Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

METODE SAMPLING

PENARIKAN SAMPLE ACAK BERLAPIS

DISUSUN

OLEH :

KELOMPOK 1

1. ALFI AZZAHRAH FAHIRA (17037004)


2. AULIA IKHSAN (17037008)
3. MUHAMMAD REYNALDI (17037036)
4. SOFHIA PUTRI (17037066)
5. VEBY DISTI ARDITA (17037072)
6. WINDA YUHENI (17037078)

PROGRAM STUDI STATISTIKA

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat,taufik,dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah

diskusi Metode Sampling dengan judul Penarikan Sampel Acak Berlapis. Sholawat dan salam

kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW karena beliau telah mengubah dunia ini dari

zaman kegelapan menjadi zaman terang benderang.

Makalah ini kami susun secara efektif dengan landasan pengetahuan yang kami

ambil dari berbagai sumber, kemudian kami diskusikan untuk menjadi satu kedalam bentuk

makalah.Kiranya makalah ini masih sangat jauh dari kata kesempurnaan oleh karena itu

kami menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi memperbaiki isi dari

makalah ini.Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan

wawasan kepada pembaca serta ridho dari Allah SWT.

Padang, 15 September 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 3

1.3 Tujuan ................................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Penarikan Sampel Acak Berlapis ........................................................... 5

2.2 Kelebihan dan Kekurangan Penarikan Sampel Acak Berlapis ............................. 6

2.3 Cara Penarikan Sampel Acak Berlapis ................................................................. 7

2.4 Perkiraan/Estimasi Interval Rata-rata ................................................................... 8

2.5 Menetukan Ukuran Sampel Rata-rata, Proporsi dan Selang Kepercayaan

beserta contoh ....................................................................................................... 8

2.6 Menentukan Rata-rata Total ................................................................................. 9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 18

3.2 Saran ..................................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 20


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakekatnya, perguruan tinggi baik negeri maupun swasta mengemban

tiga tugas pokok yang lebih dikenal dengan nama Tri Dharma Perguruan Tinggi yang

harus dilakukan oleh seluruh sivitas akademika. Ketiga dharma tersebut adalah:

pendidikan dan pengajaran, melaksanakan penelitian, dan melakukan pengabdian pada

masyarakat..

Sebelum seseorang akan melakukan penelitian, sebaiknya harus menyusun

rencana penelitian, yang dikenal dengan usulan/proposal penelitian. Kegunaan dari

proposal penelitian tersebut adalah sebagai pedoman rencana awal yang akan dilakukan

peneliti, baik mengenai masalah, ruang lingkup, metode penelitian yang dipakai,

populasi dan sampel penelitian, perencanaan tempat dan waktu penelitian, instrumen

penelitian, sampai pada perencanaan anggaran (jika diperlukan).

Dalam melakukan penelitian, tidak semua penelitian dapat dilakukan secara

populasi. Banyak alasan yang mendasari hal tersebut, diantaranya sebaran populasi

yang luas, waktu yang dibutuhkan terlalu lama, keterbatasan biaya, dll. Lebih lanjut

Riduan dan Akdon (2006:240) mengatakan bahwa keuntungan menggunakan sampel

antara lain (1) memudahkan jalannya penelitian, (2) penelitian lebih efisien, (3) lebih

teliti dan cermat dalam pengumpulan data, dan (4) lebih efektif. Dari berbagai alasan di

atas, sangat beralasan jika penelitian dilakukan hanya terhadap sampel saja.

Dalam menentukan sampel mana yang akan dijadikan sebagai objek penelitian

tidaklah mudah, karena sampel yang kita ambil harus dapat mewakili semua

karakteristik dari populasinya. Jika sampel yang kita jadikan tidak dapat mewakili
semua karakteristik populasinya, maka hasil penelitian tersebut tidak dapat dibuatkan

generalisasinya.

