Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BIOSTATISTIK

“ANALITIK PARAMETRIK UJI BEDA


INDEPENDENT SIMPLE T-TEST”

OLEH :
Kelompok I (B12-A)

1. Anak Agung Ayu Desni pratiwi (193223053)


2. I Kadek Caesar Aryantana (193223064)
3. I Made Oka Aristana (193223068)
4. Ni Komang Lestari (193223083)
5. Ni Komang Selvi Tri Andani (193223084)
6. Ni Made Putri Ariastini (193223094)
7. Putu Eka Ari Redani (193223105)
8. Ketut Sugiati (193223186)
9. Putu Dania Asvini (193223103)

PROGRAM STUDI ALIH JENJANG S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA BALI
2020
KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Analisis tentang Analitik Paraetrik Uji
Beda Indepentent Simple T-Test”. Adapun pembuatan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Biostatistik.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan dari
berbagai pihak dan sumber. Oleh karena itu kami sangat menghargai bantuan dari
semua pihak yang telah member kami bantuan dukungan kjuga semangat, buku dan
sumber lainnya sehingga tugas ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu melalui media
ini kelompok menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang
kelompok miliki. Oleh karena itu kelompok mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna untuk menyempurnakan makalah ini.
“Om Santih, Santih, Santih Om”

Denpasar, 27 Februari 2020

Kelompok

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan .........................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Analisis Analitik Parametrik
1. Pengertian Analitik Parametrik .........................................................................2
2. Uji Beda..................................................................................................................2
a. Independet Simple T-Test..............................................................................3
BAB III PENUTUP
A. Simpulan .....................................................................................................................15
B. Saran ...........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Statistik memegang peranan yang penting dalam penelitian, baik dalam penyusunan
model, perumusan hipotesa, dalam pengembangan alatdan instrumen pengumpulan data,
dalam penyusunan desain penelitian,dalam penentuan sampel dan dalam analisa data. Dalam
banyak hal, pengolahan dan analisa data tidak luput dari penerapan teknik dan
metodestatistik tertentu, yang mana kehadirannya dapat memberikan dasar bertolak dalam
menjelaskan hubungan-hubungan yang terjadi. Statistik dapat digunakan sebagai alat untuk
mengetahui apakah hubungan kausalitas antara dua atau lebih variabel benar-benar terkait
secara benar dalam suatu kausalitas empiris ataukah hubungan tersebut hanya bersifat
random ataukebetulan saja.Statistik dapat menolong peneliti untuk menyimpulkan apakah
suatu perbedaan yang diperoleh benar-benar berbeda secara signifikan. Apakah kesimpulan
yang diambil cukup refresentatif untuk memberikan infrensi terhadap populasi tertentu.
Banyak sekali penelitian yang dilakukan oleh berbagai kalangan akademisi. Banyaknya
penelitian menunjukkan bahwa semakin banyaknya minat kepada penelitian itu sendiri.
Kebutuhan penelitian pun menjadi sesuatu yang harus demi kemajuan ilmu pengetahuan.
Dalam melakukan proses penelitian, para peneliti memerlukan banyak hal agar penelitiannya
dapat diyakini hasilnya.
Untuk menguji kebenaran suatu hipotesis yang ada
di dalam penelitian itu, berbagai uji dilakukan. Salah satu uji yang telah dikenal dalam dunia
statistika, yaitu uji T. Uji T atau T test adalah salah satu tesstatistik yang dipergunakan untuk
menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyetakan bahwa di antara dua buah
mean sampelyang diambil secara random dari populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan
signifikan.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana analisis tentang analitik parametric uji beda Independent Simple T-Test?
C. Tujuan
Untuk mengetahui analisis tentang analitik parametrik uji beda Independent Simple T-test

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Analisis tentang Analitik Parametrik Uji Beda Independent Simple T-Test


