METODOLOGI PENELITIAN
Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Karunianya, penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Populasi dan Sampel” dengan lancar tanpa ada
halangan yang amat berarti. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi
Penelitian. Di samping itu, penulis juga berharap makalah ini mampu memberikan kontribusi
dalam menunjang pengetahuan mahasiswa khususnya dan pihak lain pada umumnya.
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
1. Mengetahui teknik pengambilan sampel
2. Mengetahui cara menentukan ukuran sampel
3. Mengetahui cara mengambil anggota sampel
3
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang
SMP. Maka 3 orang lulusan S3 dan 4 orang lulusan S2 tersebut diambil semuanya
sebagai sampel. Karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan
kelompok S1, SMU, dan SMP.
4. Cluster sampling ( Area sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang
akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara,
provinsi, atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan jadi
sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang
telah ditetapkan. Misalnya di Indonesia terdapat 30 provinsi, dan sampelnya akan
menggunakan 15 provinsi, maka pengambilan 15 provinsi itu dilakukan secara
random. Tetapi perlu diingat, karena provinsi-provinsi di Indonesia itu berstrata
(tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random
sampling. Provinsi di Indonesia ada yang penduduknya padat ada yang tidak, ada
yang mempunyai hutan banyak ada yang tidak, ada yang kaya bahan tambang ada
yang tidak. Karakter semacam ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan
sampel menurut strata populasi itu dapat ditetapkan. Teknik sampling daerah ini
sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel
daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu
secara sampling juga
2.1.2 Nonprobability sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel.
1. Sampling sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari
anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang
terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota tersebut diberi nomor urut, yaitu
nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan
dengan nomor ganjil saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya
5
kelipatan dari bilangan 5, untuk itu maka yang diambil sebagai sampel adalah
nomor1, 5, 10, 15, 20, dan seterusnya sampai 100.
2. Sampling kuota
Sampling kuota adalah teknik menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai
contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap
pelayanan masyarakat dalam urusan Ijin Mendirikan Bangunan. Jumlah sampel
yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data belum didasarkan pada 500
orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum
memenuhi kuota yang ditentukan. Bila pengumpulan data dilakukan secara
kelompok yang terdiri atas 5 orang pengumpul data, maka setiap anggota
kelompok harus dapat menghubungi 100 orang anggota sampel, atau 5 orang
tersebut harus dapat mencari data dari 500 orang anggota sampel tersebut.
3. Sampling insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti, hasil
datanya dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan
yang ditemui itu cocok sebagai sumber data.
4. Sampling purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Misalnya akan melekukan penelitian tentang kualitas makanan, maka
sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Atau penelitian tentang
kondisi politik di suatu daerah, maka sampel sumber datanya adalah orang yang
ahli politik. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif atau
penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
5. Sampling jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif
kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi
dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus,
dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
6
6. Snowball sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya
kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-
lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau
dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap data yang
diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat
melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya,
sehingga jumlah sampel semakin banyak. Pada penelitian kualitatif banyak
menggunakan sampel purposive dan snowball, misalnya akan meneliti siapa
provokator kerusuhan, maka akan cocok menggunakan purposive sampling dan
snowball sampling.
𝜆2. 𝑁. 𝑃. 𝑄
𝑠=
𝑑2(𝑁 − 1) + 𝜆2. 𝑃. 𝑄
P = Q = 0,5
d = 0,05
s = jumlah sampel
Tabel
Penentuan Jumlah Sampe dari Populasi Tertentu dengan Taraf Kesalahan 1%, 5%, dan
10%
8
Cara menentukan ukuran sempel bila sempel tidak berdistribusi normal, misalnya
populasi homogen maka cara-cara tersebut tidak perlu dipakai. Misalnya populasinya
berbeda, katakan logam dimana susunan molekulnya homogen, maka jumlah sempel yang
diperlukan 1% saja sudah bisa mewakili.
Sebenarnya terdapat berbagai rumus untuk menghitung ukuran sempel, misalnya dari
Cochen, Cohen dll. Bila keduanya digunakan untuk menghitung ukuran sempel, terdapat
sedikit perbedaan jumplahnya. Lalu yang dipakai yang mana? Sebaiknya yang dipakai
adalah jumlah ukuran sempel yang paling besar.
Jumlah = 258
Jadi jumlah sempelnya = 12,9 + 77,4 +129 + 25,8 + 12,9 + = 258. Jumlah yang pecahan
bisa dibulatkan ke atas, sehingga jumlah sempel menjadi 13 + 78 + 129 + 26 + 13 = 259.
9
Roscoe dalam buku Research Methonds For Business (1982:253) memberikan saran-
saran tentang ukuran sempel untuk penelitian seperti berikut ini:
a. Ukuran sempel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.
b. Bila sempel dibagi dalam katagori ( misalnya: pria-wanita, pegawai negeri-swasta dan
lain-lain) maka jumlah anggota sempel setiap katagori minimal 30.
c. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan Multivariate (korelasi atau regresi
ganda misalnya). Maka jumlah anggota sempel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang
diteliti. Misalnya variabel penelitiaanya ada 5 (independen + dependen), maka jumlah
anggota sempel = 10 X 5 = 50.
d. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang mengunakan kelompok ekspetrimen
dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sempel masing-masing antara 10 s/d 20.
nomor satu telah diambil, maka perlu dikembalikan lagi, kalau tidak dikembalikan
peluangnya menjadi tidak sama lagi. Misalnya nomor pertama tidak dikembalikan lagi maka
peluang berikutnya menjadi 1 : (1000-1) = 1/999. Peluang akan semakin besar bila yang
telah diambil tidak dikembalikan. Bila yang telah diambil keluar lagi, dianggap tidak sah
dan dikembalikan lagi.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Teknik pengambilan sampel (teknik sampling) dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu probability sampling dan non probability sampling. Probability
sampling meliputi simple random sampling, proportionate stratified random sampling,
disproportionate stratifed random sampling, dan area clusting. Non probability
sampling meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling incidental, purposive
sampling, sampling jenuh,dan snowball sampling.
2. Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang
diharapkan 100% yang mewakili populasi adalah sama dengan jumlah populasi itu
sendiri. Adapun rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui
jumlahnya adalah sebagai berikut:
𝜆2. 𝑁. 𝑃. 𝑄
𝑠=
𝑑2(𝑁 − 1) + 𝜆2. 𝑃. 𝑄
11
12
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono Prof. Dr. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kulaitatif Dan
R & D. Bandung : Cv. Alfa Beta
12