Anda di halaman 1dari 22

MODUL TERMINOLOGI MEDIS SISTEM SYARAF,

CEDERA, ORGAN DAN PENUNJANG (RMK 331)

MODUL SESI 10
MENGANALISIS DAN MENDEFINISIKAN ISTILAH PENYAKIT, TINDAKAN PADA
GANGGUAN JIWA

DISUSUN OLEH
DEASY ROSMALA DEWI, SKM, MKES

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 / 22
SUBTOPIK 1

MENGANALISIS DAN MENDEFINISIKAN ISTILAH PENYAKIT, TINDAKAN PADA


GANGGUAN JIWA

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu menganalisis
dan mendefinisikan istilah penyakit, tindakan pada gangguan jiwa

B. Uraian dan Contoh


Kesehatan Mental

Petugas bidang palayanan kesehatan mental berkerjasama untuk mendiagnoses dan


menerapi pasien gangguan mental dan emosional, melaksanakan konsultasi pasien yang
bermasalah terkait kecanduan substansi tertentu, dan membantu penyelesaian konflik
keluarga. Mereka bekerja di institusi rumah sakit, fasilitas pelayanan kesehatan mental,
fasilitas rehabilitasi mental dan praktik pribadi.

Psikiatris (Psychiatrists)(MD atau DO)


Ini adalah dokter spesialis yang dilatih di bidang diagnostik dan terapi gangguan mental.
Berhak menulis R/ (resep obat) untuk terapi dan melaksanakan counseling.

Psikologis Klinis (Clinical Psychologist) (PhD)


Ahli ini bertugas mendiagnoses dan menerapi gangguan mental. Terspesialisasi di
bidang konseling secara individual atau group (kelompok) untuk mengobati pasien.
Berpen-
didikan PhD di bidang psikologi klinik dan counseling, menyelesaikan 2-tahun
supervised clinical internship.

Psychiatric Mental Health Technician


Tenaga yang bekerja di bawah supervise dokter dan perawat, dikenal sebagai
psychiatric aides, berhak membantu keperawatan dan upaya asuhan pribadi. Mereka telah
menyelesaikan latihan on-the-job training.

PSIKOLOGI

Psikologi (sigh-KALL-oh-jee) adalah bidang studi tentang prilaku (behavior)


disertai proses berpikirnya manusia. Ilmu prilaku secara primer prihatin terhadap pengertian
bagaimana interaksi seorang manusia dalam lingkungan fisik dan dengan orang-orang
sekitarnya. Prilaku bisa dibagi menjadi 2 kategori: normal atau abnormal.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 / 22
Studi psikilogi normal meliputi bagaimana personalitas (kepribadian) berkembang,
bagaimana seseorang mengatasi stress, dan stadium pengembangan mentalnya.

Beda dengan studi psikologi abnormal dan terapi prilaku yang berada di luar normal
dan detrimental (merusak atau mengganggu ) terhadap lingkungan sosialnya. Prilaku
maladaptive berkisar dari seringnya tidak mampu meng-coping (mengatasi) stress, aksi
bizarre (aneh, ajaib, ganjil) dan keyakinan, sampai penarikan diri secara total. Psikologist
klinis (Clinical Psychologist) (sigh-KALL-oh-jist) adalah spesialis pengevaluasian dan terapi
pasien gangguan mental dan emosional.

All social interactions pose some problems for some people. Theses problems are not
necessarily abnormal. One means of judging if behavior is abnormal is to compare one
persons behavior with others in the community. Also, if a person’s behavior interferes with
the activities of daily living it is often considered abnormal).

PSIKIATRI
(PSYCHIATRY)

Psychiatry

Psychiatry (sigh-KIGH-ah-tree) adalah cabang ilmu kedokteran yang berkaitan dengan


diagnosis, terapi dan prevensi gangguan mental. Psychiatrist (sigh-KIGH-ah-trist) adalah
tenaga medis pesialis di bidang asuhan pasien gangguan mental, emosional dan prilaku (setara
dengan spesialis bedah, penyakit dalam, pediatrik dan obstetrik) yang mencapai tingkat
keahlian M.D. yang bisa dilanjutkan menjadi spesialis: Psikiatri anak, Psikiatrist forensic, atau
Psikoanalisis dalam teknik Psikoterapuetik khusus.

Profesi kesehatan lain juga memiliki area spesial dalam mengasuh pasien dengan
penyakit mental.
Contoh:
Perawat psychiatric (sigh-kee-AT-rik) dan petugas sosial psychiatric.

PSIKOLOGIST

Psychologist (sigh-KALL-oh-jist) adalah seorang ahli bukan dokter, yang


terlatih dalam metode psikoterapi, analisi, riset, menyelesaikan pendidikan master/Ph.D. di
bidang: psikologi klinis, psikologi eksperimental dan psikologi sosial. Psikologist klinis
berhak menggunakan semua metode psikoterapi namun tidak boleh memberi R/obat atau
melaksanakan “electrical shock therapy” seperti yang dilaksanakan oleh psychiatrist.

Ahli psikologist klinis terlatih untuk melaksanakan test evaluasi segala aspek kesehatan
mental dan intelegensi seseorang pasien.

Contoh test-test, di antaranya:


IQ (intelligence quotient)

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 / 22
IQ (INTELLIGENCE QUOTIENT)
Intelligence

Adalah kemampuan untuk memahami konsep dan mengerti alasan dasarnya. Memang
banyak kesimpangsiuran terkait definisi intelligensia. Banyak orang memanfaatkan istilah
tersebut sebagai nilai derajat pengetahuan. Penggunaan meluas tes IQ mengarah ke ide
bahwa intelligence merupakan peringkat kualitas tunggal.

Banyak ilmuwan lebih memilih untuk membagi intelligence menjadi beberapa faktor.

- Sebagian memandangnya memiliki 3 (tiga) bagian dasar – kecepatan (speed)


memikir, mempelajari dan memecahkan masalah.

- Sebagian lain memperdebatkan bahwa ada faktor umum intelligence yang hadir
membangun 7 (tujuh) kemampuan khusus: (1) memahami arti kata-kata, (2) lancar
menggunakan kata, (3) bekerja dengan memanfaatkan angka, (4) mengvisualisasi
benda-benda dalam space (tempat), (5) memori, (6) laju persepsi, dan (7)
kemampuan reasoning (memberi alasan) .