1 Pengertian Analitik Parametrik
Sebagian besar metode statistika diturunkan secara analitik dan deduktif
berdasarkan asumsi fungsi kepadatan. Oleh karena itu, untuk bisa memanfaatkan
metode tersebut dengan benar, data harus mengikuti sebaran tertentu (misalnya Binomial,
Poisson, Normal, Eksponensial, Gamma dan sejenisnya). Persoalan yang dihadapi pada
umumnya adalah menduga atau menguji parameter yang belum diketahui dari
distribusi tertentu yang dianggap sesuai dengan kondisi data. Metode statistika yang
diturunkan seperti ini disebut metode parametrik. Namun tidak semua metode
parametrik melakukan uji parameter (uji hipotesis), beberapa diantaranya hanya
melakukan eksplorasi informasi yang melaporkan kesimpulan yang diperoleh dari
eksplorasi tersebut.

2 UJI BEDA
Uji beda dipergunakan untuk mencari perbedaan, baik antara dua sampel data atau antara
beberapa sampel data. Dalam kasus tertentu, juga bisa mencari perbedaan antara suatu
sampel dengan nilai tertentu. Perhatikan contoh-contoh berikut:
a. Perusahaan ingin mengetahui apakah lampu yang diproduksi mampu menyala lebih dari
1000 jam sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan.
b. Seorang guru ingin mengetahui apakah suatu model pengajaran memberikan hasil yang
berbeda terhadap hasil prestasi belajar dua kelas siswa.
c. Seorang penelitian ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi tentang
advertising KAP antara kelompok akuntan publik, kelompok akuntan pendidik dan
kelompok pengguna jasa KAP.

2
Contoh nomor 1
Memerlukan uji beda terhadap suatu sampel data dengan nilai tertentu yaitu 1000 jam.
Contoh nomor 2
Memerlukan uji beda terhadap dua buah sampel yaitu nilai prestasi belajar antara dua
kelas. Contoh nomor 3 memerlukan uji beda terhadap tiga kelompok akuntan dalam hal
persepsi terhadap advertising KAP.
Terdapat jenis uji beda lain selain berdasarkan jumlah kelompok sampel yang
diuji.

Misalnya jumlah sampel pada masing-masing kelompok juga menentukan jenis uji
beda yang digunakan. Jika dua kelompok mempunyai anggota yang sama dan mempunyai
korelasi maka dipergunakan uji sampel berpasangan (paired test), dan jika jumlah anggota
kelompok berbeda, tentunya tidak berkorelasi, maka memerlukan uji beda yang lain,
misalnya Independent Sample t test atau Mann-Whitney U-Test.
Uji beda bukan merupakan uji statistik non parametrik. Uji t dengan distribusi normal
merupakan statistik parametrik, akan tetapi jika distribusi data tidak normal, barulah
merupakan statistik non parametrik. Jadi penentuan parametrik atau bukan, tidak didasarkan
pada jenis uji tetapi tergantung dari distribusi data, apakah normal atau tidak.
Fungsi dari uji T-test sendiri yaitu digunakan untuk menguji hipotesa komparatif (uji
perbedaan), digunakan untuk sampel kecil dan varian populasi tidak diketahui, dan
membedakan mean kelompok. Salah satu macam uji T-Test adalah Independen simple t-test.

a. Independent Simple T-Test


Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara
dua kelompok sampel yang tidak berhubungan. Jika ada perbedaan, rata-rata manakah
yang lebih tinggi. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. 
Langkah-langkah pada program SPSS
 Masuk program SPSS
 Klik variable view pada SPSS data editor
 Pada kolom Name ketik nilaiujn, dan kolom Name pada baris kedua ketik kelas.
 Pada kolom Decimals, ubah nilai menjadi 0 untuk semua variabel.

