Anda di halaman 1dari 37

POPULASI,

SAMPEL,SAMPLING
Populasi
1. Keseluruhan kelompok individu atau objek dimana peneliti ingin
menggeneralisasikan hasil penelitian. Misal: warga negara di suatu negara,
mahasiswa di universitas, atau karyawan perusahaan

2. Sekelompok orang (atau lembaga, peristiwa, atau subjek studi lainnya) yang
ingin dideskripsikan atau yang ingin digeneralisasikan

3. Semua jenis individu tertentu. Hal ini mungkin dibatasi oleh lokasi geografis
atau satu (atau lebih) karakteristik lainnya

Simpulan: Keseluruhan orang atau kasus atau objek, di mana hasil penelitian
akan digeneralisasikan.

Dalam penelitian, pemahaman tentang populasi sangat penting karena sampel


yang representatif akan diambil dari populasi. Sampel (sebagai bagian dari
populasi) diharapkan dapat direkrut dengan cara tepat, sesuai dengan
pendekatan penelitian yang digunakan, baik pendekatan kualitatif maupun
kuantitatif.
Jenis Populasi (Chatburn, 2011)
1. Populasi target (Target population):
o Populasi target atau populasi sasaran
o kumpulan dari keseluruhan kasus, orang, atau objek, di mana hasil
penelitian akan digeneralisasi.
okeseluruhan populasi di mana peneliti tertarik untuk melakukan penelitian.
oContoh:
Seorang peneliti hendak melakukan penelitian tentang kepatuhan pasien
hipertensi dalam menjalani terapi di Wilayah Puskesmas A. Dalam hal ini
populasi targetnya adalah seluruh pasien-pasien hipertensi yang ada di
wilayah Puskesmas A. Dalam penelitian tersebut, peneliti dapat menetapkan
secara jelas tentang batas geografis, jenis kelamin, kelompokumur, dan
lainnya
Jenis Populasi
2. Populasi terjangkau (Accessible population)
o Kumpulan dari seluruh kasus, orang, atau objek yang sesuai dengan kriteria
penelitian, yang tersedia dan terjangkau untuk peneliti.
o Populasi terjangkau adalah populasi subjek di mana peneliti dapat mengambil
sampel, kemudian meminta calon responden untuk berpartisipasi dalam studi
penelitian.
o Populasi terjangkau adalah bagian dari populasi target yang dapat dijangkau
oleh peneliti untuk melakukan penelitian.
o Contoh:
Seorang peneliti hendak melakukan penelitian tentang kepatuhan pasien
hipertensi dalam menjalani terapi di Wilayah Puskesmas A. Dalam hal ini
populasi terjangkaunya adalah seluruh pasien-pasien hipertensi yang dapat
dijangkau oleh peneliti.
Mengingat keterbatasan peneliti dalam hal dana, waktu, dan keterbatasan
sumber daya manusia, peneliti dapat membatasi area penelitiannya (yang dapat
dijangkau oleh peneliti). Misalnya ada delapan desa di wilayah puskesmas,
peneliti hanya mengambil pasien hipertensi yang memenuhi kriteria dari empat
desa untuk pengambilan sampelnya.
Jenis Populasi (Jacobsen 2020)
 Populasi target (target population)
populasi yang paling luas. Populasi ini juga dikenal sebagai broad population,
di mana hasil penelitian akan diaplikasikan.
 Populasi sumber (source population)
Populasi sumber atau (dikenal sebagai sampling frame) merupakan individu-
individu yang berasal dari populasi target dan mereka memiliki potensi
sebagai partisipan atau responden dalam penelitian.
 Populasi sampel (sample population)
Populasi sampel adalah individu-individu yang berasal dari populasi sumber.
Populasi ini diminta atau diundang untuk berpartisipasi dalam penelitian.
Jika populasi sumber jumlahnya kecil, setiap orang dapat diundang sebagai
partisipan atau responden, tetapi jika jumlahnya besar atau banyak, hanya
sebagian kecil yang direkrut untuk berpartisipasi dalam penelitian.
 Populasi studi atau populasi penelitian (study population)
Populasi studi adalah orang-orang yang memenuhi syarat (eligible). Mereka
berasal dari populasi sampel dan menyatakan bersedia menjadi responden
atau partisipan dalam penelitian yang akan dilakukan.
Jenis Populasi (Grove dan Gray 2019)
1. Populasi dijelaskan sebagai keseluruhan
individu, organisasi, objek, dan lain
sebagainya, di mana hasil penelitian akan
digeneralisasikan.
2. Populasi target (target population) adalah
populasi sasaran yang dibatasi dengan
kriteria sampling.
3. Populasi terjangkau (accessible
population) adalah populasi yang tersedia
bagi peneliti.
4. Sampel menggunakan adalah individu,
rencana sampling objek, atau atau benda
menggunakan lainnya yang
metodedipilihsampling.
5. Elemen studi (study element) merupakan
subjek penelitian, responden, atau
partisipan yang ikut berpartisipasi dalam
penelitian
SAMPEL
Sampel adalah sekumpulan kasus yang ditarik atau dipilih dari kumpulan atau
populasi kasus yang lebih besar, biasanya dengan tujuan memperkirakan
karakteristik dari himpunan atau populasi yang lebih besar.

