Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN 2

“PEMILIHAN PARTISIPAN PENELITIAN, UJI VALIDITAS,


MULTIPLE REGRESSION”

Dosen Pengampu: Dr. Diana Mutiah, M.Si

Disusun Oleh Kelompok 5:

1. Saputri (11220700000032)
2. Tiara Chantika (11220700000035)
3. Adzkiya Nuha Zahira (11220700000038)
4. Ayu Fatimah (11220700000039)
5. Fatihah Fairuz Zahidah (11220700000221)

Kelas 2C

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
BAB II ..................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

A. Pemilihan Partisipan ................................................................................. 3


B. Uji Validitas ............................................................................................. 7
C. Multiple Regression (Regresi Berganda) ................................................. 9
BAB III ................................................................................................................. 15

PENUTUP ............................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur mari kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kita masih dapat bernapas hingga
saat ini. Shalawat serta salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah membimbing kita ke jalan yang lurus.

Dengan taufik dan hidayah dari Allah SWT, kami telah menyelesaikan
makalah yang berjudul “PEMILIHAN PARTISIPAN PENELITIAN, UJI
VALIDITAS, MULTIPLE REGRESSION”. Kami turut mengucapkan terima
kasih kepada:

1. Ibu Diana Mutiah M.Si dan Bapak Moh. Irvan M.Si selaku dosen
pengampu mata kuliah metodologi penelitian.
2. Rekan-rekan kelompok yang sudah bersedia membantu dalam
pengumpulan data dan penyusunan makalah.

Mungkin terdapat kesalahan yang tidak kami ketahui dalam penyusunan


makalah ini. Untuk itu, saya mengucapkann permohonan maaf yang sebesar-
besarnya. Kami memohon kritik dan saran dari teman-teman dan dosen sekalian.
Semoga dengan ditulisnya makalah ini, akan menjadi manfaat untuk kedepannya.

Ciputat, 20 Maret 2023

Penyusun

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penelitian diartikan sebagai


kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis serta penyajian data secara sistematis
dan obyektif, untuk memecahkan masalah atau menguji hipotesis. Sementara
metodologi penelitian adalah ilmu tentang tata cara (metode) melakukan
penelitian/cara meneliti. Mempelajari ilmu metode penelitian akan membantu
peneliti untuk menghasilkan karya optimal yang dapat dipertanggungjawabkan
validitasnya. Mempelajari metode penelitian juga akan membantu mahasiswa
dalam melakukan tugas akhir dari perkuliahan dan juga syarat untuk kelulusan,
yaitu penulisan skripsi.

Dalam melakukan penelitian, peneliti diharuskan melakukan pemilihan


partisipan penelitian sesuai dengan tujuan diadakannya penelitian. Partisipam
merupakan seseorang yang dianggap mempunyai pemahaman paling mendalam
tentang objek yang sedang diteliti. Dalam pemilihan penelitian, dikenal istilah
sample yang merupakan bagian dari populasi yang menjadi sumber data dalam
penelitian (Sugiyono, (2017:81). Terdapat dua metode pemilihan sampel, yaitu
sampel probabilitas dan sampel non probabilitas.

Selanjutnya, dalam penelitian kuantitatif yang penelitiannya dianalisis


menggunakan metode statistika, di dalamnya dikenal istilah multiple regression,
yairu analisa regresi atau pengaruh antara dua atau lebih variabel bebas dengan
variabel terikat. Juga dilakukan sebuah metode uji validitas untuk mengukur apakah
data yang telat didapat setelah penelitian merupakan data yang valid atau tidak. Tes
dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika alat yang diguanakan akurat
berdasarkan maksud diadakannya penelitian tersebut. Kedua hal adalah sesuatu
yang sangat penting dilakukan dalam penelitian kuantitatif, karena akan
mengetahui apakah variabel benar-benar hendak diteliti atau tidak.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu pemilihan partisipan penelitian dan bagaimana cara memilih


