Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

VITAMIN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biokimia


Yang dibina oleh Bapak I Wayan Sumberartha

Disusun oleh:
Kelompok 6 Offering A 2016
Agrintya Indah Mawarni 160341606041
Anisah Suroya Basaroh 160341606079
Dewi Safitri 160341606086
Novela Memiasih 160341606093
Safitri Indah Putri Anisa 160341606045

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
April 2017
A. Tujuan
1. Mengidentifikasi kandungan vitamin B1, B6, dan C dari bahan segar dan produk
suplemen.
2. Membandingkan kandungan vitamin C dari berbagai bahan segar.
3. Membandingkan kandungan vitamin C dari berbagai produk suplemen vitamin.

B. Dasar Teori
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik
amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap
organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.Dapat didefinisikan juga vitamin
ialah suatu zat yang tidak berjiwa (tidak bernyawa), tidak hidup, ahasil sederajat
dengan besi, intan, batu, emas, dll, juga tidak dapat disamakan dengan kuman-kuman
(bakteri), jamur, dll.Sebaliknya, vitamin tidak dapat dianggap sebagai zat mati dalam
pengertian biasa. Di dalam tubuh manusia (hewan), vitamin yang sejati biasanya
terbentuk atas zat yang meloporinya, yaitu apa yang dinamakan pro-vitamin. Nama ini
berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine)
yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada
awalnya vitamin dianggap demikian. Susunan perkataan yang terdiri dari vita yang
berarti hidup (hajat) dan anime yang berarti suatu jenis zat tertentu yang tersusun
menurut hukum kimiawi bahan-bahan yang mengandung zat lemak. Namun,
berdasarkan penellitian selanjutnya diketahui bahwa tidak semua vitamin mengandung
zat lemak. Misalnya vitamin A adalah suatu alkohol pertama (primaire alcohol),
sedangkan vitain D harus diperhitungkan sebagai stearine (jenis lemak) serta vitamin C
maupun vitamin K tidak pula mengandung zat lemak. Kelak diketahui bahwa banyak
vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu
tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh
enzim.Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh
dan berkembang secara normal (Fessenden, 1982).
Vitamin juga bukanlah suatu bahan makanan dalam pengertian yang biasa.Lagipula
tubuh tidak dapat membentuk vitamin.Vitamin dapat diperoleh juga dari bahan
makanan yang kita asup setiap harinya atau melalui tambahan suntikan vitamin. Selain
itu, vitamin juga memiliki fungsi yang cukup strategis bagi ketahanan
dan perkembangan tubuh. Fungsi vitamin tidaklah sma dengan fungsi bahan makanan
sehingga tidak ferment dapat diartikan vitamin sebagai pembawa kalori semata.
Vitamin juga dianggap sebagai fermentyaitu semacam katalisator. Namun, yang telah
diketahui secara pasti ialah bila seseorang kekurangan vitamin maka akan
mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit (kulit, mata, beri-beri, skorbut, pellagra,
dll), serta menyakit yang disebabkan oleh suatu kekurangan yang dinamakan sebagai
deficiency disease atau hypo-vitmanosis (Sastroamidjojo, 1968).
Berbagai jenis vitamin dapat kita peroleh dari alam atau jenis asupan yang kita
santap setiap harinya, misalnya, sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian.Misalnya,
kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau, kacang merah, bayam, kangkung, daun
ketela, kool, slada, seledri, sesawi, buah tomat, dan lain sebagainya.Vitamin di dalam
tubuh juga diperlukan untuk memelihara kesehatan.Pemeliharaan kesehatan mata
berhubungan dengan vitmin A. Vitamin A menyusun pigmen rhodopsin (visual
pigment) pada sel-sel batang retina mata.Vitamin A berperan dalam memelihara
kemampuan melihat dalam kondisi yang sedikit cahaya karena pigmen rhodopsin peka
terhadap cahaya.Kekurangan retinal menyebabkan gangguan penglihatan pada kondisi
gelap, pada buta senja. Vitamin C dalam tubuh dibutuhkan untuk pembentukan
kolagen, yaitu suatu protein yang terdapat dalam matriks jaringan konektif. Kolagen
memberikan kekuatan dan fleksibilitas suatu jaringan. Vitamin C, E, A dalam tubuh
berperan sebagai antioksidan. Metabolisme dalam tubuh menghasilkan radikal bebas,
radikal bebas merupakan suatu molekul yang tidak stabil karena memiliki elektron
yang berlebih. Vitamin yang berperan sebagai antioksidan melindungi sel dari radikal
bebas dengan cara menerima kelebihan elektron dari radikal bebas sebelum diterima
komponen dalam sel (Pujiadi, 1994).
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang
memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisienzimologi
(ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi
oleh enzim. Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat
bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D,
E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin
B12, dan folat). Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat
memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif.Oleh
karena itu, tubuh memerlukan asupan vitamin yang berasal dari makanan yang kita
konsumsi.Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang tinggi
dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat diperoleh
melalui suplemen makanan. Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis
vitamin larut dalam air hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan
segera hilang bersama aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh,
vitamin yang terlepas akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian
tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama
urin. Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara terus-
menerus (Girindra, 1986).
Berdasarkan kelarutannya vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vitamin
yang larut dalam air (vitamin C dan semua golongan vitamin B) dan yang larut dalam
lemak (vitamin A, D, E, dan K). Oleh karena sifat kelarutannya tersebut, vitamin yang
larut dalam air tidak dapat disimpan dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam
lemak dapat disimpan dalam tubuh.Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A,
D, E dan K. Untuk beberapa hal, vitamin ini berbeda dari vitamin yang larut dalam air.
Vitamin ini terdapat dalam lemak dan bagian berminyak dari makanan. Vitamin ini
hanya dicerna oleh empedu karena tidak larut dalam air (Lal, 2000).
Ada pula vitamin juga dibagi ke dalam dua golongan. Golongan pertama oleh
Kodicek (1971) disebut prakoenzim (procoenzyme), dan bersifat larut dalam air, tidak
disimpan oleh tubuh, tidak beracun, diekskresi dalam urine. Yang termasuk golongan
ini adalah tiamin, riboflavin, asam nikotinat, piridoksin, asam kolat, biotin, asam
pantotenat, vitamin B12 (disebut golongan vitamin B) dan vitamin C. Golongan kedua
yang larut dalam lemak disebutnya alosterin, dan dapat disimpan dalam tubuh.
Apabila vitamin ini terlalu banyak dimakan, akan tersimpan dalam tubuh, dan
memberikan gejala penyakit tertentu (hipervitaminosis), yang juga membahayakan.
Kekurangan vitamin mengakibatkan terjadinya penyakit difisiensi, tetapi biasanya
gejala penyakit akan hilang kembali apabila kecukupan vitamin tersebut sudah
terpenuhi (Poedjiadi, 1994).