- Sebagian peneliti lebih maju, membagi intelligence ke dalam lebih dari 100 faktor
yang berbeda-beda.

Intelligence juga bisa diartikan memiliki tiga bentuk yang berbeda:

- abstract intelligence: memahami ide-ide dan simbol-simbol.

- practical intelligence: aptitude (bakat, kecerdasan) dalam dealing (berhubungan)


dengan masalah praktis, contoh di antaranya: memperbaiki mesin.:

- social intelligence: coping (menguasai, menanggulangi) dengan alasan dan bijak yang
berhubungan dengan kemanusiaan.

Kepribadian (personality) berperan penting dalam tipe inteligensia yang terakhir ini.

Usia dan Inteligensia:

Apapun definisinya, intelligence meningkat sesuai peningkatan usia sampai usia sekitar 6
tahun, dan terus stabil. IQ sesuai ukuran test intelligence terus meningkat sampai usia sekitar
26 tahun, akan terus menetap sampai usia 40 tahunan , baru kemudian menurun (penurunan
muncul lebih kemudian pada orang-orang yang bidang kerjanya memerlukan kemampuan
intelektual tinggi).

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 / 22
Keturunan dan Intelligence

Peran heriditer pada inteligensia banyak diperdebatkan, namun tidak diragukan bahwa
inteligensia diturunkan seperti pada kejadian tinggi badan seseorang. Faktor lingkungan
berperan penting seperti juga kondisi kesehatan fisik dan kepribadian. Orang tua yang
inteligen umumnya menurunkannya ke
anak keturunannya, namun demikian walau di dalam satu keluarga, bisa saja intelegensia
seorang anak lebih dari anak yang lain.

Anak yang diadopsi dari latar belakang sosial yang kurang maju, walau memiliki IQ lebih
dekat ke orang tua biologisnya daripada orang tua asuhnya, terkadang memiliki skor lebih
tinggi dibanding dengan yang diasuh oleh orang tua biologisnya.

Apakah ras manusia tertentu lebih inteligen dari ras yang lain tidak diketahui dengan pasti,
mengingat banyak faktor yang berkaitan dengan kultur budaya, kesehatan lingkungan yang
harus dipertim-bangkan.

Orang dari Negara yang berbeda sering bisa menonjol di bidang olah raga tertentu, aktivitas
seni dan okupasi, namun demikian alasan ini masih menjadi tanda-tanya.

Pada yang retardasi mental ada yang intelegensianya sangat ektrim (berdasarkan IQ-nya) dan
melebihi >140. Yang terakhir sering sangat sukses dalam hidupnya, namun juga tidak selalu.
Kepribadian dan penyesuaian sosial dirinya tetap berperan penting.

TES-TES INTELIGENSIA (INTELLIGENCE TESTS)

Tes-tes didesain untuk mengestimasi kemampuan mental seseorang.

Tipe Tes-Tes:

Wechsler Tests: yang paling banyak digunakan. Memiliki 2 (dua) versi dasar: WAIS
(Wechsler Adult Intelligence Scale) dan Wechler Intelligence Scale for Children. (MISC).
Masing-masing dibagi menjadi seksi verbal dan seksi performance, yang bisa dimanfaatkan
secara terpisah atau dikombinasi untuk menghasilkan skor menyeluruh. Seksi verbal untuk
mengukur keterampilan berbahasa, meliputi pengukuran vocab, pengetahuan umum, alasan
verbal, memori verbal.

Pada seksi penampilan meliputi pengukuran kemampuan konstruksional dan visual-


spatial dan kemampuan perceptual (interpretasi terhadap bentuk gambar).

Pada seksi performance tes bisa dimanfaatkan secara terpisah bagi orang yang
bermasalah dengan bahasa. Pada sense ini mereka mengukur kemampuan dasar intelektual ;
tes verbal mengu- kur yang terlibat dengan budaya karena tesnya adalah keterampilan
yang memaparkan latar bela- kang sosialnya.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4 / 22
Sranford-Binet Test

Ini adalah hasil revisi dari versi studi antara bentuk tes intelegensia yang terkuno,
yang disusun oleh Alfred Binet (Perancis) (1857-1911). Masih digunakan utamanya untuk
mengukur kemampuan scholastic (pembelajaran) .

Tes-tes Lain:

Banyak tes tersusun untuk mengukur satu aspek khusus dari intelegensia.
Goodenough-Harris tes mengassess penampilan dengan menanya seorang anak untuk
menggambar manusia; scoring (penilaian) berdasarkan bagaimana hasil gambar terkait tubuh,
proporsi dan baju yang dikenakan.

Cara Menilai (mengsekor) (Scoring)

Pada banyak tes intelegensia, scoring berdasarkan MA (notion = dugaan, of Mental


Age) yang dikaitkan dengan CA-nya (Chronological age) , mengingat inteligensia secara
normal meningkat sesuai maturitas individunya. IQ menjadi MA/CA dikalikan dengan 100
untuk meringkaskan hasil angka nilainya. Tes disusun untuk memastikan bahwa ¾ manusia
memiliki IQ antara 80-120. Hasil juga distandarkan sehingga skor menunjukkan kemampuan
relatif yang sama pada tingkat usia yang berbeda. Tanpa melibatkan grup usia IQ = 65
mengindikasikan bahwa orang terkait berada di 1% lebih rendah di bawah dari grup
kelompoknya. IQ – 135 mengindikasikan bahwa orang terkait berada 1% di atas grup usianya.

Pemanfaatannya

Tes Intelegensia dimanfaatkan untuk memprediksi apakah seorang memiliki


kemampuan untuk cope dengan job tertentu atau lulus dalam tes tertentu. Hasil bisa
dimanfaatkan untuk assess sekolah atau aptitude bidang kerja. Walau demikian, test
inteligensia banyak dikritik tentang biasnya terhadap gender dan ras. Tes juga dimanfaatkan
untuk mendefinisikan legal notion (dugaan, gagasan,maksud atau pikiran) terkait retardasi
mental dan untuk akses ke efek penyakit otak atau dementia. Pada hasil khusus, perbedaan
besar antara skor verbal dan performance bisa membantu untuk mengassess derajat
penyakit otak. Kanak-kanak dengan kesulitan khususnya (lambat belajar membaca) bisa
dites untuk mengassess beratnya dan bentuk asalnya masalah sehingga terapi dengan cara
mendidik bisa direncanakan.