partisipan yang sesuai dengan penelitian?
2. Apa yang dimaksud dengan uji validitas dan kegunaannya?
3. Apa itu multiple regression dalam penelitian kuantitatif dan cara mengukur
besar pengaruh antara independent variable dengan dependent variable?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui apa iti pemilihan partisipan penelitian dan metode yang
digunakan dalam menentukam partisipan sesuai dengan penelitian yang
dikaji
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan uji validitas dan kegunaannya
dalam penelitian
3. Dapat menjelaskan apa itu multiple regression dalam penelitian kuantitatif
dan pengukurannya

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pemilihan Partisipan

Dalam sebuah penelitian, partisipan diambil dari sampel yang berdasarkan


pada suatu populasi. Jika tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk
menggambarkan seluruh populasi berdasarkan sampel, maka dapat membuat daftar
populasi atau kerangka sampling. Kerangka sampling adalah daftar yang digunakan
untuk memilih sampel dari suatu populasi, namun penggunaan kerangka sampling
mungkin dibatasi.

● Metode Sampling
1. Probability Sampling
Dikatakan teknik probability sampling karena dapat digunakan
menentukan probabilitas partisipan yang akan dipilih dari suatu populasi.
Dengan menggunakan teknik probability sampling, sampel yang didapat
cukup untuk menggambarkan populasi.

a. Random Sampling
Random sampling adalah pengambilan sampel secara acak atau
sedemikian rupa sehingga semua anggota populasi memiliki tingkat
probabilitas yang sama untuk dimasukkan ke dalam sampel.

b. Systematic Sampling
Systematic sampling atau pengambilan sampel secara sistematis
dilakukan untuk menyeleksi daftar populasi yang akan dimasukkan ke
dalam sampel. Seperti misalnya, ketika memiliki seluruh daftar pekerja
sosial yang berjumlah 600 orang, maka sampel yang bisa diperoleh
adalah sebanyak 100 orang dengan probabilitas satu banding enam.
Akan tetapi, perlu dipastikan bahwa daftar yang dikumpulkan tidak
akan membiaskan sampel.

3
c. Stratified Sampling
Jika pada systematic sampling menggunakan probabilitas satu banding
enam pada seluruh daftar pekerja sosial, maka stratified sampling dapat
digunakan dengan mengelompokkan daftar pekerja sosial.
Pengelompokkan tersebut contohnya bisa berdasarkan pada
pengalaman kerja yang dimiliki, mulai dari pengalaman kerja yang
paling lama hingga pengalaman kerja yang paling sedikit. Dengan
begitu, peneliti dapat secara acak memilih tingkatan pengalaman kerja
yang dimiliki untuk dimasukkan ke dalam sampel. Penggunaan
stratified sampling atau pengambilan sampel stratifikasi dapat
menjamin sampel menggambarkan komposisi numerik populasi
pekerja sosial yang diambil secara acak atau sengaja memilih dari setiap
strata yang ada.

d. Cluster Sampling
Cluster sampling atau pengambilan sampel klaster dilakukan ketika
daftar populasi yang dibutuhkan tidak tersedia. Cluster sampling bisa
dilakukan dengan mengidentifikasi setiap lembaga/klaster yang ada di
suatu wilayah. Peneliti akan memasukkan semua daftar populasi dari
setiap lembaga/klaster ke dalam sampel.

e. Multistage Sampling
Pengambilan sampel klaster sering dilakukan dalam beberapa tahap,
dari klaster yang lebih besar ke klaster yang lebih kecil. Namun, jika
tempat/wilayah yang dipilih untuk melakukan penelitian sangat besar,
maka dapat dilakukan dengan mengidentifikasi daerah pemilihan di
wilayah tersebut sebagai kelompok besar dan secara acak memilih
sejumlah kelompok tersebut. Kemudian, dari setiap klaster wilayah
yang telah dipilih, peneliti akan secara acak memilih sejumlah klaster
yang lebih kecil untuk dimasukkan ke dalam sampel.

