Anda di halaman 1dari 31

SPONDILOARTHROPATHY

SERONEGATIF
KELOMPOK 2
ERVANUS EKO YUWONO (1021021004)
HERY FATHURRAHMAN (1021021006)
HOLILATUL ROHMA NIM (1021021007)
LUTFI PRADIPTA HADI NIM (1021021009)
MARIA SRI HASTUTI NIM (1021021010)
MUKHTAR LUTFI ANSHORI (1021021013)
RIDWAN EFFENDI NIM (1021021016)
SISKA WULANDARI NIM (1021021017)
SITI DWI WIDAYANTI NIM (1021021018)
DEFINISI

 Spondiloartropati adalah suatu kelompok


penyakit inflamasi multisistem yang saling
berkaitan. Penyakit ini menyerang vertebra,
artritis perifer asimetris, entesopati (jaringan
periartikuler), disertai manifestasi ekstra
artikuler. Manifestasi ekstra artikler yaitu
dapat terjadi inflamsi gastrointestinum,
urogenital akut maupun kronik, inflamasi
mata bagian anterior, lesi pada kuku dan kulit.
 Termasuk dalam spondyloarthropathies seronegatif adalah
AS (Ankylosing spondilitis), arthritis reaktif (sebelumnya
dikenal sebagai sindrom Reiter), arthritis psoriatis, dan
arthritis enteropathic.
 Ankylosing spondilitis (AS, dari bahasa Yunani''''ankylos,
membungkuk; spondylos'''', tulang belakang), sebelumnya
dikenal sebagai Penyakit Bechterew, sindrom Bechterew,
dan Marie penyakit Strümpell, suatu bentuk dari
Spondyloarthritis, adalah inflamasi, arthritis kronis dan
penyakit autoimun. Ini terutama mempengaruhi sendi di
tulang belakang dan sacroilium di panggul, akhirnya
menyebabkan fusi tulang belakang.
ETIOLOGI

 Masih belum diketahui secara pasti, namun di


duga karena dipengaruhi oleh faktor genetik,
yaitu adanya HLA – B27.
 Penelitian baru-baru ini juga ditemukan
karena adanya gen-gen ARTS1 dan IL23R
yang menyebabkan Ankylosing Spondylitis
ini. Gen-gen ini tampaknya memainkan peran
dalam mempengaruhi fungsi imun.
MANIFESTASI KLINIS

 Manifestasi klinis pada AS dibagi menjadi;


a. Manifetasi Skeletal
  Low back pain
 Nyeri pinggang (low back pain) pada ankylosing spondylitis ditandai oleh :
 1) dimulai dengan adanya rasa nyeri di pinggang dan penderita sebelum berumur 40
tahun;
2) Permulaannya insidious (perlahan-lahan).
3) nyeri menetap paling sedikit selama 3 bulan;
4) berhubungan dengan kaku pada pinggang waktu pagi hari;
5) nyeri berkurang/membaik dengan olah raga.

 Nyeri dada
  Nyeri tekan pada tempat tertentu
  Nyeri sendi lutut dan bahu
 B.Manifestasi ekstra skeletal
 - Mata
 - Jantung
 - Paru-paru
 - Sistem syaraf
 - Ginjal
PATHOFISIOLOGI

 Penyakit ini bersifat kronis dan progesif yang menyerang pada


tulang rawan dan fibrokartilago sendi sakroiliakal dan sendi
panggul serta sinovial dan spinal, inti kuman biasanya merusak
spongiosakorpus vertebra . Bagian-bagian intervertebra menjadi
meradang dan akhirnya terjadi fusi/persatnan/ankilose tulang pada
sendi sakroiliaka dan spinal-spinal lain melalui servikal. Fusi dari
sendi sakroiliaka dan servikalis dapat terjadi antara 10-20 tahun .
Penyakit ini timbul pada usia 10-30 tahun dan progesif setelah 50
tahun dan lebih banyak pada laki-laki.
Apabila diskus inter vertebralis sudah terinvasi oleh jaringan
vaskuler dan fibrosa , maka akan timbul klasifikasi sendi dan
struktur artikular . Klasifikasi terjadi pada pada jaringan lunak akan
menjembatani satu tulang vertebra lainnya. 
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

