Nama kelompok :
Luluk Romsukhah (20144010001)
Dini Rahmawati (20144010002)
Sri Mulyani (20144010003)
Tika Fitria Nur Cholifah (20144010004)
Pengertian
● Paralisis serebral merupakan kelompok disabilitas akibat cedera atau serangan pada otak sebelum
atau selama kelahiran, atau pada masa awal bayi. Paralisis serebral merupakan disabilitas
permanen pada anak-anak yang paling banyak ditemukan (Muscari, 2005).
● Cerebral palsy merupakan kelainan diakibatkan adanya kesulitan gerak berasal dari disfungsi
otak, maka penyandang cerebral palsy mempunyai kelainan dalam bahasa, bicara, menulis,
emosi, belajar, dan gangguan psikologis. Menurut Effendi (2006) cerebral palsy digambarkan
sebagai kondisi semenjak kanak-kanak dengan kondisi nyata seperti lumpuh, lemah, tidak adanya
koordinasi atau penyimpangan fungsi gerak yang disebabkan oeh patologi pusat kontrol gerak.
Epidemiologi
CP merupakan cacat fisik permanen yang paling sering pada masa kanak-kanak. Insidennya
2 sampai 3 kasus dari setiap 1000 kelahiran hidup. Prevalensi CP telah meningkat dengan
peningkatan kelangsungan hidup bayi baru lahir dengan berat badan sangat rendah.
CP spastik merupakan jenis yang paling sering terjadi. Serebral palsi merupakan suatu
kelainan yang lazim dengan perkiraan prevalensi 2/1000 populasi. Collaborative
Perinata Project, dimana sekitar 45000 anak secara teratur dipantau sejak dalam kandungan
hingga umur 7 tahun, melaporkan angka prevalensi CP sekitar 4/1000 bayi lahir hidup.
Klasifikasi
01 02 03 04
Spastik Atetosis Rigiditas. Ataksia
2. Penampilan motorik yang tidak normal dan kehilangan kendali motorik selektif
misalnya menggunakan tangan dominan lebih awal, berguling secara abnormal
dan asimetris, cardan lain-lain.
3. Perubahan tonus otot (misalnya peningkatan atau penurunan resistensi terhadap
gerakan pasif, anak merasa kaku ketika memegang atau berpakaian, kesulitan
menggunakan popok);
4. Postur yang tidak normal (misalnya tangan seperti gunting);
“
ciri khas pada ketidaknormalan tonus otot, postur, dan koordinasi yang diakibatkan oleh suatu lesi
tidak progresif atau cedera yang mempengaruhi otak yang tidak matur (Betz & Sowden, 2009).
Cerebral palsi dapat diakibatkan dari ketidaknormalan otak prenatal. Ketidaknormalan dapat
muncul dari berbagai penyebab, malformasi anatomi otak, atrofi, oklusi vascular, maupun
kehilangan neuron. Faktor resiko yang menjadi predisposisi meliputi kelahiran kembar, infeksi ibu
dan kondisi trombofilik janin dan ibu
.Penyebab dari CP kongenital sering tidak diketahui, diperkirakan terjadi pada masa kehamilan atau
P seteah kehamilan dimana terjadi kerusakan motorik pada otak yang sedang berkembang. Fator
penyebab dari CP dapat terjadi pada tahap prenatal, perinatal, maupun ada saat post natal. Misalnya
a pada fase perinatal, bayi mengalamiasfiksia yang berkombinasi dengan iskemi yang bisa
r menyebabkan nekrosis kerniktrus secara klinis memberikan gambaran kuning pada seluruh tubuh
dan akan menempati ganglia basalis, hipokampus, sel-sel nukleus batang otak yang bisa
a menyebabkan cerebral palsy tipe atetoid yaitu gangguan pendengaran dan mental retardasi.
.
Komplikasi
Anak yang menderita serebral palsi yang biasanya mengalami komplikasi seperti:
Kontraktur, yaitu sendi tidak dapat digerakkan atau ditekuk karena otot memendek;
Skoliosis, yaitu tulang belakang melengkung ke samping disebabkan karena kelumpuhan hemiplegia;
Dekubitus, yaitu adanya suatu luka yang menjadi borok akibat mengalami kelumpuhan menyeluruh, sehingga ia harus
selalu berbaring di tempat tidu
Deformitas (perubahan bentuk) akibat adanya kontraktu
Gangguan mental. Anak CP tidak semua tergangu kecerdasannya, mereka ada yang memiliki kadar kecerdasan
pada taraf rata-rata, bahkan ada yang berada di atas rata-
Gangguan komunikasi;
Ketidakmampuan belajar;
Penatalaksanaan
Fisioterapi bertujuan untuk mengembangkan
berbagai gerakan yang diperlukan untuk
Redukasi dan
memperoleh keterampilan secara independen
rehabilitasi.
untuk aktivitas sehari-hari. Fisioterapi ini
harus segera dimulai secara intensif.
● Cegah bayi dari berat badan lahir rendah atau lahir prematur dengan mengikuti pola hidup sehat selama
kehamilan, termasuk gizi yang baik, istirahat, dan olahraga yang cukup.