4
2. Non-Probability Sampling
Disebut non-probability sampling karena teknik ini tidak mungkin
menentukan probabilitas untuk memilih satu individu. Setiap anggota
dalam suatu populasi tidak dapat dianggap memiliki peluang yang sama
untuk dipilih jika tidak mengetahui probabilitas pemilihan. Hal ini menjadi
penting karena untuk mengetahui apakah sampel yang didapat mungkin
atau tidak untuk mewakili populasi dan hal ini pula dapat memengaruhi
validitas eksternal pada suatu penelitian. Oleh karena itu, non-probability
sampling digunakan bukan untuk menggambarkan populasi, tetapi untuk
menguji prediksi teori atau hipotesis.

a. Convenience Sampling
Convenience sampling adalah pengambilan sampel dengan
pendekatan kepada siapa pun yang ada, contohnya melakukan survey.
Convenience sampling merupakan pengambilan sampel yang paling
umum digunakan dalam prosedur penelitian psikologi. Peneliti
psikologi biasanya mendapatkan sampel dari kelas pengantar
psikologi. Mengapa? Karena nyaman. Kemudian, kerangka sampel
tersebut adalah mahasiswa pengantar psikologi. Akan tetapi, teknik
ini tidak dapat dilakukan pada seluruh penelitian.

b. Quota Sampling
Quota sampling itu sama seperti convenience sampling, namun
tujuannya adalah untuk memilih partisipan dengan karakteristik
tertentu sampai cukup. Ini digunakan ketika peneliti ingin
mendapatkan jumlah yang sama dari beberapa kelompok partisipan
dalam sampel.

c. Referral Sampling
Jika populasi yang diinginkan sulit untuk ditemukan, maka ketika
peneliti telah menemukan individu, peneliti dapat memintanya untuk
merujuk orang lain kepada tersebut. Referral sampling juga biasa
disebut sebagai snowball sampling karena salah satu partisipan

5
memberitahu temannya, dan temannya memberitahu temannya,
begitu pula seterusnya.

● Sampel dan ukuran efek


Banyaknya partisipan yang dibutuhkan bergantung pada kekuatan
statistik mereka. Statistik parametrik seperti uji t dan analisis varians
(ANOVA) memiliki kekuatan yang besar, tetapi prosedur non-parametrik
seperti chi-square memiliki kekuatan yang relatif rendah. Sehingga,
diperlukan sampel yang lebih besar jika menggunakan chi-square.

Ukuran sampel juga bergantung pada desain penelitian. Jika ingin


melakukan jumlah perbandingan statistik, maka memerlukan sampel yang
lebih besar. Demikian pula, jika tes chi-square memiliki banyak kategori,
maka diperlukan sampel yang lebih besar.

Signifikansi penelitian yang dilakukan tidaklah bergantung pada


besarnya sampel, tetapi pada ukuran pengaruhnya. Maksudnya ialah apabila
variabel yang dimanipulasi dan perilaku kuat serta kontrol ketat, maka hasil
yang signifikan mungkin saja ditemukan pada sampel yang kecil. Dengan
kata lain, ukuran pengaruhnya itu sangat besar. Sebaliknya, jika variabel
yang dimanipulasi memiliki pengaruh yang lemah pada variabel terikat,
maka diperlukan sampel yang lebih besar untuk mencapai signifikansi
statistik. Namun, variabilitas yang lebih besar dalam data masih dapat
memberikan hasil yang signifikan. Inilah sebabnya, sampel yang lebih besar
digunakan dalam penelitian lapangan yang biasanya memiliki kontrol yang
lebih sedikit daripada di laboratorium. Sehingga, sampel yang lebih besar
dapat mengimbangi variabilitas yang lebih besar. Semakin lemah
manipulasi dan semakin lemah kontrol eksperimental, semakin besar
sampel yang harus diambil untuk mencapai signifikansi. Dengan kata lain,
ketika ukuran efeknya kecil, diperlukan sampel yang lebih besar. Jika
ukuran efeknya besar, sampel yang lebih kecil sudah cukup.

6
B. Uji Validitas

Reliabilitas adalah seberapa konsisten hasil penelitian saat diulang dengan


cara yang sama, sementara validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa akurat
tes untuk melakukan tugas pengukurannya. Validitas adalah untuk mengetahui
sejauh mana penelitian benar-benar mengukur sesuatu yang diukur. Tes hanya
dapat menjalankan tugasnya secara baik jika mengukur "sesuatu". Agar sebuah tes
valid, tes itu harus mengukur sesuatu dan mengerjakannya dengan hati-
hati. Didalam buku “Encyclopedia of Educational Evaluation,” Scarvia B.
Anderson mengatakan bahwa “ A test is valid if it measures what it purpuse to
measure” artinya “ sebuah test dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa
yang hendak diukur” (Dixon, dkk, 2004).
Contohnya adalah pengukuran kecerdasan oleh para psikolog awal. Pada saat
itu, kecerdasan dinilai melalui ukuran tengkorak dengan reabilitas yang cukup
tinggi. Namun, tidak peduli seberapa andal pengukuran kecerdasaran dengan
tengkorak, itu bukanlah ukuran kecerdasan yang valid karena tidak mengukur
konstruk kecerdasan. Validitas adalah indikasi sejauh mana teknik tersebut
mengukur kontruksi tertentu dalam konteks tertentu. Misalnya ukuran tengkorak
mungkin valid dalam pengukuran untuk membuat topi, tetapi tidak valid jika
digunakan untuk mengukur kecerdasan.

Jenis-Jenis Validitas
1. Validitas muka

Validitas muka adalah sejauh mana pastisipan penelitian menganggap tes


yang dilakukan relevan dengan tujuan penilaian. Meskipun bukan dari data yang
terukur, tetapi validitas muka penting dilakukan dalam sebuah penelitian. Validitas
muka membantu memastikan apakah tes yang dilakukan memotivasi pastisipan
untuk menyelesaikan tes dengan menggunakan kemampuan maksimalnya.
Contohnya adalah mungkin seringkali kita menemukan tes kemampuan numerik

7
sebagai persyaratan beberapa lowongan pekerjaan, padahal mungkin kita merasa
bahwa tes kemampuan numerik tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang
akan kita ambil. Sehingga kita perlu menjelaskan kepada para kandidar bagaimana
tes terkait dengan pekerjaan yang dapat membantu kita meningkatkan validitas
muka, sehingga tes ini akan jauh lebih mudah diterima karena sesuai dengan tujuan
penilaian. Validitas muka tidak bersifat objektif secara ilmiah, melainkan hanya
bersifat subjektif semata sehingga hanya dapat digunakan sebagai permulaan
penilaian.

2. Validitas Konstruk
Adalah kesesuaian antara hasil pengukuran alat ukur dengan konsep teoritis
tentang variabel yang akan diteliti. Peneliti biasanya memeriksa validitas kosntruk
dengan melihat apakah ukuran tertentu berhubungan sebagaimana mestinya dengan
ukuran lain. Terdiri dari dua jenis yaitu:
a. Validitas konvergen, merujuk kepada derajat kesesuaian antara antribut
hasil pengukuran alat ukur dan konsep-konsep teoritis yang menjelaskan
keberadaan atribut-atribut dari variabel tersebut. Contohnya adalah
kecemasan pada seseorang ditandai dengan denyut jantung cepat, tangan
berkeringat, dan gerak mondar-mandir. Maka sebuah alat ukur
kecemasan bersifat konvergen apabila berkorelasi dengan bukti tersebut.
b. Validitas diskriminan, merujuk kepada derajat ketidaksesuaian antara
atribut-atribut yang seharusnya diukur oleh alat ukur dan konsep-konsep
teoritis tentang variabel tersebut. Contohnya adalah jika menurut teori
kecemasan tidak ditunjukan dengan tingginya tingkat kebotakan kepala,
maka pengukuran dengan validitas diskriminan tidak berkorelasi dengan
tingkat kebotakan kepala.

