trakea khas berbentuk huruf D.
5. Bronkus dan Percabangannya
Bronkus yang terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-kira vertebrata torakalis
kelima, mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama.
Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampuk paru.
Trakea bercabang menjadi bronkus utama (primer) kiri dan kanan. Bronkus kanan lebih pendek,
lebih lebar, dan lebih vertikal daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis dan
mengeluarkan sebuah cabang utama lewat di bawah arteri disebut bronkus lobus bawah. Bronkus
kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di bawah arteri pulmonalis
sebelurn di belah menjadi beberapa cabang yang berjalan ke lobus atas dan bawah.
Cabang utama bronkus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronkus lobaris (sekunder) dan
kemudian menjadi lobus segmentalis (tersier). Percabangan ini berjalan terus menjadi bronchus
yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu saluran
udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong udara). Bronkhiolus terminalis memiliki
diameter kurang lebih 1 mm. saluran ini disebut bronkiolus. Bronkiolus tidak diperkuat oleh
cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah.
Bronkiolus memasuki lolubus pada bagian puncaknya, bercabang lagi membentuk empat sampai
tujuh bronkiolus terminalis. Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkbiolus
terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar
udara ke tempat pertukaran gas paru-paru.
Alveolus adalah unit fungsional paru. Setiap paru mengandung lebih dari 350 juta alveoli,
masing-masing dikelilingi banyak kapiler darah. Alveoli bentuknya peligonal atau heksagonal.
Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan respiratorius (lintasan
berdinding tipis dan pendek) yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada
dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus alveolaris terminalis
merupakan akhir paru-paru, asinus atau kadang disebut lobolus primer memiliki tangan kira-kira
0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea sampai Sakus Alveolaris.
Alveolus dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.
6. Paru-paru
Paru-paru adalah struktur elastis sperti spons. Paru-paru berada dalam rongga torak, yang
terkandung dalam susunan tulang-tulang iga dan letaknya di sisi kiri dan kanan mediastinum
(struktur blok padat yang berada di belakang tulang dada. Paru-paru menutupi jantung, arteri dan
vena besar, esophagus dan trakea).
Paru-paru memilki :
1. Apeks, Apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula.
2. Permukaan costo vertebra, menempel pada bagian dalam dinding dada
3. Permukaan mediastinal, menempel pada perikardium dan jantung.
4. Basis, Terletak pada diafragma.
Paru-paru juga di lapisi oleh pleura yaitu parietal pleura (dinding thorax) dan visceral pleura
(membrane serous). Di antara rongga pleura ini terdapat rongga potensial yang disebut rongga
pleura yang didalamnya terdapat cairan surfaktan sekitar 10-20 cc cairan yang berfungsi
untukmenurunkan gaya gesek permukaan selama pergerakan kedua pleura saat respirasi.
Tekanan rongga pleura dalam keadaan normal ini memiliki tekanan -2,5 mmHg.
Paru kanan relative lebih kecil dibandingkan yang kiri dan memiliki bentuk bagian bawah seperti
concave karena tertekan oleh hati. Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius
dan inferior.
paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan
elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar,
sakkus alveolar dan alveoli.
Paru-paru divaskularisasi dari dua sumber, yaitu:
Arteri bronchial yang membawa zat-zat makanan pada bagian conduction portion, bagian
paru yang tidak terlibat dalam pertukaran gas. Darah kembali melalui vena-vena
bronchial.
Arteri dan vena pulmonal yang bertanggungjawab pada vaskularisasi bagian paru yang
terlibat dalam pertukaran gas yaitu alveolus
7. Pembuluh darah dan persarafan
Persyarafan penting dalam aksi pergerakan pernapasan disuplai melalui n.phrenicus dan n.spinal
thoraxic. Nervus phrenicus mempersyarafi diafragma, sementara n.spinal thoraxic
mempersyarafi intercosta. Di samping syaraf-syaraf tersebut, paru juga dipersyarafi oleh serabut
syaraf simpatis dan para simpatis.
Di dalam paru terdapat peredaran darah ganda. Darah yang miskin oksigen dari ventrikel kanan
masuk ke paru melalui arteri pulmonalis. Selain system arteri dan vena pulmonalis, terdapat pula
arteri dan vena bronkialis, yang berasal dari aorta, untuk memperdarahi jaringan bronki dan
jaringan ikat paru dengan darah kaya oksigen. Ventilasi paru (bernapas) melibatkan otot-otot
pernapasan, yaitu diafragma dan otot-otot interkostal. Selain ini ada otot-otot pernapasan
tambahan eperti otot-otot perut.