● Membuat jadwal kunjungan dengan dokter kandungan di awal kehamilan yang berfokus pada apa yang dapat
dilakukan untuk mengurangi risiko kemungkinan melahirkan secara prematur.
● Ambil tindakan pencegahan apapun yang diperlukan untuk memastikan tidak termasuk ke dalam kelompok
dengan faktor risiko melahirkan prematur seperti terpapar karbon monoksida, radang, atau infeksi lainnya.
● Hindari infeksi yang dapat mengakibatkan pelepasan cytokinin beracun ke otak janin selama kehamilan. Infeksi pada ibu
hamil memiliki risiko tiga kali lebih besar kemungkinannya menyebabkan anak berkembang menjadi serebral palsi.
KASUS
Pasien mengatakan pernah jatuh dari ketinggian (pagar rumah), pasien juga
mengatakan pernah kejang pada umur 2tahun dan diberikan obat oleh ibu. Pada
tanggal 22-05-208 pasien dibawa ke rumah sakit dan mengatakan suka sakit dan
bergerak sendiri tangannya tanpa sebab, TD : 100/70mmHg. N : 77x/menit, S :
36c. RR : 20 x/menit. Tb : 150cm, BB : 30kg.
Asuhan Keperawatan
○ II. Riwayat Kesehatan
A. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Kondisi keadaan Adi saat dilakukan pengkajian dalam keadaan sehat tetapi dia
mengeluh suka sakit dan bergerak sendiri tangan kanannya tanpa sebab.
B. Riwayat Kesehatan Lalu (khusus untuk anak usia 0 – 5 tahun)
1. Prenatal care
a. Ibu memeriksakan kehamilannya setiap minggu di Bidan, keluhan kehamilan
kecapean dan ketuban pecah.
b. Riwayat terkena radiasi : Tidak pernah
c. Riwayat berat badan selama hamil : Meningkat
e. Riwayat Imunisasi TT : tidak terkaji
f. Golongan darah ibu tidak tahu Golongan darah ayah tidak tahu
2. Natal
a. Tempat melahirkan : Rumah Sakit Daerah Ujung Berung dan Rumah Sakit Al-
Islam
b. Jenis persalinan : Pervaginam Vakum
c. Penolong persalinan : Dokter
d. Komplikasi yang dialami oleh ibu pada saat melahirkan dan setelah melahirkan
: Tidak ada keluhan
3. Post natal
a. Kondisi bayi : tidak menangis dan kekurangan nafas APGAR tidak terkaji
b. Anak pada saat lahir tidak mengalami : tidak terkaji
(Untuk semua Usia)
- Klien pernah mengalami penyakit : Kejang pada umur : 2 thn diberikan obat
oleh : ibu
- Riwayat kecelakaan : Jatuh dari ketinggian (Pagar Rumah)
- Riwayat mengkonsumsi obat-obatan berbahaya tanpa anjuran dokter dan
menggunakan zat/subtansi kimia yang berbahaya : Tidak pernah
- Perkembangan anak dibanding saudara-saudaranya : Sedikit mengalami
keterlambatan
RIAWAYAT IMUNISASI
NO Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Frekuensi Reaksi Setelah Frekuensi
Pemberian
A, Pertumbuhan Fisik
1. Berat badan : 30 kg
V. Riwayat Psikososial
- Anak tinggal Bersama : Orang tua di : Rumah
- Lingkungan berada di : Kompleks perumahan
- Rumah dekat dengan :Masjid tempat bermain lapangan volly dan bola. kamar klien: Ada
- Rumah ada tangga : Tidak ada
- Hubungan antar anggota keluarga : Baik
- Pengasuh anak : tidak ada, hanya ibu yang mengasuh Adi
VI. Riwayat Spiritual
- Support sistem dalam keluarga : Ayah maupun Ibu selalu memotivasi Adi untuk terus
berkembang
- Kegiatan keagamaan : Mengaji bersama ayahnya
h. Nervus XI (Assesorius)
- Memalingkan kepala ke kiri dan ke kanan : Normal
- Mengangkat bahu : normal
i. Nervus XII (Hypoglossus)
- Deviasi lidah : normal
Tanda – tanda perangsangan selaput otak
a. Kaku kuduk : negatif
b. Kernig Sign : tidak terkaji
c. Refleks Brudzinski : tidak terkaji
d. Refleks Lasegu : tidak terkaji
IX. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan (0 – 6 Tahun )
Dengan menggunakan DDST : tidak terkaji
ANALISIS DATA
Data Subjektif / Data Objektif Kemungkinan Penyebab Masalah
penilaian
terhadap adanya
kerusakan motorik
⚫
-Bahasa isyarat
dapat membantu
-untuk
menyampaika n isi
pesan
yang di maksud.
-Untuk
mengidentifik asi
kekurangan/
kebutuhan terapi
Implementasi
No Hari/tgl Jam Implementasi Respon pasien
klien
mempersiapkan
alat pelindung diri
- klien mengetahui
resiko tinggi
bahaya lingkungan
2
No Hari/tgl Jam Implementasi Respon pasien