Anda di halaman 1dari 33

EVIDENCE BASED MEDICINE

Pengantar

Dr. Eka Dian Safitri, Sp. T.H.T.K.L


Acknowledgment

• Prof. DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro, Sp. A(K)


Apa itu EBM?
• “The conscientious, explicit, and judicious use of
current best evidence in making decisions about
the care of individual patients”
➔ “Pemanfaatan bukti mutakhir yang sahih dalam tata
laksana pasien”
• Integrasi dari
(1) kompetensi dokter
(2) bukti yang sahih dari penelitian
(3) nilai-nilai pasien
EBM – Mengapa perlu?

1. Kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan berlangsung


amat cepat
2. Harus terus-menerus membaca literatur
3. Fenomena alamiah: kemampuan menurun dengan
makin lamanya meninggalkan institusi pendidikan /
pelatihan
4. Pendidikan di bidang Kedokteran atau Kesehatan
Berkelanjutan seperti kongres, workshop, tidak
banyak berpengaruh terhadap perilaku tenaga
kesehatan
5. Paradigma EBM memacu perilaku “belajar mandiri
seumur hidup” yang dapat mengisi kekurangan di
atas
>25,000 jurnal

6,000,000 artikel per tahun

Kemajuan
Ilmu dan 17,000 buku kedokteran

Teknologi
3000 jenis penyakit

1500 jenis terapi regimens


Langkah-langkah dalam praktik EBM
1. Susun pertanyaan klinis
2. Cari bukti terkini
3. Lakukan telaah kritis
❖ Validity (apa studi sahih?)
VIA
❖ Importance (apa hasilnya penting?)
❖ Applicability (apa dapat kita terapkan)?

4. Terapkan pada pasien


5. Evaluasi kinerja
DIAGNOSIS

• Penentuan Jenis Penyakit

TREATMENT

AREA UTAMA • Memberikan intervensi


yang perlu

PROGNOSIS

• Memperkirakan perjalanan
penyakit pasien
Pasien usia lanjut dengan
gangguan penurunan fungsi
pendengaran, akan dilakukan
pemeriksaan pendengaran

Clinical
scenario
Pemeriksaan yang akan
dilakukan tes bisik atau
Audiometeri
Mahasiswa yang belum pengalaman
(Background questions/pertanyaan latar belakang)

• Bagaimana mekanisme
gangguan pendengaran
terjadi?
• Apa penyebabnya?
• Gejala dan tanda?
• Obatnya?
• Bagaimana pemeriksaan
gangguan pendengaran
dilakukan?
Foreground
questions

Background
questions

Pengalaman praktik
Audiologist yang sudah praktek
(Foreground question)

• Pada pasien usia lanjut yang mengalami gangguan


pendengaran, apakah tes berbisik dibanding
audiometri akurat dalam mendeteksi gangguan
pendengaran?
EMPAT ELEMEN PERTANYAAN KLINIS:
PICO
The Patient or Problem

The Intervention

Comparative intervention

The Outcome
EMPAT ELEMEN PERTANYAAN KLINIS:
PICO
P I C O

Deskripsi Intervensi Pembanding Outcome


Pasien / yang terhadap yang
problem dipikirkan intervensi diharapkan
…PICO

• Tidak semua pertanyaan klinis memilik 4 elemen,


tergantung dari sifat masalah yang dipertanyakan
• Contoh:
• Pada wanita pasca tuli mendadak apakah
penambahan vitamin X mengurangi risiko terjadinya
keluhan berulang?
• Pada siswa SMK putra, berapa proporsi terdapatnya
gangguan pendengaran akibat pajanan bising?
…PICO

• Dalam PICO Intervensi tidak selalu berupa terapi atau


pencegahan, namun dapat berupa:
• Uji diagnostik:
• Pada pasien dengan kecurigaan BPPV, apakah Pemeriksaan
Side Lyng Test, dibanding dengan Dix Hallpike, akurat
dalam menegakkan diagnosis BPPV?
• Faktor risiko, untuk prognosis
• Apakah gangguan pendengaran merupakan faktor risiko
untuk terjadinya demensia?
• Keadaan tertentu pada pasien (untuk prognosis)
• Pada pasien Sudden Deafness, apakah riwayat adanya
Diabetes Melitus memperburuk prognosis?
Pyramid of
4. Pyramid of evidence
evidence
• Systems
• Integrating information from the lower levels of the
hiearchy with individual patient records
• systems represent the ideal source of evidence for clinical
decision-making.
• Summaries
• Summaries are regularly updated clinical guidelines or
textbooks that integrate evidence-based information about
specific clinical problems.
• Synopses of syntheses
• summarize the information found in systematic reviews. B
drawing conclusions from evidence at lower levels of the
pyramid, these synopses often provide sufficient
information to support clinical action.
• Syntheses
• Commonly referred to as a systematic review, a synthesis is
a comprehensive summary of all the evidence surrounding
a specific research question.
• Synopses of Single Studies
• summarize evidence from high-quality studies
• Single Studies
• Studies represent unique research conducted to answer
specific clincial questions.

http://hsl.mcmaster.libguides.com/ebmc
I
Menyusun pertanyaan klinis
II
Mencari bukti
III
Melakukan telaah kritis
VIA

Desain, sample, besar sampel,


Validity: Dalam Methods kriteria inklusi dan eksklusi,
randomisasi, pengukuran, dst.

