Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS


CEREBRAL PALSY SPASTIC DIPLEGIA

Disusun Oleh:
Nama: Camilla Adzra Laiska
NIM: 20210607024

PROGRAM STUDI PROFESI FISIOTERAPI


FAKULTAS FISIOTERAPI
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2021
Nama : Camilla Adzra Laiska
NIM : 20210607024
Tempat Praktik : Klinik Kitty Center

A. Kajian Teori
a. Pengertian Cerebral Palsy (CP)
CP adalah suatu kelainan otak yang ditandai dengan gangguan
mengontrol hingga timbul kesulitan dalam bergerak dan meletakkan posisi
tubuh disertai gangguan fungsi tubuh akibat kerusakan atau kelainan fungsi
bagian otak tertentu pada bayi atau anak. CP dapat terjadi ketika bayi saat
prenatal, perinatal, post natal yang disertai dengan ketidaknormalan bicara,
penglihatan, kecerdasan kurang, buruknya pengendalian otot, kekakuan,
kelumpuhan dan gangguan saraf lainnya.
b. Cerebral Palsy Spastik Diplegia
CP Spastik merupakan jenis cerebral palsy yang paling umum terjadi.
Spastisitas adalah bentuk hipertonia atau peningkatan tonus otot. Hal ini
menyebabkan anak dengan cerebral palsy spastik memiliki otot yang kaku dan
dapat membuat gerakan menjadi sulit atau tidak sesuai karena adanya upper
motor neuron paralysis.
Sementara itu, CP spastik diplegi adalah gangguan pada otak yang
bersifat non-progresif yang disebabkan oleh adanya lesi atau perkembangan
abnormal pada otak yang ditandai dengan spasme, otot-otot dan gerakan kaku
yang menyertai kedua sisi tubuh. CP spastik diplegi ini juga sering disebut
sebagai suatu kondisi neurologis yang biasanya muncul pada masa bayi atau
anak usia dini, dan secara permanen mempengaruhi kontrol dan koordinasi
otot. Anak yang terkena CP spastik diplegi mengalami peningkatan tonus otot
yang menyebabkan „spasticity‟ (otot kaku atau tegang dan reflex berlebihan)
di kaki. Otot-otot lengan umumnya kurang terpengaruh atau tidak terpengaruh
sama sekali. Tanda dan gejala lain dari CP spastik ini termasuk keterlambatan
motorik berupa berguling, duduk, berdiri, berjalan, dan biasanya memiliki
pola scissor gait.
c. Etiologi
1) Prenatal
Infeksi yang terjadi pada masa kandungan yang menyebabkan kelainan
pada janin. Dapat disebabkan oleh toksoplasmosis, rubella, dan inklusi
sitomegalik. Gangguan ini sering terjadi pada pergerakan, anoksia pada
saat dalam kandungan, keracunan, maka kehamilan dapat terjadi
Cerebral Palsy.
2) Perinatal
Faktor-faktor penyebab pada masa perinatal diantaranya adalah infeksi
otak, asphyxia selama persalinan atau saat kehamilan, kelahiran
BBLR, kelahiran prematur, dan umbilical cord prolapse.
3) Postnatal
Kerusakan jaringan otak dapat mengganggu perkembangan yang
menyebabkan cerebral palsy misalnya meningitis, ensefalitis, dan luka
otak pasca operasi. Trauma pada lahir biasanya akan menimbulkan
suatu gejala sisa akibat lesi irreversible pada otak.
d. Patofisiologi
CP Spastik disebabkan oleh adanya kerusakan pada motor cortex dan
traktus piramidalis yang menghubungkan motor cortex dengan sumsum tulang
belakang. Motor cortex terletak di cortex cerebral yang merupakan bagian
terbesar otak. Motor cortex terdiri dari beberapa bagian yang bertanggung
jawab untuk menyampaikan sinyal ke bagian lain dari otak. Kerusakan pada
wilayah otak ini membuat gerakan volunter lebih sulit untuk dikendalikan dan
kurang cairan atau “spastic”.
e. CP Berdasarkan Tonus
1) Hipertonus : spastik, gerak anak lambat, postur buruk
2) Hipotonus : adanya flaccid (otot menjadi lembek sehingga terjadi
kelemahan otot
3) Athetoid : adanya tremor
f. CP Berdasarkan Distribusi Tonus
1) Quadriplegia : mengenai keempat ekstremitas
2) Diplegia : mengenai kedua kaki, lengan dapat terpengaruh pada
tingkat yang lebih rendah. Pola scissor gait.
3) Hemiplegia : mengenai salah satu sisi tubuh, namun lengan terkena
lebih berat. Pola circumduction gait
4) Monoplegia : hanya mengenai 1 ekstremitas saja, misalnya lengan

