Disusun Oleh:
Nama: Camilla Adzra Laiska
NIM: 20210607024
A. Kajian Teori
a. Pengertian Cerebral Palsy (CP)
CP adalah suatu kelainan otak yang ditandai dengan gangguan
mengontrol hingga timbul kesulitan dalam bergerak dan meletakkan posisi
tubuh disertai gangguan fungsi tubuh akibat kerusakan atau kelainan fungsi
bagian otak tertentu pada bayi atau anak. CP dapat terjadi ketika bayi saat
prenatal, perinatal, post natal yang disertai dengan ketidaknormalan bicara,
penglihatan, kecerdasan kurang, buruknya pengendalian otot, kekakuan,
kelumpuhan dan gangguan saraf lainnya.
b. Cerebral Palsy Spastik Diplegia
CP Spastik merupakan jenis cerebral palsy yang paling umum terjadi.
Spastisitas adalah bentuk hipertonia atau peningkatan tonus otot. Hal ini
menyebabkan anak dengan cerebral palsy spastik memiliki otot yang kaku dan
dapat membuat gerakan menjadi sulit atau tidak sesuai karena adanya upper
motor neuron paralysis.
Sementara itu, CP spastik diplegi adalah gangguan pada otak yang
bersifat non-progresif yang disebabkan oleh adanya lesi atau perkembangan
abnormal pada otak yang ditandai dengan spasme, otot-otot dan gerakan kaku
yang menyertai kedua sisi tubuh. CP spastik diplegi ini juga sering disebut
sebagai suatu kondisi neurologis yang biasanya muncul pada masa bayi atau
anak usia dini, dan secara permanen mempengaruhi kontrol dan koordinasi
otot. Anak yang terkena CP spastik diplegi mengalami peningkatan tonus otot
yang menyebabkan „spasticity‟ (otot kaku atau tegang dan reflex berlebihan)
di kaki. Otot-otot lengan umumnya kurang terpengaruh atau tidak terpengaruh
sama sekali. Tanda dan gejala lain dari CP spastik ini termasuk keterlambatan
motorik berupa berguling, duduk, berdiri, berjalan, dan biasanya memiliki
pola scissor gait.
c. Etiologi
1) Prenatal
Infeksi yang terjadi pada masa kandungan yang menyebabkan kelainan
pada janin. Dapat disebabkan oleh toksoplasmosis, rubella, dan inklusi
sitomegalik. Gangguan ini sering terjadi pada pergerakan, anoksia pada
saat dalam kandungan, keracunan, maka kehamilan dapat terjadi
Cerebral Palsy.
2) Perinatal
Faktor-faktor penyebab pada masa perinatal diantaranya adalah infeksi
otak, asphyxia selama persalinan atau saat kehamilan, kelahiran
BBLR, kelahiran prematur, dan umbilical cord prolapse.
3) Postnatal
Kerusakan jaringan otak dapat mengganggu perkembangan yang
menyebabkan cerebral palsy misalnya meningitis, ensefalitis, dan luka
otak pasca operasi. Trauma pada lahir biasanya akan menimbulkan
suatu gejala sisa akibat lesi irreversible pada otak.
d. Patofisiologi
CP Spastik disebabkan oleh adanya kerusakan pada motor cortex dan
traktus piramidalis yang menghubungkan motor cortex dengan sumsum tulang
belakang. Motor cortex terletak di cortex cerebral yang merupakan bagian
terbesar otak. Motor cortex terdiri dari beberapa bagian yang bertanggung
jawab untuk menyampaikan sinyal ke bagian lain dari otak. Kerusakan pada
wilayah otak ini membuat gerakan volunter lebih sulit untuk dikendalikan dan
kurang cairan atau “spastic”.
e. CP Berdasarkan Tonus
1) Hipertonus : spastik, gerak anak lambat, postur buruk
2) Hipotonus : adanya flaccid (otot menjadi lembek sehingga terjadi
kelemahan otot
3) Athetoid : adanya tremor
f. CP Berdasarkan Distribusi Tonus
1) Quadriplegia : mengenai keempat ekstremitas
2) Diplegia : mengenai kedua kaki, lengan dapat terpengaruh pada
tingkat yang lebih rendah. Pola scissor gait.
3) Hemiplegia : mengenai salah satu sisi tubuh, namun lengan terkena
lebih berat. Pola circumduction gait
4) Monoplegia : hanya mengenai 1 ekstremitas saja, misalnya lengan
2. Inspeksi
a) Statis
Posisi terlentang : head control tampak kurang
bagus (kepala cenderung ekstensi), tangan sisi kiri
tampak semi fleksi disertai dengan wrist sisi sinistra &
dextra menggenggam (thumb in), knee tampak semi
fleksi, ankle sinistra eversi sementara ankle dextra
inversi.
