A1C419094
ABSTRAK
Ekologi merupakan ilmu tentang hubungan timbal balik atau interaksi antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. Pengetahuan alat merupakan salah satu factor yang
penting untuk mendukung kegiatan praktikum. Pengenalan alat-alat laboratorium
penting dilakukan untuk keselamatan kerja saat melakukan penelitian. Tujuan
dilakukannya praktikum ini yaitu untuk mengetahui macam-macam alat, fungsi dan cara
kerja dari beberapa alat yang digunakan dalam pengamatan lingkungan abiotik di
ekosistem terrestrial dan perariran. Metode yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu
mempelajari fungsi dan cara kerja masing-masing alat melalui buku, internet atau video
yang sesuai, dan mengukur kecepatan angin melalui smartphone masing-masing. Hasil
pengamatan alat-alat dalam penelitian ekologi yaitu, Termometer, pH meter, DO meter,
Anemometer, Flow meter, Hygrometer, Keping Sechi (Sechi disk), GPS, dan
pengukuran kecepatan angin.
ekologi biasanya dapat rusak atau Flow meter, Hygrometer, Keping Sechi
bahkan berbahaya jika penggunanya (Sechi disk), GPS, dan Aplikasi dalam
Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas tentang alat-alat yang digunakan dalam
penelitian ekologi. Adapun alat yang harus diketahui yaitu seperti Termometer, pH
meter, DO meter, Anemometer, Flow meter, Hygrometer, Keping Sechi (Sechi disk),
GPS dan lainnya. Pada praktikum ini juga dilakukan pengukuran angin menggunakan
aplikasi di smartphone. Dari data hasil, alat pertama yang akan dibahas yaitu
Termometer
Menurut Fadilah dan Helma (2020:28) Termometer adalah alat yang digunakan
untuk mengukur suhu (temperatur) ataupun perubahan suhu. Seiring dengan
perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, termometer terus menerus
dikembangkan baik dari cara penggunaan, waktu atau durasi pemeriksaan, maupun
prinsip kerja termometer itu sendiri. Sampai saat ini diketahui terdapat dua jenis
termometer, yaitu termometer digital dan termometer nondigital. Termometer nondigital
terbagi dua yaitu termometer air raksa dan termometer alkohol. Prinsip dasar dari alat
ukur ini adalah fenomena pemuaian yang merupakan indeks temperatur.
Selanjutnya ada pH meter, menurut Azmi, dkk. (2016:102) pH adalah derajat
keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang
dimiliki oleh suatu larutan. Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan
Denmark Søren Peder Lauritz Sørensen pada tahun 1909. Alat ukur keasaman pada air
tersebut digunakan untuk mengukur kandungan pH atau kadar keasaman pada air mulai
dari pH 0 sampai pH 14. Dimana pH normal memiliki nilai 6.5 hingga 7.5 sementara
bila nilai pH < 6.5 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat asam sedangkan nilai pH >
7.5 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa. pH 0 menunjukkan derajat keasaman
yang tinggi, dan pH 14 menunjukkan derajat kebasaan tertinggi.
Alat yang selanjutnya yaitu DO meter, menurut Bayu, dkk (2018:11) Kualitas
konsentrasi oksigen udara saat ini bisa diukur dengan menggunakan alat pendukung
yang telah ada, diantaranya dengan penentuan konsentrasi oksigen terlarut H+
menggunakan alat oxygen meter atau DO meter digital yaitu penentuan oksigen terlarut
metode elektrokimia, adalah cara langsung proses menentukan konsentrasi oksigen
terlarut dengan alat oxygen meter digital. Prinsip kerjanya adalah menggunakan probe
oksigen yang terdiri dari katoda dan anoda yang direndam dalam larutan elektrolit atau
kelembaban udara yang masuk pada alat DO meter, probe ini biasanya menggunakan
katoda perak (Ag) dan anoda timbal (Pb).
Alat berikutnya yaitu ada anemometer, berdasarkan literature yang dibaca, yaitu
menurut Alaydrus, (2013:4) Anemometer, alat yang berfungsi untuk mengukur
kecepatan angin, satuan yang digunakan adalah knot. Mekanisme kerja dari alat ini
yaitu angin yang bertiup akan membuat anemometer berputar dan kecepatan angin akan
ditunjukkan oleh spidometer yang tertera pada alat. Anemometer berupa baling-baling
yang as nya dihubungkan dengan dinamo penghasil arus listrik. Apa bila angin bertiup
baling-baling akan berputar dan memutar dinamo dan akan diperoleh arus listrik. Arus
listrik ini kemudian diconvert ke satuan kecepatan, knot atau m/detik.