B. Penatalaksaan Fisioterapi Pada Kasus Cerebral Palsy


Tanggal Pemeriksaan : 16 Desember 2021 & 21 Desember 2021
a. Anamnesis
1. Identitas Pasien
 Nama : Ny. D
 Usia : 29 th
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : Perumahan BNI
2. Diagnosa Medis : Cerebral Palsy Spastic Diplegia
3. Keluhan Utama
- Pasien mengeluhkan adanya kekakuan atau spastik pada upper
extremity dan lower extremity (dominan lower extremity),
diusianya yang sudah 29 tahun pasien belum dapat merangkak
maupun duduk tanpa support atau bantuan. Perkembangan pasien
juga tidak seperti anak seusianya.
4. Riwayat Penyakit Sekarang
- Saat usia 8 bulan pasien pernah mengalami panas tinggi & kejang
lalu dibawa ke rumah sakit dan di diagnosa cerebral palsy spastik
diplegi. Setelah di diagnosa cerebral palsy pasien sempat berobat
ke berbagai tempat, hingga pada usia 3 tahun pasien dibawa dan
diterapi di Klinik Kitty Center dengan keluhan adanya kelemahan
dan kekakuan pada upper & lower extemity. Saat ini pasien belum
dapat merangkak maupun duduk tanpa bantuan. Berdasarkan
keterangan dari pengasuhnya setiap tahunnya pasien selalu
mengalami kejang.
5. Riwayat Penyakit Dahulu
 Pre-natal : Tidak ada
 Peri-natal : Bayi lahir prematur usia 32 minggu,
lahir kembar (anak pertama)
 Post-natal : Kejang pertama usia 8 bulan &
selanjutnya pasien sering mengalami kejang
6. Riwayat Penyakit Penyerta
 Diabetes Militus (masih harus dikaji)
 TBC paru (tahun 2018)
 Kejang (saat ini pasien masih mengkonsumsi obat kejang)
b. Pemeriksaan Subjektif
1. Observasi

2. Inspeksi
a) Statis
 Posisi terlentang : head control tampak kurang
bagus (kepala cenderung ekstensi), tangan sisi kiri
tampak semi fleksi disertai dengan wrist sisi sinistra &
dextra menggenggam (thumb in), knee tampak semi
fleksi, ankle sinistra eversi sementara ankle dextra
inversi.
 Posisi duduk : head control tampak kurang
bagus (forward head posture), trunk tampak
fleksi(cenderung bungkuk), pelvic posterior tilting, knee
tampak semi fleksi disertai ankle yang eversi.
b) Dinamis
 Saat merayap : pada gerakan awal merayap keempat
extremitas bergerak aktif namun terlihat lebih menumpu
ke sisi badannya yang kiri dengan head control yang
cenderung fleksi, tangan sisi dextra & sinistra elbow
semi fleksi, wrist masih dalam keadaan thumb in, knee
cenderung semi fleksi, ankle tampak plantar fleksi dan
eversi.
3. Palpasi
- Adanya tightness pada otot adductor, quadriceps, hamstrings,
gactrocnemius (kedua sisi).
- Adanya hipertonus pada lower extremity
C. Pemeriksaan Sistem
- Temperature : 36,3°
- Heart Rate :-
- Respiratory Rate : 30x/m
- SPO2 : 90%
- Pulse : 76
D. Pemeriksaan Gerak Dasar
1. Pemeriksaan Gerak Aktif
Adanya keterbatasan pada knee saat pasien melakukan gerakan fleksi
sehingga gerakan tidak full ROM, elbow tampak terbatas.
2. Pemeriksaan Gerak Pasif
Adanya peningkatan tonus otot di akhir gerakan elbow flexion dengan
firm endfeel, knee flexion dengan firm endfeel, knee extension dengan
hard endfeel, plantar flexion dengan firm endfeel, dorsal flexion
dengan firm endfeel, inversion & eversion disertai firm endfeel.
E. Pemeriksaan Sensorik
Hasil penilaian diberikan score dengan kriteria
 Nilai 0 : tidak normal
 Nilai 1 : kurang normal
 Nilai 2 : normal