Vitamin C atau asam askorbat mempunyai berat molekul 178 dengan rumus
molekul C6H8O6. Dalam bentuk kristal tidak berwarna, titik cair 190 – 192oC.
Bersifat larut dalam air, sedikit larut dalam aseton atau alcohol yang mempunyai berat
molekul rendah. Vitamin C sukar larut dalam chloroform, ether, dan benzene. Dengan
logam membentuk garam. Pada pH rendah vitamin C lebih stabil daripada pH tinggi.
Vitamin C mudah teroksidasi, lebih-lebih apabila terdapat katalisator Fe, Cu, enzim
askorbat aksidase, sinar, dan temperature yang tinggi. Larutan encer vitamin C pada
pH kurang dari 7,5 masih stabil apabila tidak ada katalisator seperti di atas. Oksidasi
vitamin C akan terbentuk asam dihidroaskorbat (Sudarmadji, 1989).

Asam askorbat sangat mudah teroksidasi menjadi asam dihidroaskorbat yang


masih mempunyai keaktifan sebagai vitamin C. Asam dihidroaskorbat secara kimia
sangat labil dan dapat mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam diketogulonat
yang tidak memiliki keaktifan sebagai vitamin C lagi.

Dalam larutan air vitamin C mudah dioksidasi, terutama apabila dipanaskan.


Oksidasi dipercepat apabila ada tembaga atau suasana alkalis. Kehilangan vitamin C
sering terjadi pada pengolahan, pengeringan, dan cahaya. Vitamin C penting dalam
pembuatan zat-zat interseluler, kolagen. Vitamin ini tersebar keseluruh tubuh dalam
jaringan ikat, rangka, matriks, dan lain-lain. Vitamin C berperan penting dalam
hidroksilasi prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin dan hidroksilisin yang merupakan
bahan pembentukan kalogen tersebut (Poedjiadi, 1994).

Vitamin C mudah larut dalam air sehingga apabila vitamin C yang dikonsumsi
melebihi yang dibutuhkan, kelebihan tersebut akan dibuang dalam urine. Karena tidak
disimpan dalam tubuh, vitamin C sebaiknya dikonsumsi setiap hari. Dosis rata-rata
yang dibutuhkan bagi orang dewasa adalah 60-90 mg/hari. Tetapi masih bisa melebihi
dosis yang dianjurkan, tergantung pada kondisi tubuh dan daya tahan tubuh masing-
masing orang yang berbeda-beda (Sudarmadji, 1989).

Sumber vitamin C adalah sayuran berwarna hijau dan buah-buahan. Vitamin C dapat
hilang karena hal-hal seperti :
1. Pemanasan, yang menyebabkan rusak/berbahayanya struktur,
2. Pencucian sayur setelah dipotong-potong terlebih dahulu,
3. Adanya alkali atau suasana basa selama pengolahan, dan
4. Membuka tempat berisi vitamin C sebab oleh udara akan terjadi oksidasi yang
tidak reversible (Poedjiadi, 1994).
Adapun sumber dan macam penyakit yang disebabkan kekurangan vitamin adalah
sebagai berikut (Mulyono, 2005):
1. Vitamin A
Vitamin A umumnya stabil terhadap panas, asam, dan alkali. Tetapi mempunyai
sifat yang mudah teroksidasi oleh udara dan akan rusak bila dipanaskan pada suhu
tinggi bersama udara, sinar dan lemak yang sudah tengik. Sumber vitamin A
adalah susu, ikan, sayuran berwarna hijau dan kuning, hati, buah-buahan warna
merah dan kuning (cabe merah, wortel, pisang, pepaya, dan lain-lain). Penyakit
yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin A adalah rabun senja, katarak,
infeksi saluran pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, kulit yang tidak sehat,
dan lain-lain.
2. Vitamin B1
Sumber vitamin B1 adalah gandum, beras, daging, telur,susu dan lainnya.
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B1 adlah kulit
kering/kusik/busik, kulit bersisik, daya tahan tubuh berkurang.
3. Vitamin B12
Vitamin B12 adalah vitamin yang sangat kompleks molekulnya mengandung
sebuah atom cobalt. Vit B12 terjadi dalam beberapa bentuk dikenal sebagai
kobalamina, salah satu yang paling aktif adalah sianokobalamin. Sifat- sifatnya
adalah larut dlm air, tahan panas, inaktif oleh cahaya, asam keras atau larutan
alkali. Sumber makanan yang mengandung vitamin B12 adalah telur, daging, hati.
Dan penyakit yang ditimbulkan jika kekurangan vitamin ini adalah kurang darah,
cepat lelah, lesu,lemas, dan sebagainya.
4. Vitamin C
Dari semua vitamin yang ada, vit C merupakan vitamin yang paling mudah rusak.
Sangat larut dalam air, mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh
panas, sinar, alkali, enzim, oksidator serta oleh katalis tembaga dan besi. Oksidasi
akan terhambat bila vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam atau pada suhu
rendah. Kelenjar adrenalin mengandung vitamin C yang sangat tinggi.Sumber
utama vitamin C adalah jambu klutuk, jeruk, tomat, nanas dan sayur segar. Akibat
yang ditimbukkan jika tubuh kekurangan vitamin C adalah mudah infeksi pada
luka, gusi berdarah, sariawan, dll.
5. Vitamin D
Sumber makanan yang mengandung vitamin D adalah minyak ikan, susu, telur
dan keju. Akibat yang ditimbulkan jika kekurangan vitamin D adalah gigi mudah
rusak, otak kejang dan pertumbuhan tulang tidak baik.
6. Vitamin E
Vitamin E tahan terhadap suhu tinggi serta asam, karena bersifat antioksidan,
Vitamin E mudah teroksidasi terutama bila pada lemak yang tengik, timah, garam
besi serta mudah rusak oleh sinar UV.Sumber makanan yang mengandung
vitamin E adalah ikan, ayam, kuning telur, minyak tumbuhan, dll. Penyakit yang
ditimbulkan jika kekurangan vitamin E adalah bisa menyebabkan mandul pada
pria dan wanita, kerusakan syaraf, dll.
7. Vitamin K
Vit K larut dalam lemak dan tahan panas, tetapi mudah rusak oleh radiasi, asam
dan alkali. Vit K sangat penting bagi pembentukan protrombin. Kadar protrombin
dalam darah yang tinggi baik untuk penggumpalan darah.Sumber utama vitamin
K adalah telur, susu, dan sayuran segarr. Akibat jika kekurangan vitamin K adalah
darah sulit membeku ketika luka atau pendarahan.
Pembagian Vitamin (Sirajuddin, 2009):
1. Vitamin A
Vitamin A, yang juga dikenal dengan nama retinol, merupakan vitamin yang
berperan dalam pembentukkan indra penglihatan yang baik, terutama di malam
hari, dan sebagai salah satu komponen penyusun pigmen mata di retina. Selain itu,
vitamin ini juga berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan imunitas
tubuh.Vitamin ini bersifat mudah rusak oleh paparan panas, cahaya matahari, dan
udara. Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin A, antara lain susu,
ikan, sayur-sayuran (terutama yang berwarna hijau dan kuning), dan juga buah-
buahan (terutama yang berwarna merah dan kuning, seperti cabai merah, wortel,
pisang, dan pepaya).Apabila terjadi defisiensi vitamin A, penderita akan
mengalami rabun senja dan katarak. Selain itu, penderita defisiensi vitamin A ini
juga dapat mengalami infeksi saluran pernafasan, menurunnya daya tahan tubuh,
dan kondisi kulit yang kurang sehat. Kelebihan asupan vitamin A dapat
menyebabkan keracunan pada tubuh. Penyakit yang dapat ditimbulkan antara lain
pusing-pusing, kerontokan rambut, kulit kering bersisik, dan pingsan.Selain itu,
bila sudah dalam kondisi akut, kelebihan vitamin A di dalam tubuh juga dapat
menyebabkan kerabunan, terhambatnya pertumbuhan tubuh, pembengkakan hati,
dan iritasi kulit.
2. Vitamin B
Secara umum, golongan vitamin B berperan penting dalam metabolisme di dalam
tubuh, terutama dalam hal pelepasan energi saat beraktivitas.Hal ini terkait dengan
peranannya di dalam tubuh, yaitu sebagai senyawakoenzim yang dapat
meningkatkan laju reaksi metabolisme tubuh terhadap berbagai jenis sumber
energi. Beberapa jenis vitamin yang tergolong dalam kelompok vitamin B ini juga
berperan dalam pembentukan sel darah merah (eritrosit). Sumber utama vitamin B
berasal dari susu, gandum, ikan, dan sayur-sayuran hijau.
3. Vitamin B1
Vitamin B1, yang dikenal juga dengan nama tiamin, merupakan salah satu jenis
vitamin yang memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan
membantu mengkonversi karbohidrat menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk
rutinitas sehari-hari. Di samping itu, vitamin B1 juga membantu proses
metabolisme protein danlemak. Bila terjadi defisiensi vitamin B1, kulit akan
mengalami berbagai gangguan, seperti kulit kering dan bersisik.Tubuh juga dapat
mengalami beri-beri, gangguan saluran pencernaan, jantung, dan sistem saraf.
Untuk mencegah hal tersebut, kita perlu banyak mengonsumsi banyak gandum,
nasi, daging, susu, telur, dan tanaman kacang-kacangan. Bahan makanan inilah
yang telah terbukti banyak mengandung vitamin B1.Pengujian positif adanya
vitamin B1 terhadap suatu zat dengan reagen asam pikrat akan menghasilkan
endapan berbentuk kristal. Hal ini dikarenakan asam pikrat merupakan pereaksi
