Anda di halaman 1dari 25

Kelompok 1

METODE PENARIKAN SAMPEL DAN DISTRIBUSI SAMPEL

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah statistik ekonomi dan bisnis II

Dosen Pengampu: Pika Merliza, M.Pd

Disusun Oleh:

Almar Atus Sholikha 1751010005

Dani Rismayadi 1751010029

Reska Ulandari 1551010271

Jur/ Kel/ Sem: Ekonomi Islam/ A/ III

Makul: Statistika II

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2018/ 1440 H
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL 1

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sampel 6
B. Metode Penarikan Sampel 6
C. Metode Penarikan Sampel 11
D. Distribusi Sampling Rata-Rata 13

BAB III PENUTUP

Kesimpulan 24

DAFTAR PUSTAKA 25

2
Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah nya
sehingga kita dapat melaksanakan aktifitas kegiatan kita sehari-hari tanpa ada halangan apapun,
sholawat dan salam semoga Allah tetap melimpah curahkan kepada Nabi kita Muhammad Saw.

Pada kesempatan ini kami memiliki tugas menyusun makalah Statistika II yang berisi Metode
Penarikan Sampel Dan Distribusi Sampel, harapannya dapat berguna bagi teman-teman semua.

Dengan sangat bangga kami hadirkan makalah ini, apabila ada kesalahan dan kekurangan di
dalam penyusunan kami mohon maaf kepada Allah kami mohon ampun. Atas perhatiannya kami
ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Bandar Lampung, 17 September 2018

Penulis

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sampel berasal dari bahasa Inggris “sample” yang artinya contoh, comotan atau
mencomot yaitu mengambil sebagian saja dari yang banyak. Dalam hal ini yang
dimaksud dengan yang banyak adalah populasi. Dalam suatu penelitian, tidaklah selalu
perlu untuk meneliti semua individu dalam populasi karena akan memakan banyak waktu
dan biaya yang besar. Oleh karena itu dilakukan pengambilan sampel, dimana sampel
yang diambil adalah sampel yang benar-benar representasi atau yang mewakili seluruh
populasi. Dalam suatu penelitian yang menjadi dasar pertimbangan pengambilan sampel
adalah memperhitungkan masalah efisiensi ( waktu dan biaya) dan masalah ketelitian
dimana penelitian dengan pengambilan sampel dapat mempertinggi ketelitian karena jika
penelitian terhadap populasi belum tentu dapat dilakukan secara teliti. Seorang peneliti
dalam suatu penelitian harus memperhitungkan dan memperhatikan hubungan antara
waktu, biaya dan tenaga yang akan dikeluarkan dengan presisi ( tingkat ketepatan ) yang
akan diperoleh sebagai pertimbangan dalam menentukan metode pengambilan sampel
yang akan digunakan.
Karena berbagai alasan, tidak semua hal yang ingin dijelaskan atau diramalkan
atau dikendalikan dapat diteliti. Penelitian ilmian boleh dikatakan hampit selalu hanya
dilakukan terhadap sebagian saja dari hal-hal yang sebenarnya mau diteliti. Jadi
penelitian hanya dilakukan terhadap sampel, tidak terhadap populasi. Generalisasi dari
sampel ke populasi ini mengandung risiko bahwa akan terdapat kekeliruan atau
ketidaktepatan, karena sampel tidak akan mencerminkan secara tepat keadaan populasi.
Berbagai teknik penentuan sampel itu pada hakikatnya adalah cara-cara untuk
memperkecil kekeliruan generalisasi dari sampel ke populasi. Hal ini dapt dicapai kalau
diperoleh sampel yang representastif, yaitu sampel yang benar-benar mencerminkan
populasinya

4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan sampel?
2. Bagaimana teknik penarikan sampel?
3. Bagaimana metode penarikan sampel?
4. Bagaimana distribusi sampling rata-rata ?

C. TUJUAN
Makalah ini dibuat agar penulis dan pembaca mengetahui tentang sampel dan teknik
penarikan sampel.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SAMPEL
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteistik yang dimiliki poulasi. Bila
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karna keterbatasan dana, tenaga dan wakktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari samppel itu,
kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi haus betul-betul mewakili (representative).