(Sumber pustaka: The American medical Association Encyclopedia of Medicine)(ed. 1989)

Projective (personality) tests (tes untuk me-reveal personality structure)

- Roschach technique (inkblots figure)


- TAT = Thematic Apperception Test (pictures are used as stimuli for making up a
story)

Tests which show how the body is perceived:

- Graphomotor projection tests dan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5 / 22
- Draw a Person Test

Tests used for detecting deficiencies in movement or coordination due to brain damage:
- Bender-Gestalt Test (draw certain geometric designs)

Test which reveal aspects of personality, such as responsibility, socialization and


dominance

- Minesota Multiphasic Personality Inventory Test (MMPI), contains true-false


questions.

GANGGUAN PSIKIATRIK

Ide Sigmund Freud’s berperan penting dalam upaya untuk mengerti berbagai
tipe gangguan psikiatrik. Frued percaya bahwa kepribadian terbentuk dari 3 (tiga)
bagian utama:
- id,
- ego dan
- super-ego

FREUDIAN THEORY
(TEORI FREUD)

Teori dikembangkan Freud dari hasil terapi pasien-pasien neurotic dengan


penggunaan hypnosis yang dijadikan dasar teknik Freud tentang psychonanlysis.
Frued meyakini bahwa perasaan, pikiran dan prilaku ada di bawah kontrol
unconscious wishes dan konflik, dan masalah timbul manakala keinginan tersebut tidak
terpenuhi atau konfliknya tetap tidak teratasi.

(Freud, Sigmund (1856-1939): neurologist dari dari Venesia, pendiri cabang ilmu
psychiatry: psychoanalysis, juga terkenal sebagai penemu arti unconscious (di bawah sadar,
tidak sadar)

Menurut Freud konflik berasal dari masa kanak-kanak yang terus hadir sampai orang
terkait dewasa.

Esensi teori Freud meliputi pengembangan dini psikologikal, khususnya pada


pengembangan sexualnya, yang sekarang nampak banyak memintas dari sekilas hanya
“seksual” meliputi hubungan dini dengan orang tua. Freud mendefinisikan: sejumlah stadium
(oral, anal, dan genital yang merepresentasikan area tubuh yang fixed menjadi atensi balita
dan juga pada berbagai tingkat usia) – disertai 3 komponen personalitas yakni id, ego, dan
super-ego (berbasis kenikmatan, realitas, dan moral serta constraints (pemaksaan) sosial
secara respectively (berturut-turut).

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 22
Model klasik Freudian memandang semua prilaku memiliki akar dalam instinct
(naluri) yang unconscious (tidak sadar) namun ultimately (akhirnya) ditentukan oleh
interplay (saling berpengaruh) antara id, ego dan super-ego.

Psychoanalisis berusaha menerapi gangguan mental dengan mendorong pasien


untuk memperbolehkan pikirannya mengalir dalam arah yang sadar tanpa disensor.
Freud percaya bahwa informasi penting akan muncul (emerge) dari pikiran yang tidak
sadar.

id

id [L, it] Dalam psychoanalisis berarti:


The primitive, performed psychic force in the unconscious, which is the source of the
instinctive energy necessary for self-preservation (penjagaan diri) and propagation
(perkembangbiakan) yakni: the unconscious force which is responsible for instinctive
impulses of self-preservation and reproduction; said to be dominated by the pleasure
principles.

id: mewakili instinct di luar kesadaran dan energy psikik yang hadir saat lahir dan
seterusnya
Id: membangkitkan basic drive: kebutuhan dasar, berjalan sesuai prinsip senang, mencari
penghargaan tanpa memperhatikan situasi.
id: dipercaya pre-dominant pada cara piker infant (bayi) dan pada pasien
gangguan
mental akan termanifestasi dalam aksi yang tidak terkendali.

ego

e’go [L., I]: (1) the self


(2) the conscious realization of oneself

1. in psychology: the self, regarded as a succession of mental states, or as the


conciousness of the existence of the self as distinct from other selves.

2. in psychoanalysis theory: that part of the personality in conscious contact with


reality.

Ego adalah cabang pusat pengkoordinasian kepribadian.


Ego adalah mediator antara id dengan dunia luar
Ego merupakan bagian kepribadian yang mengevaluasi dan mengases secara
logic dan objektif tentang realitas situasi dan apabila perlu, bisa menunda
kepuasan kebutuhan atau dorongan keinginan sampai obyek yang memuaskan
atau situasi muncul.

superego

super-ego adalah:

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 22
o internalized conscience (suara hati) dan
o bagian moral personality

Super-ego memintas sens dorongan disiplin dari


• autoritas orang tua dan
• lingkungan sosialnya.

Rasa dosa, adalah contoh: timbul dari prilaku dan pikiran yang tidak setara dengan
standards superego.

Freud berpendapat: bahwa gangguan psychologis muncul apabila kedua atau lebih
dari dua kepentingan tersebut konflik.

Mekanisme pertahanan misalnya: mengelak, adalah teknik yang digunakan orang


untuk menyapu ansietas (kegelisaahan) hasil produk konflik terkait.

Contoh:
Seorang yang menghadapi penyakit berat dapat saja mengelak kenyataan keadaan saat
kini atau yang mendatang → tidak percaya diagnosisnya, tidak mau diperiksa, tidak
mau minum obat, atau malah mengacuhkan gejala-gejala yang timbul.

Semua orang menfaatkan mekanisme pertahanan ini untuk menyesuaikan diri dengan
masalah yang sulit, ultilisasinya bisa dianggap: normal atau tidak normal. Apabila
pemanfaatannya menjadi konstruktif atau malah destruktif.

PATOLOGI TERKAIT KESEHATAN MENTAL

Definisi legal tentang gangguan mental adalah “impaired judgment and lack of self control”.