Posisi duduk : head control tampak kurang
bagus (forward head posture), trunk tampak
fleksi(cenderung bungkuk), pelvic posterior tilting, knee
tampak semi fleksi disertai ankle yang eversi.
b) Dinamis
Saat merayap : pada gerakan awal merayap keempat
extremitas bergerak aktif namun terlihat lebih menumpu
ke sisi badannya yang kiri dengan head control yang
cenderung fleksi, tangan sisi dextra & sinistra elbow
semi fleksi, wrist masih dalam keadaan thumb in, knee
cenderung semi fleksi, ankle tampak plantar fleksi dan
eversi.
3. Palpasi
- Adanya tightness pada otot adductor, quadriceps, hamstrings,
gactrocnemius (kedua sisi).
- Adanya hipertonus pada lower extremity
C. Pemeriksaan Sistem
- Temperature : 36,3°
- Heart Rate :-
- Respiratory Rate : 30x/m
- SPO2 : 90%
- Pulse : 76
D. Pemeriksaan Gerak Dasar
1. Pemeriksaan Gerak Aktif
Adanya keterbatasan pada knee saat pasien melakukan gerakan fleksi
sehingga gerakan tidak full ROM, elbow tampak terbatas.
2. Pemeriksaan Gerak Pasif
Adanya peningkatan tonus otot di akhir gerakan elbow flexion dengan
firm endfeel, knee flexion dengan firm endfeel, knee extension dengan
hard endfeel, plantar flexion dengan firm endfeel, dorsal flexion
dengan firm endfeel, inversion & eversion disertai firm endfeel.
E. Pemeriksaan Sensorik
Hasil penilaian diberikan score dengan kriteria
Nilai 0 : tidak normal
Nilai 1 : kurang normal
Nilai 2 : normal
1. Visual
No Item Test Hasil Keterangan/ Note
Ya Tidak
1. Dasar (mengenal) v Pasien dapat mengenali
video musik melalui
aplikasi youtube
0 1 2
3. Asosiasi
2. Auditori
No Item Test Hasil Keterangan/ Note
Ya Tidak
1. Dasar (mengenal) v Pasien dapat mengenali
suara pengasuhnya dan
fisioterapis (kak rey)
0 1 2
2. Membedakan
3. Asosiasi
3. Pengecapan
No Item Test Hasil Keterangan/ Note
Ya Tidak
1. Dasar (mengenal) v Pasien dapat mengenali
rasa asin, manis, pahit,
asam (berdasarkan
keterangan
pengasuhnya)
0 1 2
2. Membedakan
3. Asosiasi
4. Penciuman
No Item Test Hasil Keterangan/ Note
Ya Tidak
1. Dasar (mengenal) v Pasien dapat mengenali
bau-bauan (berdasarkan
keterangan
pengasuhnya)
0 1 2
2. Membedakan
3. Asosiasi
5. Tactile
No Item Test Hasil Keterangan/ Note
Ya Tidak
1. Dasar (mengenal) v Saat diberikan sentuhan
pada telapak kakinya
pasien langsung
memindahkan kakinya.
0 1 2
2. Membedakan
3. Asosiasi
F. Pemeriksaan Motorik
1. Kemampuan Fungsional Dasar
Merayap : Pasien dapat merayap mendekati makanan yang disediakan
fisioterapis; pada gerakan awal merayap keempat extremitas bergerak
aktif namun terlihat lebih menumpu ke sisi badannya yang kiri dengan
head control yang cenderung fleksi, tangan sisi dextra & sinistra elbow
semi fleksi, wrist masih dalam keadaan thumb in, knee cenderung semi
fleksi, ankle tampak plantar fleksi dan eversi.
2. Aktivitas Fungsional
Feeding, toileting, dressing, bathing; masih harus dibantu
transfers, ambulation; masih harus dibantu/digendong
G. Kognisi, Intrapersonal, Interpersonal
1. Cognitive
Cukup baik, pasien mampu memahami perintah sederhana fisioterapis seperti
mengangkat tangan, telungkup.
2. Intrapersonal
Baik, pasien sangat kooperatif dengan fisioterapis.
3. Interpersonal
Baik, menurut keterangan pengasuhnya orang tua sangat mendukung kegiatan
terapi pasien di Klinik Kitty Center.