B. METODE PENARIKAN SAMPEL


Pada dasarnya teknik sampling dikelompokkan menjadi dua yaitu probability
sampling dan nonprobality sampling.
1. Probability sampling
Probability samplig adalah teknik pengambilan sample yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsure (anggota) populasi untuk dipilih untuk menjadi anggota
sampel. Teknik ini meliputi:
a. Sampling random sederhana
Sampling random sederhana adalah bentuk sampling randomyang sifatnya
sederhana. Dikatakan sederhana karena pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak tampa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi tersebut: cara ini dilakukan apabila anggota populasi dianggap
homogen. Caranya:
1). Dengan cara undian
a). Semua anggota diberi nomor urut atau kode
b). Kode tersebut ditulis dikertas kecil, digulung, dan dimasukan kedalam
sebuah kotak
c). Keluarkan satu persatu sesuai dengan sampel yang dibutuhkan.
Metode ini hanya cocok untuk jumlah populasi yang kecil
2). Dengan menggunakan tabel bilangan random

6
a). Semua anggota populasi diberi nomor urut
b). Tentukan jumlah sampel yang akan diambil
c). Pilih nomor-nomor yang sesuai dengan bilangan yang terdapat dalam
daftar bilangan random yang akan digunakan

b. Sampel stratifikasi ( sampel berlapis)


Apabila suatu populasi terdiri dari unit yang mempunyai karakteristik
berbeda-beda atau heterogen, maka teknik pengambilan sampel yang tepat
digunakan adalah penyampelan stratifikasi. Hal ini dilakukan dengan cara
mengidentifikasi karakteistik umum dari anggota populasi, kemudian menentukan
strata atau lapisan dari jenis karakteristik unit-unit tersebut. Setelah ditentukan
stratanya, berulah dari masing-masing strata diambil sampel yang mewakilinya.
Pengambilan sampel dengan teknik ini, biasanya dilakukan dengan cara random.
1). Sampel stratifikasi proporsi
Teknik pengambilan sampel stratifikasidengan mempertimbangkan
proporsi atau persentase sampel dari setiap stratum agar perimbangan sampel
dari masing-masing strata itu memadai, maka dalam teknik ini sering pula
dilakukan perimbangan antara jumlah anggota populasi berdasarkan masing-
masing strata.1
Pelaksanaan pengambilan sampel dengan teknik ini mula-mula peneliti
menetapkan unit-unit anggota populasi dalam bentuk strata yang didasarkan
pada karakteristik umum dari anggota populasi yang berbeda-beda. Setiap
unit yang mempunyai karakteristik umum yang sama, dikelompokkan pada
strata, kemudian dari masing-masing strata diambil sampel yang
mewakilinya.2
Misalnya: seorang peneliti akan mengambil 300 orang sebagai sampel dari
komposisi populasi yang diketahui jumlahnya, maka dapat dihitung:

1
Sugiyono, 2007, Statistika Untuk Penelitian, Cetakan Keduabelas, Alfabeta, Bandung.
2
Saifuddin azwar,2004. Metode Penelitian,Pustaka Pelajar Offeset,yogyakarta.

7
Tingkat Komposisi Proporsi/persentase Sampel
Pendidikan Populasi setiap kelompok
SD ke bawah 6000 orang 6000/10000 = 0,60 0,60 x 300 =180
SLTP 2500 orang 2500/10000 = 0,25 0,25 x 300 = 75
SLTA 1000 orang 1000/10000 = 0,10 0,10 x 300 = 30
Akademi/PT 500 orang 500/10000 = 0,05 0,05 x 300 = 15
N=10000 1,00 n = 300 orang
Orang

2). Sampel stratifikasi tidak diproporsikan


Dilakukan apabila proporsi atau persentase sampel pada setiap stratum
tidak mempertimbangkan perbandingan antara stratum yang satu dengan yang
lainnya artinya dari setiap stratum diambil jumlahsampel yang sama dengan
formula n/k: dimana n (banyak sampel yang dikehendaki), dan k (banyak
stratum dalam komposisi populasi). Misalnya dari contoh di atas, maka
peneliti akan mengambil masing-masing dari stratum sebanyak 75 orang atau
300/4 sama dengan 75 orang.

c. Sampling kelompok
Sampling kelompok adalah bentuk sampling random yang populasinya
dibagi menjadi bebarapa kelompok (cluster) dengan menggunakan aturan-aturan
tertentu seperti batasan-batasan alam dan wilayah administrasi pemerintahan.
Teknik sampling ini digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan
diteliti atau sumber data yang sangat luas, misalnya pendeduduk dari suatu
negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan
dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah
populasi yang telah ditetapkan. Misalnya di indonesia terdapat 30 provinsi, dan
sempelnya akan digunakan 15 provonsi, makapengambilan 15 provinsi itu
dilakukan secara random.