Ada 2 (dua) istilah yang digunakan pada gangguan kesehatan mental:

- Psikosis: ditemukan impairment (perusakan, pelemahan) yang siknifikan pada tes


realitas dengan gejala delusi (khayalan), halusinasi (mimpi, maya), dan bizarre (aneh,
ajaib, ganjil) behavior (prilaku).

- neurosis: penyakit mental yang lebih ringan, hasil tes realitas tidak nyata ada
gangguan, dan gejala psikotik tidak ada.

Jenis gangguan psikiatrik yang dirinci pada pustaka: Davi-Ellen Chabner,B.A., M.A.T.
The Language of Medicine (A Wrte-in text Explaining Medical Terms, 2nd. Ed. W.B.
Saunders Company. Philadelphia. London. Toronto) adalah:

Afective Disorders: Disorder of Mood (affective = mempengaruhi, mood = suasana hati)


Gangguan perangai: manic-depressive illness; major depression; cyclothymic disorder dan
dysthymic disorder

Manic-depressive illness ditandai khas adanya alternating moods of mania


(excessive excitement = kegembiraan berlebih, activity= aktivitas, exalted feelings =

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 / 22
perasaan memegahkan diri; dan juga kebutuhan tidur yang mengurang). Terjadinya
manic mood
(manic = perangai keranjingan, mood = suasana hati) merupakan tampilan yang
menonjol pada kondisi ini. Mood berayun dengan panjang waktu yang berbeda-
beda, berubah setiap hari atau dengan interval lebih lama. Gangguan bipolar
digunakan untuk menyebut satu kondisi yang disertai major manic bercampur dengan
episode depresi yang berubah-ubah dalam beberapa hari. Simtoma depresi sangat
menonjol pada gangguan bipolar.

Major depression meliputi severe dysphoric mood (yakni: sedih, irritable = mudah
marah , khawatir, discouragemnent = putus asa) Gejala lain adalah: tidak nafsu makan,
turun berat badan, gangguan tidur: insomnia, hyposomnia, pikiran tentang kematian,
bunuh diri, lambat dalam memutuskan dan berpikir, serta kelelahan. Bisa juga disertai:
tampilan psykotik: delusi, halusinasi.

Involutional melancholia: kondisi depresif yang timbul pada usia pertengahn atau
usia lanjut (involutional period). Pasien seringnya sangat depress dan pre-occupied
(menyibukkan diri) dengan rasa dosa yang berlebih atau tidak tepat. Simtoma menonjol
adalah adanya penurunan berat badan dan insomnia.

Cyclothymic disorder: (cycle/o- = cycle; thymic = mind) suatu kondisi dengan tanda
khas adanya periode-periode manic dan depressive, namun tidak seberat atau selama seperti
pada episode penyakit manic dan depressive. Tampilan psychotic yang ada pada
manic depressive, tidak ada pada gangguan cyclothymic.

Dysthymic disorder (dulu disebut sebagai: depressive neurosis): meliputi periode


depresif dan mood, namun tidak seberat dan tidak selama durasi seperti pada depressive
episode. Ada tampilan psychotic (delusions = khayalan, hallucinations = mimpi, maya,
incoherent = membingungkan, thinking) yang seperti sering ditemukan di major depression.

Anxiety Disorders

Tanda khas pada gangguan ini adalah: ketegangan yang tidak menyenangkan, sedih,
perasaan was-was. Contoh: phobias dan status ansietas.

Phobias adalah rasa takut irasional yang berkaitan dengan tipe stimuli atau situasi khusus.
Orang yang phobic umumnya akan menghindar objek yang menimbulkan rasa takut. Phobia
yang umum adalah;

Agoraphobia = takut pada tempat yang terbuka, tempat umum.

Social phobia = takut pada situasi bahwa dirinya terbuka di antara orang banyak.

Acrophobia = takut terhadap tempat yang ekstrim tinggi. (acr-)

Claustrophobia = takut tehadap tempat yang tertutup (claustr-)

Zoophobia = takut terhadap hewan (zoo)

Status anxietas meliputi: panic disorder, generalized anxiety disorder, obsessive-


compulsive disorder, dan post traumatic stress disorder.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 22
Panic disorder: ditandai dengan episode panic (apprehension = keprihatinan dan
fear) yang tidak mengendap akibat phobic object, life-threathening situation, atau
physical exertion.
Pasien bisa mengalami simtom fisik di antaranya: palpitation, dyspnea, dizziness,
faintness atau choking sensations (rasa tercekik).

Generalized anxiety disorder: disertai tanda khas persistent anxiety lebih dari
sekurang-kurangnya 1 bulan. Paisen disertai simtoma: apprehension (keprihatinan,
ketakutan), fear-fulness (rasa takut), motor tension (jitterness = gugup, trembling =
menggigil , eyelid twitch = mata kedutan) keringat banyak, mulut kering dan dizziness =
pusing, puyeng.

Obsessive-compulsive disorder (dulu disebut sebagai: Obssesive-compulsive neuro-


sis) yang meliputi gejala yang mendominasi perilaku pasien: recurrent thought
(obsession = godaan) dan replitative acts (compulsions =paksaan ) yang
mendominasi prilaku pasien.
Pasien akan merasa anxietas manakala dia dicegah untuk tidak melaksanakan satu
bentuk aksi ritual khusus berulangulang untuk menutupi rasa anxietas dan takut yang
mencekam.
(Contoh: mencuci tangan terus-menerus, menyibukkan diri dengan sesuatu yang
berbahaya).

Post traumatic stress: satu kondisi pasien dengan anxietas yang berkaitan dengan
pengalaman yang terdahulu (re-experiencing) (melalui peringatan kembali, mimpi, assosiasi)
dari trauma serius yang pernah dialami dalam masa hidupnya. Simtoma khas: timbulnya
gangguan memori, rasa dosa bisa survive sedang yang lain tidak, menghindari aktivitas yang
mengingatkan kembali trauma yang pernah dialami.