1. Visual
No Item Test Hasil Keterangan/ Note
Ya Tidak
1. Dasar (mengenal) v Pasien dapat mengenali
video musik melalui
aplikasi youtube
0 1 2

2. Membedakan v Pasien dapat


membedakan
pengasuhnya dengan
fisioterapis

3. Asosiasi

2. Auditori
No Item Test Hasil Keterangan/ Note
Ya Tidak
1. Dasar (mengenal) v Pasien dapat mengenali
suara pengasuhnya dan
fisioterapis (kak rey)

0 1 2

2. Membedakan

3. Asosiasi

3. Pengecapan
No Item Test Hasil Keterangan/ Note
Ya Tidak
1. Dasar (mengenal) v Pasien dapat mengenali
rasa asin, manis, pahit,
asam (berdasarkan
keterangan
pengasuhnya)

0 1 2

2. Membedakan

3. Asosiasi

4. Penciuman
No Item Test Hasil Keterangan/ Note
Ya Tidak
1. Dasar (mengenal) v Pasien dapat mengenali
bau-bauan (berdasarkan
keterangan
pengasuhnya)
0 1 2

2. Membedakan

3. Asosiasi

5. Tactile
No Item Test Hasil Keterangan/ Note
Ya Tidak
1. Dasar (mengenal) v Saat diberikan sentuhan
pada telapak kakinya
pasien langsung
memindahkan kakinya.

0 1 2

2. Membedakan

3. Asosiasi

F. Pemeriksaan Motorik
1. Kemampuan Fungsional Dasar
 Merayap : Pasien dapat merayap mendekati makanan yang disediakan
fisioterapis; pada gerakan awal merayap keempat extremitas bergerak
aktif namun terlihat lebih menumpu ke sisi badannya yang kiri dengan
head control yang cenderung fleksi, tangan sisi dextra & sinistra elbow
semi fleksi, wrist masih dalam keadaan thumb in, knee cenderung semi
fleksi, ankle tampak plantar fleksi dan eversi.
2. Aktivitas Fungsional
 Feeding, toileting, dressing, bathing; masih harus dibantu
 transfers, ambulation; masih harus dibantu/digendong
G. Kognisi, Intrapersonal, Interpersonal
1. Cognitive
Cukup baik, pasien mampu memahami perintah sederhana fisioterapis seperti
mengangkat tangan, telungkup.
2. Intrapersonal
Baik, pasien sangat kooperatif dengan fisioterapis.
3. Interpersonal
Baik, menurut keterangan pengasuhnya orang tua sangat mendukung kegiatan
terapi pasien di Klinik Kitty Center.