Sampel adalah bagian terpilih dari populasi yang diseleksi melalui metode
sampling dalam sebuah penelitian.
KRITERIA SAMPEL

1. Kriteria inklusi (inclusion criteria)


 Sejumlah karakteristik yang harus dimiliki responden atau partisipan,
sebagai syarat (eligible) untuk berpartisipasi dalam penelitian.
 kriteria sampel yang telah ditetapkan oleh peneliti sehingga dapat
diterima atau dimasukkan dalam penelitian (accepted into a study).

2. Kriteria eksklusi (exclusion criteria)


 karakteristik atau ciri dari sampel yang memenuhi kriteria inklusi, tetapi
tidak mungkin diteliti atau tidak mungkin berpartisipasi dalam penelitian.
 Individu, objek, atau hal lainnya yang tidak layak sebagai sampel
penelitian seharusnya dikeluarkan (excluded) dari daftar sampel.
SYARAT SAMPEL YANG BAIK
 Representativeness
Sampel harus dapat mewakili populasi
 Appropriate sample size
harus memperhitungkan kecukupan sampel yang dibutuhkan. Untuk itu perlu perhitungan
besar sampel dengan menggunakan rumus besar sampel
 Unbiased
harus dilakukan secara hati-hati untuk menghindari adanya bias dalam memilih sampel.
 No substitution & incompleteness
Jika sampel telah terpilih, seharusnya tidak diganti-ganti dengan alasan tertentu. Dalam
hal ini peneliti harus mempertimbangkan adanya response rate dalam menentukan jumlah
sampel yang akan direkrut. Selain itu, data yang didapatkan juga harus komplet sesuai
tujuan penelitian yang telah ditetapkan.
 Feasible
Kemudahan mendapatkan sampel adalah sesuatu yang harus dipertimbangkan oleh
peneliti. Penting untuk mendapatkan sampel yang cukup sehingga sampel yang diambil
representatif.
 Generalizability
Hasil penelitian terhadap sampel dapat digeneralisasi ke populasi. Hal ini dilakukan jika
sampel representatif dan direkrut menggunakan teknik sampling yang tepat sesuai
dengan jenis dan desain penelitiannya.
RUMUS BESAR SAMPEL
 Rumus Daniel
 Rumus Lemeshow
 Rumus Slovin
 Rumus Cochran
Menggunakan Software
 G’Power
 OpenEpi
 Epi info
 Free statistics calculators
RUMUS BESAR SAMPEL
 Rumus Slovin
RUMUS BESAR SAMPEL
 Rumus Slovin
TEKNIK SAMPLING
Probability Sampling Non Probability Sampling
 Simple Random Sampling  Convenience (Accidental) Sampling/ Opportunistic
 Systematic Random Sampling Sampling.
 Stratified Random Sampling  Consecutive Sampling
 Cluster Sampling  Quota Sampling.
 Multistage Sampling  Purposive (Judgmental) Sampling/Purposeful
 Probability Proportional to Size Sampling
 Snowball (Network/Chain) Sampling
 Theoretical (Theory Based) Sampling
 Volunteer Sampling/Self-selection Sampling
 Sampling Total Populasi.
 Homogenous Sampling
 Heterogenous Sampling/Maximum Variation Sampling
 Simple Random Sampling
Ciri dari simple random sampling.
a. Teknik sampling paling sederhana.
b. Semua orang memiliki peluang yang sama untuk terpilih
c. Sangat aplikatif ketika populasinya kecil, homogen dan tersedia (available)
d. Perlu list populasi yang lengkap untuk membuat kerangka sampling.
e. Semua sampling unit diisi nomor.
f. Selanjutnya, sampel dipilih secara random dengan cara manual menggunakan
tabel bilangan acak atau dapat juga menggunakan metode lotre.
g. Pemilihan juga dapat dilakukan menggunakan komputer atau bisa dilakukan
menggunakan software tertentu di internet
h. Kekurangan teknik ini mungkin tidak representatif jika jumlah sampelnya kecil.
 Systematic Random Sampling
Pemilihan sampel secara sistematis dengan menggunakan interval tertentu.
Beberapa hal yang seharusnya diperhatikan:
a. Teknik sampling digunakan jika populasinya besar, tersebar luas, dan heterogen
(large, scattered and heterogeneous population) dan list anggota populasinya
tersedia.
b. Teknik ini juga mengharuskan membuat nomor unit sampling atau memberikan
nomor list anggota populasi.
c. Pemilihan sampel list nomor sampel yang telah dibuat dilakukan dengan interval
Sampel = total populasi/jumlah sampel atau sample interval = total
population/sample size desired atau N/n.
Misalnya total populasi 500 dan sampel yang dibutuhkan 50 maka interval
sampel 500/50 =10
d. Pilih angka pertama dengan acak. Misal terpilih angka 6
e. Maka angka selanjutnya adalah 16, 26, 36 (intervalnya 10)
 Stratified Random Sampling
Stratified random sampling adalah teknik sampling di mana target populasinya
memiliki spesifikasi kelompok-kelompok atau strata yang perlu diidentifikasi secara
terpisah (identified separately) dalam populasi yang heterogen (heterogeneous
population).
Beberapa hal yang perlu dipahami tentang stratified random sampling adalah
sebagai berikut.
a. Dalam tahap awal, keseluruhan populasi yang heterogen dibagi menjadi
kelompok heterogen yang kecil yang dikenal sebagai strata.
b. Jumlah sampel yang dipilih dan dibutuhkan tiap kelompok atau strata dilakukan
dengan menggunakan simple random sampling atau menggunakan systematic
random sampling.
c. Strata dapat dibentuk berdasarkan karakteristik populasi, misalnya agama,
status sosial ekonomi, dan lain-lain
 Cluster Sampling
o Teknik pengambilan sampel populasi dengan cara melakukan random
terhadap kelompok, group, atau cluster.
o Teknik sampling ini umum digunakan di wilayah atau geografi penelitian yang
luas atau populasi yang besar (large population).
o Jika terdapat banyak cluster, seluruh cluster yang ada dirandom (bisa
menggunakan simple random sampling) sehingga akan terpilih beberapa
cluster saja. Hal ini penting karena dapat dilakukan efisiensi dari segi waktu,
biaya dan sumber daya manusia. Intinya, jumlah sampel yang dibutuhkan
terpenuhi dengan pengambilan beberapa cluster tersebut
 Multistage Sampling
o Teknik random sampling yang dilakukan berjenjang / bertingkat
 Probability proportional to size
o teknik sampling untuk menentukan proporsi / jumlah sampel pada tiap strata/
kelompok/ cluster