Somatoform disorders

Gejala gangguan fisik akibat ekspresi konflik mental. Simtoma fisik yang timbul
tidak cukup untuk bisa menjelaskan adanya: gangguan, atau cedera, dan bukan sesuatu
efek samping dari obat atau alkohol.
Contoh: Simtoma somatoform:
GE (tanda-tanda: sakit perut,mual, muntah, diare);
Cardiovascular ( sakit angina pectoris, palpitasi),
Hilangnya fungsi sebagian tubuh: sulit menelan, hilang suara, tuli,buta
atau
paralisis.
Gangguan konversi: hysterical neurosis, conversion type, hilangnya fungsi bagian tubuh.
Pasien umumnya merasa takut namun tidak menyadari adanya konflik yang mengancam
untuk
membebaskan diri dari repression (a defense mechanism), yang orangnya membuang semua
idea yang tidak diterima atau impulses dari kesadarannya, namun energi yang berkaitan
dengan konflik tersebut dialami sebagai simtoma fisik. Simtoma konversi, dalam kenyataan,
memungkinkan individual terkait untuk menghindar dari konflik dan memperoleh tunjangan
dari lingkungan sekitarnya .
Contoh: seorang dengan repressed anger dan keinginan untuk menusuk anggota
keluarga dekatnya bisa mendadak mengalami paralysis dan anxietas terkait kesehatannya.
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 10 /
22
Hypochondriasis (hypochondrial neurosis) gangguan somatoform dengan gejala pegal-
pegal, rasa sakit, dan discomforts (tidak nyaman). Rasa takut irasional dan anxietas ter-
hadap kesehatannya senantiasa menghantuinya.

issociative Disorders

Dulu dikenal sebagai hysterical neurosis atau dissociation type, melibatkan simtoma
mental yang seperti simtoma physical somatoform, menutupi rasa sakit dan anxietas
konflik yang tidak disadari.
Contoh: psychogenic amnesia (ketidak mampuan mengingat informasi pribadi yang
penting), psychogenic fugue (mendadak pergi dari rumah atau tempat kerja, disertai
amnesia), multiple personality yang timbul di dalam dirinya sebagai dua atau lebih dari dua
personalitas yang berbeda (digambarkan dalam literature terkenal: Dr. Jekyll and Mr.Hyde).

sychosexual Disorders

Gangguan pervesions sexual (deviasi dari normal) atau kondisi identitas sexual
psykologis pasien berbeda dengan anatomic seknya (gender identity).
Contoh:
Transsexualism: - keinginan merubah jenis seknya. Ada yang diterapi melalui operasi,
hormone terapi yang intensif dan psikoterapi.

Fetishim: - memperoleh gratifikasi seksual dengan cara mengsubstitusi dengan obyek


inanimate (benda mati) pengganti human love objek.

Transvestism: menggunakan pakaian jenis sek yang berbeda.

Exhibitionism: compulsive need untuk mengekpos tubuhnya, khususnya bagian


organ genitalnya.

Voyeurism: keinginan abnormal untuk mengintip organ sek atau aksi seksual.

Sexual masochism: mencapai kepuaan seksual dari penderitaan fisik atau kepuasan
psychis.

Sexual sadism: mencapai kepuasan seksual melalui siksaan sakit fisik atau
psychologik.

Personality Disorders

Pola prilaku sepanjang hidupnya, yang diterima individu namun membuat konflik
dengan orang lain yang berinteraksi dengannya.
Contoh:
- Schizoid: emosi sangat dingin dan aloof (sikap menyendiri); tak acuh terhadap
pujian atau kritikan, ataupun terhadap perasaan orang lain, temannya sedikit

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 /
22
- Paranoid: pervasive (meresap, merembes), kecurigaan yang berlebih dan
salah mempercayai orang, iri dan terlalu was-was terhadap motif yang
tersembunyi
pada orang lain, cepat mengelak.

- Histrionic: emosional, immature dan dependent; irrational outburst (ledakan,


semburan) dan iri serta terlalu concerned dengan motif tersembunyi orang lain;
cepat menentang.

- Antisocial: tidak ada loyalitas atau memperhatikan orang lain, dan tidak
memiliki
standard moral; beraksi hanya untuk memenuhi kepuasannya serta
impulsesnya (gerak atau desakan hatinya); tidak tolerans terhadap
frustasi dan menyalahkan orang lain bila ia sendiri yang salah.

- Passive-aggressive: menampilkan perasaan agresif secara pasif, di antaranya:


mencabik-cabik, rasa putus asa, membandel; obstructionism; dan
procrastination (mengnangguh-nangguhkan),

- Narcissistic: Cinta dirinya sendiri, grandiose sense terhadap pentingnya sendiri


atau keunikannya dan preokupasi dengan fantasi sukses serta power.

Organic Brain Syndromes

Ini adalah gangguan mental yang disebabkan oleh atau berkaitan dengan penyakit, di
antara stroke atau tumor yang menyerang otak.

Gejala yang ditimbulkan bisa:

Delirium:
Gangguan tercetus sebagai: disorientasi, mental cloudiness, garbled thinking
(dreamlike atau nightmarish), visual hallucinations (false sensory perceptions), dan
emosi abnormal dan mood (swinging from apathy to rage or sudden panic). Penyebab
terumum adalah cedera kepala, demam dan intoxikasi obat atau withdrawal, namun
bisa juga timbul bersama berbagai gejala infeksi, disfungsi kelenjar, dan keracunan.
Delirium tremens adalah kondisi yang timbul akibat withdrawal setelah
penggunaan lama atau ingesti alcohol.

Dementia:
Sindrom dengan gejala khas kehilangan memori dan intelegensia. Pasien
bisa sulit belajar, mengerti, kalkulasi, reasoning, dan memecahkan masalah, dan bisa
kehilangan kemampuan untuk memutuskan judgments. Sebab terumum adalah:
kehilangan suplei darah otak akibat penyempitan pembuluh darah (arteriosclerosis)
atau bekuan darah. Senile dementia timbul saat ada kehilangan atau atropi progresif
sel-sel lapisan bagian luar (gray matter) di otak (karena manula).

Schizophrenic Disorders

Schizophrenia:
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 12 /
22
Adalah gangguan psikotik mayor dengan tanda khas penarikan diri dari
realitas ke dunia yang dalam dari pemikiran dan perasaan yang disorganized (kacau).
Sebagian simtoma yang bisa hadir pada pasien terkait adalah: bizarre delusions
(khayalan ganjil tanpa basis fakta yang nyata), dan halusinasi pendengran yang
didengar pasien sebagai suara gaib. Simtoma lain adalah ilogical thinking dan bicara
yang incoherent (membingungkan)
Bisa juga ditandai dengan deterioration (kemerosotan, kemunduran) pasien dari
previous level of functioning (peringkat pengfungsian sebelumnya) pada area kerja
dan hubungan sosialnya.