Dan populasi ini ialah Wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 1997:59). Populasi

dalam setiap penelitian harus disebutkan secara jelas yaitu yang berkenaan dengan

besarnya anggota populasi serta wilayah penelitian yang dicakup. Tujuan diketahunya

ukuran populasi ialah agar kita dapat menentukan besarnya ukuran sampel yang

diambil dari anggota populasi dan membatasi berlakunya daerah generalisasi.

Berkenaan dengan teknik pengambilan sampel, Nasution (2003: 53)

mengatakan bahwa “Mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel,

akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitiannya,serta mutu

pelaksanaan dan pengolahannya”. Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam

mengambil sampel adalah sebagai berikut:

1. Berilah batas-batas yang tegas tentang sifat-sifat / karakteristik populasi, sehingga

dapat menghindari kekaburan dan kebingungan.

2. Tentukan sumber-sumber informasi tentang populasi. Ada beberapa sumber

informasi yang dapat memberi petunjuk tentang karakteristik suatu populasi.

Umpamanya didapat dari dokumen-dokumen.

3. Pilihlah teknik sampling dan hitunglah besar anggota sampel yang sesuai dengan

tujuan penelitiannya.

4. Tentukan ukuran sampel yang akan dianalisis.

Penarikan sampel secara random berdasarkan banyaknya langkah yang harus

ditempuh dapat dibagi atas 2 kategori, yaitu : simple random sampling dan multistage

random sampling. Simple random sampling adalah teknik sampling yang hanya
memerlukan cukup 1 tahapan dalam penarikan sampel. Sedangkan multistage random

sampling adalah teknik sampling yang memerlukan minimal 2 tahapan penarikan

sampel. Teknik sampling yang termasuk kategori simple random adalah simple random

dan systematic random sampling. Sedangkan yang termasuk kategori multistage

random adalah stratified random sampling, cluster random sampling dan kombinasi

antara keduanya.

Supaya sampel yang dijadikan penelitian representatif, maka diperlukan

jumlah sampel minimal yang digunakan dalam penelitian. Dalam penentukan ukuran

sampel dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara praktis (tidak menggunakan rumus

atau hitungan) dan cara perhitungan dengan menggunakan rumus. Banyak sekali model

rumus-rumus yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah sampel minimum, salah

satunya rumus empiris dianjurkan oleh Issac dan Michael (1981:192) dalam Sukardi

(2004:55)

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari penarikan sampel acak berlapis ?

2. Kelebihan dan Kekurangan sampel acak berlapis?

3. Cara proses penarikan sampel acak berlapis?

4. Ilustrasi dari metode penarikan sampel acak berlapis ?

5. Perkiraan interval rata-rata penarikan sampel acak berlapis ?

6. Menentukan ukuran sampel rata-rata, proporsi, dan selang kepercayaan penarikan

sampel acak berlapis beserta contoh ?

7. Menentukan rata-rata total penarikan sampel acak berlapis ?

C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Sampling.


2. Menjelaskan tentang Penarikan Sampel Acak Berlapis.

3. Sebagai penambah pengetahuan dan wawasan.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penarikan Sampel Acak Berlapis.

Dalam bukunya Elementary Sampling Theory, Taro Yamane menuliskan

“The process of breaking down the population intostrata, selecting simple random

samples from each stratum, and combining these into a single sampel to estimate

population parameter is called stratified random sampling”. Berdasarkan kutipan di

atas dapat dinyatakan bahwa stratified random sampling merupakan proses

pengambilan sampel melalui proses pembagian populasi kedalam strata atau berlapis,

memilih sampel acak sederhana dari setiap stratum, dan menggabungkannya ke dalam

sebuah sampel untuk menaksirparameter populasinya.

