Anda di halaman 1dari 11

Resume Kegiatan Tutorial Klinik Kelompok 3 dan 4 Profesi Ners

Waktu pelaksanaan : 23 Desember 2022


Tempat : Ruang Unit Stroke Rs Tk II Dr. Soepraoen Kota Malang
Materi Topik : Asuhan Keperawatan Pada Ny.S dengan Dx Medis CVA di Ruang Unit Stroke
Tutor : Bpk. Arie Jefri Kaaryeno, S.Kep.,Ns.M.Kep., Sp.Kep.MB
Pemandu Tutorial : Lu’lu’ Luthfiatun U, Helmi Pade
Fasilitator : Khusnul Dwiyanti,
Notulen Tutorial : Jefri kabukut n, Irwanto ana k, Kalista elsi r, Hana s.

Data Kasus Tutorial


Identitas Pasien
Jenis Kelamin Perempuan
Usia 68 th
Lokasi Perawatan Ruang Unit Stroke Bed 9
Diagnosa Medis CVA, ICH, IVH

Data Subyektif (DS) /Anamnesa


Saat pengkajian : 20 Desember 2022, 11.25 WIB

Pasien mengatakan badan sebelah kanan lemah, tidak bisa digerakkan dan pusing.
Pasien juga mengatakan sulit tidur, sering terjaga saat malam hari, dan merasa kurang istirahat.

Data Obyektif (DO) / Pemeriksaan Fisik


Saat pengkajian : 20 Desember 2022, 11.25 WIB

Pasien tampak lemah, mukosa bibir kering, warna bibir pucat, gerakan tubuh terbatas.
Pasien juga tampak gelisah, sering menguap, mata mengantuk dan mata tampak cekung.
Kekuatan otot :
5 2

5 2

TTV
TD ; 175/120 mmHg
N ; 103 X / mnt
S ; 36,8 C
RR ; 21 X / mnt
SPO 2 ; 96%
Saat pengkajian 20 Desember 2022, 11.25 WIB

Data tidak normal terdapat pada :


1. Pola Aktivitas Latihan :
- Saat dirumah
Pasien makan/ minum, mandi, berpakaian/ berdandan, toileting, mobilitas ditempat
tidur, berpindah, berjalan, naik tangga mandiri
Skor total aktivitas latihan 0
- Saat di RS
Pasien makan/ minum dibantu orag lain, mandi dibantu orang lain, berpakaian/
berdandan dibantu orang lain, toileting alat bantu, mobilitas ditempat tidur dibantu
orang lain, berpindah tidak mampu, berjalan tidak mampu, naik tangga tidak mampu.
Skor total aktivitas latihan 18
- Pemberian skor
0 = mandiri, 1 = alat batu, 2 = dibantu orang lain, 3 = tidak mampu

2. Pola istirahat tidur


- Saat dirumah
Tidur siang 3 jam (12.00 – 15.00), tidur malam 10 jam (20.00 – 05.00), terasa nyaman
setelah bangun tidur, tidak ada kesulitan dan / gangguan.
- Saat di RS
Tidak bisa tidur siang, tidur malam 4 jam ( 23.00 – 03.00), kurang nyaman setelah
bangun tidur, kesulitan sering terjaga saat malam hari.

3. Pemeriksaan Fisik :
- Ekstremitas
Ekstremitas atas : tangan kiri terpasang infus, tangan kanan lemah tidak bisa digerakkan,
terasa seperti kebas
Ekstremitas bawah : kaki kanan lemah, tidak bisa digerakkan, terasa seperti kebas.
Kekuatan otot :
5 2

5 2

Hasil Pemeriksaan Penunjang

No. Jenis pemeriksaan


1 Laboratorium (20-12-2022)
Lemak
Kolesterol 222
Hdl kolesterol 47
Ldl kolesterol 159
Trigliserid 159

2 Radiologi (20-12-2022)
Kesimpulan
Acute ICH di thalamus sinistra volume 3,71
IVH di VL sinistra
Chronic infraction di capsula eksterna dextra
Edema cerebri

Obat-obatan yang diberikan

Infus :
Ns 500 cc : 20 tpm

Obat injeksi :
citicolin
amlodipine
mecobalamin (drip)

Resume Hasil Kegiatan Tutorial

1 Klarifikasi terminologi /istilah yang belum jelas maknanya dari kasus

2 Penyusuan pertanyaan analitik dari data kasus yang belum dimengerti


1. Mengapa gangguan pola tidur terjadi pada penderita cva?
2. Mengapa penderita cva rentan sekali mengalami gangguan mobilitas fisik?
3. Mengapa penderita cva kebanyakan menderita hipertensi?
4. Mengapa bisa terjadi risiko gangguan perfusi serebral tidak efektif ?
5. Mengapa cva hemoragik dapat terjadi ?