Tipe schizophrenia:
- disorganized type: gejala bisa: frequent incoherence, indifferent or silly affect.

- catatonic type: ditandai khas dengan stupor catatonic (mute, dan tidak gerak atau
tidak bereaksi terhadap lingkungannya.

- paranoid type: ditandai dengan delusi yang grandeur (kehebatan,


kebesaran,keagungan)
persecution (penganiayaan, penyiksaan, penghambatan) dan hallucination

Schizophrenia = penyakit jiwa yang pasiennya suka mengasingkan diri.

1.
aranoid Disorder

Pada gangguan ini, pasien dalam kondisi persistent delusions of presecution &
jealousy for at least 1 week duration (tidak seberat paranoid schizophrenic (thinking
is not incoherent) = chronic state of persecutory delusions, lasting about 6 months
(presecury = belum terjamin)
(delusions = angan-angan)

Chronic Alcoholism

Terjadi pada pasien yang mengkonsumsi alcohol berlebih dan untuk jangka waktu
panjang sehingga menjadi kencanduan (addiksi) (physical dependence on a habit)
dengan simtoma: - hallucination, amnesia dan paranoid,
- physical ailment (cirrhosis hepatis dan kerusakan otak)
yang menimbulkan Korsakoff’s psychosis (hilang ingatan dan confabulation = ngibul)

Drug Dependence (Substance-Induced Disorders) Ketergantungan Obat

Pemberian obat tertentu secara periodic atau continue bisa menghasilkan kondisi
ketergantungan (dependence).

Ada 2 (dua) tipe ketergantungan (dependensi):

- Psychological dependence: adanya tekanan untuk terus mengkonsumsi obat


walau ada konsekuensi adverse efek.
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 13 /
22
- Fisikal (physical) dependence ditandai dengan timbulnya simtoma saat obat
dihentikan segera.

- Toleransi adalah efek menurun dari obat sehingga dosisnya harus ditingkatkan
agar
menghasilkan efek yang sama.

Contoh obat yang menimbulkan ketergantungan dan toleransi:

-Opioids: dihasilkan dari opium (madat, candu) dan bisa menghasilkan dependensi
fisik dan psikologik.

Contoh: - heroin, morphine, meperidine (Demerol), dihydromorphine


(Dilaudid), codein, dan methadone.
Simtoma khusus intoksikasi opioid: konstriksi pupil, euphora, gerak lamban,
drowsiness, dan bicara slurred (menelan kata atau silabel) .
Simtoma opioid withdrawal (penghentian mendadak atau pengurangan peng-
gunaan): keluar air mata, rhinorrhea, dilatasi pupil, kramp abdomen dan diare
dan myalgia, arthralgia.

-Sedatives: Obat kelompok ini memberi efek melegakan dan tranquilizing. Bisa
menimbulkan ketergantungan fisik maupun psychis, dihasilkan oleh barbiturate (pentobarbital,
secobarbital dan amobarbital). Obat lain yang memberi efek mirip barbiturate
adalah: diazepam (Valium), chlordiazeposide (Librium) dan meprobamate
(Miltown, equanil). Tanda-tanda intoksikasi: rasa relax dan euphoria, ataxia,
confusion, disorientasi dan menurunkan reflexes. Prilaku psychotic bisa menyertai
withdrawal obat terkait pada seorang yang ketergantungan fisik.

-Cannabis (Marijuana): obat dan derivate kelompok ini berasal dari kembang dan
daun di ujung tanaman hemp plant. Efeknya bergantung dari kuantitas yang dikonsumsi
dan kekuatan substansi golongan ini yang digunakan. Secara normal marijuana
tidak menghasilkan ketergantungan fisik, namun bisa menimbulkan ketergan
tungan psychologis. Efek yang paling umum adalah: “dreamy” state, euphoria
dan disjoined speech, memori dan judgment impairment. Dosis tinggi (kera
cunan) bisa menimbu;lkan halusinasi, dan delusi atau drowsiness dan koma.

-Amphetamine-Type Drugs: ini adalah obat stimulants susunan saraf pusat,


diminum (secara oral) atau diberikan secara intravenous adalah jenis amphetamine
(Benzedrine) dextroamphetamine (Dexedrine), methamphetamine (Desoxyn) dan
phenmetrazine (Preludin). Methylphenidate (Ritalin) bukan amphetamine, namun memberi
efek similar dengan amphetamine.

Amphetamine member efek: euphoria, impression of increased mental and physic


al energy, dan menurunkan appetite (pada orang tertentu). Karena toleransi timbul
pada dosis tinggi, depresi dan rasa lelah muncul di antara dosis yang dikomsumsi.

Keputusan menjadi salah, dan persecutory delusional idea-idea bisa ikut berkem
bang dan juga halusinasi visual dan auditory. Penghentian obat mendadak bisa
menimbulkan somnolence dan depresi dan, pada kasus-kasus tertentu → bunuh
diri.
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 14 /
22
-Cocaine: merupakan obat stimulant yang menimbulkan euphoris dan halucinasi.
Asal dari daun pohon cocoa di Amerika Selatan dan telah digunakan oleh penduudk asli
Indian untuk meningkatkan ketahanan fisik. Cara pemberian dengan menghisap
atau IV, seringnya pengguna mengkombinasikan dengan obat-obat lain. Akan
menimbulkan ketergantungan psychological yang kuat, ketergantungan fisik,
toleransi dan simtoma withdrawal tidak timbul. Simtoma pengguna kronik ada
lah; persecutory delusions, anxietas, hallucination, diarrhea, nausa, anorexia dan
insomnia.

-Hallucinogen-Type Drugs; Obat kelompok ini menghasilkan excitement


keadaan sistem saraf pusat, hiperaktivitas, halucinasi, delusi, hipertensi dan perubahan mood.
Contoh: lysergic acid diethylamide (LSD), mescaline (peyote) dan
phencyclidine (PCP). kelompok ini tidak ada bukti terkait ketergantungan fisik maupun
psikologik, obat-obat ini memiliki derajat tinggi cross-tolerance (penggunaan satu obat
menimbulkan toleransi terhadap obat yang lain). Reaksi psychotic semacam depresi dan
paranoia sering timbul setelah berpengalaman lama mengkonsumsi obat-obat ini.

