Anda di halaman 1dari 13

1.

Ciri utama/ alasan pemilihan penggunaan Uji Wilcoxon


 Memperhatikan arah (positif dan negatif) sekaligus memperhatikan besarannya
(selisisih antara skor pasangan di bawah dua perlakuan yang berlainan)
 Datanya berbentuk ordinal (atau data interval/rasio namun tidak berdistribusi
normal)
 Kekuatan pengukuran pada Ranking bertanda Wilcoxon adalah bahwa tiap subjek
sebagai pengontrol dirinya sendiri.
 Menghasilkan skor-skor selisih yang dapat di ranking dalam urutan ukuran absolute
 Uji dapat dilakukan dalam bentuk uji satu pihak maupun uji dua pihak.
 Merupakan uji komparasi antara dua pengamatan
2. Kegunaan Uji Wilcoxon: sama seperti uji tanda, Uji Wilcoxon digunakan untuk
menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi bila datanya
berbentuk ordinal (atau data interval/rasio namun tidak berdistribusi normal)
3. Rumus Menghitung Statistik Uji
a. Untuk sampel kecil (𝑁 ≤ 25), membandingkan nilai T observasi dengan nilai T
pada tabel G (Siegel), dimana T adalah jumlah yang lebih kecil di antara dua
kelompok ranking yang bertanda sama, artinya T adalah jumlah ranking positif atau
jumlah ranking negatif yang mana jumlah itu lebih kecil.
b. Untuk sampel besar (𝑁 > 25), menggunakan rumus yang sudah mendekati
distribusi normal, yaitu:
𝑁(𝑁 + 1)
𝑇 − 𝜇𝑇 𝑇−
𝑧= = 4
𝜎𝑇 𝑁 𝑁 + 1 (2𝑁 + 1)
24
dimana:
𝜎𝑇 = Standar deviasi
𝜇 𝑇 = Mean
𝑇 = Jumlah yang lebih kecil di antara dua kelompok ranking yang bertanda sama
𝑁 = Banyak total harga d yang memiliki tanda
Kemudian bandingkan 𝑝 yang diperoleh dari tabel A (Siegel) dengan taraf
signifikan yang sudah ditetapkan (𝛼)
4. Metode pengujian dengan Uji Wilcoxon
a. Untuk setiap pasangan, hitunglah selisih antara kedua skornya (𝑑𝑖 ). Setiap pasangan
memiliki satu 𝑑𝑖 .
b. Urutkan (ranking) semua harga 𝑑𝑖 tanpa mempedulikan tanda, dari yang terkecil
sampai yang terbesar. Untuk harga 𝑑 yang sama maka ranking yang diberikan
adalah rata-rata dari ranking yang seharusnya diberikan. Dan untuk harga 𝑑 = 0
tidak di-ranking.
c. Bubuhkan tanda (+ atau −) pada setiap ranking untuk 𝑑 yang direpresentasikan.
d. Tetapkan 𝑇, yaitu jumlah yang lebih kecil di antara dua kelompok ranking yang
memiliki tanda yang sama.
e. Dengan mencacah, tetapkanlah 𝑁, yaitu banyak total harga 𝑑 yang memiliki tanda.
(𝑁 akan disusutkan jika ada 𝑑 yang nol).
f. Prosedur yang dipakai dalam menetapkan signifikansi harga 𝑇 yang diobservasi
bergantung pada pemilihan 𝑁:
 Jika 𝑁 ≤ 25, Tabel G menyajikan harga-harga 𝑇 untuk berbagai ukuran 𝑁.
Jika 𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑇𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻0 ditolak
Jika 𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑇𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻0 diterima
 Jika 𝑁 > 25, hitunglah harga 𝑧 sebagaimana didefinisikan oleh rumus 5.5
(Siegel). Tentukan kemungkinan yang berkaitan dengan kemunculan harga itu
dibawah 𝐻0 dengan melihat Tabel A. Untuk suatu tes dua sisi, kalikan dua 𝑝
yang ditunjuk itu.
Jika 𝑝 ≤ 𝛼 maka 𝐻0 ditolak
Jika 𝑝 > 𝛼 maka 𝐻0 diterima
𝑝 merupakan taraf signifikansi dari Tabel A.
5. Perbedaan metode untuk sampel kecil dan sampel besar:
a) Dalam menentukan statistik uji
 Untuk sampel kecil (𝑁 ≤ 25), membandingkan nilai T observasi dengan nilai T
pada tabel G (Siegel).
 Untuk sampel besar (𝑁 > 25), menggunakan rumus yang sudah mendekati
distribusi normal, yaitu:
𝑁 𝑁+1
𝑇 − 𝜇𝑇 𝑇−
𝑧= = 4
𝜎𝑇 𝑁 𝑁 + 1 2𝑁 + 1
24
Kemudian bandingkan 𝑝 yang diperoleh dari tabel A (Siegel) dengan taraf
signifikan yang sudah ditetapkan (𝛼)
b) Dalam menentukan kriteria pengambilan keputusan
 Untuk sampel kecil
𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑇𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 → 𝐻0 ditolak
𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑇𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 → 𝐻0 diterima
 Untuk sampel besar
𝑝 ≤ 𝛼 → 𝐻0 ditolak
𝑝 > 𝛼 → 𝐻0 diterima
𝑝 merupakan taraf signifikansi dari Tabel A
6. Kriteria Pengambilan Keputusan
a. Untuk sampel kecil
𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑇𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 → 𝐻0 ditolak
𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑇𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 → 𝐻0 diterima
b. Untuk sampel besar
𝑝 ≤ 𝛼 → 𝐻0 ditolak
𝑝 > 𝛼 → 𝐻0 diterima
𝑝 merupakan taraf signifikansi dari Tabel A
7. Perbedaan uji wilcoxon dengan uji lainnya
Uji Wilcoxon Uji Tanda Uji Mc Nemar
Data Ordinal (atau data Ordinal Nominal/ Ordinal
interval/rasio namun
tidak berdistribusi
normal)
Uji untuk sampel Membandingkan nilai Menggunakan Tidak ada perbedaan
kecil T observasi dengan uji binomial uji untuk sampel
nilai T pada tabel G besar dan kecil.
(Siegel). Pengerjaan ketika:
Nilai 𝐴 + 𝐷 < 5
Uji untuk sampel Menggunakan rumus Menggunakan Uji Binomial
besar yang sudah mendekati uji z dan
distribusi normal (z), Nilai 𝐴 + 𝐷 > 5
kemudian bandingkan Uji Mc Nemar
𝑝 yang diperoleh dari
tabel A (Siegel)
dengan taraf
signifikan yang sudah
ditetapkan (𝛼)