H. Pemeriksaan Reflex
No. Primitive Reflex + - Keterangan

1 ATNR v

2 STNR v
3 Moro Reflex v

4 Neck Righting Reflex v

5 Parachute Reflex v

6 Foot Placement Reflex v

7 Extensor Thrust Reflex v

I. Pemeriksaan Khusus
1. Spasitisitas (Modifed Ashworth Scale)
● Nilai 0 : tidak ada peningkatan tonus
● Nilai 1 : adanya sedikit peningkatan tonus yang ditandai dengan
adanya tahanan minimal pada akhir gerakan
● Nilai 1+ : adanya sedikit peningkatan tonus yang ditandai
dengan adanya tahanan minimal pada setelah melewati setengah ROM
● Nilai 2 : ada tanda yang lebih tinggi dalam peningkatan tonus
yang ditandai dengan kesulitan menggerakan pasif tetapi masih mudah
bergerak pada beberapa bagian
● Nilai 3 : ada tahanan yang kuat sehingga sangat sulit bergerak
karena peningkatan tonus yang sangat tinggi
● Nilai 4 : terjadi rigiditas dan tidak dapat digerakan
No Gerakan Dextra Sinistra
1 Shoulder
 Flexion 1 2
 Extension 1 2
 Abduction 1+ 1
 Adduction 1 1
2 Elbow
 Flexion 1+ 2
 Extension 1 2
 Pronation
3 Wrist
 Flexion 2 2
 Extension 2 2
 Radial deviation 2 2
 Ulnar deviation 2 2

4 Hip
 Fleksi 2 2
 Ekstensi 1+ 1+
 Abduction 3 3
 Adducction 2 2
5 Knee
 Flexion 3 3
 Extension 3 3

2. Range of Motion (ROM)


 Elbow
- Sinistra : S 10-0-110
- Dextra : S 5-0-115
 Shoulder
- Sinistra : S 20-0-160
- Dextra : S 30-0-170
 Hip (Abd&Add)
- Sinistra : 10-0-175
- Dextra : 10-0-170
 Knee
- Sinistra : F 180-0-175
- Dextra : F 180-0-170
 Ankle
- Sinistra : S 45-0-15
- Dextra : S 50-0-10
3. Thomas Test
- Sinistra : 10
- Dextra : 15
4. Popliteal Angle
- Sinistra : 70
- Dextra : 75
5. GMFCS
Level 4 self mobility with limitation
6. Endfeel
No Regio Dexta Sinistra
1 Shoulder
● Flexion Firm Firm
● Extension Firm Firm
● Adduction Firm Firm
● Abduction Firm Firm
2 Elbow
● Flexion Soft Firm
● Extension Firm Firm
● Pronation Firm Firm
● Supination Firm Firm
3 Wrist
● Flexion Firm Firm
● Extension Firm Firm
● Radial Deviation Firm Firm
● Ulnar Deviation Firm Firm
4 Hip
● Flexion Firm Firm
● Extension Firm Firm
● Adduction Firm Firm
● Abduction Firm Firm
5 Knee
● Flexion Firm Firm
● Extension Hard Hard
6 Ankle
● Dorsal Flexion Firm Firm
● Plantar Flexion Firm Firm
● Inversion Firm Firm
● Eversion Firm Firm

7. Trunk Control Measurement Scale (TCMS)


● Nilai 0: tidak dapat melakukan
● Nilai 1: dapat melakukan tapi awalnya saja
● Nilai 2: dapat melakukan sebagian
● Nilai 3: dapat melakukan semuanya
a. Dimensi A (terlentang dan tengkurap)
No Prosedur Nilai

