Prinsip tatalaksana dari penyakit Parkinson meliputi :
a) Meningkatkan transmisi dopaminergik dengan jalan: Meningkatkan dopamin disinaps (dengan levodopa) Memberikan agonis dopamin Meningkatkan pelepasan dopamin Menghambat re-uptake dopamin Menghambat degradasi dopamin b) Manipulasi neurotransmitter non-dopaminergik dengan obat antikolinergik dan obat lain yang memodulasi sistem non-dopaminergik c) Memberi terapi simptomatik terhadap gejala dan tanda yang muncul. Terapi fisikdapat diberikan pada pasien yang mengalami gejala motorik seperti rigiditas,kekakuan otot. d) Memberikan obat neuroprotektif terhadap progresi dari penyakit Parkinson e) Pembedahan ablasi (tallamotomi/pallidotomi), simulasi otak dalam, atau braingrafting f) Terapi pencegahan berupa penghilangan faktor risiko atau penyebab penyakit Parkinson Levodopa
Bentuk yang paling banyak digunakan pengobatan adalah L-dopa dalam
berbagai bentuk. Efek samping levodopa : Neusea, muntah, distress abdominal Hipotensi postural Aritmia jantung, terutama pada penderita yang berusia lanjut. Efek ini diakibatkan oleh efek beta-adrenergik dopamine pada system konduksi jantung. Dapat diatasi dengan obat beta blocker seperti propanolol. Diskinesia. Diskinesia yang paling serin ditemukan melibatkan anggota gerak, leher atau muka. Diskinesia sering terjadi pada penderita yang berespon baik terhadap terapi levodopa. •Abnormalitas laboratorium. Granulositopenia, fungsi hati abnormal dan ureum darah yang meningkat merupakan komplikasi yang jarang terjadi pada terapi levodopa Inhibitor dopa dekarboksilasi dan levodopa
Untuk mencegah agar levodopa tidak diubah menjadi dopamin
di luar otak, makalevodopa dikombinasikan dengan inhibitor enzim dopa dekarboksilase. Untuk maksudini dapat digunakan karbidopa atau benserazide ( madopar ). Dopamin dankarbidopatidak dapat menembus sawar-otak-darah. Dengan demikian lebih banyak levodopayang dapat menembus sawar- otak-darah, untuk kemudian dikonversi menjadidopamine di otak. Dopamin agonis
Dopamin agonis yakni bromocriptine, pergolide,
pramipexole, ropinirole, piribedil, cabergoline, apomorphine,dan lisuride yang cukup efektif. Agonis Dopamin dapat berguna untuk pasien mengalami fluktuasion-off dan dyskinesias sebagai akibat dari dosis tinggi L-dopa. Bromokriptin ini diindikasikan jika terapi dengan levodopa atau karbidopa tidak atau kurang berhasil, atau bila terjadi diskinesia atau on-off. MAO-Binhibitor
Selegiline dan rasagiline mengurangi gejala
dengan menghambat-monoamina oksidase B(MAO-B),yang menghambat pemecahan dopamin yang dikeluarkan oleh neuron dopaminergik.Metabolit selegiline termasuk L- amphetamine dan L-methamphetamine Obat antikolinergik
Obat ini akan menghambat sistem kolinergik di ganglia
basal. Berkurangnya input inhibisi mengakibatkan aktifitas yang berlebihan pada sistem kolinergik. Pada penderita Parkinson yang ringan dengan gangguan ringan, obat antikolinergik paling efektif. Obat antikolinergik mempunyai efek samping bila dimakan bersama dengan levodopa.Mulut kering, konstipasi dan retensio urin merupakan komplikasi yang sering dijumpai pada penggunaan obat antikolinergik. Gangguan memori, gangguan pertimbangan dapat terjadi, demikian juga halusinasi pada penggunaan obat ini. Amantadin
Amantadin barang kali membebaskan sisa
dopamine dari simpanan presinaptik di jalur nigrostriatal. Obat ini dapat memberikan perbaikan lebih lanjut pada penderita yang tidak dapat mentolerasi dosis levodopa atau bromokriptin yang tinggi. Efek samping Edema di ekstremitas bawah, insomnia, mimpi buruk Referensi Tursinawati, Yanuarita and Tajally, Arif and Kartikadewi, Arum. 2017. BUKU AJAR: Sistem Syaraf. Unimus Press, Semarang.
Kajian Aspek Farmakokinetik Klinik Obat Antidiabetik Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Gangguan Fungsi Ginjal Di Poliklinik Khusus Rsup. Dr. M. Djamil Padang PDF