Dalam penarikan sampel berlapis populasi N unitnya pertama-tama dibagi ke

dalam subpopulasi, masing-masing 𝑁1 , 𝑁2 , … , 𝑁𝐿 unit. Subpopulasi ini tidak boleh

tumpang-tindih, dan bila seluruh subpopulasi dijumlahkan, maka diperoleh

𝑁1 + 𝑁2 + ⋯ + 𝑁𝐿 = 𝑁

Subpopulasi disebut lapisan (strata). Untuk memperoleh keuntungan yang maksimal

dari pelapisan (stratification), nilai 𝑁ℎ harus diketahui. Bila lapisan telah ditentukan,

sebuah sampel diambil dari masing-masing lapisan, pengambilannya dilakukan secara

bebas untuk lapisan yang berbeda. Ukuran sampel di dalam lapisannya dinotasikan

dengan 𝑛1 , 𝑛2 , … , 𝑛𝐿 .

Jika sebuah sampel acak sederhana diambil dari setiap lapisan, seluruh

prosedur digambarkan sebagai penarikan sampel acak berlapis.


Sampel yang representatif adalah sampel yang benar-benar dapat mewakili

karakteristik seluruh populasi. Jika populasi bersifat homogen, maka sampel bisa

diambil dari populasi yang mana saja, namun jika populasi bersifat heterogen, maka

sampel harus mewakili dari setiap bagian yang heterogen dari populasi tersebut

sehingga hasil penelitian dari sampel dapat terpenuhi terhadap setiap anggota

populasi. Proses pembagian populasi kedalam stratum bertujuan agarsampel yang

diambil dari setiap stratum dapat merepresentasikan karakteristik populasi yang

berukuran besar dan heterogen. Oleh karena itu, stratum harus dibentuk sehomogen

mungkin dengan manganalisis karakteristik populasi dengan baik.

B. Kelebihan Dan Kekurangan Penarikan Sampel Acak Berlapis.

 Keuntungan:

a. Dapat diperoleh nilai estimasi dengan presisi lebih tinggi untuk setiap strata

maupun untuk populasi secara keseluruhan.

b. Pada setiap strata dapat dipergunakan rancangan penarikan sampel yang

berbeda, tergantung keadaan setiap strata dan kebutuhannya

c. Setiap strata dapat dianggap sebagai populasi tersendiri sehingga bisa saja

menentukan presisi yang dikehendaki pada setiap strata dan disajikan

tersendiri.

d. Secara administratif, pelaksanaannya manjadi mudah .

e. Biaya pengumpulan dan analisis data seringkali dapat diperkecil dengan

adanya pembagian populasi yang besar menjadi stratastrata yang lebih kecil.

 Kerugian:

a. Sering dijumpai kenyataan bahwa dasar yang tepat untuk mengelompokkan

data sulit diperoleh. Akibatnya, strata yang dibuat tidak sesuai dengan tujuan.
b. Diperlukan sebuah kerangka sampel yang terpisah dan berbeda untuk setiap

kelompok.

C. Cara Penarikan Sampel Acak Berlapis (Stratified Random Sampling)

Cara penarikan sampel acak berlapis yaitu menggunakan probability sampling.

Metode acak (Probability sampling) adalah metode pemilihan sampel dimana setiap

anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih. Pada probability

sampling, derajat keterwakilan dapat diperhitungkan pada peluang tertentu. Oleh

karena itu, sampel yang ditarik dengan cara ini dapat dipergunakan untuk melakukan

generalisasi terhadap populasi.

Teknik ini digunakan apabila populasi memiliki anggota atau unsur yang

homogeny dan bersrata secara proporsional. Langkah-langkah dalam teknik ini yaitu

populasi dikelompokkan menadi sub-sub populasi berdasarkan criteria tertentu yang

memiliki unsur populasi. Masing-masing subpopulasi diusahakan homogen. Dari

masing-masing subpopulasi selanjutnya diambil sebagian anggota secara acak dengan

komposisi proporsional atau disproporsional. Totala anggota ditetapkan sebagai

jumlah anggota sampe penelitian. Cara-cara penarikan sampel acak berlapis dengan

menggunakan probabilytas sampling yaitu :

