Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

METODE SURVEI

CLUSTER SAMPLING (PENARIKAN SAMPEL BERKELOMPOK)

DISUSUN

OLEH :

KELOMPOK 3 & KELOMPOK

1. ALFI AZZAHRAH FAHIRA (17037004)


2. AULIA IKHSAN (17037008)
3. MUHAMMAD REYNALDI (17037036)
4. NURUL ANISA AWALINA (17037042)
5. SOFHIA PUTRI (17037066)

PROGRAM STUDI STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,

taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul

“Cluster Sampling” guna untuk melengkapi tugas “Metode Survei”. Sholawat dan salam kami

curahkan kepada Nabi Muhammad SAW karena beliau telah mengubah dunia ini dari zaman

kegelapan menjadi zaman terang benderang.

Makalah ini kami susun secara efektif dengan landasan pengetahuan yang kami ambil

dari berbagai sumber, kemudian kami diskusikan untuk menjadi satu kedalam bentuk makalah.

Kiranya makalah ini masih sangat jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu kami menerima

kritik dan saran yang sifatnya membangun demi memperbaiki isi dari makalah ini. Kami

berharap semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kepada pembaca

serta ridho dari Allah SWT.

Padang, 29 Januari 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 1

1.3 Tujuan ................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Cluster Sampling ....................................................................................

2.2 Kelebihan dan Kekurangan dari Cluster Sampling ..............................................

2.3 Cara Penarikan Cluster Sampling .........................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...........................................................................................................

3.2 Saran .....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makanan sehat adalah dengan meramu berbagai jenis makanan yang seimbang,

sehingga terpenuhi seluruh kebutuhan gizi bagi tubuh dan mampu dirasakan secara fisik

dan mental (Prasetyono, 2009).

Bahan makanan pada kehidupan sehari- hari merupakan salah satu hal terpenting.

Selain sebagai sumber tenaga makanan juga sebagai sumber nutrisi bagi tubuh. Makanan

yang di konsumsi menyediakan bahan baku dan 4actor untuk pergerakan 4actor didalam

tubuh yang sangat kompleks,pertumbuhan terus menerus,serta perbaikan dalam

regenerasi sel. Setiap hari, tubuh manusia sibuk membuang sel-sel yang telah

tua,rusak,ataupun mati,serta dengan sel – sel yang baru dan sehat.

Dengan terjadinya pergantian sel dalam tubuh setiap hari maka manusia harus

mengonsumsi makanan, khususnya makanan yang bergizi. Sulitnya mendapatkan

makanan sehat di zaman sekarang membuat manusia memakan makanan cepat saji yang

tidak diketahui terkandung bahan yang jika dikonsumsi akan merusak organ – organ

tubuh secara perlahan. Mengonsumsi makanan yang sehat dapat dilakukan dengan cara

membuat makanan sendiri. Selain menyehatkan, juga dapat membantu para petani dalam

meningkatkan komoditi suatu pangan.

Pada makalah ini penulis ingin mengetahui banyaknya pengonsumsi bahan

makanan pada setiap tahunnya. Sehingga penulis harus menyajikan suatu data tentang

pengonsumsian makanan dari beberapa daerah di Indonesia dengan beberapa jenis barang

yang dikonsumsi dan menggunakan metode cluster random sampling.


Metode cluster random sampling merupakan teknik pengambilan sampel dari

simple random sampling. Syarat penggunaan teknik sampling ini adalah, bahwa setiap

elemen dari populasi harus dapat diidentifikasi. Elemen dari populasi tersebut kemudian

disusun dalam suatu sampling frame, yaitu suatu daftar yang dapat menggambarkan

seluruh elemen dari populasi. Keberadaan sampling frame ini sangat penting dalam

teknik simple random sampling ini, karena proses pemilihan sampel akan menjadi lebih

sederhana, cepat dan murah.

Penggunaan simple random sampling, diawali dari pembentukan sampling

frame oleh peneliti. Selanjutnya, dari sampling frame tersebut dipilih sampel yang

dilakukan secara acak hingga terpenuhi jumlah sampel yang dibutuhkan. Proses

pemilihan sampel ini juga dapat memanfaatkan a table of random numbers.

