Anda di halaman 1dari 25

Penyakit Parkinson

Oleh : Ika Hardiyanti B C11111272


Advisor : dr. Andi Farida
Supervisor : dr. Abdul Muis, Sp. S(K)
DEFINISI
• Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit yang
disebabkan karena penurunan kadar dopamin pada
pars compacta substantia nigra. Daerah ini memainkan
peran yang penting dalam sistem ekstrapiramidal yang
mengendalikan postur tubuh dan koordinasi gerakan
motorik volunter, sehingga penyakit ini karakteristiknya
sehingga Penyakit ini ditandai dengan adanya tremor,
rigiditas, bradikinesia/akinesia dan instabilitas postural
• Parkinsonism adalah suatu sindrom yang ditandai oleh
tremor waktu istirahat, rigiditas, bradikinesia, dan
hilangnya refleks postural akibat penurunan kadar
dopamin dengan berbagai macam sebab.
EPIDEMIOLOGI
• Penyakit tersebut terjadi pada satu dari
setiap seratus orang yang berusia lebih dari
60 tahun dan lebih mempengaruhi pria
daripada wanita.
• Diperkirakan menyerang 876.665 orang
Indonesia dari total jumlah penduduk sebesar
238.452.952.
• Total kasus kematian akibat penyakit
parkinson di Indonesia menempati peringkat
ke-12 di dunia atau peringkat ke-5 di Asia
ETIOLOGI
1. Usia
2. Genetik
3. Periode
4. Faktor lingkungan
Anatomi
Anatomi
Patogenesis
PATOFISIOLOGI
Dopamin diproyeksikan ke striatum dan
seterusnya ke ganglion basalis. Reduksi
ini menyebabkan aktivitas neuron di
striatum dan ganglion basalis menurun,
menyebabkan gangguan keseimbangan
antara inhibitorik dan eksitatorik.
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
1. Parkinsonismus primer/ idiopatik/paralysis
agitans: Kronis, tetapi penyebabnya belum
jelas. Kira-kira 7 dari 8 kasus parkinson
termasuk jenis ini.
2. Parkinsonismus sekunder atau simtomatik:
Dapat disebabkan pasca ensefalitis virus,
pasca infeksi lain.
3. Sindrom paraparkinson (Parkinson plus):
bisa didapat pada Progressive supranuclear
palsy, Multiple system atrophy, degenerasi
kortikobasal ganglionik, sindrom demensia.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala motorik Gejala Non-motorik
1. Tremor 1. Disfungsi otonom
2. Rigiditas 2. Gangguan suasana hati
3. Akinesia/bradikinesia
4. Postural instability 3. Gangguan kognitif
4. Ganggun tidur
Gejala motoric lain : (insomnia)
• Face Masked 5. Gangguan sensasi
• Kesulitan rolling di tempat 6. Hypophonia
tidur atau naik dari posisi
duduk; 7. Disfagia
• Festination
• Frozen
MANIFESTASI KLINIS
DIAGNOSIS
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang

• Tekana darah diukur dalam keadaan


berbaring dan berdiri
• Menilai respons terhadap stress ringan
• Mencatat dan mengikuti kemampuan
fungsional
• Pemeriksaan penunjang
DIAGNOSIS

1. Diagnosis “possible”
2. Diagnosis “probable”
3. Diagnosis “definite”
STADIUM KLINIS
Berdasarkan Hoehn and Yahr:
• Stadium 1: Gejala dan tanda pada satu
sisi
• Stadium 2: Terdapat gejala bilateral
• Stadium 3: Gerak tubuh nyata melambat
• Stadium 4: Terdapat gejala yang berat
• Stadium 5: Stadium kakhetik (cachactic
stage)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

CT Scan Kepala: diharapkan akan


didapatkan gambaran terjadinya atropi
kortikal difus, dengan sulki melebar, dan
hidrosefalus eks vakuo.
PENATALAKSANAAN

1. Terapi Famakologik
2. Terapi Pembedahan
3. Terapi Non Farmakologik
Terapi Famakologik
Terapi Famakologik
1. Pengganti dopamine (Levodopa, Carbidopa)
2. Agonis dopamin: Bromokriptin (Parlodel),
Pergolid (Permax), Pramipexol (Mirapex),
Ropinirol, Kabergolin
3. MAO Inhibitor: Selegiline (Eldepryl), Rasagaline
(Azilect)
4. Antikolinergik: thrihexyphenidyl (artane) dan
benztropin (congentin)
5. Neuroproteksi: MPTP , vitamin E (tocopherol),
Coenzym Q10
6. Obat lain: nikotin, rotigotine transdermal patch
Terapi Pembedahan
1. Pallidotomi: Menekan gejala akinesia,
gangguan jalan dan gangguan bicara
2. Thalamomi: Menekan gejala tremor,
rigiditas, diskinesia karena obat
3. Deep Brain Stimulation: memperbaiki waktu
off dari levodopa dan mengendalikan
diskinesia.
4. Transplantasi: jaringan medula adrenalis
(autologous adrenal) yang
menghasilkan dopamin. kesulitan
prosedur baik teknis maupun perijinan.
Terapi Non Farmakologik

1. Edukasi
2. Terapi rehabilitasi
3. Tai Chi
Efek dari pengobatan

• Fluktuasi “Wearing off”.


• Fluktuasi On-Off
Komplikasi
Prognosis
• Dubia ad malam
• Obat-obatan yang ada sekarang hanya
menekan gejala-gejala parkinson
• Dengan treatment yang tepat, kebanyakan
pasien dapat hidup produktif beberapa tahun
setelah diagnosis
• Pada tahap akhir, penyakit parkinson dapat
menyebabkan komplikasi seperti tersedak,
pneumoni, dan memburuk yang dapat
menyebabkan kematian.

Anda mungkin juga menyukai