 C-reactive protein (CRP) dan tingkat sedimentasi eritrosit


rate (ESR) tes yang dapat memerintahkan untuk mencari
tanda-tanda infeksi dan kehadiran gen HLA-B27.
 ·         CT atau MRI mungkin mampu deteksi awal
sakroiliitis.
 ·         X-ray dapat sangat berguna untuk menunjukkan
perubahan dalam tulang belakang, sendi dan panggul
yang umum dengan banyak penyakit ini.
 ·         Scan tulang dapat menunjukkan situs peradangan.
 ·         Pemeriksaan radiologi
 
PENATALAKSANAAN MEDIS

  Nonmedikamentosa
 §  Mobilitas yang baik dan teratur (olahraga
dan latihan),
 §  Penyuluhan
 §  Radio terapi
 §  Operatif
  Medikamentosa
­OAINS
 Bisa menggunakan Indometacyn, naproxen
ataupun ibuprofen.
Dosis untuk dewasa Indometacyn yaitu 100-
150 mg/hari dalam dua atau tiga dosis.
Sedangkan untuk anak-anak 1,5-3 mg/kg
BB/hari dalam dua atau tiga dosis.
ASUHAN
KEPERAWATAN
IDENTITAS KLIEN

 Initial klien
 Usia
 Jenis kelamin
 Status
 Alamat
 Pendidikan
 Suku
 Agama
 Tgl masuk RS
 Diagnosa medis
PENGKAJIAN

 Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri punggung saat bergerak
 Riwayat penyakit sekarang
P :nyeri saat di gerakan
Q:nyeri dirasakan kaku
R:punggung
S:skala nyeri dirasakan di angka 7
T:nyeri dirasakan sekitar 30 menit
 Riwayat penyakit dahulu
 Riwayat penyakit keluarga
E.Pengkajian fungsional

 Persepsi terhadap kesehatan


 Pola aktifitas dan latihan
 Pola istirahat dan tidur
 Pola nutrisi
 Pola eliminasi
 Pola kognitif
 Pola konsep diri
 Pola koping
 Pola seksual
 Pola peran berhubungan
 Pola nilai dan kepercayaan
F.Pemeriksaan fisik

-TTV
-Postur tubuh
-Cara berjalan
-Mobilitas
-Pengkajian kepala dan leher
-Pengkajian vertebra
-Pengkajian ekstremitas atas
-Pengkajian ekstremitas bawah
-Pemeriksaan sistem muskular
-Pengkajian psikososial
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan

 1.Gangguan nyaman nyeri b/d adanya


penekanan syaraf karena adanya inflamasi
 2.Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri
persendian
 3.Gangguan body image b/d perubahan sikap
tubuh
Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan
Gangguan nyaman nyeri b/d adanya penekanan syaraf karena adanya
inflamasi
 Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam
diharapkan rasa nyaman klien terpenuhi atau terhindar dari nyeri
 KH : Nyeri hilang/berkurang
 Intervensi :
1.berikan posisi yang nyaman
R/sebelum dilakukan tindakan pasien perlu diberikan posisi yang
nyaman
2.kaji skala nyeri
R/skala nyeri menentukan tingkat nyeri dan menentukan tindakan
3.berikan distraksi relaksasi (misalnya: musik,message)
R/ mengalihkan perhatian pasien dari nyeri
4.Kolaborasi dengan tim medis lainya untuk memberikan obat-obatan .
R/mengurangi rasa nyeri
 Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri persendian
 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x
24 jam diharapkan klien dapat meningkatkan aktivitasnya
sesuai dengan kemampuan
 KH :Klien dapat melakukan aktifitas sehari-hari
 Intervensi :
1.berikan posisi yang nyaman
R/posisi yang nyaman penting sebelum dilakukan tindakan
2.Berikan Latihan ROM
R/melatih mobilisasi persendian
3.Lakukan ambulasi dengan bantuan walker atau tongkat
R/melatih pasien berjalan normal
4.Usahakan untuk kembali meningkatkan aktivitas normal
R/mempercepat pemulihan dan menghindari ketergantungan
pada alat bantu
 Gangguan body image b/d perubahan sikap tubuh
 Tujuan :klien mendemonstrasikan penerimaan diri
terhadap situasi yang baru
 Intervensi :
1.Libatkan klien dalam melakukan perawatan diri
R/melatih kemampuan klien dalam merawat diri
2.Validasi masalah yang dialami klien
R/perawat perlu memberikan empati terhadap klien dalam
meningkatkan kepercayaan diri klien
3.Berikan dukungan moral
R/meningkatkan pemulihan konsep diri klien
3333rikan dukungan moral kandukungan moral
Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan
 Gangguan nyaman nyeri b/d adanya
penekanan syaraf karena adanya inflamasi