Cluster sampling disebut juga dengan area sampling. Metode cluster random

sampling dipilih penulis karena metode ini merupakan suatu tipe sampling probabilitas

yang baik digunakan dalam menghitung suatu data kelompok. Di mana penulis dalam

memilih sampel dengan memberikan kesempatan yang sama kepada semua anggota

populasi untuk ditetapkan sebagai anggota sampel. Dengan teknik semacam itu maka

terpilihnya individu menjadi anggota sampel benar-benar atas dasar 5actor kesempatan,

dalam arti memiliki kesempatan yang sama, bukan karena adanya pertimbangan subjektif

dari penulis. Teknik ini merupakan teknik yang paling objektif, dibandingkan dengan

teknik-teknik sampling yang lain.

Teknik sampling secara random dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

a. Menggunakan cara undian.

b. Menggunakan tabel bilangan random.


Pada makalah ini penulis menggunakan cara yang kedua yaitu dengan

menggunakan tabel bilangan random. Dibandingkan dengan random cara undian, cara ini

lebih mudah dan praktis serta dapat digunakan pada jumlah sampel yang cukup besar.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian dari Cluster Sampling?

2. Apa saja kelebihan dan kekurangan Cluster Sampling?

3. Perbedaan Cluster Sampling dengan teknik yang lain?

4. Bagaimana cara penarikan sampel dengan menggunakan Cluster Sampling?

1.3 Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Survei.

2. Menjelaskan tentang Cluster Sampling

3. Sebagai penambah pengetahuan dan wawasan.


BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Cluster Sampling

Seringkali tidak mungkin atau tidak praktis untuk membuat kerangka sampling

dari target populasi secara luas tersebar secara geografis, karena membuat biaya

pengumpulan data yang relatif tinggi. Situasi seperti ini ideal untuk cluster sampling.

Cluster sampling adalah prosedur probability sampling dimana elemen populasi dipilih

secara acak dalam kelompok yang terjadi secara alami (cluster). Dalam konteks cluster

sampling, sebuah "cluster" adalah agregat atau kelompok utuh dari elemen populasi.

Cluster sampling melibatkan pemilihan elemen populasi tidak secara individu, tetapi

dalam agregat/kelompok. Unit sampel atau kelompok bisa saja unit geografis atau fisik

(misalnya, negara, kabupaten, saluran sensus, blok, atau bangunan); berdasarkan

organisasi, seperti sekolah, tingkat kelas, atau kelas; berdasarkan telepon, misalnya kode

area atau pertukaran nomor telepon.

Heterogenitas cluster merupakan pusat desain sampel kluster yang baik. Idealnya,

perbedaan yang ada di dalam cluster akan tinggi, dan perbedaan antar cluster akan

rendah. Cluster harus seperti satu sama lain.

2.2 Kelebihan dan Kekurangan Penerapan Cluster Sampling

Teknik cluster sampling juga memiliki kelebihan dan kekurangan dibanding

simple random sampling.

a. Kelebihan

 Jika cluster didefinisikan secara geografis, cluster sampling membutuhkan

sedikit waktu, uang, dan tenaga kerja.


 Sampling Cluster memungkinkan pengambilan sampel berikutnya karena cluster

sampel adalah agregat dari elemen.

 Dapat memperkirakan karakteristik dari kelompok dan populasi.

 Sampling Cluster tidak memerlukan kerangka sampling dari semua elemen

dalam populasi target.

b. Kekurangan

 Sampel cluster mungkin tidak mewakili populasi sebagai sampel acak sederhana

dengan ukuran sampel yang sama.

 Varian sampel cluster cenderung jauh lebih tinggi daripada varians sampel acak

sederhana.

 Sampling cluster memperkenalkan kompleksitas dalam menganalisis data dan

menginterpretasikan hasil analisis.

 Sampling Cluster menghasilkan kesalahan pengambilan sampel yang lebih besar

untuk sampel dengan ukuran yang sebanding dari sampel probabilitas lainnya.

2.3 Subtipe Berdasarkan Jumlah Tahapan Cluster Sampling

Seringkali cluster sampling dilakukan di lebih dari satu tahap “stage”. Stage

adalah sebuah langkah dalam proses pengambilan sampel dimana sampel diambil.

Mengingat jumlah tahap dalam desain, ada tiga subtipe utama dari cluster sampling:

single-stage cluster sampling, two-stage cluster sampling, dan multistage cluster

sampling.
Gambar 2 Single-Stage Cluster Sampling dan Two-Stage Cluster Sampling

 Single-stage cluster sampling

Dalam desain sampel kluster satu-tahap, pengambilan sampel dilakukan hanya sekali.

