Anda di halaman 1dari 41

Gangguan Persyarafan Cerebal Palcy

Dosen Pembimbing Pengampun : Siti Patonah, M.Kes

Nama kelompok :
Luluk Romsukhah (20144010001)
Dini Rahmawati (20144010002)
Sri Mulyani (20144010003)
Tika Fitria Nur Cholifah (20144010004)
Pengertian
● Paralisis serebral merupakan kelompok disabilitas akibat cedera atau serangan pada otak sebelum
atau selama kelahiran, atau pada masa awal bayi. Paralisis serebral merupakan disabilitas
permanen pada anak-anak yang paling banyak ditemukan (Muscari, 2005).

● Cerebral palsy merupakan kelainan diakibatkan adanya kesulitan gerak berasal dari disfungsi
otak, maka penyandang cerebral palsy mempunyai kelainan dalam bahasa, bicara, menulis,
emosi, belajar, dan gangguan psikologis. Menurut Effendi (2006) cerebral palsy digambarkan
sebagai kondisi semenjak kanak-kanak dengan kondisi nyata seperti lumpuh, lemah, tidak adanya
koordinasi atau penyimpangan fungsi gerak yang disebabkan oeh patologi pusat kontrol gerak.
Epidemiologi
 

CP merupakan cacat fisik permanen yang paling sering pada masa kanak-kanak. Insidennya
2 sampai 3 kasus dari setiap 1000 kelahiran hidup. Prevalensi CP telah meningkat dengan
peningkatan kelangsungan hidup bayi baru lahir dengan berat badan sangat rendah.
CP spastik merupakan jenis yang paling sering terjadi. Serebral palsi merupakan suatu
kelainan yang lazim dengan perkiraan prevalensi 2/1000 populasi. Collaborative
Perinata Project, dimana sekitar 45000 anak secara teratur dipantau sejak dalam kandungan
hingga umur 7 tahun, melaporkan angka prevalensi CP sekitar 4/1000 bayi lahir hidup.
Klasifikasi

01 02 03 04
Spastik Atetosis Rigiditas. Ataksia

Penambahan pada stretch Gerakan-gerakan lembut Menggambarkan adanya Menunjukkan adanya


refleks dan deep tendon menyerupai sensasi gangguan keseimbangan
refleks meninggi pada bagian cacing tidak terkontrol membongkokkan "pipa dalam ambulasi.
bagian yang terkena dan tidak bertujuan timah"
Tanda dan
Gejala
1. Keterlambatan dalam mencapai tahap perkembangan motorik;

2. Penampilan motorik yang tidak normal dan kehilangan kendali motorik selektif
misalnya menggunakan tangan dominan lebih awal, berguling secara abnormal
dan asimetris, cardan lain-lain.
3. Perubahan tonus otot (misalnya peningkatan atau penurunan resistensi terhadap
gerakan pasif, anak merasa kaku ketika memegang atau berpakaian, kesulitan
menggunakan popok);
4. Postur yang tidak normal (misalnya tangan seperti gunting);

5. Ketidaknormalan refleks (misalnya reflek primitif persisten, seperti hertonik atau


hiperrefleksia);
Patofisiologi
Paralisis serebral (cerebral palsy, CP) adalah istilah tidak spesifik yang digunakan untuk memberi


ciri khas pada ketidaknormalan tonus otot, postur, dan koordinasi yang diakibatkan oleh suatu lesi
tidak progresif atau cedera yang mempengaruhi otak yang tidak matur (Betz & Sowden, 2009).
Cerebral palsi dapat diakibatkan dari ketidaknormalan otak prenatal. Ketidaknormalan dapat
muncul dari berbagai penyebab, malformasi anatomi otak, atrofi, oklusi vascular, maupun
kehilangan neuron. Faktor resiko yang menjadi predisposisi meliputi kelahiran kembar, infeksi ibu
dan kondisi trombofilik janin dan ibu