3. Validitas Kriteria
Saat kita melakukan tes, kita ingin memberi tahu bahwa tes berguna bagi
seorang individu. Biasanya dalam tes seleksi, apakah partisipan akan tampil
maksimal dalam penyeleksian. Contohnya adalah dengan memberi pertanyaan ”apa

8
definisi sukses dalam karir menurutmu?”. Meskipun seseorang dapat menjelaskan
definisi sukses menurutnya dengan sangat jelas, tetapi apakah penjelasannya
merupakan pengukuran sukses yang akurat?
Validitas kriteria adalah cara untuk mengukur antara skor tes dengan hasil
pengukuran. Validitas kriteria membedakan peserta dengan jenis perilaku tertentu.
Hal yang paling umum digunakannya pengukuran hasil adalah performa kerja yang
biasanya dievaluasi oleh manajer. Kemudian peringkat kerja dapat dikorelasikan
secara statistik dengan skor tes untuk menentukan kuatnya hubungan tes dengan
pengukuran hasil. Perlu diingat bahwa hasil pengukuran yang baik harus bersifat
reliabel, objektif, dan valid.
Merujuk kepada kesesuaian antara hasil pengukuran sebuah alat ukur dengan
alat ukur ideal tentang variabel yang diteliti. Terbagi menjadi dua jenis:
a. Validitas sewaktu, merujuk kepada kesesuaian hasil pengukuran antara
suatu alat ukur dan alat ukur ideal pada waktu yang sama.
b. Validitas prediktif, merujuk kepada kesesuaian antara hasil pengukuran
alat ukur sekarang dan hasil pengukuran di masa mendatang.

C. Multiple Regression (Regresi Berganda)

Sebelum masuk lebih lanjut ke dalam pengertian regresi berganda, alangkah


lebih baik jika kita mengetahui lebih dulu dasar-dasar dari regresi dalam penelitian
kuantitatif. Regresi adalah sebuah metode statistik yang digunakan untuk
menganalisis hubungan antara variabel dependen (variabel terikat) dengan variabel
independen (variabel bebas). Dalam statistika, variabel dibagi menjadi dua jenis,
yaitu:

1. Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang


mempengaruhi variabel terikat.
2. variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel bebas.

9
Contohnya adalah kita ingin mengukur besar pengaruh antara minat dan bakat
terhadap prestasi belajar. Maka minat adalah variabel independen pertama dan
bakat adalah variabel independen kedua. Sementara variabel terikatnya adalah
prestasi belajar yang diberikan pengaruh oleh kedua variabel bebas.

Regresi berganda adalah regresi yang menggunakan lebih dari satu variabel
bebas, jika hanya menggunakan satu variabel bebas maka disebut regresi linear
sederhana. Ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara dua
variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Contohnya adalah pada kasus
mengukur besar pengaruh antara minat dan bakat terhadap prestasi belajar, maka
kita menggunakan persamaan regresi berganda untuk mencari tahu apakah minat
dan bakat berpengaruh terhadap prestasi? Lalu seberapa signifikan hubungan antara
ketiganya?

1. Jenis Multiple Regression


a. Regresi Berganda Standar
Dalam regresi berganda standar, semua variabel bebas diregresikan dengan
variabel terikat sekaligus. Contohnya kita ingin mengukur pengaruh antara bakat
karyawan, nilai ujian, nilai ijazah, motIVasi kerja, dan kekuatan fisik terhadap
kinerja karyawan. Lalu dalam regresi berganda standar, semua variabel IV dan DV
diregresikan sekaligus secara langsung sehingga menghasilkan a konstanta regresi
serta regresi terpisah koefisien untuk setiap variabel bebas.
Contohnya adalah setelah dihitung menggunakan regresi, diketahui pengaruh
nilai tes terhadap kinerja adalah ditulis dengan persamaan berikut:

Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4

Kinerja karyawan = 2.79 x 0.17 (nilai tes) + 1.29(IPK) + 0.85 (motivasi kerja)
+ 0,04 (kekuatan fisik).