Sebagai contoh satu tahap cluster sampling, katakanlah seseorang tertarik

mempelajari orang-orang tunawisma yang tinggal di tempat penampungan. Jika ada

lima tempat penampungan di kota, seorang peneliti secara acak akan memilih salah

satu tempat penampungan dan kemudian termasuk dalam penelitian ini semua orang

tunawisma yang tinggal di penampungan yang dipilih. Seorang peneliti pasar

mungkin memilih untuk menggunakan satu tahap desain sampel klaster. Katakanlah

seorang peneliti tertarik dalam tes pemasaran produk. Peneliti secara acak dapat

memilih kode pos; mengirimkan sampel produk bersama-sama dengan kuesioner

evaluasi kembali mail ke setiap alamat dalam cluster yang dipilih.

 Two stage cluster sampling


Desain sampel kluster dua tahap mencakup semua langkah-langkah dalam desain

sampel cluster satu tahap dengan satu pengecualian, langkah terakhir. Langkah kedua

menggunakan sampel acak (baik simple random sampling atau stratified sampling)

diambil dari unsur-unsur di setiap cluster yang dipilih. Sampling melampaui tahap

pertama kadang-kadang disebut sebagai subsampling. Umumnya, kecuali kelompok

homogen, desain sampel klaster dua-tahap lebih baik dari desain sampel klaster satu

tahap. Menggunakan contoh studi orang tunawisma yang dijelaskan di atas, bukan

memilih semua orang yang tinggal di tempat penampungan yang dipilih tetapi

peneliti secara acak akan memilih subset dari penduduk penampungan.

 Multistage cluster sampling

Survei wilayah geografis yang luas membutuhkan desain sampel yang agak lebih

rumit daripada yang dijelaskan sampai saat ini. Biasanya, desain sampel multistage

cluster harus digunakan. Multistage cluster sampling melibatkan pengulangan dua

langkah dasar: daftar dan sampling. Biasanya, pada setiap tahap, cluster bisa semakin

kecil dalam ukuran. Prosedur Sampling (simple random sampling, stratified

sampling) pada setiap tahap mungkin berbeda. Jumlah tahapan yang digunakan sering

ditentukan oleh ketersediaan sampling frame pada tahapan yang berbeda.

2.4 Cara atau Proses Penarikan Sampel

Pengambilan atau pemilihan sampel kelompok ( cluster) sebetulnya sama seperti

didalam sampel acak sederhana yaitu menggunakan tabel bilangan acak. Hanya bedanya

didalam sampel acak sederhana kita mempunyai elemen kemudian kita mengambil

sedangkan di dalam sampel kelompok kita harus mempunyai daftar kelompok elemen,

kemudian kita memilih sampel kelompok.


Elemen dalam kelompok yang terpilih sebagai sampel baru diteliti satu persatu

secara menyeluruh.

4. Membagi populasi ke dalam beberapa kelompok

5. Memilih satu atau sejumlah kelompok dari kelompok2 tersebut secara random

6. Menentukan sampel dari satu atau sejumlah kelompok yang terpilih secara random

2.5 Ilustrasi Penarikan Sampel

Ilustrasi (1)

 Suatu survey dilakukan untuk menduga rata-rata pendapatan per kapita di suatu kota

kecil. Tidak ada daftar rumah tangga dewasa yang tersedia (tidak tersedia kerangka

penarikan contoh).

 Si peneliti memutuskan menggunakan penarikan contoh acak gerombol

 Wawancara dilakukan terhadap rumah tangga di 25 gerombol terpilih

Ilustrasi (II)

Seorang ahli sosiolog ingin membuat pendugaan rata-rata penghasilan para remaja laki-

laki di kota tidak tersedia alamat para remaja tersebut.

Penyelesaian

Karena tidak tersedia alamat tempat tinggal bagi para remaja di kota, maka

digunkan sampling cluster. Kota tersebut diberi tanda berupa blok berbentuk empat

persegi panjang, kecuali untuk dua daerah industri dan tiga taman yang jumlah rumahnya

sedikit . diputuskan setiap setiap blok diperlakukan sebagai kelompok dua daerah industri

dan tiga taman , masing-masing sebagai satu kelompok.

Kelompok- kelompok tersebut kemudia diberi nomor dari 1 sampai dengan 450

misalnya. Kemudian dengan menggunakan angka acak dari tabel dipilih sampel acak
sebanyak n = 25 blok, misalnya. Semua rumah tangga dalam setiap blok dari 25 blok

tersebut kemudia remaja yang tinggal ditanya berapa besarnya penghasilan per bulan.