.Penyebab dari CP kongenital sering tidak diketahui, diperkirakan terjadi pada masa kehamilan atau
P seteah kehamilan dimana terjadi kerusakan motorik pada otak yang sedang berkembang. Fator
penyebab dari CP dapat terjadi pada tahap prenatal, perinatal, maupun ada saat post natal. Misalnya
a pada fase perinatal, bayi mengalamiasfiksia yang berkombinasi dengan iskemi yang bisa
r menyebabkan nekrosis kerniktrus secara klinis memberikan gambaran kuning pada seluruh tubuh
dan akan menempati ganglia basalis, hipokampus, sel-sel nukleus batang otak yang bisa
a menyebabkan cerebral palsy tipe atetoid yaitu gangguan pendengaran dan mental retardasi.
.
Komplikasi
Anak yang menderita serebral palsi yang biasanya mengalami komplikasi seperti:
 Kontraktur, yaitu sendi tidak dapat digerakkan atau ditekuk karena otot memendek;

 Skoliosis, yaitu tulang belakang melengkung ke samping disebabkan karena kelumpuhan hemiplegia;
 Dekubitus, yaitu adanya suatu luka yang menjadi borok akibat mengalami kelumpuhan menyeluruh, sehingga ia harus
selalu berbaring di tempat tidu
 Deformitas (perubahan bentuk) akibat adanya kontraktu

 Gangguan mental. Anak CP tidak semua tergangu kecerdasannya, mereka ada yang memiliki kadar kecerdasan
pada taraf rata-rata, bahkan ada yang berada di atas rata-

 Gangguan komunikasi;
 Ketidakmampuan belajar;
Penatalaksanaan
Fisioterapi bertujuan untuk mengembangkan
berbagai gerakan yang diperlukan untuk
Redukasi dan
memperoleh keterampilan secara independen
rehabilitasi.
untuk aktivitas sehari-hari. Fisioterapi ini
harus segera dimulai secara intensif.

Oleh karena gangguan tingkah laku dan


adaptasi sosial sering menyertai CP, maka
Psiko terapi
psiko terapi perlu diberikan, baik terhadap
penderita maupun terhadap keluarganya.

Bertujuan untuk mengurangi spasme otot,


menyamakan kekuatan otot yang antagonis,
Koreksi operasi.
menstabilkan sendi-sendi dan mengoreksi
deformitas.

Pemberian obat-obatan pada CP bertujuan


untuk memperbaiki gangguan tingkah laku,
Obat-obatan.
neuro-motorik dan untuk mengontrol
serangan kejang.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan klinis untuk mengidentifikasi ketidaknormalan
tonus, seringnya terjadi hipotonik yang diikuti dengan
hipertonik, ketidaknormalan postur dan keterlambatan
perkembangan motorik.
2. Ultrasonografi kranial untuk mendeteksi hemoragi dan iskemik hipoksik.
3. CT scan untuk mendeteksi lesi-lesi susunan saraf pusat

4. Tomografi emisi positron dan tomografi terkomputerisasi


emisi foton tunggal untuk melihat metabolisme dan perfusi
otak.
5. MRI untuk mendeteksi lesi-lesi kecil.

6. Pemeriksaan mata dan pendengaran segera dilakukan setelah


diagnosis CP ditegakkan.
Pencegahan

● Cegah bayi dari berat badan lahir rendah atau lahir prematur dengan mengikuti pola hidup sehat selama
kehamilan, termasuk gizi yang baik, istirahat, dan olahraga yang cukup.

● Membuat jadwal kunjungan dengan dokter kandungan di awal kehamilan yang berfokus pada apa yang dapat
dilakukan untuk mengurangi risiko kemungkinan melahirkan secara prematur.

● Ambil tindakan pencegahan apapun yang diperlukan untuk memastikan tidak termasuk ke dalam kelompok
dengan faktor risiko melahirkan prematur seperti terpapar karbon monoksida, radang, atau infeksi lainnya.

