Anda di halaman 1dari 5

OUTLINE PROPOSAL PENELITIAN PERKEMBANGAN HEWAN

“Pengaruh Produksi Perkembangan Embrio Sapi pada Pengujian Metode


Intracytoplasmic Sperm Injection ( ICSI ) menggunakan Media Tunggal
Berbahan Dasar Tissue Culture Medium ( TCM ) 199”

Azzahra Oktafiami
Pendidikan Biologi FKIP, Universitas Jambi
Oktafiamiazzahraa@gmail.com

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Bioteknologi embrio telah berkembang dalam produksi embrio in vitro


sebagai salah satu teknologi reproduksi berbantuan. Pengembangan peternakan di
Indonesia khususnya dalam rangka meningkatkan populasi ternak, untuk
mencukupi kebutuhan konsumsi dalam negeri, perlu didukung oleh berbagai
factor ( Kaiin, 2008 : 22 ).

Penggunaan teknologi reproduksi berbantuan pada hewan ternak, satwa


langka, dan manusia telah berlangsung dalam waktu yang lama, seperti
penggunaan teknik inseminasi buatan (IB), fertilisasi in vitro, dan teknologi
intracytoplasmic sperm injection (ICSI). Aplikasi teknologi reproduksi berbantuan
dapat digunakan untuk upaya peningkatan kualitas genetika ternak dan membantu
mengatasi masalah yang berkaitan dengan keinginan untuk mempunyai keturunan.
Teknologi reproduksi berbantuan yang telah banyak diterapkan pada hewan
percobaan dan manusia adalah fertilisasi mikro dengan cara ICSI. Pada metode
tersebut, spermatozoa secara mekanik dimasukkan secara langsung ke dalam
sitoplasma sel telur dengan bantuan mikromanipulator. Walaupun teknik ICSI
dianggap sederhana, tetapi dalam aplikasinya melibatkan berbagai macam
persoalan termasuk masalah peralatan dan kemampuan teknik operator sehingga
akan memengaruhi tingkat keberhasilan ICSI. Keberhasilan fertilisasi dengan
metode ICSI untuk memproduksi embrio sampai kelahiran anak telah dilaporkan
pada kelinci, sapi, dan manusia ( Gunawan, 2014 : 154 ). Keberhasilan
kebuntingan dapat terjadi apabila oosit dapat terfertilisasi dan berhasil mencapai
fase pembelahan sel ( Parera, 2014 : 28 ).

Tissue culture medium (TCM) 199 merupakan salah satu media umum
yang digunakan pada tahapan pertama produksi embrio yaitu pematangan oosit.
Berbagai hasil pematangan dengan media tersebut sudah dilaporkan secara luas
oleh para peneliti dengan hasil yang memuaskan. Berbagai media fertilisasi juga
telah dipakai pada sapi seperti tyrode-albumin-lactate-pyruvate (TALP), gradient
percoll, dan lain-lain yang dianggap mampu menyeleksi spermatozoa secara
selektif dan menghasilkan motilitas yang tinggi yang dapat mendukung terjadinya
kapasitasi spermatozoa sehingga mampu membuahi oosit secara sempurna. Lebih
lanjut dikemukakan bahwa daya tahan hidup embrio setelah pembekuan atau pada
saat akan ditransfer tergantung pada kultur media yang digunakan. Pada tahap
perkembangan, media kultur juga telah banyak dicoba dengan berbagai media dari
mulai media sederhana hingga media kompleks seperti synthetic oviduct fluid
(SOF), potassium simplex optimization medium (KSOM), Charles Rosenkrans 1
(CR1) yang dilaporkan menghasilkan embrio dengan jumlah yang tinggi, bahkan
dengan pergantian media secara simultan dengan komposisi serum yang
berbeda ,melakukan kultur embrio secara satu per satu, atau dengan penambahan
bahan lainnya seperti hialuronan ( Setiadi, 2013 : 151 ). Secara umum pemakaian
hormon secara eksogen relatif mahal, sehingga perlu dicarikan metode  
pemberian yang lebih hemat ( Adriani, 2008 : 97 ).

Tujuan dan Sasaran

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kemampuan


pengaruh produksi perkembangan embrio sapi pada pengujian metode
Intracytoplasmic Sperm Injection ( ICSI ) menggunakan media tunggal berbahan
dasar Tissue Culture Medium ( TCM ) 199.

Metode Penelitian
Metode yang digunakan yaitu metode studi pustaka ( study reach ) dan
eksperimental dengan cara mengumpulkan dari berbagai sumber literatur seperti
jurnal dan artikel.

Prospek dan Dampak Manfaat

Melihat potensi pemanfaatan teknologi reproduksi berbantuan yaitu


metode ICSI dalam mengatasi hambatan dalam fertilisasi dan metode aktivasi
dalam perbaikan tingkat perkembangan embrio. Keberhasilan fertilisasi dengan
metode ICSI untuk memproduksi embrio sampai kelahiran anak telah dilaporkan
pada kelinci , sapi dan manusia ( Gunawan, 2014 : 155 ).

tingkat maturasi oosit pada sistem yang digunakan mampu mendukung oosit
mencapai tahap metafase II (M-II). Tingkat pembelahan embrio lebih tinggi pada
media rutin dibandingkan dengan media TCM 199 yakni masing-masing 44,4 dan
23,2%. Jumlah embrio tahap 4-8 sel pada kedua perlakuan tidak berbeda nyata.
Dapat disimpulkan media tunggal berbasis TCM dapat digunakan untuk produksi
embrio in vitro ( Setiadi, 2013 : 153 ).

Kesimpulan

Fertilisasi dengan metode ICSI dan Media tunggal berbahan dasar TCM
199 mampu mendukung perkembangan embrio sapi tahap awal secara in vitro dan
meningkatkan keberhasilan fertilisasi dan perkembangan embrio dari tahap 2 sel
sampai dengan blastosis.
Daftar Pustaka

Adriani.,B Rosadi dan Depison. 2008. “Jumlah dan Kualitas Embrio Sapi
Brahman ……..Cross Setelah Pemberian Hormon FSH dan PMSG  ”. Animal
Production. 11 ……..(2): 96‐102

Gunawan,Muhammad., Mokhamad Fahrudin., dan Arief Boediono. 2014


……..“Perkembangan Embrio Sapi setelah Fertilisasi menggunakan Metode
……...Intracytoplasmic Sperm Injection ( ICSI ) dan Aktivitasi dengan
Strontium”. ……...Jurnal Kedokteran Hewan. Vol. 8 No. 2 : 154- 157

Kaiin,E. M,. S. Said & B. Tappa. 2008. “Kelahiran Anak Sapi Hasil Fertilisasi
……...secara in Vitro dengan Sperma Hasil Pemisahan”. Media Peternakan. Vol.
……...31 No. 1 : 22- 28

Parera, Hermilinda., Hadisutanto Bambang. 2014. “Tingkat Fertilisasi Oosit Sapi


……...Silangan Simmental Peranakan Ongole Secara In Vitro (In Vitro
……….Fertilization Rate Of Bovine Simmental Ongole Crossbred Oocytes)”.
……...Jurnal Ilmu Ternak. VOL. 1, NO. 6, 28 – 31

Setiadi, Mohamad Agus dan Ni Wayan Kurniani Karja. 2013. “Tingkat ………
Perkembangan Awal Embrio Sapi In Vitro menggunakan Media Tunggal ………
Berbahan Dasar Tissue Culture Medium ( TCM ) 199”. Jurnal Kedokteran
……….Hewan. Vol. 7 No. 2 : 150-154

Anda mungkin juga menyukai