1. Untuk menyebarkan cuplikan ke seluruh lokasi survey.

2. Agar estimasi (perkiraan) lebih akurat untuk setiap bagian populasi.

3. Untuk tujuan fisik dan administratif.

4. Untuk meningkatkam ketetapan perkiraan keseluruhan atau populasi yang diteliti.

D. Ilustrasi dari Penarikan Sampel dari Penarikan Sampel Acak Berlapis.


E. Perkiraan Interval Rata-rata Penarikan Sampel Acak Belapis

Di dalam sampling acak berlapis, penentuan besarnya sampel ditentukan oleh tiga hal,

yaitu:

1. Tingkat variasi/heterogenitas populasi dari mana sampel diambil

2. Besarnya tingkat keyakinan untuk menjamin bahwa nilai parameter yang

diperkirakan akan terletakdalam suatu interval tertentu

3. Besarnya kesalahan sampling yang akan ditolerir.

Untuk mengestimasi interval rata-rata populasi, maka jumlah sampel ditentukan

dengan:
F. Menentukan Ukuran Sampel, Rata-rata, Proporsi, Selang Kepercayaaan

Untuk mengestimasi interval proporsi populasi :

Cara Mengalokasikan Sampel Pada Setiap Stratum :


Setelah besarnya sampel acak yaitu nilai n sudah ditentukan maka langkah selanjutnya

di dalam menggunakan samplingacak berlapis ialah mengalokasikan n ke setiap

stratum, sebab

𝒌
𝑵= ∑ 𝒏𝒊
𝒊=𝟏

Alokasi sampel ke dalam setiap stratum dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu:

1. Banyaknya elemen dalam setiap stratum, yaitu 𝑁𝑖, 𝑖 = 1, 2, 3, … , 𝑘

2. Tingkat variasi(heterogenitas) pada setiap stratum ditentukan oleh

𝜎𝑖, 𝑖 = 1, 2, 3, … , 𝑘

3. Biaya untuk memperoleh satu observasi dalam setiap stratum dengan symbol

𝐶𝑖, 𝑖 = 1, 2, 3, … , 𝑘

 Alokasi sampel kesetiap stratum untuk estimasi rata rata populasi diperoleh
dengan
𝑁𝑖 𝜎𝑖 ∕√𝐶𝑖
rumus: 𝑛𝑖 = dimana 𝑖 = 1, 2, 3, … , 𝑘
∑𝑘 𝑁𝑖 𝜎𝑖 ∕√𝐶𝑖
𝑖=1

Keterangan :

𝑁𝑖 = banyaknya elemen stratum ke-i

𝜎𝑖 = simpangan baku stratum ke-i

𝐶𝑖 = biaya per elemen/ observasi startum ke-i/ banyaknya elemen sampel


Apabila biaya memperoleh informasi per elemen/observasi sama untuk setiap

stratum, maka 𝐶𝑖 = 1 untuk setiap I, maka rumus alokasi optimum dari Neyman

𝑁𝑖 𝜎𝑖
sebagai berikut: 𝑛𝑖 = ⌊ 𝑘 ⌋𝑛 dimana 𝑖 = 1, 2, 3, … , 𝑘
∑𝑖=1 𝑁𝑖 𝜎𝑖

 Apabila untuk mengestimasi proporsi populasi, maka alokasi sampel kesetiap

stratum untuk ditentukan dengan rumus:

𝐍𝐢 √𝐏𝐢 𝐐𝐢 ∕𝐂𝐢
𝑛𝑖 = dimana 𝑖 = 1, 2, 3, … , 𝑘
∑𝐤
𝐢=𝟏 𝐍𝐢 √𝐏𝐢 𝐐𝐢 ∕𝐂𝐢

Keterangan :

𝑁𝑖 = banyaknya elemen stratum ke-i

𝑃𝑖 = proporsi stratum ke-i

𝐶𝑖 = biaya per elemen/ observasi startum ke-i/ banyaknya elemen sampel

G. Contoh Soal

1. Pimpinan suatu perusahaan memutuskan untuk melakukan suatu survey tentang

kebiasaan menabung karyawan-karyawan yang menilai keefektifan kampanye

menabung. Diinginkan untuk menghitung rata-rata jumlah yang diinvestasikan

dalam tabungan oleh karyawan-karyawan dari pendapatan mereka bulan lalu.