● Hindari infeksi yang dapat mengakibatkan pelepasan cytokinin beracun ke otak janin selama kehamilan. Infeksi pada ibu
hamil memiliki risiko tiga kali lebih besar kemungkinannya menyebabkan anak berkembang menjadi serebral palsi.
KASUS

Pasien mengatakan pernah jatuh dari ketinggian (pagar rumah), pasien juga
mengatakan pernah kejang pada umur 2tahun dan diberikan obat oleh ibu. Pada
tanggal 22-05-208 pasien dibawa ke rumah sakit dan mengatakan suka sakit dan
bergerak sendiri tangannya tanpa sebab, TD : 100/70mmHg. N : 77x/menit, S :
36c. RR : 20 x/menit. Tb : 150cm, BB : 30kg.
Asuhan Keperawatan
○ II. Riwayat Kesehatan
A. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Kondisi keadaan Adi saat dilakukan pengkajian dalam keadaan sehat tetapi dia
mengeluh suka sakit dan bergerak sendiri tangan kanannya tanpa sebab.
B. Riwayat Kesehatan Lalu (khusus untuk anak usia 0 – 5 tahun)
1. Prenatal care
a. Ibu memeriksakan kehamilannya setiap minggu di Bidan, keluhan kehamilan
kecapean dan ketuban pecah.
b. Riwayat terkena radiasi : Tidak pernah
c. Riwayat berat badan selama hamil : Meningkat
e. Riwayat Imunisasi TT : tidak terkaji
f. Golongan darah ibu tidak tahu Golongan darah ayah tidak tahu
2. Natal
a. Tempat melahirkan : Rumah Sakit Daerah Ujung Berung dan Rumah Sakit Al-
Islam
b. Jenis persalinan : Pervaginam Vakum
c. Penolong persalinan : Dokter
d. Komplikasi yang dialami oleh ibu pada saat melahirkan dan setelah melahirkan
: Tidak ada keluhan
3. Post natal
a. Kondisi bayi : tidak menangis dan kekurangan nafas APGAR tidak terkaji
b. Anak pada saat lahir tidak mengalami : tidak terkaji
(Untuk semua Usia)
- Klien pernah mengalami penyakit : Kejang pada umur : 2 thn diberikan obat
oleh : ibu
- Riwayat kecelakaan : Jatuh dari ketinggian (Pagar Rumah)
- Riwayat mengkonsumsi obat-obatan berbahaya tanpa anjuran dokter dan
menggunakan zat/subtansi kimia yang berbahaya : Tidak pernah
- Perkembangan anak dibanding saudara-saudaranya : Sedikit mengalami
keterlambatan
RIAWAYAT IMUNISASI
NO Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Frekuensi Reaksi Setelah Frekuensi
Pemberian

1. BCG Pada saat SD 3 Rewel, demam 2

2. DPT (I,II,III) Pada saat Tk 2 Rewel, demam 1

3. Polio (I,II,III, IV) Pada saat TK 1 Rewel, demam 2

4. Campak Pada saat SD 1 Rewel, demam 2

5. Hepatitis Pada saat SD 1 Rewel, demam 2


III. Riwayat Tumbuh Kembang

A, Pertumbuhan Fisik
1. Berat badan : 30 kg

2. Tinggi badan : 150 cm.


3. Waktu tumbuh gigi : Tidak ingat waktu tumbuh gigi
B. Perkembangan Tiap tahap
Usia anak saat
1. Berguling : 12 bulan
2. Duduk : 2 tahun 5 bulan
3. Merangkak : 1 tahun 5 bulan
4. Berdiri : 2 tahun
5. Berjalan : 2 tahun
6. Senyum kepada orang lain pertama kali : 1 tahun
7. Bicara pertama kali : 2 tahun dengan menyebutkan : mama
8. Berpakaian tanpa bantuan : 13 tahun
● IV. Riwayat Nutrisi
Pemberian ASI
Tidak diberikan ASI