H. Pemeriksaan Reflex
No. Primitive Reflex + - Keterangan
1 ATNR v
2 STNR v
3 Moro Reflex v
5 Parachute Reflex v
I. Pemeriksaan Khusus
1. Spasitisitas (Modifed Ashworth Scale)
● Nilai 0 : tidak ada peningkatan tonus
● Nilai 1 : adanya sedikit peningkatan tonus yang ditandai dengan
adanya tahanan minimal pada akhir gerakan
● Nilai 1+ : adanya sedikit peningkatan tonus yang ditandai
dengan adanya tahanan minimal pada setelah melewati setengah ROM
● Nilai 2 : ada tanda yang lebih tinggi dalam peningkatan tonus
yang ditandai dengan kesulitan menggerakan pasif tetapi masih mudah
bergerak pada beberapa bagian
● Nilai 3 : ada tahanan yang kuat sehingga sangat sulit bergerak
karena peningkatan tonus yang sangat tinggi
● Nilai 4 : terjadi rigiditas dan tidak dapat digerakan
No Gerakan Dextra Sinistra
1 Shoulder
Flexion 1 2
Extension 1 2
Abduction 1+ 1
Adduction 1 1
2 Elbow
Flexion 1+ 2
Extension 1 2
Pronation
3 Wrist
Flexion 2 2
Extension 2 2
Radial deviation 2 2
Ulnar deviation 2 2
4 Hip
Fleksi 2 2
Ekstensi 1+ 1+
Abduction 3 3
Adducction 2 2
5 Knee
Flexion 3 3
Extension 3 3
Total 35
b. Dimensi B (duduk)
No Prosedur Nilai
Total 24
J. Pemeriksaan Penunjang
1. X-Ray : tidak ada
2. Laboratorium : tidak ada
K. Problem Fisioterapi
1. Body Structure & Function Impairment
● S7202 muscles of shoulder region (muscle weakness in upper
extremities; upper trapezius, levator scapula, sternocleidomastoideus)
● S73002 muscles of upper arm (muscle tightness in upper arm; biceps,
triceps, extensor muscles)
● S7601 muscles of trunk (weakness in core muscles)
● S75012 muscles of lower leg (muscle tightness/spasm; gastrocnemius,
hamstrings, quadriceps, tibialis posterior)
● B7354 tone of muscles of all limb (spastic in all four limbs)
2. Activity Limitation
● D4550 crawling
● D4200 transfering oneself while sitting
3. Participation Restriction
● D9200 play
L. Diagnosa Fisioterapi
Adanya gangguan gerak dan fungsi akibat spastisitas otot upper and lower extremity,
muscle weakness pada head dan shoulder region, muscle tightness pada upper arm
dan lower leg muscles et causa cerebral palsy spastic diplegia.
M. Tujuan Terapi
a. Jangka Pendek
● Mengurangi tightness pada upper dan lower extemities
● Memperbaiki postural control & missalignment postur
● Release muscles pada upper dan lower extremities (biceps, triceps,
extensor muscles, gactrocnemius, hamstrings, quadriceps, tibialis
posterior)
● Strengthening muscles pada upper dan lower extremities (upper
trapezius, sternocleidomastoideus, core muscles)
b. Jangka Panjang
● Pasien mampu merangkak, duduk, dan berdiri tanpa adanya bantuan
● Transfer & ambulation secara mandiri
N. Program Terapi
1. General Massage (effleurage)
Tujuan : untuk release muscles upper dan lower extremities (biceps,
triceps, gastrocnemius, hamstrings, quadriceps, tibialis posterior).
Dosis (Topcu et al, 2020) :
- F : 2 - 7x/minggu
- I : 7-9 kali hitungan
- T : 14-30 menit
- T : effleurage
Penatalaksanaan : pasien posisi terlentang atau terlungkup, fisioterapis
duduk disamping pasien, lalu memberikan massage pada otot-otot
yang harus di release.
2. Stretching
Tujuan : untuk meregangkan atau membantu elongate tight muscles
serta meningkatkan ROM
Dosis (Groppe et al, 2020) :
- F : 3 sets, 3 x/minggu
- I : 3-5 hitungan
- T : hold 30s
- T : passive stretching
Penatalaksaan : pasien posisi terlentang atau terlungkup, fisioterapis
duduk disamping pasien, lalu memberikan stretching pada otot-otot
yang harus di stretch.
3. Standing Frame
Tujuan : untuk meningkatkan postural control & keseimbangan,
meningkatkan kepadatan mineral tulang, hip stability, dan trunk
control.
Dosis (Goodwin et al, 2017) :
- F : Daily atau tiap terapi
- I : 1 kali
- T : 30-60 menit (disesuaikan dengan endurance anak)
- T : active
Penatalaksanaan : sebelum memulai latihan pasangkan splint pada
pasien terlebih dahulu, lalu posisikan pasien berdiri tegak pada bidang
tegap, kemudian perbaiki alignment pada posisi anak yang benar,
berikan segitiga standing kecil untuk menahan posisi ankle dan mengatur
BOS lebih baik.