Lakukan pendugaan terhadap rata-ratanya!

Penyelesaian:

Misalkan perusahaan tersebut mempekerjakan 5000 orang, diantaranya 3500

pekerja kerikil atau laboraturium, 1000 adalah mandor atau manager menengah,

dapat dibagi dengan ukuran n=50 sebagai berikut :

𝑁𝑖
𝑛𝑖 = 𝑛
𝑁

𝑁1 3500
𝑛1 = 𝑛 = 50 = 35
𝑁 5000
𝑁2 1000
𝑛2 = 𝑛 = 50 = 10
𝑁 5000

𝑁3 500
𝑛3 = 𝑛 = 50 =5
𝑁 5000

Kemudian kita pilih sampel acak dengan menggunakan tabel bilangan acak, sesuai

dengan proporsi masing-masing strata.

Strata 1 Strata II Strata III


𝑛1 = 35 𝑛2 = 10 𝑛3 = 5
𝑋̅1 = $10,16 𝑋̅2 = $25,15 𝑋̅3 = $21,18
𝑠12 = 16,81 𝑠22 = 22,09 𝑠32 = 125,44
𝑁1 = 3500 𝑁2 = 1000 𝑁3 = 500

Maka rata-rata investasi adalah :


𝑘
1
𝑋̅𝑠𝑡 = ∑ 𝑁𝑖 𝑋̅𝑖
𝑁
𝑖=1

1
= [(3500)(10,16) + (1000)(22,15) + (500)(21,18)]
5000

= 14,39

Varian yang diduga :


3
1 𝑁𝑖 − 𝑛𝑖 𝑠𝑖2
𝑠𝑋2̅ 𝑠𝑡 = 2 ∑ 𝑁2 ( )
𝑁 𝑁𝑖 𝑛𝑖
𝑖=1

1 (3500)2 (0,99)(0,81) (1000)2 (0,99)(22,09)


= [ +
(5000)2 35 10
2 (0,99)(125,44)
(500)
+ ]
5

= 0,57
Maka batas kesalahan penduga

𝑋̅𝑠𝑡 ± 2√𝑠𝑋2̅ 𝑠𝑡 atau 14,39 ± 2√0,57

2. Seorang peneliti pasar ingin mengetahui proporsi para ibu rumah tangga yang

menyenangi sejenis barang konsumsi X. Untuk itu ibu rumah tangga dikelompokan

menjadi 3 stratum yaitu stratum I mereka yang tinggal di daerah yang banyak

pabrik, stratum II mereka yang tinggal didaerah pertokoan, dan startum III mereka

yang tinggala di daerah pinggiran kota.

Data hasil penelitian sebgai berikut :

𝑁1 = 155, 𝑁2 = 62, 𝑁3 = 155

𝑁𝑖 = banyaknya ibu rumah tangga stratum ke-i

𝑛1 = 20, 𝑛2 = 8, 𝑛3 = 12

𝑛𝑖 = banyaknya sampel ibu rumah tangga stratum ke-i

𝑎1 = 16, 𝑎2 = 2, 𝑎3 = 6

𝑎𝑖 = banyaknya sampel ibu rumah tangga stratum ke-I yang meyukai barang

konsumsi X

Berdasarkan data diatas buat perkiraan interval proporsi ibu rumah tangga yang

menyukai barang konsumsi X. Dengan tingkat kepercayaan 95%.