8. Contoh untuk sampel-sampel kecil


Seorang psikolog kanak-kanak ingin mengetahui apakah mengikuti pra-TK
mempunyai efek terhadap daya persepsi sosial kanak-kanak. Dengan mengambil 8
pasang anak kembar yang identik sebagai subyek. Secara random, satu anak kembar
dari masing-masing pasangan ditugaskan untuk mengikuti sekolah pra-TK selama satu
periode. Kembaran yang lain dalam tiap pasangan itu tidak mengunjungi sekolah. Pada
akhir periode, kepada masing-masing dari keenam-belas kanak-kanak itu diberikan tes
mengenai daya persepsi sosial. Skor daya persepsi sosial kanak-kanak adalah sebagai
berikut:
Pasangan a b c d e f g h
Skor di pra-TK 82 69 73 43 58 56 76 85
Skor di rumah saja 63 42 74 37 51 43 80 82
Lakukan pengujian apakah terdapat perbedaan daya persepsi sosial kanak-kanak yang
di rumah dan yang masuk pra-TK.
Prosedur pengujian:
1) Hipotesis
𝐻0 : tidak ada perbedaan daya persepsi sosial antara kanak-kanak yang di rumah
dengan yang masuk pra-TK
𝐻1 : terdapat perbedaan daya persepsi sosial antara kanak-kanak yang di rumah
dengan yang masuk pra-TK
2) Uji statistik
Menggunakan Uji Ranking Bertanda Wilcoxon untuk data berpasangan, karena
menggunakan dua sampel yang berhubungan dan menghasilkan skor-skor selisih
yang dapat diranking dengan urutan absolut.
3) Taraf signifikan
𝛼 = 0,05
4) Kriteria pengambilan keputusan
 𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑇𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 → 𝐻0 ditolak
 𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑇𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 → 𝐻0 diterima
5) Menentukan statistik uji
Pasangan Skor daya Skor daya 𝑑 Ranking Ranking
persepsi persepsi sosial 𝑑 tanda yang
sosial anak anak kembar lebih kecil
kembar di di rumah saja frekuensinya
pra-TK
a 82 63 19 7
b 69 42 27 8
c 73 74 -1 -1 1
d 43 37 6 4
e 58 51 7 5
f 56 43 13 6
g 76 80 -4 -3 3
h 85 82 3 2

𝑇=4
𝑇 = 1+3 =4
Karena arah perbedaan tidak diramalkan, yang dipakai adalah tes dua sisi.
Tabel G menyajikan untuk 𝑁 = 8, sehingga diperoleh 𝑇𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 4.
6) Kesimpulan
Karena 𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 4 dan 𝑇𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 4
Maka 𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑇𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 → 𝐻0 ditolak
∴ terdapat perbedaan daya persepsi sosial antara kanak-kanak yang di rumah
dengan yang masuk pra-TK. Dan pengalaman pra-TK mempengaruhi daya persepsi
sosial bagi kanak-kanak.

Contoh untuk sampel-sampel besar


Seseorang ingin mengetahui apakah waktu tenggang keputusan yang diramalkan secara
tepat berbeda dengan waktu tenggang keputusan yang diramalkan secara tidak tepat.
Narapidana (napi) dalam suatu penjara federal sebanyak 30 bertindak sebagai subyek
dalam sebuah studi mengenai pengambilan keputusan.
Napi 𝑑
1 -2
2 0
3 0
4 1
5 0
6 0
7 4
8 4
9 1
10 1
11 5
12 3
13 5
14 3
15 -1
16 1
17 1
18 5
19 8
20 2
21 2
22 2
23 -3
24 -2
25 1
26 4
27 8
28 2
29 3
30 -1

Prosedur pengujian:
1) Hipotesis
𝐻0 : tidak ada perbedaan antara waktu tenggang keputusan yang diramalkan secara
tepat dengan yang diramalkan secara tidak tepat
𝐻1 : waktu tenggang keputusan yang diramalkan secara tidak tepat adalah lebih
panjang daripada waktu yang diramalkan secara tepat
2) Uji statistik
Menggunakan Uji Ranking Bertanda Wilcoxon untuk data berpasangan, karena
datanya adalah skor-skor selisih dari dua sampel yang berhubungan (pilihan yang
diramalkan dengan tepat dan pilihan yang diramalkan dengan tidak tepat yang
dibuat oleh napi yang sama), di mana setiap subyek dipergunakan sebagai
pengontrol diri-sendiri.
3) Taraf signifikan
𝛼 = 0,05
4) Kriteria pengambilan keputusan
 𝑝 ≤ 𝛼 → 𝐻0 ditolak
 𝑝 > 𝛼 → 𝐻0 diterima
𝑝 merupakan taraf signifikansi dari Tabel A.
5) Menentukan statistik uji
Ranking 𝑑 Ranking yang frekuensi
Napi 𝑑
tandanya lebih kecil
1 -2 -11,5 11,5
2 0
3 0
4 1 4,5
5 0
6 0
7 4 20,0
8 4 20,0
9 1 4,5
10 1 4,5
11 5 23,0
12 3 16,5
13 5 23,0
14 3 16,5
15 -1 -4,5 4,5
16 1 4,5
17 -1 -4,5 4,5
18 5 23,0
19 8 25,5
20 2 11,5
21 2 11,5
22 2 11,5
23 -3 -16,5 16,5
24 -2 -11,5 11,5
25 1 4,5
26 4 20,0
27 8 25,5
28 2 11,5
29 3 16,5
30 -1 -4,5 4,5