B. Pemberian susu formula


1. Alasan pemberian : ASI tidak keluar
2. Jumlah pemberian : 5 kali dalam sehari
3. Cara pemberian : melalui dot
Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
Nutrisi pada saat balita tidak meminum ASI dikarenakan tidak keluar, Pada usia 3 tahun
sudah makan- makanan, dan minuman selain susu formula, seperti sayuran, bubur, dll.
Tetapi pada saat di kaji nutrisi An.A santa baik

V. Riwayat Psikososial
- Anak tinggal Bersama : Orang tua di : Rumah
- Lingkungan berada di : Kompleks perumahan
- Rumah dekat dengan :Masjid tempat bermain lapangan volly dan bola. kamar klien: Ada
- Rumah ada tangga : Tidak ada
- Hubungan antar anggota keluarga : Baik
- Pengasuh anak : tidak ada, hanya ibu yang mengasuh Adi
VI. Riwayat Spiritual
- Support sistem dalam keluarga : Ayah maupun Ibu selalu memotivasi Adi untuk terus
berkembang
- Kegiatan keagamaan : Mengaji bersama ayahnya

VII. Aktivitas sehari-hari


A. Nutrisi
1. Selera makan : baik
B. Cairan
a. Jenis minuman : semua jenis makanan
b. Frekuensi minum : Tidak tentu
c. Kebutuhan cairan : Kebutuhan cairan Adi terpenuhi
d. Cara pemenuhan : Dengam makan dan minum secukupnya
C. Eliminasi (BAB&BAK)
a. Tempat pembuangan : di temptnya (WC)
b. Frekuensi (waktu) : BAB setiap pagi, BAK tidak tentu
c. Konsistensi : normal
d. Kesulitan : tidak ada kesulitan BAK dan BAB
e. Obat pencahar : Tidak ada dan tidak mengkonsumsi obat pencahar
D. Istirahat tidur
a. Jam tidur : Pkl 20.30 WIB
b. Pola tidur : Baik
c. Kebiasaan sebelum tidur : Main HP
d. Kesulitan tidur : Tidak ada kesulitan dari tidur
E. Olah Raga
a. Program olah raga : futsal di sekolah
b. jenis dan frekuensi :1 minggu sekali
c. Kondisi setelah olah raga : lebih sehat dan nyaman
F. Personal Hygiene
a. Mandi
- Cara : Mandi dengan mandiri
- Frekuensi : 2 kali sehari
- Alat mandi : Sabun mandi, shampo. sikat gigi, dan pasta gigi
b. Cuci rambut Frekuensi cara : Mandiri setiap pagi
c. Gunting kuku Frekuensi Cara : dibantu oleh ayahnya tidak tentu dalam
penggguntingan kuku
d. Gosok gigi Frekuensi Cara : Mandiri, Satu hari dua kali, ataukadang-kadang 1 hari
3 kali
VIII. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : Composmentis