Stratum Banyaknya sampel a 𝑎


𝑃̂ =
𝑛

1 20 16 0,80

2 18 2 0,25

3 12 6 0,50
1
𝑃̂𝑠𝑡 = [(150)(0,80) + (62)(0,25) + (93)(0,50)] = 0,60
310

Varian untuk setiap sratum :

𝑁1 − 𝑛1 𝑃̂1 𝑄̂1 155 − 20 (0,8)(0,2)


𝑠𝑝2̂1 = ( ) =( )( ) = 0,007
𝑁1 𝑛1 − 1 155 19

𝑁2 − 𝑛2 𝑃̂2 𝑄̂2 62 − 18 (0,25)(0,75)


𝑠𝑝2̂2 = ( ) =( )( ) = 0,024
𝑁2 𝑛2 − 1 62 17

𝑁3 − 𝑛3 𝑃̂3 𝑄̂3 93 − 12 (0,5)(0,5)


𝑠𝑝2̂3 = ( ) =( )( ) = 0,020
𝑁3 𝑛3 − 1 93 11

Perkiraan Varian ( 𝑃̅𝑠𝑡 ) :

3
1
𝑠𝑃2̂ 𝑠𝑡 = 2 ∑ 𝑁𝑃2̂𝑖 𝑆𝑃2̂𝑖
𝑁
𝑖=1

1
𝑠𝑃2̂ 𝑠𝑡 = [(155)2 (0,007) + (62)2 (0,024) + (93)2 (0,020)]
310

= 0,0045

Perkiraan interval proporsi ibu rumah tangga yang menyukai barang konsumsi X

dengan tingkat kepercayaan 95% adalah sebagai berikut :

𝐵 = 𝑠𝑃2̂ 𝑠𝑡 = 2 × √0,0045 = 2 × (0,0671) = 0,1342

Maka batas bawah selang kepercayaan adalah sebagai berikut:

𝑁𝐵𝐵 = 𝑃̅𝑠𝑡 − 2𝑠𝑃2̂ 𝑠𝑡 = 0,60 − 0,1342 = 0,4658

𝑁𝐵𝐴 = 𝑃̅𝑠𝑡 + 2𝑠𝑃2̂ 𝑠𝑡 = 0,60 + 0,1342 = 0,7342

Kesimpulan :

Jadi, dengan tingkat kepercayaan 95%. Proporsi ibu rumah tangga yang menyukai

barang konsumsi X antar 46,58% sampai dengan 73,42%. Kesalahan sampling

adalah sebesar 0,1342 atau 13,42% yang berarti sangat besar, sehingga untuk
memperkecil kesalahan tersebut harus memperbesar sampel setiap stratum.

3. Sebuah perusahaan periklanan ingin mengadakan survei untuk menduga rata-rata

jumlah jam perminggu yang dihabiskan oleh suatu sebuah rumah tangga untuk

menonton televisi survei dilakukan oleh 3 kota yang memiliki karakteristik yang

berbeda-beda. Kota A disekelilingnya terdapat pabrik-pabrik dan kebanyakan

pendududknya berkerja sebagai pegawai pabrik dan kebanyakan terdapat anak-anak

usia sekolah. Kota B merupakan sub urban eksklusif yang penduduknya

kebanyakan orang lanjut usia dengan sedikit sekali anak-anak. Sedangkan kota B

merupakan daerah pedesaan. Jumlah penduduk di kota A, kota B dan Kota C

masing-masing 155,62, dan 93 jiwa. Perusahaan iklan tersebut ingin mengambil

sampel sebanyak 40 rumah tangga dengan 𝑛𝐴 = 20, 𝑛𝐵=8, 𝑛𝐶=12 . Hasil surveinya

adalah sebagai berikut:

Kota A Kota B Kota C

36 28 26 41 27 4 49 10 8 15 21 7

43 29 32 37 15 41 25 30 14 30 20 11

36 25 29 31 12 32 34 24

39 38 40 45

28 27 35 34

Dugalah rata-rata jumlah menonton televisi untuk semua rumah tangga dikit 3 kota

tersebut dan hitung bound of erronya ?