3 Diskusi/curah pendapat pengembangan masalah berdasarkan referensi yang telah dipelajari


mahasiswa dari daftar pertanyaan yang telah terinventaris pada point no 2
1. Mengapa gangguan pola tidur terjadi pada penderita cva?
Sekitar 21–77% dari pasien stroke memiliki gangguan tidur yang terjadi setelah
stroke. Siklus tidur diatur oleh otak dan stroke dapat menyebabkan gangguan
tidur karena kelainan yang dapat terjadi pada struktur otak yang mengatur
tidur.Gangguan tidur ini dapat bermanifestasi dalam beberapa bentuk tergantung
pada defisit neurologik spesifik yang ditimbulkan. Post Stroke Sleep Disoder
(PSSD) merupakan gejala tersering setelah stroke. Gangguan tidur setelah stroke
meliputi Sleep Disordered Breathing (SDB), insomnia, circadian rhythm sleep
disturbance, hipersomnia, parasomnia dan sleep-related movement disorder
A. Obstructive sleep-disordered breathing (SDB) adalah sindrom disfungsi
saluran napas bagian atas selama tidur yang ditandai dengan mendengkur
dan/atau peningkatan upaya pernapasan akibat resistensi saluran napas
bagian atas yang lebih besar dan kolapsibilitas faring.
B. Insomnia yaitu adalah kondisi ketika seseorang mengalami sulit tidur
atau butuh waktu yang lama untuk bisa tidur. Kondisi lain yang bisa
dialami adalah anda terbangun di malam hari dan tidak bisa tidur
Kembali.
C. Circadian rhythm sleep-wake cycle disorder, yaitu gangguan tidur berupa
waktu tidur di luar waktu yang normal.
D. Parasomnia, merupakan gangguan tidur berupa kejadian yang tidak
diinginkan yang terjadi saat akan tidur, tidur, atau bangun.
E. Gangguan gerakan ritmis terkait tidur (RMD) melibatkan gerakan tubuh
yang berulang. Mereka terjadi saat mengantuk atau tertidur. Biasanya
terlihat pada anak-anak. Senandung berirama atau suara lain terkadang
dibuat bersamaan dengan gerakan tubuh. Suara ini bisa sangat keras.
F. Hipersomnia adalah rasa kantuk yang berlebihan di siang hari meskipun
telah tidur cukup pada malam sebelumnya. Hipersomnia bukanlah suatu
penyakit, melainkan gejala yang disebabkan(JURNAL
NEUROANESTESI INDONESIA, Gangguan Tidur pada Pasien Stroke
Fase Akut2021)
2. Mengapa penderita cva rentan sekali mengalami gangguan mobilitas fisik?
Gangguan mobilitas fisik pada pasien stroke hemoragik merupakan keterbatasan
gerakan fisik secara mandiri akibat adanya gangguan neuromuscular yang
terjadi karena thrombus atau sumbatan pada pembuluh darah. Terjadinya
perubahan dalam tingkat mobilitas fisik dapat mengakibatkan instruksi
pembatasan gerak dalam bentuk tirah baring, pembatasan gerak fisik maupun
kehilangan fungsi motorik.
Gangguan neuromuscular merupakan kondisi progresif yang dikarakteristikan
dengan degenerasi saraf motorik di bagian korteks, inti batang otak dan sel
kornu anterior pada medulla spinalis sehingga menimbulkan ketidakmampuan
sistem
saraf dan otot untuk bekerja sebagaimana mestinya.
Gangguan mobilitas fisik yang terjadi pada pasien Stroke Hemoragik
diakibatkan oleh terjadinya gangguan neuromuskular yang bergantung pada
lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area perfusinya yang
tidak adekuat, dan jumlah aliran darah kolateral. Hal ini menyebabkan terjadinya
infark pada otak yang akan mempengaruhi kontrol motorik karena neuron dan
jalur medial atau venteral berperan dalam kontrol otot-otot. Disfungsi motorik
mengakibatkan terjadinya keterbatasan dalam menggerakkan bagian tubuhnya
sehingga menimbulkan gangguan mobilitas fisik.(KTI Sucy,Aprilia adha 2017,
Asuhan Keperawatan Gngguan Mobilitas fisik Pada Pasien Stroke Non
Hemoragik Di Irna C RSSN Bukit Tinggi)
3. Mengapa penderita cva kebanyakan menderita hipertensi?
Mengatakan hipertensi merupakan faktor pencetus utama terjadinya
kejadian stroke, baik stroke hemoragik ataupun iskemik. Hipertensi
menyebabkan
peningkatan tekanan darah perifer sehingga menyebabkan sistem hemodinamik
yang buruk dan terjadilah penebalan pembuluh darah serta hipertrofi dari otot
jantung. Hal ini dapat diperburuk dengan kebiasaan merokok dan mengonsumsi
makanan tinggi lemakserta garam oleh pasien yang mana dapat menimbulkan
plak aterosklerosis, hipertensi yang menimbulkan plak aterosklerosis secara
terus menerus akan memicu timbulnya stroke. Bila tekanan darah meningkat
cukup tinggi selama berbulan-bulan atau bertahun- tahun, akan menyebabkan
hialinisasi pada lapisan otot pembuluh darah serebral. Akibatnya, diameter
lumen pembuluh darah tersebut akan menjadi tetap. Hal ini berbahaya karena
pembuluh serebral tidak dapat berdilatasi atau berkonstriksi dengan leluasa
untuk mengatasi fluktuasi dari tekanan darah sistemik. Bila terjadi kenaikan
tekanan darah sistemik maka tekanan perfusi pada dinding kapiler menjadi
tinggi. Akibatnya, terjadi hiperemia, edema, dan kemungkinan perdarahan pada
otak. Pada hipertensi kronis dapat terjadi mikroaneurisma dengan diameter 1
mm (terutama terjadi pada arteri
lentikulostriata). Pada lonjakan tekanan darah sistemik, sewaktu orang marah
atau
mengejan, aneurisma bisa pecah. Hipertensi yang kronis merupakan salah satu
penyebab terjadinya disfungsi endotelial dari pembuluh darah(Jurnal Ilmiah
Kesehatan Sandi Husada,2020 Hubungan Hipertensi Terhadap Kejadian Stroke)
4. Mengapa bisa terjadi risiko gangguan perfusi serebral tidak efektif ?
Adapun beberapa factor risiko perfusi serebral tidak efektif adalah
arterosklerosis aorta, tumor otak, embolisme, cedera kepala, dan hipertensi .
A. Arterosklerosis aorta adalah penyempitan atau pengerasan pembuluh
darah. Arterosklerosis aorta yang terjadi di pembuluh darah jantung
disebut sebagai penyakit jantung coroner.Penyumbatan pembuluh darah
dapat berakibat fatal.Darah yang menggumpal bercampur dengan lemak
yang menempel di pembuluh darah.Akibatnya serangan jantung, stroke
dan kematian mendadak. Tumor otak adalah neoplasma atau proses
desak ruang yang timbul didalam rongga tengkorak baik di dalam
kompartemen supratentorial maupun intratentorial mencakup tumor-
tumor primer pada korteks, meningen, vaskuler, kelenjar hipofise, saraf
otak, jaringan penyangga serta bagian tubuh lainnya.
B. Embolisme ( Emboli serebral ) terjadi ketika gumpalan
darah atau debris lainnya menyebar dari otak dan tersapu melalui aliran
darah.
Jenis gumpalan darah ini disebut embolus. emboli berkembang setelah
oklusi
arteri oleh embolus yang terbentuk di luar otak
C. Cedera Kepala adalah kerusakan otak akibat pendarahan atau
pembengkakan otak sebagai respon terhadap cedera dan menyebabkan
peningkatan tekanan intracranial. Peningkatan tekanan intracranial akan
menimbulkan distrosi dan bergesernya otak yang akan mengganggu
perfusi serebral
D. Hipertensi merupakan factor risiko utama yang dapat mengakibatkan
pecahnya maupun penyempitan pembuluh darah ke otak.
Pecahnya pembuluh darah otak akan menimbulkan perdarahan, akan
sangat fatal bila terjadi interupsi aliran darah ke bagian distal, di samping
itu darah ekstravasi akan tertimbun sehingga akan menimbulkan tekanan
intracranial yang meningkat, sedangkan penyempitan pembuluh darah
otak akan menimbulkan terganggunya aliran darah ke otak dan sel-sel
otak akan mengalami kematian.(Asuhan Keperawatan, Nur Rifah
Kusdiani2014)
5. Mengapa cva hemoragik dapat terjadi ?
Stroke Hemoragik adalah serangan terjadi pada otak yang mengalami kebocoran
atau pecahnya pembuluh darah di dalam otak, sehingga darah menggenangi atau
menutupi ruang – ruang jaringan sel otak. Adanya darah yang menggenangi dan
menutupi jaringan sel otak, akan menyebabkan kerusakan jaringan sel otak da
ini menyebabkan kerusakan fungsi otak. Genangan darah bisa terjadi pada otak
sekitar pembuluh darah yang pecah (intracerebral hemorage) atau dapat juga
genangan darah masuk ke dalam ruang sekitar otak (subarachnoid hemorage).
Dampak stroke sangat luas dan fatal, bahkan sampai kepada kematian.
( (Wardhana, 2011)
4 Merangkai penjelasan untuk kepentingan pemecahan masalah dari hasil diskusi yang
disepakati dengan penjelasan data yang sudah tepat dan benar sesuai dengan teori/referensi

Rangkaian penjelasan pemecahan masalah dari hasil diskusi yaitu


1. Dapat menjelaskan data kasus seperti identitas pasien, data subyektif dan data
objektif, hasil pemeriksaan penunjang dan obat- obatan yang di berikan
2. Dapat menjelaskan masalah seperti istilah istilah asing serta penjelasannya yang
terdapat dalam kasus
3. Dapat menjelaskan pathway dari kasus yang di bahas
4.Dapat membuat atau menyususn pertanyaan-pertanyaan dari data kasus yang telah
bahas yang belum di pahami dan dapat menjelaskan pertanyaan pertanyaan tersebut

5 Kesimpulan dan penetapan pencapaian tujuan pembelajaran


Kesimpulan dari kasus stroke hemoragic adalah didapatkan hasil pengkajian Ny. S
bahwa badan sebelah kanan lemah, tidak bisa digerakkan, pusing, sulit tidur, sering
terjaga malam hari dan merasa kurang istrahat. Jadi diagnosa yang di dapatkan dari hasil
pengkajian yang dilakukan pada Ny. S adalah diagnosa keperawatan : Resiko perfusi
serebral tidk efektif b.d infark jaringan otak, Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan
neuromuskular, dan gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan. Intervensi
keperawatan yang dilakukan untuk megatasi resiko perfusi serebral tidak efektif,
gangguan mobiitas fisik, gangguan pola tidur dengan tujuan berdasarkan SIKI. Adapun
implementasi yang dilakukan pada Ny. S adalah, diagnosa 1 : mengobservasi tingkat
kesadaran, memonitor TTV, memonitor kekuatan pegangan. Diagnosa 2 :
mengidentifikasi adanya keluhan fisik, mengidentifikasi toleransi fisik, melakukan
TTV. Diagnosa 3 : mengidentifikasi pola tidur, mengidentifikasi faktor pengganggu
tidur. Jadi evaluasi keperawatan yang dilakukan pada Ny. S adalah tiga diagnosa
keperawatan ini sudah teratasi semua.
Jadi kesimpulan dari hasil yang kita dapatkan tadi dapat bermanfaat untuk kelanjutan
praktek stase KMB karena tidak menutup kemungkinan kita akan mendapatkan kasus
yang serupa.

Pencapaian tujuan pembelajaran


a. Mahasiswa dapat memperjelas pemahaman tentang apa yang telah dipelajari
b. Mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan tentang topik melalui diskusi
c. Mahasiswa mampu berfikir kritis sesuai topik kasus
d. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian, menentukan diagnosis keperawatan,
melakukan intervensi implementasi dan evaluasi secara kerjasama kelompok
e. Mahasiswa mampu berdiskusi secara aktif antar teman untuk memecahkan
permasalahan sesuai topik kasus, mampu bermusyawarah dalam mengambil
kesimpulan
f. Mahasiswa dapat mendengarkan berbagai perspektif yang berbeda saat
berdiskusi

Daftar Peserta Kegiatan Tutorial


No Nama Mahasiswa Tanda Tangan

Kelompok 4
1. Lu’lu’ Luthfiatun Ulinnuha
2. Khusnul Dwiyanti
3. Kalista Elsi Rahayu
4. Jefri Kabukut Ndatang

Kelompok 3
1 Hana
2 Helmi Pade
3 Irwanto ana kaka
Panduan Tutor

Arah tujuan/topik fokus pebelajaran tutorial

1. Kognitif: pengetahuan comprehensif / berpikir kritis sesuai topik kasus


2. Pengetahuan aplikasi prosedural sesuai topik kasus
3. Pengkajian / Penentuan diagnosis / Perencanaan / Implementasi / Evaluasi / sesuai topik kasus

Anda mungkin juga menyukai