2. Kesadaran : Normal
3. Tanda – tanda vital :
a. Tekanan darah : 100/70mmHg
b. Denyut nadi : 77 x / menit
c. Suhu : 36o C
d. Pernapasan : 20 x/ menit
4. Berat Badan `: 30 kg
5. Tinggi Badan : 150 cm
6. Kepala
Inspeksi
Keadaan rambut & Hygiene kepala : Bersih
a. Warna rambut : hitam
b. Penyebaran : merata
c. Mudah rontok : tidak mudah rontok
d. Kebersihan rambut : bersih tidak ada ketombe
Palpasi
Benjolan : ada / tidak ada : tidak ada benjolan
Nyeri tekan : ada / tidak ada : tidak ada nyeri tekan
Tekstur rambut : kasar/halus : rambut halus
7. Muka
Inspeksi
a. Simetris / tidak : Simetris
b. Bentuk wajah : Oval
c. Gerakan abnormal : Gerakan rahang abnormal
d. Ekspresi wajah : Senang
Palpasi
Nyeri tekan / tidak : tidak ada nyeri tekan
Data lain : tidak ada
8. Mata
Inspeksi
a. Pelpebra : tidak ada edema dan radang
b. Sclera : tidak ada ikterus
c. Conjungtiva : tidak anemis dan tidak ada radang
d. Pupil : - Isokor (kedua pupil ukuran dan bentuknya sama )
- Myosis (mengecil pada saat menerima rangsangan
cahaya
- Refleks pupil terhadap cahaya : normal
e. Posisi mata :Simetris / tidak : simetris
f. Gerakan bola mata : normal
g. Penutupan kelopak mata : tidak lambat atau normal
h. Keadaan bulu mata : baik, rapih
i. Keadaan visus : normal
j. Penglihatan : normal tidak kabur maupun diplopia
Palpasi
Tekanan bola mata : tidak ada rasa sakit
9. Hidung & Sinus
Inspeksi
a. Posisi hidung : normal pada tempatnya
b. Bentuk hidung : normal simetris
c. Keadaan septum : normal simetris
d. Secret / cairan : tidak ada sekret atau cairan yang keluar
10. Telinga
Inspeksi
a. Posisi telinga : simetris
b. Ukuran / bentuk telinga : telinga sedikit panjang ke atas
c. Aurikel : normal namun agak panjang
d. Lubang telinga : Bersih tidak ada serumen atau nanah maupun
cairanyang keluar
e. Pemakaian alat bantu : tidak ada
11. Mulut
Inspeksi
a. Gigi
- Keadaan gigi : bersih
- Karang gigi / karies : ada sedikit karies pada gigi
- Pemakaian gigi palsu : tidak ada pemakaian gigi palsu
b. Gusi Merah / radang / tidak : normal merah muda tidak ada radang
c. Lidah Kotor / tidak : bersih
d. Bibir
- Cianosis / pucat / tidak : tidak ada sianosis
- Basah / kering / pecah : lembab tidak pecah pecah
- Mulut berbau / tidak : sedikit berbau
- Kemampuan bicara : kurang jelas saat berbicara dan tidak normal
seperti anak seusianya
12. Tenggorokan
a. Warna mukosa : warna merah normal
b. Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
c. Nyeri menelan : tidak ada nyeri saat menelan
13. Leher
Inspeksi
Kelenjar thyroid : tidak ada pembesarann kelenjar tyroid
Palpasi
a. Kelenjar thyroid : normal tidak ada pembesaran
b. Kaku kuduk / tidak : kaku kuduk negatif
c. Kelenjar limfe : tidak ada pembesarann kelenjar limfe
14. Thorax dan pernapasan
a. Bentuk dada : simetris
b. Irama pernafasan : teratur
c. Pengembangan di waktu bernapas : tidak ada pengembangan yang
berlebih ketika bernafas
d. Tipe pernapasan : normal
Palpasi
a. Vokal fremitus : tidak terkaji
b. Massa / nyeri : tidak terkaji
Auskultasi : Tidak dilakukan
a. Suara nafas : tidak terkaji
b. Suara tambahan : tidak terkaji
Perkusi : tidak terkaji
15. Jantung
Palpasi
Ictus cordis : tidak terkaji
Perkusi
Pembesaran jantung : tidak ada pembesaran jantung
Auskultasi : tidak terkaji
16. Abdomen
Inspeksi
a. Membuncit : tidak membuncit
b. Ada luka / tidak : tidak ada luka
Palpasi
a. Hepar : teraba normal
b. Lien : teraba normal
c. Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi
Peristaltik : tidak terkaji
Perkusi
a. Tympani : perut terdapat suara tympani normal
8. Ekstremitas
Ekstremitas atas
a. Motorik
- Pergerakan kanan / kiri : Sedikit sukit menggerakan tangan
bagian kanan, san
- Pergerakan abnormal : iya pada lengan bagian kanan
- Kekuatan otot kanan / kiri : kurang kuat
- Koordinasi gerak : baik
b. Refleks
- Biceps kanan / kiri : normal
- Triceps kanan / kiri : normal
c. Sensori
- Nyeri : normal
- Rangsang suhu : normal
- Rasa raba : normal
Ekstremitas bawah
a. Motorik
- Gaya berjalan : tidak normal atau sedikit pincang
- Kekuatan kanan / kiri : kiri kuat, kanan kurang
c. Sensori
- Nyeri : ada
- Rangsang suhu : ada
- Rasa raba : ada
19. Status Neurologi.
Saraf – saraf cranial
a. Nervus I (Olfactorius) : penghidu : normal
b. Nervus II (Opticus) : Penglihatan : normal
c. Nervus III, IV, VI (Oculomotorius, Trochlearis, Abducens)
- Konstriksi pupil : normal
- Gerakan kelopak mata : normal
- Pergerakan bola mata : normal
- Pergerakan mata ke bawah & dalam : normal
d. Nervus V (Trigeminus)
- Sensibilitas / sensori : normal
- Refleks dagu : normal
- Refleks cornea : normal
e. Nervus VII (Facialis)
- Gerakan mimik : tidak normal
- Pengecapan 2 / 3 lidah bagian depan : normal
f. Nervus VIII (Acusticus)
Fungsi pendengaran : normal
g. Nervus IX dan X (Glosopharingeus dan Vagus)
- Refleks menelan : normal
- Refleks muntah : normal
- Pengecapan 1/3 lidah bagian belakang : normal
- Suara : kurang jelas saat mengeluarkan suara atau berbicara