1.memberikan posisi yang nyaman


2.mengkaji skala nyeri
3.memberikan distraksi relaksasi (misalnya:
musik,message)
4.Memberikan Kolaborasi dengan tim medis
lainya untuk memberikan obat-obatan .
 Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri persendian

1.Memberikan posisi yang nyaman


2.Memberikan Latihan ROM
3.Melakukan ambulasi dengan bantuan walker
atau tongkat
4.Mengusahakan untuk kembali meningkatkan
aktivitas normal
 Gangguan body image b/d perubahan sikap
tubuh

1.melibatkan klien dalam melakukan perawatan


diri
2.memvalidasi masalah yang dialami klien
3.memberikan dukungan moral
Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
 Gangguan nyaman nyeri b/d adanya penekanan syaraf karena adanya
inflamasi

S : Klien mengatakan nyeri hilang / brkurang

O: wajah klien tampak rileks

A: Masalah teratasi

P: Pertahankan intervensi
ssssasssjah klien terlihat rileks/ tidak meringis kesakitan
A: Masalah teratasi
P: pertahankan keadaan pasien dan jika terus membaik pasien bisa
dianjurkan untuk pulang
 Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri persendian

S:Klien mengatakan sudah dapat beraktifitas

O:Wajah terlihat rileks

A:Masalah teratasi semua

P:Pertahankan intervensi
 Gangguan body image b/d perubahan sikap
tubuh

S:Sikap tubuh klien sudah kembali normal


O:Wajah klien sudah tampak rileks
A:Masalah teratasi semua
P:Pertahankan intervensi dan klien sudah di
perbolehkan pulang
Daftar Pustaka
 Taurog JD, Lipsky P. Ankylosing spondylitis, reactive arthritis, and undifferentiated
spondyloarthropathy. In: Isselbacher KJ, Braunwald E, Wilson JD, Marthin JB, Fauci AS,
Kasper DL (Eds): Harrison's Principles of Internal Medicine, 13th ed., Mc Graw-Hill Inc.,
International Edition, 1998, 1, 1664-69.
 Weisman MH. Spondyloarthropathies. In: Stein JH, Hutton JJ, Kohler PO (Eds): Internal
Medicine, 4th ed., Mosby Year Book Inc., Missouri 1994, pp 2454-62.
 Moll JHM. Spondyloacthropathles. In: Rheumatology in Clinical Practice. Blackwell Scientific
Publication, Oxford 1987,347-73
 Eastmont CJ. Seronegative spondyloarthropathies. In: Weatherall JD, Ledingham JGG,
Warrell DA (Eds) Oxford Textbook of Medicine, 3th ed., Oxford Medical Publication, Oxford
1996, 2965-74.
 Khan MS, Ankylosing spondylltis: clinical features, In: Klippel JH, Dieppe PA (Eds):
Rheumatology, Mosby, St. Louis 1994, 25.1-10
.
 Isbagio H. Spondiloartropati seronegatif. Dalam: Noer HMS, Waspadji S, Rachman AM, et al
(Eds): Buku Ajar llmu Penyakit Dalam I 3rd ed., Balai Penerbit FKUI, Jakarta 1996, 142-9.
 Nasution AR. Spondilitis ankilosing sebagai bagian dari spondiliartropi. Dalam Waspadji S,
Gani RA, Setiadi S, Alwi I (Eds); Bunga Rampai Ilmu Penyakit Dalam. FKUI 1996, 236-50
Thanksssssssss ....!!!!!!

Anda mungkin juga menyukai