8
2. Non- probability sampling / non random sampel
adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
a. Purposive sampling
Purposive sampling adalah teknik sampling yang cukup sering digunakan.
metode ini menggunakan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti dalam memilih
sampel. kriteria pemilihan sampel terbagi menjadi kriteria inklusi dan eksklusi.
Kriteria inklusi merupakan kriteria sampel yang diinginkan peneliti
berdasarkan tujuan penelitian. sedangkan kriteria eksklusi merupakan kriteria
khusus yang menyebabkan calon responden yang memenuhi kriteria inklusi harus
dikeluarkan dari kelompok penelitian. misalnya, calon responden mengalami
penyakit penyerta atau gangguan psikologis yang dapat memengaruhi hasil
penelitian.
Contoh purposive sampling: penelitian tentang nyeri pada pasien diabetes
mellitus yang mengalami luka pada tungkai kaki. maka kriteria inklusi yang
dipakai antara lain:
1). penderita diabetes melitus dengan luka gangrene (luka pada tungkai kaki)
2). usia 18-59 tahun
3). bisa membaca dan menulis
kriteria eksklusi:
1). penderita diabetes melitus yang memiliki penyakit penyerta lainnya seperti
gangguan ginjal, gagal jantung, nefropati, dan lain sebagainya.
2). penderita diabetes melitus yang mengalami gangguan kejiwaan.
b. Snowball sampling
Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan
wawancara atau korespondensi. metode ini meminta informasi dari sampel
pertama untuk mendapatkan sampel berikutnya, demikian secara terus menerus
hingga seluruh kebutuhan sampel penelitian dapat terpenuhi.
Metode pengambilan sampel snowball atau bola salju ini sangat cocok
untuk penelitian mengenai hal-hal yang sensitif dan membutuhkan privasi tingkat

9
tinggi, misalnya penelitian tentang kaum waria, penderita hiv, dan kelompok
khusus lainnya.
c. Accidental sampling
Pada metode penentuan sampel tanpa sengaja (accidental) ini, peneliti
mengambil sampel yang kebetulan ditemuinya pada saat itu. penelitian ini cocok
untuk meneliti jenis kasus penyakit langka yang sampelnya sulit didapatkan.
Contoh penggunan metode ini, peneliti ingin meneliti tentang penyakit
steven johnson syndrom yaitu penyakit yang merusak seluruh mukosa atau
lapisan tubuh akibat reaksi tubuh terhadap antibiotik.
Kasus steven johnson syndrome ini cukup langka dan sulit sekali
menemukan kasus tersebut. dengan demikian, peneliti mengambil sampel saat itu
juga, saat menemukan kasus tersebut. kemudian peneliti melanjutkan pencarian
sampel hingga periode tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti.3
Tehnik pengambilan sampel dengan cara ini juga cocok untuk penelitian
yang bersifat umum, misalnya seorang peneliti ingin meneliti kebersihan kota
bandung. selanjutnya dia menanyakan tentang kebersihan kota bandung pada
warga bandung yang dia temui saat itu.
d. Quota sampling
Metode pengambilan sampel ini disebut juga quota sampling. tehnik
sampling ini mengambil jumlah sampel sebanyak jumlah yang telah ditentukan
oleh peneliti. kelebihan metode ini yaitu praktis karena sampel penelitian sudah
diketahui sebelumnya, sedangkan kekurangannya yaitu bias penelitian cukup
tinggi jika menggunakan metode ini.
Teknik pengambilan sampel dengan cara ini biasanya digunakan pada
penelitian yang memiliki jumlah sampel terbatas. misalnya, penelitian pada pasien
lupus atau penderita penyakit tertentu. dalam suatu area terdapat 10 penderita
lupus, maka populasi tersebut dijadikan sampel secara keseluruhan , inilah yang
disebut sebagai total quota sampling.