Sehingga jika dijabarkan:

10
1. Y adalah variabel terikat atau DV, DV pada kasus ini adalah kinerja
karyawan
2. a adalah konstanta, ditemukan di sini bahwa konstanta berjumlah 2.79
3. b1x1, b adalah koefisien. b1x1 berarti koefisien dari variabel IV pertama.
Variabel IV pertama adalah nilai tes dengan jumlah koefisien 0.17,
4. b2x2 berarti koefisien dari variabel IV kedua. Variabel IV kedua adalah IPK
dengan jumlah koefisien 1.29.
5. b3x3 berarti koefisien dari variabel IV ketiga. Variabel IV ketiga adalah
motIVasi kerja dengan jumlah koefisien 0.85.
6. b4x4 berarti koefisien dari variabel IV keempat. Variebel IV keempat
adalah kekuatan fisik dengan jumlah koefisien 0.04.

Dari persamaan di atas, diketahui bahwa nilai koefisien IPK adalah yang
paling besar dengan jumlah 1.29. Sehingga besarnya IPK adalah yang paling
banyak memengaruhi kinerja karyawan.

b. Stepwise Multiple Regression


Pada analisis regresi dengan cara stepwise atau bertingkat, variabel IV
diregresikan satu persatu dengan DV untuk menentukan IV mana yang paling
berpengaruh terhadap DV.
Katakanlah ada tiga variabel bebas, misalkan:
1. X1 : minat
2. X2 : bakat
3. X3 : motivasi
Dengan Y: Prestasi

Setelah dihitung menggunakan matriks korelasi, korelasi paling tinggi adalah


IV pertama (minat). Maka model persamaannya menjadi:

Y = b0 + b1xI

Prestasi = b0 + minat

11
Setelah itu, kita akan memeriksa korelasi parsial X3 (motivasi) dengan minat
terdahap prestasi. Jika korelasi X3 adalah yang paling tinggi, maka X3 atau
motivasi dimasukkan ke dalam persamaan. Setelah itu dilakukan pula uji F, yaitu

untuk mengukur pengaruh antara seluruh IV terhadap DV. Jika setelah dilakukan
uji F ternyata X3 tidak nyata, maka tidak dimasukkan pada persamaan. Namun
setelah uji F lalu hasilnya X3 nyata, maka variabel X3 dimasukan dalam
persamaaan.

Y = b0 + b1xI + b3x3

Prestasi = b0 + minat + motivasi

Lakukan cara yang sama terhadap X2 dan variabel independen selanjutnya.


Lalu pilih korelasi parsial terbesar dan lakukan uji F. Bila hasil uji F nyata, maka
independen variabel dapat langsung dimasukan ke dalam persamaan.

c. Regresi Berganda Hirarki


Adalah analisis regresi yang dilakukan secara berkali-kali dengan komposisi
variabel yang berbeda, mungkin ditambah atau dikurangi. Regresi ini dilakukan
dengan melihat perubahan nilai R-square secara signifikan lebih besar dari nol.
Maka dapat disimpulkan variabel yang ditawarkan memberikan kekuatan prediksi
tambahan. Regresi ini berfokus pada melihat penambahan atau pengurangan R-
Square dengan beberapa model dengan penambahan IV.

Dalam regresi berganda hirarki, ada tambahan variabel yang dinamakan


variabel moderator. Variabel moderator adalah variabel yang dapat memperkuat
atau memperlemah hubungan langsung antara variabel dependen dan variabel
independen. Variabel ini mempunyai pengaruh terhadap sifat atau arah hubungan
antarvariabel.