𝑇 = 53,0
𝑇 = 53,0
𝑁 = 26
Kita terapkan rumus (5.5):
𝑁(𝑁 + 1)
𝑇−
𝑧= 4
𝑁 𝑁 + 1 (2𝑁 + 1)
24
26(27)
53 −
= 4
26 27 (53)
24

= −3,11

𝑇 kita adalah jumlah ranking dari para napi yang harga 𝑑-nya mempunyai arah
yang bertentangan dengan yang diramalkan, dengan demikian dapat menggunakan
suatu uji dengan satu pihak. Tabel A menunjukkan bahwa 𝑧 = −3,11 dengan
𝛼 = 0,05 diperoleh 𝑝 = 0,0008.
6) Kesimpulan
Karena 𝑝 = 0,0008 dan 𝛼 = 0,05
Maka 𝑝 ≤ 𝛼 → 𝐻0 ditolak
∴ waktu tenggang para napi dalam mengambil keputusan yang diramalkan secara
tidak benar, secara signifikan lebih panjang dari waktu tenggang mereka dalam
menentukan keputusan yang diramalkan secara benar.
9. Contoh sampel kecil
Untuk meningkatkan kemampuan para salesmen dalam memasarkan Roti, Manajer
Pemasaran mengikutsertakan 15 salesman pada sebuah Pelatihan Wiraniaga. Setelah
itu, Manajer Pemasaran membandingkan kinerja penjualan Roti dari para salesman
tersebut sebelum dan sesudah mengikuti Pelatihan, dengan hasil:
Salesman Penjualan roti para salesman Penjualan roti para salesman
sebelum pelatihan wiraniaga sesudah pelatihan wiraniaga
1 525 554
2 550 550
3 560 587
4 450 489
5 400 450
6 435 425
7 450 478
8 445 490
9 345 375
10 336 380
11 327 350
12 329 329
13 547 549
14 355 357
15 520 525
Lakukan pengujian apakah terdapat perbedaan penjualan roti para salesman sebelum
dan sesudah pelatihan wiraniaga:
Prosedur pengujian:
a) Hipotesis
𝐻0 : tidak ada perbedaan penjualan roti para salesman sebelum dan sesudah
pelatihan wiraniaga
𝐻1 : terdapat perbedaan penjualan roti para salesman sebelum dan sesudah
pelatihan wiraniaga
b) Uji statistik
Menggunakan Uji Ranking Bertanda Wilcoxon untuk data berpasangan, karena
menggunakan dua sampel yang berhubungan dan menghasilkan skor-skor selisih
yang dapat diranking dengan urutan absolut.
c) Taraf signifikan
𝛼 = 0,05
d) Kriteria pengambilan keputusan
 𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑇𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 → 𝐻0 ditolak
 𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑇𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 → 𝐻0 diterima
e) Menentukan statistik uji
Salesman Penjualan roti Penjualan roti 𝑑 Ranking Ranking
para salesman para salesman 𝑑 tanda yang
sebelum sesudah lebih kecil
pelatihan pelatihan frekuensinya
wiraniaga wiraniaga
1 525 554 29 7
2 550 550 0
3 560 587 27 6
4 450 489 39 9
5 400 450 50 12
6 435 435 0
7 450 445 -5 -3,5 3.5
8 445 490 45 11
9 345 375 30 8
10 336 380 44 10
11 327 350 23 5
12 329 329 0
13 547 549 2 1,5
14 355 357 2 1,5
15 520 525 5 3,5
𝑇 = 3,5
𝑇 = 3,5
Karena arah perbedaan tidak diramalkan, yang dipakai adalah tes dua sisi.
Tabel G menyajikan untuk 𝑁 = 12, sehingga diperoleh 𝑇𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 14.
f) Kesimpulan
Karena 𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 3,5 dan 𝑇𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 14
Maka 𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑇𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 → 𝐻0 ditolak
∴ terdapat perbedaan penjualan roti para salesman sebelum dan sesudah pelatihan
wiraniaga

Contoh Sampel Besar

Anda mungkin juga menyukai