3
Cholid Narbuko dan Abu Achamad, 1997. Metodologi Penelitian, Bumi
Aksara,jakarta.

10
e. Teknik sampel jenuh
Teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel yang menjadikan
semua anggota populasi sebagai sampel. dengan syarat populasi yang ada kurang
dari 30 orang.

C. METODE PENARIKAN SAMPEL


1. Penarikan Sampel Acak Sederhana (Simple Randomized Sampling)
Pengacakan dapat dilakukan dengan: undian, table bilangan acak, program
komputer.

2. Penarikan Sampel Sistematik (Systematic Sampling)


Tetapkan interval lalu pilih secara acak anggota pertama sampel.
Contoh: Ditetapkan interval = 20 Secara acak terpilih: Anggota populasi ke-7 sebagai
anggota ke-1 dalam sampel
maka: Anggota populasi ke-27 menjadi anggota ke-2 dalam sampel Anggota
populasi ke-47 menjadi anggota ke-3 dalam sampel.

3. Penarikan Sampel Acak Berlapis (Stratified Random Sampling)


Populasi terdiri dari beberapa kelas/kelompok. Dari setiap kelas diambil sampel
secara acak. Antar Kelas bersifat (cenderung) berbeda nyata (heterogen). Anggota
dalam suatu kelas akan (cenderung) sama (homogen). Contoh :
Dari 1500 penumpang KA (setiap kelas memiliki ukuran yang sama) akan
diambil 150 orang sebagai sampel, dilakukan pendataan tentang tingkat kepuasan,
maka sampel acak dapat diambil dari :
KelasEksekutif : 50 orang
KelasBisnis : 50 orang
KelasEkonomi : 50 orang

4. Penarikan Sampel Gerombol/Kelompok (Cluster Sampling)

11
Populasi juga terdiri dari beberapa kelas/kelompok Sampel yang diambil berupa
kelompok bukan individu anggota.4 Antar Kelas bersifat (cenderung) sama
(homogen). Anggota dalam suatu kelas akan (cenderung) berbeda (heterogen).
Contoh :
Terdapat 40 kelas untuk tingkat II Jurusan Ekonomi - GD, setiap kelas terdiri dari
100 orang. Populasi mahasiswa kelas 2, Ekonomi - UGD = 40  100 = 4000.
Jika suatu penelitian dilakukan pada populasi tersebut dan sampel yang
diperlukan = 600 orang, dilakukan pendataan mengenai lama waktu belajar per hari
maka sampel dapat diambil dari 6 kelas Dari 40 kelas, ambil secara acak 6 kelas.

5. Penarikan Sampel Area (Area Sampling)


Prinsipnya sama dengan Cluster Sampling. Pengelompokan ditentukan oleh letak
geografis atau administratif. Contoh :
Pengambilan sampel di daerah Jawa Barat, dapat dilakukan dengan memilih secara
acak Kota mana tempat pengambilan sampel, misalnya terpilih, Kota Bogor, Suka
bumi dan Bandung, sampel acak menjadi dasar penarikan sampel lain. Selanjutnya,
pembahasan akan menyangkut Penarikan Sampel Acak.
PenarikanSampelAcakdapatdilakukandengan 2 cara, yaitu :
a). Penarikan sampel tanpa pemulihan/tanpa pengembalian : setelah didata, anggota
sampel tidak dikembalikan kedalam ruang sampel.
b. Penarikan sampel dengan pemulihan: bila setelah didata, anggota sampel dikembalikan
kedalam ruang sampel.
Berdasarkan Ukurannya, maka sampel dibedakan menjadi:
1). Sampel Besarjikan ukuran sampel (n)  30
2). Sampel Kecil jika ukuran sampel (n) < 30

4 Zulfikar dan Nyoman Budiantoro, Manajemen Riset dengan Pendekatan Komputasi Statistika

12
D. DISTRIBUSI SAMPLING RATA-RATA
Beberapa notasi :
n : ukuran sampel N : ukuran populasi
x : rata-rata sampel  : rata-rata populasi
s : standar deviasi sampel  : standar deviasi populasi
x : rata-rata antar semua sampel

x : standar deviasi antar semua sampel = standard error = galat

Baku

1. Distribusi Sampling Rata Rata Sampel Besar

Dalil – 1

JIKA …….

