PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Maka adalah penting untuk meluruskan pandangan yang keliru dalam
menilai anak didik. Untuk itu pendidik perlu menyadari dan memaklumi
bahwasanya anak didik itu merupakan individu dengan
segala perbedaannya sehingga diperlukan beberapa pendekatan
dalam proses belajar mengajar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran?
2. Apa saja metode dalam pendekatan pembelajan?
C. Tujuan
1. Mengetahui dan mempresntasikan pengertian dari
pendekatan pembelajaran.
2. Mengetahui dan mempresentasikan macam macam metode
pendekatan pembelajaran.
D. Manfaat
1. Untuk mengenal lebih dalam tentang Pendekatan
Pembelajaran.
2. Mahasiswa/i dapat menggunakan makalah ini sebagai bahan
ajar dalam mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran
Biologi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran adalah suatu upaya menghampiri makna
pembelajarn melalui suatu cara pandang dan pandangan tertentu, atau
aplikasi suatu cara pandang dan pandangan tertentu dalam memahami
makna pembelajaran.
Berdasarkan pendekatan sistem, pembelajaran dapat dipandang sebagai
suatu keseluruhan terpadu yang terdiri atas berbagai komponen yang saling
berinteraksi secara fungsional dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan.
B. Macam-macam Pendekatan Sistem Belajar Mengajar
1. Ekspository Learning
a. Pengertian Ekspository Learning
Pendekatan ini dilatar belakangi anggapan terhadap siswa bahwa
mereka masih kosong dengan ilmu pendekatan ini sangat cocok diterapkan
pada materi ketauhidan dalam pendekatan ini guru berfungsi sebagai
desainer dan sebagai aktor dalam sistem ini juga guru menyajikan materi
ajar dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi sistematis dan
lengkap sehingga anak didik tinggal menyimak dan mencerna saja secara
tertib dan teratur.
Secara garis besar prosedur pendekatan expository learning ini adalah:
preparasi guru mempersiapkan bahan selengkapnya secara sistematis
dan rapi
persepsi guru bertanya atau memberikan Uraian singkat untuk
mengarahkan perhatian anak diri kepada materi yang di ajarkan
presentasi guru menyajikan bahan dengan cara memberikan ceramah
atau menyuruh anak didik membaca bahan yang telah disiapkan dari
buku teks tertentu atau yang ditulis sendiri resitasi guru bertanya dan
anak didik menjawab sesuai bahan yang dipelajari atau anak didik
disuruh menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri tentang pokok-
3
pokok masalah yang telah dipelajari baik yang dipelajari secara lisan
maupun tulisan.
b. Ciri ciri dan Pertimbangan Pemilihan Strategi dari Pembelajaran
Ekspository Learning
Ciri utama dari strategi pembelajaran eskpository adalah
Penyampaian secara verbal dimana proses bertutur secara lisan
merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini
Materi pelajarannya sudah jadi seperti data atau fakta
Strategi pembelajaran ini berorientasi kepada guru (teacher centered)
melalui strategi ini guru menyampaikan materi pelajaran dengan baik
dengan harapan siswa akan mampu menguasai pelajaran tersebut.
Pemilihan strategi ekspositori dilakukan atas pertimbangan:
karakteristik peserta didik dengan kemandirian belum memadai;
sumber referensi terbatas
jumlah pesera didik dalam kelas banyak;
alokasi waktu terbatas;
.jumlah materi (tuntutan kompetensi dalam aspek pengetahuan) atau
bahan banyak.
c. Langkah-langkah pendekatan expository learning adalah
Menentukan tema pokok bahasan
Menyusun pokok bahasan
Menjelaskan materi secara baik
Melakukan kegiatan revisi
d. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori.
Berhasil tidaknya suatu pendekatan pembelajaran dipengaruhi oleh
efektif atau tidaknya suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai
suatu tujuan yang telah ditetapkan.Ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan dalam pembelajaran ekspositori diantaranya :
Berorientasi pada tujuan. Tujuan belajar-pembelajar sangat
menentukan dalam strategi pembelajaran ekspositori. Karena
4
perumusan tujuan yang khusus memungkinkan kita untuk mengontrol
efektifitas penggunaan strategi pembelajaran. Seperti yang diungkapkan
Thursan Hakim (2002) mengartikan belajar adalah suatu proses
perubahan didalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut
ditampakan dalam bentuk peningkatan kecekapan, pengetahuan, sikap,
kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya fikir, dan lain-lain
kemampuannya (Fathurrohman,2007: 6).
Prinsip Komunikasi. Penyampaian pesan dari seseorang (sumber
pesan) kepada sekelompok orang (penerima pesan), dapat dikatakan
sebagai proses komunikasi (Sanjaya, 2006:182). Pesan yang
disampaikan dalam hal ini adalah materi pelajaran yang disusun dan
dipersiapkan sesuai dengan tujuan tertentu sesuai dengan keinginan
yang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi guru sebagai sumber
pesan dan siswa berfungsi sebagai penerima pesan.