2.6 Perbedaan Cluster Sampling dan Stratified Sampling

Cluster sampling mirip dengan stratified sampling karena keduanya melibatkan

peringkat dari populasi ke dalam kategori dan kemudian sampel dalam kategori. Kedua

prosedur pengambilan sampel memungkinkan analisis strata atau cluster di samping

analisis dari total sampel. Namun, ada perbedaan penting. Beberapa perbedaan tersebut

meliputi:

1. Dalam stratified sampling, setelah kategori (strata) diciptakan, sampel acak diambil

dari setiap kategori (strata). Di sisi lain, dalam cluster sampling, elemen tidak dipilih

dari setiap cluster. Dalam single stage cluster sampling, setelah kategori (cluster)

diciptakan, sampel cluster diambil. Semua elemen dalam cluster yang dipilih

dimasukkan dalam sampel. Dalam two-stage cluster sampling dan multi-stage cluster

sampling, sampel klaster diambil acak dan kemudian elemen secara acak dipilih dari

kelompok yang dipilih.

2. Dalam stratified sampling, untuk meminimalkan kesalahan sampling, , perbedaan di

dalam strata harus diminimalkan, dan stratum harus sehomogen mungkin. Dalam

cluster sampling, untuk meminimalkan kesalahan sampling, perbedaan dalam cluster

harus konsisten dengan dalam populasi, dan cluster harus sama heterogen

sebagaimana populasi. Situasi yang ideal untuk pengambilan sampel stratified adalah

memiliki homogenitas dalam setiap stratum dan strata merupakan sarana untuk
berbeda satu sama lain. Situasi yang ideal untuk cluster sampling adalah memiliki

keheterogenan dalam cluster dan setiap cluster berarti tidak berbeda satu sama lain.

3. Dalam stratified sampling, untuk meminimalkan kesalahan sampling, perbedaan antar

strata harus dimaksimalkan. Dalam cluster sampling, untuk meminimalkan kesalahan

sampling, perbedaan antar cluster harus diminimalkan.

4. Dalam stratified sampling, kategori yang dikonsep oleh peneliti. Dalam cluster

sampling, kategori yang terjadi secara alami.

5. Dalam stratified sampling, kerangka sampling diperlukan untuk seluruh populasi

sasaran. Dalam single-stage cluster sampling, kerangka sampling diperlukan hanya

untuk cluster. Dalam two-stage cluster sampling dan multistage cluster sampling, di

samping kerangka sampling cluster dalam tahap pertama dari proses, kerangka

sampling diperlukan hanya untuk elemen masing-masing cluster yang dipilih.

6. Tujuan utama stratified sampling adalah untuk meningkatkan presisi dan

keterwakilan. Tujuan utama dari cluster sampling adalah untuk mengurangi biaya dan

meningkatkan efisiensi operasional.

7. Dibandingkan dengan simple random sampling, stratified sampling memiliki presisi

tinggi dan cluster sampling memiliki presisi yang lebih rendah. Peningkatan presisi

oleh stratifikasi tidak banyak. Namun, pengelompokan dapat menyebabkan

penurunan yang signifikan dalam presisi.

8. Variabel yang digunakan untuk stratifikasi harus berhubungan dengan variabel yang

diteliti. Variabel yang digunakan untuk clustering tidak boleh berhubungan dengan

variabel yang diteliti.

9. Variabel stratifikasi umum digunakan adalah umur, jenis kelamin, dan pendapatan.
10. Variabel klasifikasi umum digunakan dalam cluster sampling adalah daerah geografi,

sekolah, dan tingkat kelas.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Cluster sampling adalah prosedur probability sampling dimana elemen populasi

dipilih secara acak dalam kelompok yang terjadi secara alami (cluster). Dalam konteks

cluster sampling, sebuah "cluster" adalah agregat atau kelompok utuh dari elemen

populasi. Cluster sampling melibatkan pemilihan elemen populasi tidak secara individu,

tetapi dalam agregat/kelompok. Unit sampel atau kelompok bisa saja unit geografis atau

fisik (misalnya, negara, kabupaten, saluran sensus, blok, atau bangunan); berdasarkan

organisasi, seperti sekolah, tingkat kelas, atau kelas; berdasarkan telepon, misalnya kode

area atau pertukaran nomor telepon.

3.2 Daftar Pustaka

https://id.scribd.com/doc/245888220/MAKALAH-Probability-Sampling

https://www.academia.edu/12971795/Makalah_teknik_sampling

Anda mungkin juga menyukai