Sampel: 

berukuran = n  30  diambil DENGAN PEMULIHAN dari

rata-rata = x 

 Populasi berukuran = N

 Terdistribusi NORMAL

 Rata-rata =  ; simpangan baku = 

MAKA………

Distribusi Rata-rata akan mendekati distribusi Normal dengan :

 x
x = dan  x  dan nilai z 
n  n

Dalil - 2

13
JIKA …….

Sampel: 

berukuran = n  30  diambil TANPA PEMULIHAN dari

rata-rata = x 

 Populasi berukuran = N

 Terdistribusi NORMAL

 Rata-rata =  ; simpangan baku = 

MAKA……….

Distribusi Rata-rata akan mendekati distribusi Normal dengan :

 N n x
x = dan x  dannilai z 
n N 1 N n
( / n )
N 1

N n
 disebut sebagai FAKTOR KOREKSI populasi terhingga.
N 1
 Faktor Koreksi (FK) akan menjadi penting jika sampel berukuran n diambil dari populasi
berukuran N yang terhingga/ terbatas besarnya
 Jika sampel berukuran n diambil dari populasi berukuran N yang sangat besar maka FK

N n
akan mendekati 1   1 , hal ini mengantar kita pada dalil ke-3 yaitu: Dalil Limit
N 1
Pusat = Dalil Batas Tengah (Central Limit Theorem )

Dalil - 3 : Dalil Limit Pusat

JIKA….

Sampel: 

14
berukuran = n  diambil dari

rata-rata = x 

 Populasi berukuran = N yang BESAR

 distribusi : SEMBARANG

 Rata-rata =  ; simpangan baku = 

MAKA…….

Distribusi Rata-rata akan mendekati distribusi Normal dengan :

 x
x = dan x  dannilai z 
n  n

 Dalil Limit Pusat berlaku untuk :


a. penarikan sampel dari populasi yang sangat besar,
b. distribusipopulasitidakdipersoalkan
 Beberapa buku mencatat hal berikut : Populasi dianggap BESAR jika ukuran sampel

n
Kurang Dari 5 % ukuran populasi atau  5%
N
Dalam pengerjaan soal DISTRIBUSI SAMPLING RATA-RATA

perhatikan asumsi-asumsi dalam soal sehingga anda dapat dengan

mudah dan tepat menggunakan dalil-dalil tersebut!

Contoh - 1:

PT AKUA sebuah perusahaan air mineral rata-rata setiap hari memproduksi 100 juta
gelas air mineral. Perusahaan ini menyata-kan bahwa rata-rata isi segelas AKUA adalah 250
ml dengan σ = 15 ml. Rata-rata populasi dianggap menyebar normal.

15
SOAL 1.

Jika setiap hari diambil 100 gelas AKUA sebagai sampel acak DENGAN PEMULIHAN,
hitunglah:

a. standard error atau galat baku sampel tersebut?


b. peluang rata-rata sampel akan berisi kurang dari 253 ml?

SOAL 2.

Jika sampel diperkecil menjadi 25 gelas, hitunglah :

a. standard error atau galat baku sampel tersebut?


b. peluang rata-rata sampel akan berisi lebih dari 255 ml?

JAWAB :
SOAL 1 :
Diselesaikan dengan DALIL 1  karena PEMULIHAN
Diselesaikan dengan DALIL 3  karena POPULASI SANGAT

BESAR

N = 100.000.000  x =  = 250  = 15 n = 100

P( x < 253) = P(z < ?)

a. Standar Error atau Galat Baku Sampel


 15 15
GALAT BAKU = x     15
.
n 100 10
253  250 3
z   2.0
15
. 15
.
Jadi P( x < 253) = P(z < 2,0) = 0,5 + 0,4772 = 0,9772

b. Peluang rata-rata sampel akan berisi kurang dari 253 ml adalah 97,72 %

16
SOAL 2.

Diselesaikan dengan DALIL 3  karena POPULASI SANGAT

BESAR

N = 100.000.000  x =  = 250  = 15 n = 25

P( x > 255) = P(z > ?)

a. standard error atau galat baku sampel


 15 15
GALAT BAKU = x     3.0
n 25 5
255  250 5
z   167
.
3.0 3.0
JadiP( x > 255 ) = P(z > 1,67) = 0,5 – 0,4525 = 0,0475

b. peluang rata-rata sampelakanberisilebihdari 255 ml adalah 4,75 %

CONTOH - 2:

Dari 500 mahasiswa FT-GD diketahui rata-rata tinggi badan = 165 cm dan standar
deviasi = 12 cm. Diambil 36 orang sebagai sampel acak. Jika penarikan sampel dilakukan
TANPA PEMULIHAN dan tinggi badan mahasiswa diasumsikan menyebar normal,
hitunglah:

a. galat baku sampel?

b. peluang sampel akan memiliki rata-rata tinggi badan kurang dari 160 cm?