Jawab:

Kota A Kota B Kota C

N 20 8 12
𝑦̅ 33.900 25.125 19000

𝑠12 35.358 232.411 87.636

𝑁1 155 62 93

1
𝑦̅𝑠𝑡 = [155(33900) + 62(25125) + 93(19000)] = 27,7
310

𝐿
1 𝑁 − 𝑛𝑖 𝑠𝑖2
2 𝑖
𝐵 = 2√𝑉̂ (𝑦
̅𝑠𝑡 ) = 2√ ∑ [𝑁𝑖 ]
𝑁2 𝑁𝑖 𝑛𝑖
𝑖=1

1 (0,871)(35,358) (0,871)(232,411) (0,871)(87,636)


= 2√ 2
[1552 + 622 + 932 ] = 2,8
(310) 20 8 12

4. Dengan menggunakan sebagian data diatas, ingin diketahui berapa besarnya sampel

secara keselurahan dan bagi setiap stratum untuk membuat perkiraan proporsi ibu

rumah tangga yang menyukai barang konsumsi X, kalau batas atas kesalahan

sampling sebesar 0,10.

𝑁1 = 155, 𝑁2 = 62, 𝑁3 = 93, sedangkan 𝑃1 , 𝑃2, 𝑃3 diganti dengan nilai hasil survei

sebelumnya 𝑝1 =0,8, 𝑝2 =0,25, 𝑝3 =0,50 dan 𝑐1= 𝑐2= 9 SMU dan 𝑐3 = 16 SMU dengan

tingkat keyakinan 95%.

Untuk menentukan jumlah sampel yang akan digunakan kita gunakan rumus

Dimana

𝑁1
√𝑃̂1 𝑄̂1⁄𝑐
1
𝑊𝑖 = | ∑3 |
𝑖=1 𝑁1
√𝑃̂1 𝑄̂1⁄𝑐
1

Jadi :
155
√(0,8+0,2)⁄
𝑊1 =
155 62
9
155
= [20.667
41,214
]= 0,50
√(0,8+0,2)⁄ + √(0,25)(0,75)⁄ + √(0,5)(0,5)⁄
9 9 16

62
√0,25+0,75⁄9 8,949
𝑊2 = 155 =[ ]= 0,22
62 155 41,214
√(0,8)(0,2)⁄ + √(0,25)(0,75)⁄ + √(0,5)(0,5)⁄
9 9 16

93
√0,5+0,5⁄16
11,625
𝑊3 = 155 =[ ]= 0,28
62 155 41,214
√(0,8)(0,2)⁄ + √(0,25)(0,75)⁄ + √(0,5)(0,5)⁄
9 9 16

jadi 𝑤1 = 0,50, 𝑤2 = 0,22, 𝑤3 = 0,28

Untuk menentukan besarnya keseluruhan sampel digunakan rumus sebagai berikut :

𝐵 = 0,10

𝐵2
𝐷= = 0,0025
4
̂ 𝑄
𝑁 𝑃 ̂
∑3𝑖=1 1 1 1 18686,46
𝑊1
𝑛= = = 62,3 = 63
𝑁2 𝐷+∑3𝑖=1 𝑁1 𝑃̂1 𝑄̂1 240,25+59,675

Jadi 𝑛1 = 𝑛𝑤1 = (63)(0,50) = 31

𝑛2 = 𝑛𝑤2 = (63)(0,22) = 14

𝑛3 = 𝑛𝑤3 = (63)(0,28) = 18
5. Dari 1500 penumpang KA (setiap kelas memiliki ukuran yang sama) akan diambil

150 orang sebagai sampel, dilakukan pendataan tentang tingkat kepuasan, maka

sampel acak dapat diambil dari :