o Sebuah penelitian meneliti tentang kepatuhan ibu hamil dalam melakukan


kunjungan ke puskesmas selama masa kehamilan. Penelitian ini dilakukan di 3
Desa Kecamatan X. Data menunjukkan bahwa Desa A terdapat 100 ibu hamil,
Desa B terdapat 200 ibu hamil, dan Desa C terdapat 300 ibu hamil, sehingga
terdapat total 600 ibu hamil dari ketiga desa tersebut. Adapun sampel yang
diperlukan dari ketiga desa itu adalah 150 ibu hamil. Berapakah jumlah sampel
yang diambil untuk masing-masing desa?
Nama Desa Jumlah Ibu Hamil Sampel

Desa A 100 150*(100/600) = 25

Desa B 200 150*(200/600) = 50

Desa C 300 150*(300/600) = 75

Total 600 150

26
 Convenience (Accidental) Sampling/Opportunistic Sampling
• Convenience sampling atau yang dikenal sebagai accidental sampling atau
opportunistic sampling adalah teknik sampling yang paling mudah dilakukan,
tetapi teknik sampling ini paling lemah

• Teknik sampling mengutamakan kemudahan dalam mengakses sampel atau


partisipan
• Teknik sampling ini dikatakan yang terlemah.
• ContohSeorang peneliti hendak melakukan penelitian pada pasien hipertensi di
puskesmas X yang ada di Kota A. Maka semua pasien hipertensi yang datang ke
Puskesmas X dapat dijadikan sebagai sampel sepanjang yang bersangkutan
bersedia berpartisipasi dalam penelitian.
 Consecutive Sampling
o teknik sampling non-probability yang pengambilan sampelnya lebih
mengutamakan batas waktu pengumpulan data yang telah ditetapkan oleh
peneliti.

o Contoh
Seorang peneliti hendak melakukan penelitian tentang kepatuhan pasien
tuberkulosis yang menjalani pengobatan rawat jalan ke Puskesmas A. Peneliti telah
menetapkan bahwa pengumpulan data maksimal dilakukan selama dua bulan
(Misalnya Maret-April). Oleh sebab itu, berapa pun jumlah sampel yang didapat
selama kurun waktu dua bulan tersebut, itulah jumlah sampel penelitiannya, dan
pengumpulan data dapat dihentikan.
 Quota Sampling
o Quota sampling adalah teknik sampling yang pengambilan jumlah sampel atau
partisipannya berdasarkan kuota yang telah ditetapkan sebelumnya.