1 Terlentang, kepala pada garis tengah tubuh, rotasi kepala 3


dengan ektremitas simetris

2 Terlentang, menyatukan jari-jari kedua tangan dibawa pada 1


garis tengah tubuh

3 Terlentang, mengangkat kepala 45 derajat 2

4 Terlentang, fleksi hip dan knee kiri full ROM 1

5 Terlentang, fleksi hip dan knee kanan full ROM 1

6 Terlentang, meraih dengan lengan kiri, tangan menyilang 2


garis tengah tubuh menyentuh mainan

7 Terlentang, meraih dengan lengan kanan, tangan menyilang 2


garis tengah tubuh menyentuh mainan

8 Terlentang, berguling ke tengkurap melalui sisi kiri tubuh 3

9 Terlentang, berguling ke tengkurap melalui sisi kanan tubuh 2

10 Tengkurap, mengangkat kepala keatas 3


11 Tengkurap, menghadap kedepan, mengangkat kepala dengan 1
lurus

12 Tengkurap, menghadap kedepan, tumpuan berat badan pada 1


kaki kiri, lengan berlawanan diangkat kedepan

13 Tengkurap, menghadap kedepan, tumpuan berat badan pada 1


kaki kanan, lengan yang berlawanan diangkat kedepan

14 Tengkurap, berguling terlentang melalui sisi kiri tubuh 3

15 Tengkurap, berguling terlentang melalui sisi kanan tubuh 3

16 Tengkurap, berputar 90 derajat ke kiri menggunakan 3


ekstremitas

17 Tengkurap, berputar 90 derajat ke kanan menggunakan 3


ekstremitas

Total 35

b. Dimensi B (duduk)
No Prosedur Nilai

1 Terlentang, tangan ditarik terapis kearah duduk dengan 3


kontrol kepala

2 Terlentang, berguling kesisi kanan dibawa ke posisi duduk 0

3 Terlentang, berguling kesisi kiri dibawa ke posisi duduk 0

4 Duduk dimatras, thorak disupport terapis kepala tegak 2


dipertahankan 3 detik

5 Duduk dimatras, thorak disupport terapis kepala lurus ditahan 2


10 detik

6 Duduk dimatras, kedua lengan disangga dipertahankan 5 detik 3

7 Duduk dimatras, tangan bebas dan ditahan 3 detik 2

8 Duduk dimatras, dengan mainan didepannya & badan 2


condong kedepan

9 Duduk dimatras & menyentuh mainan yang berada 45 derajat 1


dibelakang sisi kanan dan kembali ke posisi awal

10 Duduk dimatras & menyentuh mainan yang berada 45 derajat 1


dibelakang sisi kiri dan kembali ke posisi awal
11 Duduk dengan pantat posisi kanan & mempertahankan posisi 1
dengan kedua lengan bebas selama 5 detik

12 Duduk dengan pantat posisi kiri & mempertahankan posisi 1


dengan kedua lengan bebas selama 5 detik

13 Duduk dimatras kemudian menunduk keposisi tengkurap 2

14 Duduk dimatras dengan kedua kaki berhadapan dan dapat 0


mencapai 4 poin lewat sisi kanan

15 Duduk dimatras & berputar 90 derajat tanpa bantuan lengan 1

16 Duduk dibangku & dapat menahan lengan dan kaki selama 10 3


detik

17 Berdiri lalu duduk diatas dibangku kecil 0

18 Dilantai dan berusaha duduk dibangku kecil 0

19 Dilantai dan berusaha mencapai duduk dibangku besar 0

Total 24

Total nilai = = = 29,5%

J. Pemeriksaan Penunjang
1. X-Ray : tidak ada
2. Laboratorium : tidak ada
K. Problem Fisioterapi
1. Body Structure & Function Impairment
● S7202 muscles of shoulder region (muscle weakness in upper
extremities; upper trapezius, levator scapula, sternocleidomastoideus)
● S73002 muscles of upper arm (muscle tightness in upper arm; biceps,
triceps, extensor muscles)
● S7601 muscles of trunk (weakness in core muscles)
● S75012 muscles of lower leg (muscle tightness/spasm; gastrocnemius,
hamstrings, quadriceps, tibialis posterior)
● B7354 tone of muscles of all limb (spastic in all four limbs)
2. Activity Limitation
● D4550 crawling
● D4200 transfering oneself while sitting
3. Participation Restriction
● D9200 play
L. Diagnosa Fisioterapi
Adanya gangguan gerak dan fungsi akibat spastisitas otot upper and lower extremity,
muscle weakness pada head dan shoulder region, muscle tightness pada upper arm
dan lower leg muscles et causa cerebral palsy spastic diplegia.
M. Tujuan Terapi
a. Jangka Pendek
● Mengurangi tightness pada upper dan lower extemities
● Memperbaiki postural control & missalignment postur
● Release muscles pada upper dan lower extremities (biceps, triceps,
extensor muscles, gactrocnemius, hamstrings, quadriceps, tibialis
posterior)
● Strengthening muscles pada upper dan lower extremities (upper
trapezius, sternocleidomastoideus, core muscles)
b. Jangka Panjang
● Pasien mampu merangkak, duduk, dan berdiri tanpa adanya bantuan
● Transfer & ambulation secara mandiri
N. Program Terapi
1. General Massage (effleurage)
 Tujuan : untuk release muscles upper dan lower extremities (biceps,
triceps, gastrocnemius, hamstrings, quadriceps, tibialis posterior).
 Dosis (Topcu et al, 2020) :
- F : 2 - 7x/minggu
- I : 7-9 kali hitungan
- T : 14-30 menit
- T : effleurage
 Penatalaksanaan : pasien posisi terlentang atau terlungkup, fisioterapis
duduk disamping pasien, lalu memberikan massage pada otot-otot
yang harus di release.