Kelas Eksekutif : 50 orang

Kelas Bisnis : 50 orang

Kelas Ekonomi : 50 orang


6. Analog teladan 1, perusahaan periklanan tersebut menghitung jumlah biaya yang

dihabiskan dalam melakukan survei. Biaya per observasi di Kota A, Kota B, dan

kota C masing sebesar cA=9, cB=9, dan cC=16. Standar deviasi dari masing-masing

daerah (pendekatan menggunakan standar deviasi pada survey sebelumnya) adalah

σA≈ 5, σB≈ 15, dan σC≈ 10. Hitunglah jumlah sampel yang harus diambil untuk nA,

nB, dan nC agar biaya yang dikeluarkan minimum. Dimana bound of error dari rata-

rata waktu menonton televisi adalah 2 jam.

Jawab:

155(15)
√9
nA = 40 [ ] = 18,5 = 18
800(83)

62(15)
√9
𝑛𝐵=40 [ ] = 22,6 = 23
800(83)

93(10)/√16
𝑛𝑐=40 [ ] = 16,7 = 17
800(83)
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam penarikan sampel berlapis populasi N unitnya pertama-tama dibagi ke

dalam subpopulasi, masing-masing 𝑁1 , 𝑁2 , … , 𝑁𝐿 unit. Subpopulasi ini tidak boleh

tumpang-tindih, dan bila seluruh subpopulasi dijumlahkan, maka diperoleh

𝑁1 + 𝑁2 + ⋯ + 𝑁𝐿 = 𝑁

Subpopulasi disebut lapisan (strata). Untuk memperoleh keuntungan yang maksimal

dari pelapisan (stratification), nilai 𝑁ℎ harus diketahui. Bila lapisan telah ditentukan,

sebuah sampel diambil dari masing-masing lapisan, pengambilannya dilakukan secara

bebas untuk lapisan yang berbeda. Ukuran sampel di dalam lapisannya dinotasikan

dengan 𝑛1 , 𝑛2 , … , 𝑛𝐿 . Jika sebuah sampel acak sederhana diambil dari setiap lapisan,

seluruh prosedur digambarkan sebagai penarikan sampel acak berlapis.

Sampel yang representatif adalah sampel yang benar-benar dapat mewakili

karakteristik seluruh populasi. Jika populasi bersifat homogen, maka sampel bisa

diambil dari populasi yang mana saja, namun jika populasi bersifat heterogen, maka

sampel harus mewakili dari setiap bagian yang heterogen dari populasi tersebut

sehingga hasil penelitian dari sampel dapat terpenuhi terhadap setiap anggota

populasi. Proses pembagian populasi kedalam stratum bertujuan agarsampel yang

diambil dari setiap stratum dapat merepresentasikan karakteristik populasi yang

berukuran besar dan heterogen. Oleh karena itu, stratum harus dibentuk sehomogen

mungkin dengan manganalisis karakteristik populasi dengan baik.


3.2 Saran

Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih terdapat banyak

kekurangan, untuk itu saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan

demi sempurna nya makalah ini ke depan.


DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/133749290/Contoh-Penarikan-Contoh-Berlapis

https://statistikaterapan.files.wordpress.com/2008/09/sampel-acak-berstrata.pdf

http://stat.ipb.ac.id/en/uploads/STK221/STK221_04.pdf

http://stat.ipb.ac.id/en/uploads/STK221/STK221_04.pdf

http://nenengismayanti.blogspot.com/2010/04/penarikan-sampel.html

http://aina-tunk.blogspot.com/2012/07/pengertian-populasi-sampel-teknik.html

http://hakikatilmudanpenelitian.blogspot.com/2010/04/penarikan-sampel.html

http://www.portal-statistik.com/2014/02/sampel-acak-berstrata-atau-stratified.html

http://www.portal-statistik.com/2014/02/teknik-pengambilan-sampel-dengan-metode.html

Anda mungkin juga menyukai