Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

SPONDILITIS
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah KMB 2
Dosen Pengampu : Ni Ketut K M.Kep.Sp.Kep

KELAS 2A

Disusun Oleh : Kelompok 7


Siti Mahmudah (2820173036)

Siti Roviqoh (2820173037)

Tenia Sri Panuntun (2820173038)

Tri Marsih (2820173039)

Widyana Sari Sasmita (2820173040)

Yesi Anggraini (2820173041)

Nadhea Nur Hazilla (2720162844)

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO


YOGYAKARTA
2018
A. Pengertian
Spondilitis ankilosis atau dikenal juga dengan spondilitis remathoid merupakan
penyakit inflamasi progresif yang menyerang sendi tulang belakang dan sendi aksial
lainnya. Penyakit ini lebih sering menyerang pria daripada wanita pada kelompok umur
15-20 tahun. Spondilitis ankilosis biasanya bermula pada pinggang dan kemudian merusak
tulang belakang serta jaringan di sekitarnya hingga akhirnya menyebabkan ankilosis dan
deformitas pada seluruh kolumna vertebra (Mansjur,2001)
Spondilitis ankilosis adalah merupakan penyakit reumatik inflamasi Sistemik
krinik yang terutama menyerang sendi aksial ( Vertebra ). Yang merupakan tanda khas
adalah terserangnya sendi sarko iliaka, juga sering menyerang sendi Panggul, bahu dan
ekstrimitas pada stadium lanjut (Suratun, dkk, 2008).

B. Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi penyakit ini cenderung menyerang anggota
keluarga, menunjukkan adanya perang enetik. Kecenderungan ini terjadi dimana secara
mayoritas ( hamper 90% ) dari pasien dengan ankilosis spondylitis dilahirkan dengan gen
HLA-B27. Testes darah telah dikembangkan untuk mendeteksi marker gen HLA-B27 dan
telah memajukan pengertian kita tentang hubungan antara HLA B27 dan ankilosis
spondylitis.
Gen HLA-B27 tampak hanya menungkatkan kecenderungan meningkatkan
mengembangkan ankilosis spondilitis, dimana beberapa faktor faktor tambahan, mungkin
lingkungan, adalah perlu untuk timbulnya penyakit atau menjadi jelas. Pada individu
individu yang positif HLA-B27 yang mempunyai saudara saudara dengan penyakit ini,
resiko mereka mengembangkan ankilosis spondylitis adalah 12% ( enam kali lebih besar
dari pada mereka yang saudara saudaranya tidak mempunyai ankilosis spondiliis ).
Penelitian baru baru ini juga ditemukan adanya gen gen ARTS1 dan IL23R yang
menyebabkan ankilosis spondylitis.
C. Manifestasi Klinis
Awitan spondilitis ankilosis biasanya bertahap dan tiba-tiba . Pasien mungkin
memiliki penyakit nyeri punggung bawah intermiten. Nyeri memburuk di malamhari, di
ikuti kekakuan di malamhari yang mereda dengan aktivitas. Nyeri dapat menjalar
kebokong, pinggul, atau menuruni tungkai. Seiring dengan perkembangan penyakit,
gerakan punggung menjadi terbatas, kurva lubal tidak ada, dan kurva turatorak smenonjol.
Padakasus yang berat, seluruh sepina mengalami fusi, mencegah semua gerakan. Pasien
yang menderita spondilitis ankilosis juga dapat mengalami arthritis perifer, terutama
mengenai sendi pinggul, bahu, dan lutut. Manifestasi sistemik, antara lain anoreksia,
penurunan berat badan, demam, dan keletihan. Banyak pasien mengalami uveritis
(inflamasi iris dan lapisan tengah vascular mata). Manifestasi ekstra-artikular penyakit juga
dapat mencakup penyakit radang usus, psoriasis yang tidak lazim, difusi paru atau jantung
(Fauci et al., 2008).

D. Pengkajian
1. data biografi
a. jenis kelamin. pria cinderung lebih rentan terhadap spondilitis ankilosis
dibandingkan wanita. perbandingan bisa mencapai 9:1 kasus.
b. usia. spondilitis ankilosis umumnya menyerang kelompok usia 20-40 tahun, dan
jarang terjadi pada orang berusia lebih 50 tahun.
c. suku bangsa. orang kaukasia dan Asia Timur cinderung menderita Spondilitis
ankilosis. Bangsa kulit hitam memiliki kecenderungan lebih rendah.
2. riwayat kesehatan
a. riwayat kesehatan sebelumnya. indetifikasi apakah pasien memiliki riwayat nyeri
persisten dengan awitan yang perlahan dengan progresif.
b. riwayat kesehatan sekarang meliputi:
1) keluhan:
a) nyeri pada tulang belakang dan panggul
b) kekakuan pada daerah punggung, bokong, dan paha bagian atas
c) kelelahan
d) nyeri tekan pada tepi pelvis, sternum, tumit, tuberositas tumit
e) berkurangnya kemampuan gerak simetris dan tidak bisa mengangkat kaki
dalam posisi lurus.
f) kontraktur fleksi pinggul.
g) perubhan postur tubuh seperti kifosis, lordosis, lumbal.
h) sukar bernafas dan ekspansi dada terbatas.
2) data objektif
a) observasi gejala nyeri yang bertahan pada sikap tegak
b) periksa postur tubuh; apakah pasien agak membungkuk kedepan pada
daerah fleksi panggul dan lutut.
c) periksa palpasi; apakah ada kelemahan pada spinal dan daerah sacroiliaca.
d) catat adanya rasa nyeri bila bergerak dan keterbatasan berputar, atau
membungkukkan tubuh bagian atas.
3) data subjektif
banyak orang dengan ankilosis spondilitis yang belum terdiagnosis
mengeluhkan rasa sakit pada pinggang sebelah bawah, kaku, gangguan
perubahan sacroiliaca bilateral yang berlangsung beberapa kali kemudian
menghilang. Gejala spondilitis ankilosis dari sendi-sendi terutama sendi spinal,
harus diperiksa. Demikian pula dengan perubahan bentuk tubuh dan
berkurangnya tinggi badan.
c. riwayat kesehatan keluarga. Salah satu faktor penyebab spondilitis ankilosis adalah
genetik/keturunan.

3. data labolatorium.
a. rematoid faktor biasanya negatif
b. terjadi peningkatan LED pada stadium aktif penyakit.
c. HLA-B 27 positif pada 90% penderita.
4. data psikologis. Pasien mungkin menarik diri dari perrgaulan, merasa harga diri rendah,
malu, dan sebagainya.
5. data sosial. Perubahan peran dalam keluarga/masyarakat karena tidak mampu
menjalankan tugas.

E. Diagnosa
1. Gangguan mobilitas fisik
2. Gangguan rasa nyaman karena nyeri akibat inflamasi dan/atau edema.
3. Gangguan konsep diri; perubahan struktur tubuh atau gangguan fungsi
4. Kurangnya pengetahuan tentang manajemen kesehatan
5. Gangguan pertukaran gas, perubahan pada spinal dan postur rongga dada,
berkurangnya
6. kemampuan dada menembang
7. Gangguan kebutuhan nutrisi dan gangguan absorbs nutrient
8. Deficit perawatan diri

DAFTAR PUSTAKA

Helmi, Noor Zairin. 2012. Buku Ajaran Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta : EGC
Istianah,umi.2002.Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal.
Yogyakarta :Pustaka Baru Press

Le Mone, priscillia. 2015. Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 5, Volume 4.
Jakarta: ECG.

Suratun, dkk. 2008. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan sistem Muskuloskeletal.
Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai