Lanjut usia (LANSIA) adalah suatu tahap lanjut dari proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan
kemampuan berbagai organ, fungsi dan sistem tubuh secara alamiah/ fisiologis agar mampu beradaptasi dengan
stress lingkungan. Tanda proses menua umumnya mulai tampak sejak usia 45 tahun dan akan menimbulkan
permasalahan pada umur sekitar 60 tahun (Pudjiastuti, 2003).
Stroke merupakan cedera vaskular secara mendadak dan berat pada pembuluh darah otak. Cedera ini dapat
disebabkan karena sumbatan bekuan darah, penyempitan pembuluh darah atau pecahnya pembuluh darah. Semua ini
dapat menyebabkan suplai darah dan oksigen ke otak berkurang.
ETIOLOGI
• Taruma kepala
• Meningitis
• Gangguan otak akibat hipertensi, massa intracranial
• Serangan kejang dan gangguan saraf yang bersifat sementara (Paralysis
Todd’s)
• Migrain dengan gangguan saraf sementara
• Gangguan metabolic
• Gangguan psikis
• Syok disertai hypoperfusi saraf pusat (Junaidi, 2006)
Status
Klinis
Anamnesis
* Anamnesis umum
Nama : Ny. S
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 63 tahun
Agama : Islam
Alamat : Ngangkruk rt 05/06 Caturharjo
Sleman
No.RM : 165772
Diagnosis : Hemiparese dx ec stroke infark
Medika Mentosa:
Meloxicam 15mg 1xsehari
Candesartan 16mg 1xsehari
Amlodipine B 10mg 1xsehari
Miniaspi 80mg 1xsehari
Simvastatin 20mg 1xsehari
Pemeriksaan Fisik
Keluhan utama Pemeriksaan Fisik
Inspeksi Statis
• Kondisi umum pasien baik
• Bahu kanan dan kiri asimetris
• Saat berdiri tumouan tampak di kaki kiri
• Oedema di dorsum pedis kanan
• Saat berdiri bahu kanan kesan protraksi, siku semi fleksi dan jari-jari tangan
kanan fleksi
Inspeksi Dinamis
• Kesan jalan lambat dengan alat bantu berupa tripod
• Pasien mamnamun tidak maksimalpu menggerakkan lengan kanan dan tungkai
kanan
• Jari tangan kanan mampu bergerak menggenggam namun pada akhirnya sulit
untuk dibuka
Perkusi Auskultasi
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Joint Test
• Fleksor elbow 2
• Fleksor wrist 3
• Fleksor jari-jari 3
• Ankle 3
• Jari-jari kaki 2
Prosedur Pemeriksaan:
•Timer selama 2 menit .
•Memposisikan lutut 90˚, dilakukan berulang kali
dalam waktu 2 menit.
Hasil : 57 kali/menit (Kurang)
• Kekuatan otot
Prosedur Pemeriksaan
Prosedur Pemeriksaan :
•Posisi duduk
•Mengangkat barbel dengan posisi fleksi-
ekstensi elbow dilakukan berulang-ulang selama 30
detik.
Hasil :
Kanan: Tidak mampu
Kiri: 32 kali (Normal)
Fleksibilitas
• Sit and reach test
Prosedur Pemeriksaan :
• Posisi duduk dikursi dengan tangan meraih ibu jari kaki
• untuk mendapatkan nilai fleksibilitas diukur dengan menggunakan midline dari ujung jari tangan ke ibu jari
kaki
• Hasil =28 cm (Kurang)
• Back Stretch
Prosedur Pemeriksaan :
•Posisikan kedua tangan dibelakang
meraih satu sama lain
•Untuk mendapatkan nilai fleksibilitas
diukur dengan memegang midline
Hasil :
Kanan: -38 cm (Kurang)
Kiri: -55 cm (Kurang)
Keseimbangan dan koordinasi (8 foot up and go)
• Prosedur Pemeriksaan
No Aktifitas SCORE
1 Makan 5
2 Mandi 5
3 Kerapian 0 Total nilai 65
4 Berpakaian 5 ( ketergantungan moderate )
5 BAB 5
6 BAK 10
7 Penggunaan toilet 5
8 Transfer 15
9 Ambulasi 15
10 Naik turun tangga 0
Control tonus
Fasilitasi gerak fung-
o Sweep taping min 10x 02 sional 04 Latihan keseimbangan
01 o
o
Gerak aktif full ROM
Passive stretching
o Elongated state
o Reflex inhibition pattern Latihan koordinasi
(RIP) o Latihan : pasien posisi terlen-
o jika sudah rilex dilan- latihan jalan dengan pola
jutkan PNF dengan slow 03 tang dan kedua lutut fleksi >
angkat ankle > turun >
05 yang benar
reversal.
mengikuti mekanisme berjalan
(seperti bridging exercise).
o Koordinasi scapula dan
pelvic : scapula > anterior de-
presi; pelvic > posterior de-
presi (untuk fasilitasi miring
ke duduk
Evaluasi Spastisitas
Evaluasi Kemampuan
Fungsional dg Barthel Index