Disusun oleh :
1. Dian Dwi Putranto
2. Friska Luvi Kardina
3. Lintang Ayuningtyas
4. Ricky Hasto Amirudin
5. Suwenti
6. Yulifah Hargiwiyanti
( P07120110008 )
( P07120110016 )
( P07120110024 )
( P071201100 )
( P071201100 )
( P07120110040 )
A. Pengertian
Spondilitis ankilosis adalah suatu penyakit peradangan kronik
progresif yang terutama menyerang sendi sakroiliaka dan sendisendi tulang belakang. Dengan semakin berkembangnya penyakit
pada tulang belakang, maka jaringan lunak paravertebra dan sendi
kostovertebralis mungkin terserang juga (Price & Wilson, 1985).
Sedangkan
spondilitas
Penyebabnya
spondilitis
belum
diketahui,
merupakan
menimbulkan
reaksi
dalam
sistem
imunologi
dan
BB menurun
b.
Malaise
c.
Lemah
d.
Mood berubah
Pemeriksaan Laboratorium
Tidak ada uji diagnostik yang patognomonik. Peninggian
laju
endap
darah
ditemukan
pada
75%
kasus,
tetapi
gambaran
sama
negatif. Cairan
pada
inflamasi.
sendi
Anemia
Pemeriksaan Radiologi
Kelainan radiologis yang khas pada SA dapat dilihat
pada
sendi
aksial,
terutama
pada
sendi
sakroiliaka,
penyempitan
celah
sendi
yang
konsentris,
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Fokus Pengkajian
1. Data subyektif
Banyak
orang
dengan
ankilosis
spondilitis
belum
gangguan
perubahan
sarcoilliaca
bilateral
yang
dan
berpartisipasi
dalam
aktifitas
sesuai
keluhan
nyeri,
lokasi,
intensitas,
faktor
yang
Rasionalisasi :
Menentukan kebutuhan managemen nyeri dan keefektifan
program.
b. Biarkan apsien mengambil posisi yang nyaman pada posisi
tidur atau duduk di kursi. Tingaktkan istirahat di tempat tidur.
Rasionalisasi :
Pada penyakit berat tirah baring diperlukan untuk membatasi
nyeri dan cedera sendi.
c. Dorong untuk selalu mengubah posisi, bantu pasien untuk
bergerak ditepat tidur, sokong sendi yang sakit, hindari
gerakkan yang menyentak.
Rasionalisasi :
Mencegah
kelelahan
umum
dan
kekauan
sendi,
Kerusakan
mobilitas
fisik
b.d
penurunan
kekuatan otot.
Tujuan :
Mempertahankan fungsi posisi dengan pembatasan kontraktur,
meningkatkan
kekuatan
dan
fungsi
bagian
tubuh,
Rasionalisasi :
Sianosis mungkin perifer atau sentral keabu abuan dan
sianosi sentral mengindikasikan beratnya hipoksemia.
d. Auskultasi bunyi nafas, catat area penurunan aliran udara
dan atau bunyi tambahan.
Rasionalisasi :
e. Awasi tingkat kesadaran atau status mental. Selidi adanya
perubahan Rasionalisasi :
Gelisah dan ansietas adalah manifestasi umum pada
hipoksia, GDA memburuk disertai binggung atau somnolen
menunjukkan disfungsi serebral yang berhubungan dengan
hipoksia.
f. Kolaborasi
Berikan oksigen tambahan yang sesuai dengan indikasi hasil
GDA dan toleransi pasien.
Rasionalisasi :
Dapat memperbaiki atau mencegah memburuknya hipoksia.
DAFTAR PUSTAKA