Selanjutnya ada hygrometer, dimana pada hasil telah diketahui bahwa alat ini
digunakan untuk mengukur tingkat kelembapan pada suatu tempat. Alat selanjutnya ada
keping secchi yang merupakan alat analisis untuk mengukur tingkat kekeruhan air.
Selanjutnya ada GPS, dimana menurut Perkasa (2019:22) GPS (Global Positioning
System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola
oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga
dimensi serta informasi mengenai waktu, secara berkesinambungan di seluruh dunia
tanpa bergantung waktu dan cuaca bagi banyak orang. Alat ekologi selanjutnya yaitu
Point intercept yang digunakan untuk Mengetahui kelimpahan organisme dan analisis
vegetasi di wilayah tertentu. Lalu Binokular, digunakan untuk membantu melihat objek
yang jauh. Selanjutnya ada juga yang namanya soil tester, dimana menurut Alaydrus,
(2013:4) Soil Tester merupakan alat praktikum yang digunakan untuk mengukur pH dan
kelembaban tanah. Mekanisme dan prinsip kerja dari alat ini adalah logam sensitif yang
terdapat di ujung alat tersebut menangkap partikel-partikel air yang terdapat didalam
tanah sehingga dapat mengetahui kadar kelembaban serta pH yang terkandung didalam
partikel-partikel air tersebut.
Selain mengetahui fungsi dan cara kerja alat-alat ekologi, pada praktikum juga
dilakukan pengukuran kecepatan angin menggunakan aplikasi di smartphone yaitu
Zephyrus Windmeter. Kecepatan angin adalah satuan yang mengukur kecepatan aliran
udara dari tekanan tinggi ke tekanan rendah dan dapat diukur menggunakan
anemometer atau dapat diklasifikasikan dengan menggunakan skala Beaufort yang
didasarkan pada pengamatan pengaruh spesifik dari kecepatan angina tertentu. Satuan
dari kecepatan angin adalah Knots (Skala Beaufort) dan dapat juga dalam m/s (Alfatikh,
2019:12). Pada praktikum ini pengukuran dilakukan menggunakan aplikasi, dimana
data yang telah didapat selanjutnya diolah dengan cara mencari rata-rata dan standar
deviasinya. Hasil yang didapat yaitu untuk rata-rata nya 2,96 m/s dan standar deviasinya
2,54 m/s. Selain dari Zephyrus Windmeter, ada beberapa aplikasi lain yang dapat
membantu penelitian ekologi, seperti Glama, yaitu perangkat lunak yang digunakan
untuk mengekstraksi struktur kanopi hutan dan menentukan indeks transmisi celah
cahaya dari gambar digital yang diambil secara hemispherical.
KESIMPULAN
Alfatikh, E.R. 2019. ‘’Pengembangan Sensor Kecepatan Angin untuk Early Warning
System Bahaya Angin Kencang di Jembatan Suramadu’’. Jurnal Geografi. Vol.
XVII (1): 11-18
Azmi, Z., Saniman, dan Ishak. 2016. ‘’ SISTEM PENGHITUNG PH AIR PADA
TAMBAK IKAN BERBASIS MIKROKONTROLLER’’. Jurnal SAINTIKOM.
Vol.15, No. 2 : 101-108
Fadilah, H., Helma. 2020. ‘’ Penaksiran Suhu Ruangan Pada Termometer dengan
Menggunakan Inverse Regression’’. Jurnal UNPjoMath. Vol. 3 No. 1, hal 28-
32.
REFLEKSI
Note : Mohon maaf kakak-kakak asisten dosen yang akan memeriksa laporan saya,
maaf karna formatnya tidak sepenuhnya dibuat 2 colom, karna yang bagian dibawah
table itu dari pembahasan – daftar pustaka jika dibuat 2 colom paragrafnya tercampur-
campur kak, saya sudah usahakan agar bisa 2 colom tapi sampai malam terakhir
pengumpulan laporan ini masih belum berhasil. Jadi agar kakak mudah memeriksa
laporan saya maka bagian tersebut tidak saya buat 2 colom, semoga kakak-kakak asisten
dapat memaklumi, untuk laporan kedepannya saya usahakan agar formatnya lebih baik
kak, terima kasih atas perhatiannya.