DRUG DEPENDENCE (SUBSTANCE-INDUCED DISORDERS)

OPIOIDS CANNABIS
HALLUCINOGENS

- Heroin - Marijuana - LSD


- Morphine - Mercaline
- Codeine - PCP

SEDATIVES AMPHETAMINES COCAINE

- Barbiturate - Benzedine
- Diazepam - Dextroamphetamine
- Chlordiazepoxide - Phenmetrazine
- Meprobamate

PENGELOMPOKKAN SESUAI DSM-IV (WHO)

Panduan bagi terminology dan klasifikasi terkait gangguan psikiatrik ada pada
Diagnostic Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-IV, 1994) terbitan American
Psychiatric Asssociation. DSM mengorganisasi gangguan mental ke dalam 14 kategori major
diagnostik gangguan mental.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 15 /
22
1. Anxiety disorders

Ditandai khas adanya persistent worry & apprehension, meliputi:


- panic attacks, anxiety (ang-ZY-eh-tee),
- phobia (FOH-bee-ahs) – irrational fear, such as
- photophobia (fph-toh-FOH-bee-ah)= takut sinar.
- obsessive-compulsive disorder (ob-SESS-iv-kom-PUHL-sive) (OCD)- performing
repetitive rituals to reduce anxiety.

2. Cognitive disorders

Deterriorated of mental functions due to temporary brain or permanent brain


dysfunction;
also called organic mental disease; includes:
- dementia (dee-MEN-she-ah) – progressive confusion and disorientation
- degenerative disorders such as Alzheimer’s disease (ALTS-high-merz dih-ZEEZ)

3. Disorders diagnosed in infancy and childhood

Mental disorders associated with childhood; includes:


- mental retardation
- attention deficit disorder (DEFF-ih-sit dis-OR-der) (ADD)
- autism (AW-tizm) – extreme withdrawal.

4. Dissociative disorders

Disorders in which severe emotional conflict is so repressed that a split in the personality
occurs; includes:
- amnesia (am-NEE-zee-ah) – loss of memory.
- multiple personality disorders (MULL-tih-pl per-son-AL-ih-tee dis-OR-der)

5. Eating disorders

Abnormal behaviors related to eating; includes:


- anorexia nervosa (an-oh-REK-see-ah ner-VOH-sah) – refusal to eat
- bulimia (boo-LIM-ee-ah) – binge eating and intentional vomiting

6. Factitious disorders

Intentional feigning illness symptoms in order to gain attention;


includes:
- malingering – pretending illness and inury.

7. Impulse control disorders


Inability to resist an impulse to perform some act that is harmful to the individual or
others;
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 16 /
22
includes:
- kleptomania (klep-toh-MAY-nee-ah) – stealing
- pyromania (pie-roh-MAY-nee-ah) - setting fires
- explosive disorder (ek-SPLOH-siv dis-OR-der) - violent rages.
- pathological (path-ah-LOJ-ih-kal) gambling.

8. Mood disorders
Characterized by instability in mood; includes:
- major depression with suicide potential
- mania (MAY-nee-ah) - extreme elation
- bipolar disorder (by-POHL-ar dis-OR-der) (BPD) – alternation between periode
of deep depression and mania.

9. Personality disorders
Inflexible or maladaptive behavior patterns that affect person’s ability to function in
society;
includes:
- paranoid personality disorder (PAIR-ah-noyd per-son-AL-ih-tee dis-OR-der)-
exaggerated feelings of persecution.
- narcissistic personality disorder (nar-sis-SIST-ik per-son-AL-ih-tee dis-OR-der):
exaggerated feelings of persecution.
- antisocial personality disorder (an-tih-SOH-shalo per-son-AL-ih-tee dis-OR-der)
behaviors that are against legal or social norms.
- passive aggressive personality (PASS-iv ah-GRESS-iv per-son-AL-ih-tee) –
indirect expression of hostility or anger.

10.
Schizophrenia
Mental disorders characterized by distortions of reality such as:
- delusions (dee-LOO-zhuns) – a false belief held even in the face of contrary
evidence.
- hallucinations (hah-loo-sih-NAY-shuns) – perceiving something that is not
there.

11. Sexual disorders


Disorders include aberrant sexual activity and sexual dysfunction, includes:
- pedophilia (pee-doh-FILL-ee-ah) - sexual interest in children.
- masochism (MAS-oh-kizm) – gratification derived from being hurt or abused.
- voyeurism (VOY-er-izm) - gratification derived from observing others engaged
in sexual
acts.
- low sex drive
- premature ejaculation (ee-jak-yoo-LAY-shun)
12. Sleeping disorders
Disorders relating to sleeping; includes:
- insomnia (in-SOM-nee-ah) – inabilityto sleep
- sleepwalking
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 17 /
22
13. Somatoform disorders
Patient has physical symptoms for which no physical disease can be determined;
includes:
- hypochondria (high-poh-KON-dree-ah) – a preoccupation with health
concerns.
- conversion reaction –manxiety is transformed into physical symptoms such as
heart palpitations, paralysis or blindness.

14. Substance related disorders


Overindulgence or dependence on chemical substances including:
- alcohol,
- illegal drugs, and
- prescription drugs.

Mental disorders are sometimes more simply characterized by whether they are a
neuros-
is (noo-ROH-sis) or a psychosis (sigh-KOH-sis).

- Neurosis are inappropriate coping mechanisms to handle stress, such as phobias


and panic attacks.

- Psychoses involve extreme distortions of reality and disorganization of a


person’s think-ing, including bizarre behavior, hallucinations; and delusions.

Schizophrenia is an examples of a psychosis.