4. Sit to Stand
Tujuan : untuk memperkuat otot-otot lower extremities dan otot-otot
core yang memberikan stabilitas.
Dosis (Pavao et al, 2015) :
- F : 1x/terapi
- I : 10 kali pengulangan (tergantung endurance pada anak)
- T : 30s, 2 minute rest between attemp
- T : active resisted
Penatalaksanaan : sebelum memulai latihan pasangkan splint pada pasien
terlebih dahulu lalu siapkan kursi, sanggahan berbentuk tangga, dan segitiga
standing kecil. Lalu posisikan pasien duduk dikursi dengan memberikan
segitiga standing kecil diantara kaki pasien untuk menahan posisi ankle dan
BOS, minta pasien untuk berdiri dengan memberikan tahanan pada
sanggahan sebagai support atau bantuan untuk berdiri.
6. Parallel Walking
Tujuan : untuk penguatan otot-otot lower extremities (hip,knee & ankle)
serta untuk melatih keseimbangan tubuh
Dosis :
- F : 1x/terapi
- I : 10-15 kali pengulangan
- T : berjalan dengan jarak 150 meter
- T : active resisted
Penatalaksanaan : sebelum memulai latihan pasangkan splint pada pasien
terlebih dahulu, lalu posisikan pasien beridiri di parallel bar,
fisioterapis berada tepat dibelakang pasien untuk menjaga keselamatan
pasien ketika berjalan. Instruksikan pasien untuk berjalan dengan
suppor kedua tangan disisi parallel bar.
7. Hanging
Tujuan : untuk penguatan & daya tahan otot-otot pada shoulder, trunk
control exercise
Dosis :
- F :1x/terapi
- I : 1 x pengulangan
- T : 30 menit
- T : active resisted
Penatalaksanaan : sebelum memulai latihan pasangkan splint pada pasien
terlebih dahulu, lalu fisioterapis memposisikan anak berdiri tegak serta
menegakkan postur tubuh lalu pakaikan strap atau tali halus untuk
menggantungkan tangan pasien pada hanging bar.
O. Home Program
Penggunaan Ankle Foot Orthotics (AFO) 23 jam/hari untuk mengotrol
instability pada lower limb, fiksasi ankle, menjaga sendi agar selalu proper
alignment. Dalam hal ini fisioterapis dapat mengedukasi orang tua untuk
menggunakan AFO jenis rigid.
General massage 10-15 menit dengan gently sebelum atau sesudah bangun
tidur untuk merelease otot-otot upper & lower extremities.
Standing frame dapat dilakukan 30-60 menit dengan pengawasan.
Hanging dapat dilakukan 30 menit 1 x sehari dengan bantuan pengasuh atau
orang tua.
Merayap bisa dapat dilakukan dengan jarak 10-15 meter 1 atau 2 kali
pengulangan dalam sehari.
P. Evaluasi
1. Spastisitas (Ashworth Scale)
T1 T2
16 Desember 2021 22 Desember 2021
No Gerakan
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
1 Shoulder
Flexion 1 2 1 1+
Extension 1 2 1 1+
Abduction 1+ 1 2 1
Adduction 1 1 1 1
2 Elbow
Flexion 1+ 2 1+ 1
Extension 1 2 1 1
Pronation 1 1 1 1+
3 Wrist
Flexion 2 2 2 2
Extension 2 2 1+ 1+
Radial 2 2 2 2
deviation
Ulnar 2 2 2 2
deviation
4 Hip
Fleksi 2 2 2 1+
Extension 1+ 1+ 1+ 1+
Abduction 3 3 2 1+
Adduction 2 2 2 2
5 Knee
Flexion 3 3 3 2
Extension 3 3 2 2
2. ROM
T1 T1
Regio 16 Desember 2021 22 Desember 2021
Dextra Sinistra Dexta Sinistra
Shoulder S: 30-0-170 S: 20-0-160 S:35-0-165 S:25-0-170
Elbow S: 5-0-115 S: 10-0-110 S: 5-5-120 S: 8-5-120
Hip S: 10-0-170 S: 10-0-175 S: 10-0-175 S:15-5-175
Knee F: 180-0-160 F : 180-0-165 S: 180-0-165 S: 30-5-170
Ankle S: 50-25-10 S: 45-30-15 S: 50-25-10 S: 45-30-10
Thomas Test 15 10 15 20
Popliteal Angle 75 70 75 70