Anda di halaman 1dari 8

DIKTAT

PENGUJIAN WILCOXON

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Statistika Pendidikan

Dosen pengampu: Dr. Hj. Wati Susilawati, M.Pd.

T. Tutut Widiastuti A, M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 7:
1. Alya Sabita Salsabila 1182060013
2. Andini Mutiara Rahman 1182060015
3. Ari Ramdan 1182060019
4. Desti Firda Faujiah 1182060025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2019
PENGUJIAN WILCOXON

Uji Wilcoxon merupakan metode statistika yang dipergunakan untuk


menguji perbedaan dua buah data yang berpasangan, maka jumlah sampel datanya
selalu sama banyaknya. Pada statistika parametik uji ini memliki kemiripan
dengan uji perbedaan dua rata-rata populasi yang berkolerasi. Tanda positif dan
negatif dari selisih pasangan data yang kemudian dirangking inilah unsur utama
yang dipergunakan dalam analisis. Di samping itu juga dapat digunakan untuk
menguji satu sampel dengan menggunakan media tertentu yang akan diuji sebagai
standar atau patokan, oleh karena itu uji ini mendasarkan pada skor median
sebagai pengurang terhadap data. Kedua penggunaan uji Wilcoxon baik dengan
dua sampel maupun satu sampel, data asli tidak langsung dianalisis tetapi
menggunakan selisih kedua skor kemudian dilakukan rangking. Hal ini menjadi
dasar alasan uji Wilcoxon tidak termasuk dalam statistika parametrik yang
mensyaratkan distribusi tertentu.

Adapun langkah-langkah uji Wilcoxon sebagai berikut:

1. Memberi harga mutlak pada setiap selisih pasangan data (X-Y). Harga
mutlak diberikan dari yang terkecil hingga yang terbesar atau sebaliknya.
Harga mutlak terkecil diberi nomor urut atau rangking 1, kemudian selisih
yang berikutnya diberikan nomor urut atau rangking 2 dan seterusnya.
2. Setiap selisih pasangan (X-Y) diberikan tanda positif dan negatif.
3. Hitunglah jumlah rangking yang bertanda positif dan negatif.
4. Selisih tanda rangking yang terkecil diambil sebagai harga mutlak dan
diberi huruf J. Harga mutlak yang terkecil atau J dijadikan dasar untuk
pengujian hipotesis dengan melakukan perbandingan dengan tabel yang
dibuat khusus untuk uji Wilcoxon.
Untuk menguji hipotesis dipergunakan taraf nyata α = 0,05 atau α = 0,01.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan harga mutlak J yang
terkecil dengan harga J pada taraf nyata tertentu, maka H0 diterima atau ditolak.

H0 : tidak ada perbedaan pengaruh kedua perlakuan.

H1 : terdapat perbedaan pengaruh kedua perlakuan.

Contoh dengan 2 sempel :

Sebelum diberikan contoh mengenai penggunaan uji Wilcoxon ini,


terlebih dahulu akan dijelaskan bagaimana nomor urut ditetukan untuk
sekumpulan data. Ambillah data berikut:

8, 9, 20, 14, 15, 18, 12, 6.


Jika nomor urut diberikan dimulai dari yang terkecil, maka 6 diberi nomor
urut 1, kemudian 8 diberi nomor urut 2, lalu 9 diberi nomor urut 3, selanjutnya 12
diberi nomor urut 4 dan begitu seterusnya hingga akhirnya 20 diberi nomor urut 8.
Tentu saja, jika pemberian nomor urut dimulai dari yang terbesar, urutan nomor
akan dibalik. Jika ada data yang harganya sama, maka untuk data demikian diberi
nomor urut yang didapat dari rata-rata nomor urut. Dengan demikian, terjadilah
nomor urut yang seri. Contohnya:

20, 8, 9, 10, 8, 10, 17, 10, 12, 10, 17, 17.