Contohnya adalah terdapat tiga variabel independen, satu variabel dependen,


dan satu variabel moderator,

12
Y : Prestasi

X1 : Minat

X2 : Bakat

X3 : Motivasi

M (moderator) : Lingkungan Belajar

Lalu kita akan mencari tahu apakah variabel moderasi (lingkungan belajar)
sigmifikan memoderasi X1, X2, X3 terhadap Y secara simultan.

Setelah itu dicarilah variabel interaksi, yaitu pengaruh suatu variabel yang
tergantung pada variabel lain. Akan dicari tahu apakah lingkungan belajar
signifikan posisinya sebagai moderator. Variabel interaksi adalah perkalian antara
variabel bebas dengan variabel moderator. Sehingga jika menggunakan tiga IV,
maka akan ada tiga variabel interaksi.

1. Tahap pertama adalah model regresi dari seluruh IV terhadap DV.

Minat (X1)

Bakat (X2) Prestasi

Motivasi X3

2. Tahap kedua adalah model regresi seluruh IV terhadap DV dengan


menambahkan variabel moderator.

Minat (X1)

Bakat (X2)
Prestasi
Motivasi (X3)

Lingkungan
Belajar (M)
13
3. Tahap ketiga adalah dengan menambahkan variabel interaksi 1 (perkalian
X1 dengan M), variabel interaksi 2 (perkalian X2 dengan M), dan variabel
interaksi 3 (perkalian X3 dengan M) ke model kedua.

Minat (X1)

Bakat (X2)

Motivasi (X3)

Lingkungan
Prestasi
Belajar (M)

Int (X1 * M)

Int (X2 * M)

Int (X3 * M)

Dalam regsresi moderasi, kita akan melihat apakah dalam model 1, 2, dan 3
ada penambahan jumlah R-square (besar pengaruh seluruh IV terhadap DV). Jika
ada perubahan R-Square dan signifikan, maka kesimpulannya lingkungan sekolah
signifikan sebagai variabel moderator. Variabel interaksi menawarkan kekuatan
tambahan terhadap variabel dependen.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penelitian diartikan sebagai


kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis serta penyajian data secara sistematis
dan obyektif, untuk memecahkan masalah atau menguji hipotesis. Dalam
melakukan penelitian, pemilihan pasrtisipan penelitian adalah hal mendasar yang
harus dilakukan sebelum dimulainya penelitian itu sendiri. Adapun ada dua jenis
metode pemilihan partisipan yaitu probability sampling dan non probability
sampling.

Selanjutnya, dalam melakukan analisa data pada penelitian dengan


menggunakan pendekatan kuantitatif dibutuhkan uji validitas. Validitas
didefinisikan sebagai ukuran seberapa akurat tes untuk melakukan tugas
pengukurannya. Validitas adalah untuk mengetahui sejauh mana penelitian benar-
benar mengukur sesuatu yang diukur. Tes hanya dapat menjalankan tugasnya secara
baik jika mengukur "sesuatu". Terdapat tiga jenis uji validitas, yaitu validitas muka,
validitas konstruksi, dan validitas kriteria.

Setelah melakukan uji validitas, langkah selanjutnya adalah melakukan


regresi untuk mengetahui besar pengaruh antara variabel dependen dan variabel
independen. Dalam hal ini digunakan metode multiple regression karena IV yang
akan diukur lebih dari satu variabel. Terdapat tiga jenis regresi berganda,
diantaranya adalah regresi berganda standar, regresi berganda stepwise, dan regresi
berganda hirarki.

15
DAFTAR PUSTAKA

Leary, M. R. (2012). Behavioural Research Methods (sixth edit).

Annabel, & Bryan. (2008). Methods in Psychological Research. Sage Publications,


Inc.

16

Anda mungkin juga menyukai