Prinsip Kesiapan. Dalam teori koneksionisme “kesiapan” merupakan
salah satu hukum belajar. Inti dalam proses kesiapan ini adalah bahwa
setiap individu akan merespon dengan cepat dari setiap
stimulus manakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan.
Prinsip Berkesinambugan. Proses pembelajaran ekspositori harus
dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari pelajaran lebih lanjut.
Ekspositori yang berhasil adalah manakala melalui proses penyempaian
dapat membawa siswa proses belajar mandiri.
5
Metode pembelajaran ekspository learning dianggap sangat efektif
apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas,
sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
Melalui strategi pembelajaran ekspository selain siswa dapat mendengar
penuturan tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa
melihat atau mengobservasi.
2. Inquiry Learning
Berorientasi kepada keterampilan siswa secara maksimal dalam
proses kegiatan belajar, kererarahan dalam proses belajar yang
maksimal menimbulkan sikap kritis dan percaya diri kepada anak,
dalam proses belajar mengajar dengan model inquiry learning seorang
6
guru dalam menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk final atau
utuh. Selebihnya diserahkan kepada siwa untuk mencari dan
menemukan sendiri, kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa
seluas-luasnya untuk mendapatkan apa yang belim disampaikan oleh
guru dengan pendekatan problem solving.
Inquiry lerning menyediakan siswa belajar aktif yang
mendorong dan memberikan ruang dan peluang kepada siswa untung
mengambil inisiatif dalam mengembangkan keterampilan pemecahan
masalah, pengambilan keputusan, dan penelitian sehingga siswa
menjadi pembelajar sepanjang hayat.
7
Guru memberikan permasalahan atau problem, selanjutnya siswa
melakukan pengamatan, eksporasi, dan prosedur penelitian untuk
memecahkan permasalahan tersebut.
c. Langkah-langkah model pembelajaran inquiry lerning menurut Eggen
& Kauchak
8
menyampaiakan hasil pengolahan data
yang terkumpul
Guru membimbing siswa dalam
6. membuat kesimpulan
membuat kesimpulan
3. Mastery Learning
a. Pengertian Mastery Learning
Model belajar tuntas (Mastery Learning) adalah model
pembelajaran yang mengutamakan pencapaian taraf penguasaan
minimal yang ditetapkan untuk setiap unit bahan pelajaran, baik secara
perseorangan maupun kelompok. Mastery Learning dikembangkan
oleh John B. Carrol dan Benjamin Bloom pada tahun 1971. Dalam
proses pembelajaran berbasis kompetensi, pembelajaran dengan
mastry learning yang dimaksudkan adalah pendekatan dalam
pembelajaran yang mempersyaratkan peserta didik untuk menguasai
9
secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar
mata pelajaran tertentu.
Pendukung utama pendekatan ini adalah Carrol, yang
memadukan teori behavioristik dan humanistik. Pendekatan ini
memungkinkan para siswa belajar bersama-sama dengan
memperhatikan bakat dan ketentuan siswa, pemberian waktu yang
cukup, dan bantuan bagi siswa yang mengalami kesulitan.
10
c. Sintaks Model Pembelajaran Mastery Learning
Model pembelajaran Mastery Learning yang dikembangkan oleh
John D.Carell dan Benjamin Bloom terdiri atas 5 tahap yaitu orientasi
(orientational), penyajian (presentation), latihan terstruktur (structured
practice), latihan terbimbing (guided practice) dan latihan mandiri
(independent practice)
Orientasi (Orientational)
Pada tahap ini guru melakukan penetapan suatu kerangkan isi
pembelajaran. Guru akan menjelaskan tujuan pembelajaran dan tugas-tugas
yang akan diberikan sehingga dapat mengembangkan tanggung jawab
peserta didik selama proses pembelajaran.
Penyajian (Presentation)
Pada tahap ini guru menjelaskn konsep atau keterampilan baru yang
disertai dengan contoh-contoh. Jika yang diajarkan adalah konsep baru,
maka penting untuk mengajak peserta didik mendiskusikan karakteristik
dan definisi konsep. Jika yang diajarkan berupa keterampilan baru, maka
penting untuk mengajarkan peserta didik mengidentifikasi langkah-langkah
kerja keterampilan yang diajarkan.
Latihan Terstruktur (Structured Practice)
Pada tahap ini guru memberi peserta didik contoh praktik
penyelesaian masalah/tugas. Dalam tahap ini, peserta didik perlu diberi
beberapa pertanyaan, kemudian guru memberi tanggapan atas jawaban
peserta didik.