ISTILAH MEDIS SIMTOMA PSIKIATRIK


(PSYCHIATRIC SYMPTOMS)

amnesia = loss pf memory (hilang ingatan)

anxiety = troubled feeling, distress (perasaan was-was, keadaan sulit atau


berbahaya)

apathy = want of feeling, lack of interest or emotional involvement (perasaan ke-


kurangan, apati, kelesuan)

compulsion = uncontrollable urgeto perform an act repeatedly (paksaan, tekanan, me-


rasa dirinya tidak diharuskan untuk …, atau rasa ada tekanan )

autism = pervasive lack of responsiveness to other people. (kekurang mua ber-


tanggung jawab dan mendengarkan orang lain)
(Childhood autism accompanied by decreased development
= infantile autism

conversion = an unconscious defense (pembelaan di bawah sadar).


Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 18 /
22
confabulation = lying, reaciting imaginary experience (membohong, mengulang-ulang
pengalaman khayal).

mechanism = by which anxiety is converted into a bodily symptom (mekanisme)


(cara anxietas dikonversi menjadi simtom fisik)

cyclothymic = state of exhibiting cycles of exhilaration and depression (kondisi


mengu-
lang-ulang kegembiraan dan kesedihan)

delusion = a false belief or idea that cannot be changed by logical reasoning or


evidence (khayalan atau ide yang tidak bisa diubah oleh alasan atau
kenyataan yang logis)

dysphoria = sadness, hopeleness, depressive mood (kesedihan, putus asa, suasana


hati yang tertekan)

dissociation = an unconscious defense mechanism by which uncomfortable feeling are


separated from their real object and are redirected toward a second
object
or behavior patteren (peruraian).(mekanisme pembelaan yang digunakan
untuk memisahkan perasaan yang tidak menyenangkan dari objek yang
sebenarnya , dan ditujukan ke objek kedua atau pola prilaku.

euphoria = exaggerated feeling of well-being (perasaan senang dan bahagia rochani


dan jasmani yang terlalu berlebih)

hallucination = false or unreal sensory perception as, for example, hearing voices when
none are present (khayalan, mimpi, maya)

labile = unstable; undergoing rapid emotional changes (tidak stabli, emosi cepat
berubah-ubah).

mutism = nonreactive state, stupor (membisu, tidak beraksi, diam seperti patung
atau stupa)

illusion = false or unreal sensory perception as, for example, hearing voices, when
none are present. (ilusi, khayalan, maya)

mania = state of excessive excitability, hyperactivity, and agitation (keranjingan)


(agitation = bergejolaknya)

narcissism = self love (cinta terhadap diri sendiri )

obsession = persistent idea, emotion, or urge (godaan, gangguan pikiran, emosi atau
keinginan, dorongan)

paranoia = delusions of grandeur or persecution (gangguan jiwa karena ketakutan,


kekecewaan)

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 19 /
22
PROSEDUR TERAPI terkait KESEHATAN MENTAL

(Therapeutic Procedures Relating to Mental Health)


- Psychotherapy (sigh-koh-THAIR-ah-pee)
- Electroshock therapy (Electroconvulsive therapy)
(ee-lek-troh-kon-VULL-siv THAIR-ah-pee) (ECT)
- Drug therapy (Psychopharmaocology)

Psychotherapy:

Satu bentuk metode penanganan gangguan mental dengan cara mental daripada kimiawi
atau fisis. Meliputi: psychoanalysis, humanistic therapies, dan family and group therapy.

Psychoanalysis:
Satu metode untuk menggali pengalaman mental dan emosional yang lama ataupun yang
baru dari pasien, untuk membantu menentukan sumber masalah dan mengh ilangkan efek-
nya. Ini adalah sistem yang dikembangkan oleh Sigmund Freud yang mendorong pasien untuk
mendiskusikan pengalaman yang represed (menekan), painful (menyakitkan) atau
tersembunyi, dengan harapan untuk bisa mengelimenasi atau meminimalkan penyebab
permasalahannya.

Humanistic psychotherapy:

Pada metode ini therapist tidak menggali pengalaman pasien yang telah lewat.
Yang dilaksanakan adalah: dipercaya pasien mampu belajar bagaimana untuk menggunakan
sumber internalnya untuk mengatasi masalah yang dihadapinya. Terapist mengkreasi
suasana terapeutik yang akan membangun self-esteem (penghargaan diri) pasien dan
mendorong mereka untuk mendiskusikan masalahnya, dengan demikian akan memperoleh
insight (pengertian) bagaimana mengatasinya. terapi ini disebut sebagai : client-centered
atau non-directive psychotherapy.

Family and group psychotherapy:

Sering dipadankan sebagai solution focused. Pada metode ini, therapist akan
menempatkan emphasis minimal pada riwayat pasien yang telah lampau dan menekankan
dengan kuat pada kondisi pasiennya serta mendiskusikan tujuan dan kemudian mencari jalan
keluar untuk mencapainya.

C. Latihan
Tulislah istilah medis yang berkaitan dengan gangguan sychosexual

D. Kunci Jawaban
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 20 /
22
1. Transsexualism: - keinginan merubah jenis seknya. Ada yang diterapi melalui operasi,
hormone terapi yang intensif dan psikoterapi.

2. Fetishim: - memperoleh gratifikasi seksual dengan cara mengsubstitusi dengan obyek


inanimate (benda mati) pengganti human love objek.

3. Transvestism: menggunakan pakaian jenis sek yang berbeda.

4. Exhibitionism: compulsive need untuk mengekpos tubuhnya, khususnya bagian


organ genitalnya.

5. Voyeurism: keinginan abnormal untuk mengintip organ sek atau aksi seksual.

6. Sexual masochism: mencapai kepuaan seksual dari penderitaan fisik atau kepuasan
psychis.

7. Sexual sadism: mencapai kepuasan seksual melalui siksaan sakit fisik atau psychologik.

E. Daftar Pustaka

1. Betsy J. Shiland ,Medical Terminology And Anatomy For ICD-10 Coding, 2012
2. George l. Banay, an Introduction to Medical Terminology Greek and Latin
Derivations, 2010
3. Marie A Moisio, Medical Terminology for insurance and coding, Kentucky, 2010
(https://books.google.mw/books?id=HjYEikV_n6MC&printsec=copyright#v=onepag
e&q&f=false)
4. Pam Besser,Introduction to medical terminology,2010
5. Barbara l Gylys,Medical Terminology System, A body sistem approac, 2009
6. http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/tumed/article/viewFile/1262/783

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 21 /
22

Anda mungkin juga menyukai