Jika dimulai dari data terkecil, maka nomor urut 1 dan nomor urut 2 (untuk
1 1
sementara) diberikan kepada 8. Rata-ratanya = (1 + 2) = 1 , dan inilah yang
2 2
merupakan nomor urut seri untuk 8. Nomor urut 3 diberikan kepada 9. Data
bernilai 10 mempunyai nomor urut sementara 4, 5, 6, dan 7. Rata-ratanya =
1 1
(4 + 5 + 6 + 7) = 5 dan inilah yang menjadi nomor urut seri untuk 10.
4 2
Selanjutnya nilai 12 diberi nomor urut 8. Data 17 mempunyai nomor urut 10 yang
1
didapat dari (9 + 10 + 11). Akhirnya nomor urut 12 diberikan kepada nilai 20.
3

Contoh, pengujian Wilcoxon dengan menggunakan dua kelompok sampel


kecil:

Seorang guru membandingkan penggunaan benda asli dengan benda tiruan


dalam pelajaran IPS. Sampel acak masing-masing berjumlah n1 = n2 = 10 diambil
dari dua populasi pada suatu Madrasah Ibtidaiyah. Hasil tes menggunakan media
yang berbeda diperoleh data sebagai berikut:

Hasil ujian mata pelajaran IPS dengan menggunakan benda asli (X) adalah:

23, 21, 26, 30, 35, 42, 33, 41, 29, 33.

Hasil ujian mata pelajaran IPS dengan menggunakan benda tiruan (Y) adalah:

29, 20, 30, 25, 34, 40, 30, 34, 21, 31.

Untuk kepentingan analisis data disusun dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel: Skor penggunaan benda asli dan skor benda tiruan dalam mata pelajaran
IPS

No. X Y (X-Y) Rangking Tanda


(X-Y) Positif Negatif
1 23 29 -6 8 -8
2 21 20 1 1,5 1,5
3 26 30 -4 6 -6
4 30 25 5 7 7
5 35 34 1 1,5 1,5
6 42 40 2 3,5 3,5
7 33 30 3 5 5
8 41 34 7 9 9
9 29 21 8 10 10
10 33 31 2 3,5 3,5
Jumlah 41 -14

Hipotesis penelitian yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:

H0 : Tidak ada perbedaan menggunakan media benda asli dengan media benda
tiruan dalam mata pelajaran IPS

H1 : Terdapat perbedaan menggunakan media benda asli dengan media benda


tiruan dalam mata pelajaran IPS

Taraf nyata atau signifikansi digunakan α = 0,05

Kriteria pengujian hipotesis, jika J dari hasil perhitungan lebih kecil atau sama
dengan J dari dari daftar tabel dengan taraf nyata tertentu, maka H0 diterima dan
sebaliknya. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap jumlah harga mutlak yang
terkecil adalah J = 14. Sedangkan harga J pada tabel dengan taraf nyata α = 0,05
diperoleh harga J tabel = 8. Dari kriteria pengujian yang telah ditetapkan, maka
harga J hitung > J tabel, maka H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan
terdapat perbedaan menggunakan media benda asli dengan benda tiruan dalam
pelajaran IPS.

Contoh dengan 1 sempel :

Untuk perhitungan pengujian Wilcoxon dengan 2 sempel, uji hipotesis nya


menggunakan median populasi dengan ketentuan :

H0 : median populasi = M

H1 : median populasi ≠ M

Taraf nyata α = 0,05

Kriteria H0 tolak jika Jhitung ≤ Jtabel

H0 diterima jika Jhitung ˃ Jtabel

Pengujian Wilcoxon dengan 2 sempel ini sama saja seperti pengujian Wilcoxon
dengan 1 sempel, namun pada pengujian kali ini harus menetapkan besarnya
median dugaan sebagai standar perbandingan median data (biasanya sudah ada
pada soal).

Langkah-langkah nya seperti berikut :

1. Urutkan data yang diketahui


2. Masing-masing data yang diketahui dikurangkan dengan median dan
disimpan pada kolom (X-M)
3. Langkah selanjutnya mencari peringkat dan tanda peringkat
Contoh Tabel : Median = 27

No. X (X-M) Rangking Tanda


(X-M) Positif Negatif
1 23 -4 5 -5
2 22 -5 6,5 -6,5
3 29 -2 2,5 2,5
4 30 3 4 4
5 21 -6 8 -8
6 34 7 9,5 9,5
7 32 5 6,5 6,5
8 25 -2 2,5 -2,5
9 19 -8 11 -11
10 20 -7 9,5 -9,5
11 36 9 12 12
12 28 1 1 1
Jumlah 35,5 -42,5
Dari hitungan diatas, diperoleh peringkat terkecil J = 35,5 dengan α = 0,05 dan n
=12 diperoleh harga Jtabel = 14 (melihat tabel). Maka diketahui H0 diterima
karena Jhitung ˃ Jtabel. Dengan demikian populasi median = 27.