h. Nervus XI (Assesorius)
- Memalingkan kepala ke kiri dan ke kanan : Normal
- Mengangkat bahu : normal
i. Nervus XII (Hypoglossus)
- Deviasi lidah : normal
Tanda – tanda perangsangan selaput otak
a. Kaku kuduk : negatif
b. Kernig Sign : tidak terkaji
c. Refleks Brudzinski : tidak terkaji
d. Refleks Lasegu : tidak terkaji
IX. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan (0 – 6 Tahun )
Dengan menggunakan DDST : tidak terkaji
ANALISIS DATA
Data Subjektif / Data Objektif Kemungkinan Penyebab Masalah

DS : Pasien mengatakan sering sakit Terpapar patogen Resiko cedera


pada lengan dan kaki dan sering bergerak |
sendiri. Terpapar zat kimia toksik
Do :pasien merintih kesakitan pada |
bagian lengan dan kakinya Terpapar agen nosocomial
|
Ketidakamanan tranportasi
|
Resiko cedera
DS : pasien mengatakan kesulitan dalam Gangguan komunikasi verbal
berbicara sehingga berbicaranya tidak b.d disfungsi motorik
jelas.
DO :nampakbcara bicara klien sulit
sehingga bicaranya tidak jelas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Resiko Cedera b.d disfungsi sensori
2) Gangguan komunikasi verbal b.d disfungsi motorik
Intervensi
Nama pasien : an. A
Umur : 13tahun
No reg :

No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

1. Resiko cedera b.d Setelah dilakukan Tindakan Observasi -untuk Mengetahui


disfungsi sensorik keperawatan 2x 24 jam Identifikasi kebutuhan kebutuhan
diharapkan klien tidak keselamatan
mengalami cidera fisik, dengan Terapeutik
keselamatan klien
KH: Modifikasi lingkungan untuk -untuk memberikan
Bisa mengontrol pada saat meminimalkan bahaya resiko keamanan dan
tangan kanan gerak sendiri dan Gunakan perangkat pelindung kenyamanan klien
sedikit sakit Edukasi - untuk
Ajarkan individu, keluarga dan mewaspadai
kelompok risiko tinggi bahaya
lingkungan adanya resiko
cedera pada klien
No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