JAWAB :
Diselesaikan dengan DALIL 2  TANPA PEMULIHAN

17
N = 500  x =  = 165  = 12 n = 36
n 36
Catatan:  = 0.072 = 7.2% > 5%  Dalil Limit Pusat tidak dapat digunakan.
N 500
P( x < 160) = P(z < ?)

N n 500  36 464
FK =    0.929...  0.964...
N 1 500  1 499

 12
GALAT BAKU x  x FK =  0.964... = 2 x 0,964... = 1,928...
n 36
160  165
z  2.59...
1928
. ...

P( x < 160) = P(z < -2,59) = 0,5 – 0,4952 = 0,0048

c. peluang sampel akan memiliki rata-rata tinggi badan kurang dari 160 cm adalah
0,48

2. Distribusi Sampling Rata-rata Sampel Kecil


DISTRIBUSI – t
 Distribusi Sampling rata-rata dapatdidekatidengandistribusi t- Student = distribusi t (W.S.
Gosset).
 Distribusi-t pada prinsipnya adalah pendekatan distribusi sampel kecil dengan distribusi
normal. Dua hal yang perlu diperhatikan dalam Tabel t adalah:
a. derajatbebas (db)
b. nilai
 Derajatbebas (db) = degree of freedom = v = n - 1. n: ukuransampel.
 Nilai  adalah: luas daerah kurva di kanan nilai t atau luas daerah kurva di kiri
nilai t

18
 Nilai 0,1 (10%); 0,05 (5%); 0,025(2,5%); 0,01 (1%); 0,005 (0,5%). Nilai 
terbatas karena banyak db yang harus disusun!
 Kelak, Distribusi t akankitagunakandalam PENGUJIAN HIPOTESIS

Nilaiditentukanterlebihdahulu.Lalunilai t tabelditentukandenganmenggunakannilaidan db.

Nilai t tabel menjadi batas selang pengujian.

Lalukan pembandingan nilai t tabel dengan nilai t hitung.

Nilai t hitung untuk kasus distribusi rata-rata sampel kecil didapat dengan menggunakan
DALIL 4.

 PembacaanTabelDistribusi-t
Misalkan n = 9 db = 8; Nilaiditentukan = 2,5% di kiridankanankurvat tabel(db, ) = t
tabel(8; 0,025) = 2,306
Jadi t = 2,306 dan -t = -2,306

2,5% 95 % 2,5%

-2,306 0 2,306

Arti Gambar di atas :

nilai t sampel berukuran n = 9, berpeluang 95% jatuh dalam selang -2,306 < t < 2,306.
Peluang t > 2,306 = 2,5 % dan Peluang t < -2,306 = 2,5 %Coba cari nilai t tabel untuk beberapa
nilai db dan  yang lain!

19
 Perbedaan Tabel z dan Tabel t
 Tabel z  nilai z menentukan nilai 
 Tabel t nilai  dan menentukan nilai t
 Dalam banyak kasus nilai simpangan baku populasi () tak di-ketahui, sehingga 
didugada dinilai simpangan baku sampel (s)

DALIL - 4

JIKA…

Sampel: 

ukuran KECIL n < 30  diambil dari

rata-rata = x simp. baku = s 

 Populasi berukuran = N

 terdistribusi : NORMAL

 Rata-rata = 

MAKA….

Distribusi Rata-rata akan mendekati distribusi-t dengan :

s x
x = dan  x  dan nilai t
n s n

pada derajat bebas = n-1 dan suatu nilai 

Contoh 3 :

Manajemen PT BENTUL menyatakan bahwa 95% rokok produk-sinya rata-rata mengandung


nikotin 1,80 mg, data tersebar normal. Yayasan Konsumen melakukan pengujian nikotin
terhadap 9 ba-tang rokok dan diketahui rata-rata sampel = 1,95 mg nikotin de-ngan standar

20
deviasi = 0,24 mg. Apakah hasil penelitian Yayasan Konsumen mendukung pernyataan
Manajemen PT BENTUL?