2. Stretching
 Tujuan : untuk meregangkan atau membantu elongate tight muscles
serta meningkatkan ROM
 Dosis (Groppe et al, 2020) :
- F : 3 sets, 3 x/minggu
- I : 3-5 hitungan
- T : hold 30s
- T : passive stretching
 Penatalaksaan : pasien posisi terlentang atau terlungkup, fisioterapis
duduk disamping pasien, lalu memberikan stretching pada otot-otot
yang harus di stretch.
3. Standing Frame
 Tujuan : untuk meningkatkan postural control & keseimbangan,
meningkatkan kepadatan mineral tulang, hip stability, dan trunk
control.
 Dosis (Goodwin et al, 2017) :
- F : Daily atau tiap terapi
- I : 1 kali
- T : 30-60 menit (disesuaikan dengan endurance anak)
- T : active
 Penatalaksanaan : sebelum memulai latihan pasangkan splint pada
pasien terlebih dahulu, lalu posisikan pasien berdiri tegak pada bidang
tegap, kemudian perbaiki alignment pada posisi anak yang benar,
berikan segitiga standing kecil untuk menahan posisi ankle dan mengatur
BOS lebih baik.

4. Sit to Stand
 Tujuan : untuk memperkuat otot-otot lower extremities dan otot-otot
core yang memberikan stabilitas.
 Dosis (Pavao et al, 2015) :
- F : 1x/terapi
- I : 10 kali pengulangan (tergantung endurance pada anak)
- T : 30s, 2 minute rest between attemp
- T : active resisted
 Penatalaksanaan : sebelum memulai latihan pasangkan splint pada pasien
terlebih dahulu lalu siapkan kursi, sanggahan berbentuk tangga, dan segitiga
standing kecil. Lalu posisikan pasien duduk dikursi dengan memberikan
segitiga standing kecil diantara kaki pasien untuk menahan posisi ankle dan
BOS, minta pasien untuk berdiri dengan memberikan tahanan pada
sanggahan sebagai support atau bantuan untuk berdiri.

5. Sit to Stand with Walker and Walk


 Tujuan : kemampuan transfer sitting to standing dan dari standing to sitting
dapat melatih anak CP untuk ambulasi secara mandiri (Begnoche et al,
2016).
 Dosis :
- F : 1x/terapi
- I : 5-10 kali pengulangan
- T : hold hingga BOS & ankle strategy baik, lalu coba berjalan
dengan dibantu walker
- T : active resisted
 Penatalaksaan : sebelum memulai latihan pasangkan splint pada pasien
terlebih dahulu, lalu pasien duduk di sebuah kursi atau wheelchair,
fisioterapis mempersiapkan walker di depan pasien, fisioterapis
memperhatikan BOS dan memperhatikan ankle strategy pasien untuk
persiapan ke berdiri menggunakan walker.

6. Parallel Walking
 Tujuan : untuk penguatan otot-otot lower extremities (hip,knee & ankle)
serta untuk melatih keseimbangan tubuh
 Dosis :
- F : 1x/terapi
- I : 10-15 kali pengulangan
- T : berjalan dengan jarak 150 meter
- T : active resisted
 Penatalaksanaan : sebelum memulai latihan pasangkan splint pada pasien
terlebih dahulu, lalu posisikan pasien beridiri di parallel bar,
fisioterapis berada tepat dibelakang pasien untuk menjaga keselamatan
pasien ketika berjalan. Instruksikan pasien untuk berjalan dengan
suppor kedua tangan disisi parallel bar.