o Kuota tersebut dapat berdasarkan status sosial ekonomi, pendidikan, agama,


etnis, jenis kelamin, dan lain-lain.

o ContohSeorang peneliti hendak melakukan penelitian tentang minat pasangan


usia subur dalam menggunakan alat kontrasepsi. Peneliti berasumsi bahwa
agama menjadi salah satu pertimbangan dalam memilih ikut atau tidak ikut
sebagai akseptor KB, atau mungkin agama menjadi pertimbangan dalam memilih
jenis alat kontrasepsi. Pada kondisi seperti itu, peneliti menetapkan sekian
persen sampel yang beragama A, B, C, dan lain-lain. Hal ini sangat tergantung
proporsi penduduk di tempat penelitian berdasarkan agama. Jika mayoritas
beragama A, sampel yang diambil sebaiknya dengan proporsi atau persentase
paling tinggi dari agama A dan seterusnya.
 Purposive (Judgmental) Sampling/Purposeful Sampling
Purposive sampling adalah teknik sampling yang betul-betul lebih mengutamakan
kriteria dan atau tujuan penelitian. Teknik ini juga dikenal sebagai judgmental
sampling, karena sampel atau partisipan yang dipilih sangat bergantung pada
penilaian dari peneliti

 Seorang peneliti hendak melakukan penelitian tentang kepatuhan pasien


hipertensi dalam menjalani diet dan terapi di Rumah Sakit A. Pasien hipertensi
yang datang ke rumah sakit tersebut diseleksi berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan oleh peneliti dan memperhatikan betul tujuan penelitian yang telah
ditetapkan. Misalnya pasien hipertensi yang umurnya pada rentang sekian tahun,
jenis kelamin laki-laki, dan lain-lain.
 Snowball (Network/Chain)
Teknik sampling yang diterapkan ketika populasi penelitian sulit dijangkau. Teknik
sampling ini diistilahkan juga dengan network sampling atau chain sampling, karena
pengambilan sampel dapat menggunakan network atau jaringan yang ada (bisa
dalam bentuk jaringan atau hubungan teman, kerja dan lain-lain).
Teknik sampling ini persis seperti bola salju yang menggelinding makin lama makin
besar.
a. Diterapkan saat peneliti kesulitan menemukan sampel pada populasi penelitian.
b. Diterapkan dalam penelitian-penelitian yang sensitif dan terkait dengan stigma
di masyarakat. Misalnya penelitian tentang pengguna narkoba, penyakit
HIV/AIDS, pekerja seksual, dan lain-lain.
c. Awalnya peneliti cukup mencari 1 orang partisipan, selanjutnya partisipan
tersebut diminta untuk memberikan informasi agar dapat menemukan partisipan
berikutnya. Partisipan tersebut dapat merekomendasikan temannya,
keluarganya, atau network-nya untuk selanjutnya dilakukan wawancaraatau
observasi oleh peneliti. Demikian seterusnya sampai jumlah partisipan dianggap
cukup.
 Theoretical (Theory Based) Sampling
Teknik sampling non-probability yang digunakan dalam penelitian grounded theory.
Tujuannya untuk memilih individu-individu yang memiliki pengalamandan
pengetahuan spesifik sehingga penelitian yang akan dilakukan dapat
mengembangkan teori yang akan dihasilkan.
 Volunteer Sampling/Self-selection Sampling
Teknik sampling mengutamakan pemilihan sampel secara sukarela atau volunteer.
Dalam teknik sampling ini, peneliti cukup membuat poster dan memasang poster di
tempat umum atau menggunakan media lainnya, kemudian mengundang partisipan
yang memenuhi kriteria untuk berpartisipasi dalam penelitian.
 Sampling Total Populasi
Teknik sampling yang mengambil semua populasi sebagai responden atau
partisipan dalam penelitian.
 Homogenous Sampling
Teknik pengambilan sampel nonprobability yang mengutamakan kesamaan
karakteristik individu. Contohnya penelitian persepsi perawat spesialis komunitas
tentang Covid-19. Dalam penelitian ini sampel atau partisipannya adalah homogen,
yaitu hanya perawat spesialis komunitas.
 Heterogenous Sampling/Maximum Variation Sampling
Heterogenous sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan cara
memilih individu-individu, atau kelompok-kelompok individu yang berbeda
satu sama lainnya dalam aspek yang mayor

Misalnya persepsi perawat, bidak, dokter tentang covid 19.


THANKS

37

Anda mungkin juga menyukai