Jawab :

95 % berada dalam selang  berarti 5 % berada di luar selang;

2,5 % di kiri t dan 2.5% di kanan t

 = 2,5 % = 0,025

n = 9  db = n – 1 = 8

t tabel (db, ) = t tabel (8; 0,025) = 2,306

Jadi 95 % berada dalam selang -2,306 < t < 2,306

Nilai t-hitung= ?

 = 1,80 n=9 x = 1,95 s = 0,24

x .  180
195 . 015
.
t =t   1875
.
s n 0.24 9 0.08

Nilai t hitung = 1,875 berada dalam selang -2,306 < t < 2,306

Jadi hasil penelitian Yayasan Konsumen masih sesuai dengan pernyataan manajemen PT
BENTUL.

3. Distribusi Sampling Bagi Beda 2 Rata Rata

DALIL - 5
JIKA….

Dua (2) Sampel 

berukuran n1 dan n2  diambil dari

21
rata-rata = x1 dan x2   Dua (2) Populasi berukuran BESAR

 Rata-rata 1 dan 2

 Ragam 12 dan 2 2

MAKA….

Distribusi Rata-rata akan mendekati distribusi Normal dengan :

12 2 2
x  x  1  2 serta standard error =  x1  x2   , dan
1 2
n1 n2

x1  x2  1  2
nilai z z
12 2 2

n1 n2

 Beda atau selisih 2 rata-rata = 1  2  ambil nilai mutlaknya!


 Melibatkan 2 populasi yang BERBEDA dan SALING BEBAS
 Sampel-sampel yang diambil dalam banyak kasus (atau jika dilihat secara akumulatif)
adalah sampel BESAR

Contoh 4:
Diketahui rata-rata IQ mahasiswa Eropa = 125 dengan ragam = 119 sedangkan
rata-rata IQ mahasiswa Asia = 128 dengan ragam 181. Diasumsikan kedua populasi
berukuran besar. Jika diambil 100 mahasiswa Eropa dan 100 mahasiswa Asia sebagai
sampel, berapa peluang terdapat perbedaan IQ kedua kelompok akan kurang dari 2?
Jawab :
Populasi
Parameter populasi ke-1 (Mhs. populasi ke-2 (Mhs. Asia)
Eropa)

22
Rata-rata () 125 128

Ragam (²) 119 181

Beda 2 Rata-rata = x  x  1  2 = 125  128   3  3


1 2

Sampel: n1 = 100 n2 = 100

P( x 1  x2 <2 ) = P ( z < ?)

x1  x2  1  2 23 1
z    0577
. ...  058
.
12 2 2 119 181 3
 
n1 n2 100 100

P(z < -0,58) = 0,5 – 0,2190 = 0,2810

JADI… peluangterdapatperbedaan IQ keduakelompokakankurangdari 2 adalah 28,1 %.

23
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Pada populasi yang diteliti itu adalah sampel (bagian yang diteliti dari
populasi). Hal ini dilakukan untuk memudahkan proses dan penyimpulan data
penelitian dan meringankan biaya penelitian. Sampling adalah cara dalam
pengambilan sampel.
Ada 2 teknik sampling yaitu random samping (Symple Random
Sampling,Stratified Random Sampling, Systimatic Random Sampling, Cluster
Random Sampling, Cluster Random Sampling). Selanjutnya teknik non random
sampling(Accidental Random Sampling, Quota Random Sampling, Purposif
Random Sampling). Besar sampel didapat ditentukan dengan rumus besar sampel
berdasarkan teknik pengambilan sampel. Selain itu juga tergantung pada jenis
data yaitu data proporsi dan data kontinu.

24
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono, 2007, Statistika Untuk Penelitian, Cetakan Keduabelas, Alfabeta, Bandung.


Saifuddin azwar,2004. Metode Penelitian,Pustaka Pelajar Offeset,yogyakarta.
Zulfikar dan Nyoman Budiantoro, Manajemen Riset dengan Pendekatan Komputasi
Statistika
Cholid Narbuko dan Abu Achamad, 1997. Metodologi Penelitian, Bumi
Aksara,jakarta

25

Anda mungkin juga menyukai