Latihan Terbimbing (Guided Practice)
Pada tahap ini guru memberi kesempatan pada peserta didik untuk
berlatih menyelesaikan suatu permasalahan dibawah bimbingan guru.
Tujuan latihan terbimbing adalah memperkokoh bahan ajar yang baru
dipelajari, memastikan daya ingat, serta untuk menyelesaikan kelancaran
peserta didik dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Jadi peran guru
11
dalam tahap ini adalah memantau kegiatan peserta didik dan memberikan
umpan balik yang bersifat korektif jika diperlukan.
Latihan Mandiri (Independent Practice)
Tahap latihan mandiri dilakukan apabila peserta didik telah
mencapai skor antara 85%-90% dalam tahap latihan terbimbing. Dalam
tahap ini peserta didik menyelesaikan tugas tanpa bimbingan ataupun
umpan balik dari guru. Kegiatan ini dapat dikerjakan dikelas maupun
berupa PR. Adapun peran guru pada tahap ini adalah memberi tugas secara
tuntas. Guru perlu memberi umpan balik kembali jika peserta didik masih
ada kesalahan dalam pengerjaannya.
12
4. Humanity Education
a. Pengertian Humanity Education
Humanistik adalah memandang manusia sebagai manusia, artinya
mahluk tuhan dengan fitrah-fitrah tertentu sebagai mahluk hidup, ia harus
melangsungkan hidupnya dengan potensi yang dimilikinya. Sedangkan
pendekatan humanistik dalam pendidikan adalah sebuah pendekatan yang
menitik beratkan pada pentingnya nilai-nilai manusiawi dalam pendidikan.
b. Dasar dasar Humanity Education
Pendekatan humanistic dalam kurikulum didasarkan atas asumsi-
asumsi yang berikut :
Siswa akan lebih giat belajar dan bekerja bila harga dirinya
dikembangkan sepenuhnya.
Siswa yang diturut sertakan dalam perencanaan dan pelaksanaan
pelajaran akan merasa bertanggung jawab atas keberhasilannya.
Hasil belajar akn meningkatkan dalam suasana belajar yang diliputi
oleh rasa saling mempercayai, saling membantu, saling
mempedulikan dan bebas dari ketegangan yang berlebihan.
Guru yang berperan sebagai fasilitator belajar memberi tanggung
jawab kepada siswa atas kegiatannya belajar dan memupuk sikap
positif terhadap “apa sebab” dan “bagaimana” mereka belajar.
Kepedulian siswa akan pelajaran memegang peranan penting dalam
penguasaan bahan pelajaran itu.
Evaluasi diri bagian penting dalam proses belajar yang memupuk
rasa harga diri.
13
Menerima kebutuhan-kebutuhan dan tujuan siswa serta
menciptakan pengalaman dan program untuk perkembangan keunikan
potensi siswa.
Mudahkan aktualisasi diri siswa dan perasaan diri mapu
Memperkuat perolehan keterampilan dasar (akademik, pribadi,
antar pribadi, komunikasi dan ekonomi).
Mengenal pentingnya perasaan manusia, nilai dan persepsi dalam
proses pendidikan.
Mengembangkan suasana belajar yang menantang dan bisa
dimengerti, mendukung, menyenangkan, serta bebas dari ancaman dan
Mengembangkan siswa masalah ketulusan, respek dan menghargai
orang lain, dan terampil dalam menyelesaikan konflik.
14
Pribadi anak, pendidikan memberi tempat utama pada pribadi murid.
Pendidikan adalah pengembangan pribadi, pengaktualisasian segala
potensi yang dimiliki murid.
Tujuan, pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi
pribadi yang utuh, yang serasi baik didalam dirinya maupun dalam
lingkungan secara menyeluruh.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran dapat berarti titik tolak atau sudut pandang
terhadap proses pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum
perbuatan guru dan peserta didik di dalam perwujudan kegiatan
pembelajaran, yang berusaha meningkatkan kemampuan-kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dalam pengolahan pesan sehingga
tercapai sasaran belajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi
interaksi yang bertujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakkannya.
Ketika kegiatan belajar mengajar itu berproses, guru harus dengan ikhlas
dalam bersikap dan berbuat, serta mau memahami anak didiknya dengan
segala konsekuensinya. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru
ambil dalam pengajaran. Pendekatan yang tepat maka akan berlangsung
belajar mengajar yang menyenangkan.
Simulasi sangat ampuh dan efektif karena mereka meningkatkan
kewaspadaan siswa dan keterampilan memahami, meningkatkan integrasi
keterampilan siswa dalam berbagai konteks kinerja, menyesuaikan diri
dengan berbagai tingkat pembelajaran melalui cakupan kinerja dinamis, dan
membantu pelajar melihat pola dari waktu ke waktu dalam sistem dinamis.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dipertanggung
jawabkan.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/PES/article/viewFile/12443/pdf
_217
17