Anda di halaman 1dari 4

Contoh Tes Binomial

Dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana kecendrungan mahasiswa dalam memilih


mata kuliah pilihan . Berdasarkan 24 sampel yang di pilih secara random ternyata 14 orang siswa
memilih berdasarkan bakat dan minat dan 10 orang memilih berdasarkan kemudahan dalam
memperoleh nilai.

Penyelesaian:

Hipotesis nol yang diajukan adalah bahwa peluang mahasiswa dalam cara menentukan mata
kuliah yang akan diambi dengan dua cara yaitu berdasarkan minat bakat dan kemudahan dalam
memperoleh nilai, yaitu sama 50%

Ho : p1 = p2 = 0,5

Ha : p1 ≠ p2 ≠ 0,5

Hasil pengumpulan data tersebut disusun kedalam tabel sebagai berikut:

Alternatif Pilihan Frekuensi yang memilih


Berdasarkan minat bakat 14
Berdasarkan kemudahan dalam memperoleh 10
nilai
Jumlah 24

Dalam kasus ini sampel independent (N), karena yang memilih mata kuliah pilihan berdasarkan
miant bakat 14 dan kemudahan dalam memperoleh nilai 10. Frekuensi terkecil (x) = 10.
berdasarkan pada tabel harga-harha x dalam test binomial dengan N = 24, x = 10, maka
koefesien binomialnya = 0,27. Bila taraf kesalahan α ditetapkan 1 % yang berarti 0,001, maka
ternyata harga p sebesar 0,271 lebih besar dari 0,01 (0,271>0,01), maka Ho diterima Ha ditolak,

Jadi kesimpulannya adalah kemungkinan mahasiwa dalam memilih dua cara memilih mata
kuliah pilihan adalah sama yaitu 50%

Contoh Chi Kuadrat

Telah dilakukan pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana kemungkinan mahaswa di


FKIP Universitas Riau dalam memilih dua calon gubernur mahasiswa. Calon yang satu adalah
Pria dan calon yang kedua adalah wanita. Sampel sebagai sumber data diambil random sebanyak
300 orang. Dari sampel tersebut ternyata 200 orang memilih pria dan 100 orang memilih wanita

Penyelesaian:
Hipotesis yang diajukan adalah:

Ho: Peluang calon pria dan wanita adalah sama untuk dapat dipilih menjadi kerja desa.

Ha: Peluang calon pria dan wanita adalah tidak sama untuk dapat dipilih menjadi kepala desa.

Untuk membuktikan hipotesis tersebut, maka data yang terkumpul perlu disusun ke dalam tabel
berikut:

Tabel Kecendrungan Mahasiswa Di FKIP Universitas Riau dalam Memilih Gubernur Mahasiswa

Untuk dapat menghitung besar Chi Kuadrat (X2) maka diperlukan tabel penolong seperti berikut:

Tabel Penolong menghitung besar Chi Kuadrat (X2) dari 300 orang sampel

Catatan: Di sini frekuensi yang diharapkan (fh) untuk kelompok yang memilih pria dan wanita
adalah 50% Jadi 50% x 300 =150.

Harga Chi Kuadrat dari perhitungan yang ditunjukkan pada tabel di atas yakni jalur paling kanan
yang besarnya 33,33.

Untuk dapat membuat keputusan tentang hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka
harga Chi Kuadrat tersebut perlu dibandingkan dengan Chi Kuadrat tabel dengan dk dan taraf
kesalahan tertentu. Dalam hal ini berlaku ketentuan bila Chi Kuadrat hitung lebih kecil dari tabel,
maka Ho diterima, dan apabila lebih besar atau sama dengan harga tabel maka Ho ditolak

Derajat kebebasan untuk Chi Kuadrat tidak tergantung pada jumlah individu dalam sampel.
Derajat kebebasan akan tergantung pada kebebasan dalam mengisi kolom-kolom pada frekuensi
yang diharapkan (fh) setelah disusun ke dalam tabel berikut ini:
Dalam hal ini frekuensi yang diobservasi (f0) harus sama dengan frekuensi yang diharapkan (fh).
Jadi (a + b) (m + n), dengan demikian kita mempunyai kebebasan untuk menetapkan frekuensi
yang diharapkan (fh) = (m+n). Jadi kebebasan yang dimiliki tinggal satu yaitu kebebasan dalam
menetapkan m atau n. Jadi untuk model ini derajat kebebasannya (dk) = 1.

Berdasarkan dk = 1 dan taraf kesalahan yang kita tetapkan 5% maka harga Chi Kuadrat tabel
3,841 Temyata harga Chi Kuadrat hitung lebih besar dari tabel (33.33>3,841). Sesuai ketentuan
kalau harga Chi Kuadrat hitung lebih besar dari tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi
kesimpulannya, hipotesis nol yang diajukan bahwa peluang pria dan wanita sama untuk dipilih
menjadi gubernur mahasiswa FKIP Universitas Riau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mahasiswa FKIP di Universitas Riau itu cenderung memilih pria menjadi Gubernur Mahasiswa.

Contoh Run test (sampel besar)

Penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah antrian pria dan wanita dalam memberi suara
dalam pemilu bersifat random atau tidak (random di sini berarti antrian itu tidak direkayasa).
Berdasarkan pengamatan terhadap yang antri yang paling depan sampat yang paling belakang
ditemukan urutan sebagai berikut:

PWWPPWPWWPPWWPWPWWPP

WWWPWPWPWPPPWPPWPWWW

Penyelesaian:

Ho : Antrian dalam memberikan suara pemilu bersifat random (independen tidak direkayasa)

Ha : Antrian dalam memberikan suara pemilu bersifat tidak random.

Jumlah orang yang antri (N)-40 orang terdiri atas 21 wanita (W) dan 9 pria (P) Pada data di atas
terdapat jumlah run -26. Taraf kesalahan ditetapkan 5%. Harga z dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Berdasarkan harga z hitung = 1,78, maka harga z dalam tabel harga-harga kritis z dalam
observasi distribusi normal = 0,0375. Harga ini ternyata lebih kecil dari harga α yang ditetapkan
5% atau 0,05 (0,0375 <0,05).

Berdasarkan hal tersebut di atas, ternyata harga z hitung lebih kecil dari 0,05 (kesalahan
yang ditetapkan). Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima Jadi urutan antrian itu tidak
bersifat random. Kesimpulan ini dapat digeneralisasikan.

Anda mungkin juga menyukai