Contoh dengan sempel lebih dari 25 :

Penggunaan uji wilxocon untuk samper yaitu lebih dari 25, maka harga J
idiasumsikan berdistribusi normal dengan rata-rata dan simpangan baku sebagai
berikut;

𝑛 (𝑛 + 1)
𝜇𝑖 =
4

√𝑛 (𝑛 + 1)(2𝑛 + 1
𝜎𝑖 =
√24
Kreteria pengujian menggunakan distribusi normal baku dengan menggunakan
transformasi,

𝐼 − 𝜇𝑖
𝑧=
𝜎𝑖
Dengan transformasi ini teknik pengujian sama dengan pengujian skor
baku. Berikut ini contoh pengujian untuk sampel besar. Seorang guru
memprediksi dengan menggunakan metode X prestasi siswa mencapai acak
sebanyak 30 siswa. Hipotesis penelitian yang dilakukan diuji dirumuskan sebagai
berikut,

H0 : M = 40

H1 : M > 40

Taraf nyata digunakan α = 0,05

Dari hasil eksperimrn diperoleh data dalam table berikut;

Tebel : Hasil ujian siswa data dalam table berikut;

Data X (X–M) Peringkat Tanda peringkat


(X–M) Positif Negative
38 38-40 = 2 -11,5
40 0
40 0
41 1 4,5 4,5
40 0
40 0
44 4 20 20
44 4 20 20
41 1 4,5 4,5
41 1 4,5 4,5
45 5 23 23
43 3 16,5 16,5
45 5 23 23
43 3 16,5 16,5
45 5 23 23
43 3 16,5 16,5
39 -1 4,5 4,5
41 1 4,5 4,5
39 -1 4,5
45 5 23 23
48 8 25,5 25,5
42 2 11,5 11,5
42 2 11,5 11,5
42 2 11,5 11,5
37 -3 16,5 16,5
38 -2 11,5 11,5
41 1 4,5 4,5
44 4 20 20
48 8 25,5 25,5
42 2 11,5 11,5
43 3 16,5 16,5
39 -1 4,5 4,5
Jumlah 272,5 53

Jumlah n=26 karena ada yang memperoleh rekok sama dengan media,
maka jumlah dikurangi 4.

Kreteria pengujian satu sisi Ho ditolah jika : Jhitung ≤ jtabel dan terima H0 : Jhitung ≥
jtabel

Jumlah J diatara jumlah kedua rangking yang terkecil adalah 53.

𝑛(𝑛 + 1) 26 (27)
𝜇𝑖 = =
4 4

√𝑛 (𝑛 + 1)(2𝑛 + 1 √26(27)(53)
𝜎𝑖 = =
√24 √24
26(27)
5−
𝑧= 4 = −3,11
√26(27)(53)
√24
Harga z untuk -3,11, dalam tebel mempunyai peluang atau p + 0,0009. Harga p
karena lebih kecil dari α= 0,05,maka H0 ditolak dan menerima H1. Dengan
demikian dapat disimpulkan menggunakan metode mengajar X prestasi siswa
mencapai median (M) > 40.

Contoh Soal

Seorang Dosen mengajar Biologi Umum di dua kelas . Setiap kelas berjumlah 25
orang mahasiswa. Sebelum ujian, kelas pertama diberi rangkuman terlebih dahulu,
sedangkan kelas kedua tidak sama sekali. Data yang di dapatkan adalah sebagai
berikut :
Hasil nilai ujian dengan menggunakan rangkuman

67 54 67 55 87 60 70 45 54 66 73 88 80 65 75 45 60 55 75 60

66 75 80 60 78 89 65 70 68 75 74 85 89 90 75 60 70 65 80 70

Selidikilah dengan α = 5 %, apakah pemberian rangkuman dapat meningkatkan


nilai ujian Biologi Umum?

DAFTAR PUSTAKA

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : PT. Tarsinto Bandung

Anda mungkin juga menyukai