Karakteristik subyek, bedan


Importance: Dalam Results proporsi, beda mean, nilai p,
dst

Applicability: Dalam Discussion + karakteristik


pasien fasilitas, biaya, dst
Contoh: Telaah kritis makalah terapi

• Apakah pasien dirandomisasi?


• Apakah semua subyek diberi pengobatan yang
sama?
• Apakah semua subyek yang sudah dirandomisasi
dimasukkan dalam analisis?
• Hitung CER, EER, RRR, ARR, and NNT
Hierarki evidence Rec
Meta-analisis uji klinis Level 1
A
Uji klinis besar
Uji klinis kecil / tanpa Level 2
Randomisasi B
Studi observasional
Level 3
Seri kasus
Pendapat ahli, konsensus C
Level 4
Level of Evidence

SR-MA

RCTs

Cohort studies

Case-controlled studies

Case series/reports

Background information/
expert opinion
Mengapa enggan mempelajari
EBM
• Keterampilan metodologi kurang, tidak percaya diri
• Keterbatasan sumber daya, terutama waktu

• Tidak tersedia bukti yang dicari

• Sikap skeptis

• Puas dengan praktik sekarang


Pasien
Dengan masalah

Menerapkan Siklus Rumuskan


bukti ilmiah EBM Pertanyaan
terbaik klinis

Telaah
secara kritis Cari bukti
EVIDENCE-BASED PRACTICE

Best Available
Patients value Clinical Expertise
Evidence

DECISION MAKING
Meningkatkan kebiasaan membaca

Meningkatkan keterampilan metodologi


penelitian dan dapat emicu serta memacu
keinginan untuk meneliti

Menjamin praktik dan tatalaksana pasien yang


KELEBIHAN terkini dan rasional

EBM Mengurangi intuisi dalam penilaian klnis namun


tidak menghilangkannya

Selaras dengan etika dan hokum

EBM dapat, dan harus, menjadi dasar utama


dalam kebijakan pemerintah dalam bidang-bidang
kesehatan
Hasil akhir

Perilaku belajar mandiri seumur hidup


Untuk peningkatan kualitas pelayanan
Siklus praktik EBM menghendaki agar dalam menghadapi permasalahan
klinis, langkah-langkah yang harus digunakan adalah sebagai berikut:

Menformulasikan masalah Mencari bukti untuk


Melakukan penilaian kritis Menerapkan bukti-bukti
klinis menjadi pertanyaan menjawab pertanyaan
terhadap bukti tersebut kepada pasien
yang dapat dijawab tersebut

Praktik EBM khususnya dalam ranah audiologi merupakan integrasi dari


3 komponen

Bukti ilmiah yang sahih, penting dan


Kompetensi tenaga kesehatan Nilai-nilai pasien
dapat diterapkan

SIMPULAN
Simpulan

EBM tidak lebih dari kerangka untuk


secara sistematis memanfaatkan hasil
penelitian yang sahih yang relevan
dengan tata laksana pasien kita
Daftar Pustaka
• Sastrosmoro S.(2014). Evidence-based medicine:tinjauan ringkas dalam,
menelusur asas dan kaidah evidence-based Medicine..ed 1. Jakarta, Sagung Seto,
1-21
• COVELL DG, UMAN GC, MANNING PR. Information Needs in Office Practice: Are
They Being Met?. Ann Intern Med. 1985;103:596-599
• Ely, John W et al. “Analysis of Questions Asked by Family Doctors Regarding
Patient Care.” BMJ : British Medical Journal 319.7206 (1999): 358–361
• Ebell, Mark H., and Linda White. “What Is the Best Way to Gather Clinical
Questions from Physicians?” Journal of the Medical Library Association 91.3
(2003): 364–366..
• Mazmanian PE, Davis DA. Continuing Medical Education and the Physician as a
LearnerGuide to the Evidence. JAMA. 2002;288(9):1057-1060.
• Davis DA, Thomson MA, Oxman AD, Haynes RB. Evidence for the Effectiveness of
CMEA Review of 50 Randomized Controlled Trials. JAMA. 1992;268(9):1111-1117
• Sackett, D. L., & Rosenberg, W. M. (1995). The need for evidence-based
medicine. Journal of the Royal Society of Medicine, 88(11), 620–624.
TERIMA KASIH
ed_Safitri@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai