Oleh :
Arief Zando
Arago P. Fugu
Dimas Wijaya
Dionisius M. Tappy
Pembimbing:
dr. Rini Lestari Ansannay,
Sp.KFR
dr. Octaviani Hidemi, Sp.KFR
BAB I
PENDAHULUAN
• Osteoarthritis (OA) merupakan bentuk artritis yang paling
sering ditemukan di masyarakat, bersifat kronis, yang
berdampak besar dalam masalah kesehatan masyarakat.
OA merupakan penyakit degeneratif dan progresif yang
mengenai 2/3 orang yang berumur lebih dari 65 tahun,
dengan prevalensi 60,5% pada pria dan 70,5% pada wanita.
Nyeri menjadi gejala utama terbesar pada sendi yang mengalami OA. Rasa
nyeri diakibatkan setelah melakukan aktivitas dengan penggunaan sendi dan
rasa nyeri dapat diringankan dengan istirahat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
OSTEOARTHRITIS
Osteoartritis (OA) adalah jenis
arthritis yang disebabkan oleh
kerusakan dan hilangnya tulang
rawan dari satu atau lebih sendi,
sehingga menyebabkan penurunan
dari fungsi persendian
Etiologi
1. Umur,
2. Gangguan mekanik,
3. Kecacatan genu valgus atau genu varus
4. Infeksi
5. Sindrom metabolik,
6. Obesitas,
7. Penyakit endokrin,
8. Penyakit sendi lain (tuberkulosis).
Patofisiologi
• Keterlambatan perkembangan motorik anak
diartikan sebagai keterlambatan perkembangan dari
unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh,
dan perkembangan tersebut erat kaitannya dengan
perkembangan pusat motorik anak.
STADIUM OSTEOATITIS
Kriteria ACR 2016 untuk Diagnosis
Awal OA genu
Kriteria awal :
Nyeri lutut dan / atau nyeri tekan lutut
Tidak adanya kriteria eksklusi
Langkah I:
Nyeri lutut
Knee bony tenderness
Krepitasi pada gerakan lutut
Cairan sinovial yang kompatible (jumlah WBC < 2000/mm3 dengan jumlah PMN <
25%
Langkah II:
Onset terjadi antara usia 40 sampai 50 tahun
Onset terjadi saat usia < 50 tahun
Knee bony enlargement
Pada pemeriksaan X-ray atau MRI terdapat osteophyte
Bila terdapat 3 poin dari 10 dengan paling sedikit 1 poin dari
Langkah II beserta semua kriteria masuk, diagnosis OA lutut dapat
ditegakan
Pentalaksanaan
Kriteria 2: Kriteria 2:
Usia lebih dari 50 tahun. Usia 54 tahun.
Kaku sendi kurang dari 30 menit. Kaku sendi pagi hari 5 menit.
Krepitasi pada pergerakan aktif dan adanya Osteofit (+).
osteofit.
3. dari 3 kriteria)
PENATALAKSANAAN
• Penatalaksaan pada pasien ini adalah fisioterapi, dengan program terapi infra red.
Pasien ini mengalami nyeri regio genu dextra da sinistra, dengan VAS Genu dextra 3
dan genu sinistra 2.terapi infra red menurut tinjauan pustaka sebagai terapi panas
yang bertujuan mengurangi nyeri, mengurangi spasme otot, mengurangi kekakuan
sendi, menambah ekstensibilitas tendon. Selain itu pasien juga mengalami
Gangguan ADL seperti berdiri lama, duduk lama, perpindahan posisi dari duduk ke
berdiri dan dari berdiri ke duduk, sehingga pasien di terapi penguatan dengan latihan
isotonik. Menurut teori, latihan isotonik memberikan perbaikan lebih besar dalam
menghilangkan nyeri. Latihan ini dianjurkan untuk latihan kekuatan awal pada pasien
osteoartritis dengan nyeri lutut saat latihan.
• Perkembangan pengendalian gerakan tubuh
meliputi kegiatan yang terkoordinir antara
susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord.
Keterlambatan perkembangan gerakan motorik
anak dapat dibagi menjadi dua yaitu motorik
kasar dan motorik halus.
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu ( suhu
rectal 380C) dan merupakan proses ekstrakranium. Nilai ambang kejang berkisar
antara 38,8- 41 0 c. Kejang demam terdiri dari kejang demam simplek dan kejang
demam komplek dan pada kasus ini pasien mengalami kejang demam komplek
yang disebabkan oleh malaria berat.
Malaria berat adalah malaria yg disebabkan P. falsifarum atau P.vivax stadium
aseksual atau RDT positif ditambah satu atau beberapa Keadaan dan pada
pasien ini terdapat beberapa keadaan yaitu : penurunan kesadaran dan kejang
berulang.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
• Keterlambatan perkembangan umum atau global developmental delay
merupakan keadaaan keterlambatan perkembangan yang bermakna pada 2
atau lebih sektor perkembangan
• Skrining Perkembangan yang sering digunakan adalah Denver II.
• Pada pasien ini awalnya melalui tahap perkembangan yang normal pada
seusianya yaitu sudah bisa duduk dan berbicara beberapa suku kata namun
pasien ini mengalami malaria berat yang menyebabkan pasien mengalami
demam tinggi hingga kejang dan sampai tidak sadarkan diri setelah
mengalami kejang.
TERIMA KASIH