Jumlah udara dalam paru
Kejadian ventilasi pulmoner dapat dijelaskan dengan membagi udara paru dalam empat volume
kapasitas. Alat yang dipakai mengukur ini adalah respirometer.
istem Ekskresi adalah sistem pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang tidak berguna
bagi tubuh dari dalam tubuh, seperti: Menghembuskan gas CO2 ketika kita bernafas Berkeringat
Buang air kecil (urine) . Sistem ekskresi membantu memelihara homeostasis dengan tigacara,
yaitu melakukan osmoregulasi, mengeluarkan sisa metabolisme, dan mengatur konsentrasi
sebagian besar penyusun cairan tubuh. Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat
makanan yang bermolekul kompleks.Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa
metabolisme antara lain, CO2, H20, NHS, zat warna empedu, dan asam urat.
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti CO2, H2O,
NH3, zat warna empedu dan asam urat. Zat hasil metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh
akan dikeluarkan melalui alat ekskresi. Alat ekskresi yang dimiliki oleh mahluk hidup berbeda-
beda.semakin tinggi tingkatan mahluk hidup, semakin kompleks alat ekskresinya. Beberapa
istilah yang erat kaitannya dengan ekskresi :
defekasi : yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makana yang disebut feses. Zat yang
dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di dalam jaringan.Zat yang dikeluarkan
meliputi zat yang tidakl diserap usus sel epitel, usus yang rusak dan mikroba usus.
ekskresi : yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi tubuh.
sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran pencernaan. Getah
yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya mengandun genzim.
eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang kecil (saluran
air mata) maupun dari rongga yang besar (usus)
Fungsi sistem ekskresi antara lain:
1. Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh
2. Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi)
3. Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi)
4. Homeostasis
ORGAN-ORGAN DAN FUNGSINYA PADA SISTEM EKSKRESI
A. GINJAL
1. Struktur Ginjal
Alat pengeluaran (ekskresi) utama pada manusia adalah ginjal.Ginjal atau buah
pinggang manusia berbentuk seperti kacang merah, berwarna keunguan, dan
berjumlah dua buah.Bobot kedua ginjal orang dewasa antara 120-150
gram.Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau
abdomen.
Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut
kelenjarsuprarenal). Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh tulang rusuk
ke sebelas dandua belas.Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak
perirenal dan lemakpararenal) yang membantu meredam goncangan.
Pada bagian kulit ginjal (korteks) terdapat alat penyaring darah yang
disebut nefron. Glomerolus berupa anyamanpembuluh kapiler darah, sedangkan
simpai bowman berupa cawan berdinding tebal yangmengelilingi
glomerolus.Saluran panjang yang berlengkung (tubulus) dikelilingi oleh
pembuluh kalpilerdarah. Tubulus yang letaknya dekat badan malpighi disebut
tubulus proximal. Tubulusyang letaknya jauh dari badan malpighi disebut tubulus
distal. Tubulus proximal dantubulus distal dihubungkan oleh lengkung Henle atau
angsa Henle.Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen disebut
apparatusjuxtaglomerular, mengandung macula densa dan sel juxtaglomerular.Sel
juxtaglomerularadalah tempat terjadinya sintesis dan sekresi renin.Cairan menjadi
makin kental disepanjang tubulus dan saluran untuk membentuk urin, yang
kemudian dibawa kekandung kemih melewati ureter.Lengkung Henle ini berupa
pembuluh menyerupai leherangsa yang turun ke arah medula ginjal, kemudian
naik lagi menuju koretks ginjal.Bagian akhir dari tubulus ginjal adalah saluran
(tubulus) pengumpul yang terletak padasum-sum ginjal
Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi
disebutmedulla (sum-sum ginjal).Bagian paling dalam disebut pelvis (rongga
ginjal), pada bagian medulla ginjal manusia dapat pula dilihat adanya piramida
yang merupakan bukan saluran pengumpul.Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan
ikat longgar yang disebut kapsula. Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen
penyaring yang disebut korpuskula (atau badan malpighi) yang dilanjutkan oleh
saluran-saluran (tubulus). Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah
yang disebut glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman.Setiap glomerulus
mendapat aliran darah dari arteri aferen.Dinding kapiler dari glomerulus memiliki
pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan.Darah dapat disaring melalui dinding
epitelium tipis yang berpori dariglomerulus dan kapsula Bowman karena adanya
tekanan dari darah yang mendorongplasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan
masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan meninggalkan
ginjal lewat arteri eferen.

Anda mungkin juga menyukai