2 Gangguan komunikasi Setelah dilakukan Tindakan Observasi -Perubahan dalam


verbal bd disfungsi keperawatan 2x 24 jam Monitor kecepatan, tekanan,, isi
motoris diharapkan klien dan orangtua kuantitas, volume, dan diksi
memilih untuk terapi bicara
kognitif dan bicara
komunikasi dengan KH: Terapeutik merupakan
A.Klien melakukan proses Sesuaikan gaya komunikasi indikator dari
komunikasi dalam batas dengan kebutuhan derajat
kerusakan Edukasi gangguan
Anjurkan berbicara pelan serebral
Kolaborasi
Rujuk ke ahli patologi bicara atau • Melakukan
terapis penilaian
terhadap
adanya kerusakan
sensorik
No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

penilaian
terhadap adanya
kerusakan motorik

-Bahasa isyarat
dapat membantu
-untuk
menyampaika n isi
pesan
yang di maksud.
-Untuk
mengidentifik asi
kekurangan/
kebutuhan terapi
Implementasi
No Hari/tgl Jam Implementasi Respon pasien

1 Rabu, 01 juni 2022 08.00 - Memonitor kecepatan, Klien berbicara


tekanan,, kuantitas, volume, perlahan
dan diksi bicara
- Menyesuaikan gaya
Perawat
komunikasi dengan kebutuhan mengulang apa
- Menganjurkan berbicara Klien berbicara
pelan perlahan
- Merujuk ke ahli patologi Perawat
bicara atau terapis mengulang apa
yang klien katakan
Klien merasa lebih
nyaman
-klien berbicara
sesuai
kemampuannya
No Hari/tgl Jam Implementasi Respon pasien

1 Rabu, 01 juni 2022 08.00 klien masih


- Mengidentifikasi kebutuhan berbicara dengan
keselamatan
- Memodifikasi lingkungan
perlahan dan
untuk meminimalkan bahaya resiko kurang jelas
- Mengunakan perangkat -klien mengikuti
pelindung instruksi terapis
- Mengajarkan individu,
keluarga dan kelompok risiko tinggi - keluarga klien
bahaya lingkungan
menyiapkan alat
keselamatan
-keluarga klien
memodifikasi
suasana agar
nyaman
No Hari/tgl Jam Implementasi Respon pasien

klien
mempersiapkan
alat pelindung diri
- klien mengetahui
resiko tinggi
bahaya lingkungan
2
No Hari/tgl Jam Implementasi Respon pasien

Kamis,02 Juni 2022 08.00 - Memonitor kecepatan, Klien berbicara


tekanan,, kuantitas, volume, dan perlahan
diksi bicara
- Menyesuaikan gaya
Perawat
komunikasi dengan kebutuhan mengulang yang
- Menganjurkan berbicara klien katakan
pelan Klien merasa lebih
- Merujuk ke ahli patologi nyaman
2 bicara atau terapis -klien berbicara
mulai sedikit
normal
- klien masih
berbicara dengan
perlahan dan mulai
jelas
-klien mengikuti
instruksi terapis
No Hari/tgl Jam Implementasi Respon pasien

- Mengidentifikasi kebutuhan -keluarga klien


keselamatan menyiapkan alat
- Memodifikasi lingkungan
untuk meminimalkan bahaya resiko
keselamatan
- Mengunakan perangkat -keluarga klien
pelindung memodifikasi
- Mengajarkan individu, suasana agar
keluarga dan kelompok risiko tinggi nyaman
2 bahaya lingkungan -klien
mempersiapkan
alat pelindung diri
- klien mengetahui
resiko tinggi
bahaya lingkungan
Thankk
youuu…..

Anda mungkin juga menyukai