7. Hanging
 Tujuan : untuk penguatan & daya tahan otot-otot pada shoulder, trunk
control exercise
 Dosis :
- F :1x/terapi
- I : 1 x pengulangan
- T : 30 menit
- T : active resisted
 Penatalaksanaan : sebelum memulai latihan pasangkan splint pada pasien
terlebih dahulu, lalu fisioterapis memposisikan anak berdiri tegak serta
menegakkan postur tubuh lalu pakaikan strap atau tali halus untuk
menggantungkan tangan pasien pada hanging bar.

8. Command Crawl (merayap)


 Tujuan : untuk penguatan head control & core muscles, melatih koordinasi
bilateral lengan dan kaki
 Dosis :
- F : 1x/terapi
- I : 2-5 pengulangan
- T : jarak 10-15 meter
- T : active
 Penatalaksanaan : posisi pasien tidur tengkurap, fisioterapis berada di
depan target akhir pasien merayap & memperhatikan head control pasien,
dalam hal ini fisioterapi dapat menggunakan objek makanan, mainan, atau
hal lainnya agar pasien semangat untuk sampai berada ditujuan.

9. Ankle Foot Orthotics (AFO)


 FITT : 23 jam/hari untuk mengotrol instability pada lower limb, fiksasi
ankle, menjaga sendi agar selalu proper alignment
 Penatalaksanaan : pasangkan AFO pada kedua kaki pasien saat mau
memulai latihan.

O. Home Program
 Penggunaan Ankle Foot Orthotics (AFO) 23 jam/hari untuk mengotrol
instability pada lower limb, fiksasi ankle, menjaga sendi agar selalu proper
alignment. Dalam hal ini fisioterapis dapat mengedukasi orang tua untuk
menggunakan AFO jenis rigid.
 General massage 10-15 menit dengan gently sebelum atau sesudah bangun
tidur untuk merelease otot-otot upper & lower extremities.
 Standing frame dapat dilakukan 30-60 menit dengan pengawasan.
 Hanging dapat dilakukan 30 menit 1 x sehari dengan bantuan pengasuh atau
orang tua.
 Merayap bisa dapat dilakukan dengan jarak 10-15 meter 1 atau 2 kali
pengulangan dalam sehari.

P. Evaluasi
1. Spastisitas (Ashworth Scale)
T1 T2
16 Desember 2021 22 Desember 2021
No Gerakan
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
1 Shoulder
 Flexion 1 2 1 1+
 Extension 1 2 1 1+
 Abduction 1+ 1 2 1
 Adduction 1 1 1 1
2 Elbow
 Flexion 1+ 2 1+ 1
 Extension 1 2 1 1
 Pronation 1 1 1 1+
3 Wrist
 Flexion 2 2 2 2
 Extension 2 2 1+ 1+
 Radial 2 2 2 2
deviation
 Ulnar 2 2 2 2
deviation
4 Hip
 Fleksi 2 2 2 1+
 Extension 1+ 1+ 1+ 1+
 Abduction 3 3 2 1+
 Adduction 2 2 2 2
5 Knee
 Flexion 3 3 3 2
 Extension 3 3 2 2

2. ROM
T1 T1
Regio 16 Desember 2021 22 Desember 2021
Dextra Sinistra Dexta Sinistra
Shoulder S: 30-0-170 S: 20-0-160 S:35-0-165 S:25-0-170
Elbow S: 5-0-115 S: 10-0-110 S: 5-5-120 S: 8-5-120
Hip S: 10-0-170 S: 10-0-175 S: 10-0-175 S:15-5-175
Knee F: 180-0-160 F : 180-0-165 S: 180-0-165 S: 30-5-170
Ankle S: 50-25-10 S: 45-30-15 S: 50-25-10 S: 45-30-10
Thomas Test 15 10 15 20
Popliteal Angle 75 70 75 70

Anda mungkin juga menyukai