4
 Pada kolom Label, untuk kolom pada baris pertama ketik Nilai Ujian, untuk kolom
pada baris kedua ketik Kelas.
 Pada kolom Values, untuk kolom pada baris pertama biarkan kosong (None). Untuk
kolom pada baris kedua klik pada kotak kecil, pada value ketik 1, pada Value Label
ketik kelas A, lalu klik Add. Langkah selanjutnya pada Value ketik 2, pada Value
Label ketik kelas B, lalu klik Add. Kemudian klik OK. 
 Untuk kolom-kolom lainnya boleh dihiraukan (isian default)
 Buka data view pada SPSS data editor, maka didapat kolom variabel nilaiujn dan
kelas.
 Ketikkan data sesuai dengan variabelnya (pada variabel kelas ketik dengan angka 1
dan 2 (1 menunjukkan kelas A dan 2 menunjukkan kelas B)
 Klik Analyze - Compare Means - Independent Sample T Test
 Klik variabel Nilai Ujian dan masukkan ke kotak Test Variable, kemudian klik
variabel Kelas dan masukkan ke kotak Grouping Variable, kemudia klik Define
Groups, pada Group 1 ketik 1 dan pada Group 2 ketik 2, lalu klik Continue.
 Klik OK, maka hasil output yang didapat adalah sebagai berikut:

       

4
Tabel. Hasil Independent Sample T Test

Keterangan: Tabel di atas telah dirubah kedalam bentuk baris (double klik pada output
independen sample t test, kemudian pada menu bar klik pivot, kemudian klik
Transpose Rows and Columns)

5
Sebelum dilakukan uji t test sebelumnya dilakukan uji kesamaan varian
(homogenitas) dengan F test (Levene,s Test), artinya jika varian sama maka uji t
menggunakan Equal Variance Assumed (diasumsikan varian sama) dan jika varian
berbeda menggunakan Equal Variance Not Assumed (diasumsikan varian berbeda).

Langkah-langkah uji F sebagai berikut:


1. Menentukan Hipotesis
Ho :  Kedua varian adalah sama (varian kelompok kelas A dan kelas B adalah sama)
Ha : Kedua varian adalah berbeda (varian kelompok kelas A dan kelas B adalah
berbeda).
2. Kriteria Pengujian (berdasar probabilitas / signifikansi)
Ho diterima jika P value > 0,05
Ho ditolak jika P value < 0,05
3. Membandingkan probabilitas / signifikansi
Nilai P value (0,613 > 0,05) maka Ho diterima.
4. Kesimpulan
Oleh karena nilai probabilitas (signifikansi) dengan equal variance
assumed(diasumsikan kedua varian sama) adalah 0,603 lebih besar dari 0,05 maka Ho
diterima, jadi dapat disimpulkan bahwa kedua varian sama (varian kelompok kelas A
dan kelas B adalah sama).  Dengan ini penggunaan uji t menggunakan equal variance
assumed (diasumsikan kedua varian sama).

6
Langkah – Langkah Uji T tidak berpasangan :
1. Buatlah Ha dan Ho dalam bentuk kalimat
Ho : Tidak terdapat perbedaan antara .............. dengan ..............
Ha : Terdapat perbedaan antara ................. dengan ..................

2. Buatlah Ha dan Ho dalam bentuk hipotesis statistik

3. Masukkan angka-angka statistik dari tabel distribusi. Hitunglah skor X12 dan X22
4. Tentukan besarnya ❑1, ❑2dan Jk 1, Jk 2 (Jk = jumlah kwadrat)
∑ X1 ∑ X2
❑1= ❑2=
N N
Jika distribusi tunggal :
2( ∑ X )2
Jk=∑ X −
N
Jika distribusi bergolong :
( ∑ fX )2
Jk=∑ fX 2 −
N

7
Keterangan :
❑1 = rata-rata skor kelompok 1
❑2 = rata-rata skor kelompok 2
Jk1 = jumlah deviasi kuadrat kelompok 1
Jk2 = jumlah deviasi kuadrat kelompok 2
N1 = jumlah subjek penelitian pada kelompok 1
N2 = jumlah subjek penelitian pada kelompok 2
F = frekuensi

5. Uji perbedaan dengan menggunakan rumus uji t independen


❑1−❑2
Ujit ind=
Jk 1+Jk 2 1 1
√[ ( N 1+ N 2 )−2 ][ +
N1 N2 ]
6. Menentukan taraf nyata dan Db / Df
Taraf nyata (α) = 5% atau 1 %, misalnya 5 % = 0,05
Db / df = (N1 + N2) – 2
7. Bandingkan hasil t hitung dengan t tabel
(dengan terlebih dahulu menentukan two tail/one tail)
Bila:
T hitung > t tabel maka signifikan; Ha diterima Ho ditolak
T hitung < t tabel maka non signifikan; Ha ditolak, Ho diterima
8. Berikan kesimpulan

8
Contoh soal 1:
1. Misalnya Anda ingin meneliti apakah siswa usia 8 sampai 10 tahun yang diajarkan
menghitung dengan sistem sempoa lebih memiliki kecepatan menghitung matematis
dibandingkan dengan siswa usia 8 sampai 10 tahun yang tidak diajarkan menghitung
dengan sistem sempoa. Nah, setelah pengumpulan data dilakukan didapat hasil sebagai
berikut
No 1 2 3 4 5 6
X1 10 6 8 4 9 7
X2 7 3 2 4 1 2
a. Rumuskan hipotesis
b. Ujilah dengan taraf nyata 5%
c. Berikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis tersebut

Penyelesaian :

1. Hipotesis :
H0 : Siswa usia 8 sampai 10 tahun yang tidak diajarkan menghitung sistem sempoa tidak
lebih cepat menghitung matematis
Ha : Siswa usia 8 sampai 10 tahun yang diajarkan menghitung sistem sempoa lebih
memiliki kecepatan menghitung matematis
2. Hipotesis statistik

H0 : µ1 ≤ µ2

H1 : µ1> µ2

9
3. Tabel distribusi frekuensi
X1 X2 X12 X22
10 7 100 49
6 3 36 9
8 2 64 4
4 4 16 16
9 1 81 1
7 2 49 4
∑X1 = 44 ∑X2 = 19 ∑X12 = 346 ∑X22 = 83

4. Menghitung jumlah rata-rata dan jumlah kuadrat

∑ X 1 44
❑1= = =7,33
N 6
( ∑ X )2
2 44 2
Jk 1=∑ X − =346− =23,3333
N 6
∑ X 2 19
❑2= = =3 ,167
N 6
( ∑ X )2 192
Jk 2=∑ X 2− =38− =23,8333
N 6

5. Jika sudah menemukan hasil rerata dan jumlah kwadrat, langkah selanjutnya adalah
menghitung nilai uji t ind
X́ 1− X́ 2
Ujit ind=
Jk 1 + Jk 2
√[ ( N 1+ N 2) −2
7,333−3,167
][ 1
+
1
N1 N2 ]
¿
23,333+23,833 1 1
√[ ( 6+ 6 )−2 ][ ]+
6 6
4,166
= 47,166
√[ 10 ]
[ 0,33 ]

4,166
=
√ [ 4,7166 ][ 0,33 ]

11
4,166
=
√1,556
4,166
=
1,247
= 3,339
6. Menentukan taraf nyata dan Db / Df
Taraf nyata (α) = 5% = 0,05
Db / df = (N1 + N2) – 2 = (6 + 6) – 2 = 10
Maka ttabel = 1,833
7. Jadi t hitung = 3,358 ; ttabel = 1,833
t hitung> t tabel, H0 ditolak Ha diterima => Signifikan
8. Kesimpulan.
Terdapat perbedaan kecepatan berhitung matematis siswa usia 8 sampai 10 tahun yang
diajarkan menghitung dengan sistem sempoa dangan yang tidak diajarkan menghitung
dengan sistem sempoa, yaitu Siswa usia 8 sampai 10 tahun yang diajarkan menghitung
sistem sempoa lebih memiliki kecepatan menghitung matematis

11
Contoh soal 2 :

2. Menjelang tahun ajaran baru ook buku Saputra menjual berbagai macam merk buku tulis.
Dari berbagai merk yang ada, ada 2 merk yang sangat laris, yaitu merk Cerdas dan Ganteng.
Pemilik toko ingin menguji apakah antara kedua merk tersebut sama larisnya atau salah satu
lebih laris dari yang lain. Dari catatan penjualan yang ada selama sebulan diperoleh data
jumlah buku yang terjual sebagai berikut :

Hari ke Merk Cerdas ( X1) Merk Cantik ( X2)

1 255 250

2 240 248

3 238 240

4 225 215

5 195 200

6 200 205

7 203 198

8 208 190

9 214 199

10 216 225

12
Penyelesaian :

1. Hipotesis :
H0 : Kedua merk sama laris
Ha : Kedua merk tidak sama laris
2. Hipotesis statistik

H0 : µ1 = µ2

H1 : µ1 ≠ µ2

3. Tabel distribusi frekuensi


Hari ke Merk Cerdas ( X1) Merk Cantik ( X2) X12 X22

1 255 250 65025 62500

2 240 248 57600 61504

3 238 240 56644 57600

4 225 215 50625 46225

5 195 200 38025 40000

6 200 205 40000 42025

7 203 198 41209 39204

8 208 190 43264 36100

9 214 199 45796 39601

10 216 225 46656 50625

∑ 2194 2170 484844 475384

13
4. Menghitung jumlah rata-rata dan jumlah kuadrat
∑ X 1 2194
❑1= = =219.4
N 10
( ∑ X )2 2194 2
Jk 1=∑ X 2 − =484844− =3480,4
N 10
∑ X 2 2170
❑2= = =217
N 10
( ∑ X )2
2 2170 2
Jk 2=∑ X − =475384− =4494
N 10

5. Jika sudah menemukan hasil rerata dan jumlah kwadrat, langkah selanjutnya adalah
menghitung nilai uji t ind
❑1−❑2
Ujit ind=
Jk 1+Jk 2 1 1
√[ ( N 1+ N 2 )−2 ][ +
N1 N2 ]
219,4−217
¿
3480,4+ 4494 1 1
√[ ( 10+10 ) −2 ][ +
10 10 ]
¿ 0,25
6. Menentukan taraf nyata dan Db / Df
Taraf nyata (α) = 5% = 0,05
Db / df = (N1 + N2) – 2 = (10 + 10) – 2 = 18
Maka ttabel = 2,101
7. Jadi t hitung = 0,25 ; ttabel = 2,101
T hitung < t tabel maka non signifikan; Ha ditolak, Ho diterima
8. Kesimpulan.
Penjualan kedua merk tersebut sama larisnya

14
BAB III
PENUTUP

B. Simpulan
Statistik Parametrik memiliki uji beda, dimana uji beda merupakan uji yang
dipergunakan untuk mencari perbedaan, baik antara dua sampel data atau antara beberapa
sampel data. Dalam uji beda terdapat uji t-test , bila hasil dari uji t-test berdistribusi
normal maka disebut satistik parametrik. Salah satu macam uji t-test dalam satistik
parametrik yaitu uji independent simple t-test yang dipergunakan untu mengetahui ada
atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan.
Jika ada perbedaan, rata-rata manakah yang lebih tinggi. Data yang digunakan biasanya
berskala interval atau rasio. 

C. Saran
Diharapkan setelah membaca makalah ini pembaca dapat memahami analisis tentang
analitik parametrik uji beda independent simple t-test.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Anwar. 2012. Tutorial Uji Independent T-Test dengan Excel.


https://www.statistikian.com/2012/11/independen-t-test-dalam-excel.html. diakses
tanggal 18 Februari 2019
Herrhyanto, Nar., Hamid, Akib. 2009. Statistik Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Prodi Pendidikan Matematika FKIP Palembang. 2012. Metode Statistik. Palembang: FKIP
Universitas PGRI Palembang.
Setiawan, Nugraha.2005.Statistika Non-Parametrik untuk Penelitian Sosial untuk Ekonomi
Peternakan.Jatinangor: Padjajaran University.
http://www.statistikian.com/2013/01/uji-normalitas.html diakses pada tanggal 24 Oktober 2015.
http://www.statistikian.com/2013/01/uji-homogenitas.html diakses pada tanggal 24 Oktober
2015.
http://www.statistikian.com/2014/07/independen-t-test-dengan-minitab.html diakses pada
tanggal 24 Oktober 2015.

16

Anda mungkin juga menyukai