alkaloid yang dapat mengendapkan larutan yang juga bersifat alkaloid sehingga
terbentuk kristal.
4. Vitamin B2
Vitamin B2 (riboflavin) banyak berperan penting dalam metabolisme di tubuh
manusia. Di dalam tubuh, vitamin B2 berperan sebagai salah satu kompenen
koenzim flavin mononukleotida (flavin mononucleotide,FMN) dan flavin adenine
dinukleotida (adenine dinucleotide, FAD). Kedua enzim ini berperan penting
dalam regenerasi energi bagi tubuh melalui proses respirasi. Vitamin ini juga
berperan dalam pembentukan molekulsteroid, sel darah merah, dan glikogen, serta
menyokong pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti kulit, rambut, dan kuku.
Sumber vitamin B2 banyak ditemukan pada sayur-sayuran segar, kacang kedelai,
kuning telur, dan susu. Defisiensinya dapat menyebabkan menurunnya daya tahan
tubuh, kulit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, dan sariawan.
Vitamin B6 terdapat di beberapa produk suplemen dan bahan segar seperti
sayuran. Contoh sayuran yang mengandung vitamin B6 adalah bayam, tomat.
Srtuktur kimia piridoksin Pengujian positif adanya vitamin B6 terhadap suatu zat
dengan reagen CuSO4dan NaOH akan menghasilkan perubahan warna menjadi
biru-ungu. Hal ini dikarenakan vitamin B6 memilki gugus C, H, O, dan N serta
berperan sebagai koenzim dan metabolism asam amino sehingga ketika diujikan
dengan CuSO4 dan NaOH yang merupakan reagen biuret akan bereaksi
menghasilkan perubahan warna biru keunguan.
5. Vitamin B3
Vitamin B3 juga dikenal dengan istilah niasin. Vitamin ini berperan penting
dalam metabolismekarbohidrat untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak,
dan protein. Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki peranan besar dalam menjaga
kadar gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo.
Berbagai jenis senyawa racun dapat dinetralisir dengan bantuan vitamin ini.
Vitamin B3 termasuk salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada
makanan hewani, seperti ragi, hati, ginjal, daging unggas, dan ikan. Akan tetapi,
terdapat beberapa sumber pangan lainnya yang juga mengandung vitamin ini
dalam kadar tinggi, antara lain gandum dan kentang manis. Kekurangan vitamin
ini dapat menyebabkan tubuh mengalami kekejangan, keram otot, gangguan
sistem pencernaan, muntah-muntah, dan mual.
6. Vitamin B5
Vitamin B5 (asam pantotenat) banyak terlibat dalam reaksi enzimatik di dalam
tubuh. Hal ini menyebabkan vitamin B5 berperan besar dalam berbagai jenis
metabolisme, seperti dalam reaksi pemecahan nutrisi makanan, terutama lemak.
Peranan lain vitamin ini adalah menjaga komunikasi yang baik antara sistem saraf
pusat dan otak dan memproduksi senyawa asam lemak, sterol,neurotransmiter,
dan hormon tubuh. Vitamin B5 dapat ditemukan dalam berbagai jenis variasi
makanan hewani, mulai dari daging, susu, ginjal, dan hati hingga makanan nabati,
seperti sayuran hijau dan kacang hijau. Seperti halnya vitamin B1 dan B2,
defisiensi vitamin B5 dapat menyebabkan kulit pecah-pecah dan bersisik. Selain
itu, gangguan lain yang akan diderita adalah keram otot serta kesulitan untuk
tidur.
7. Vitamin B6
Vitamin B6, atau dikenal juga dengan istilah piridoksin, merupakan vitamin yang
esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai salah satu
senyawa koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui
jalur sintesis asam lemak, seperti spingolipid danfosfolipid.Selain itu, vitamin ini
juga berperan dalam metabolisme nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai
mekanisme pertahanan tubuh terhadap antigen atau senyawa asing yang
berbahaya bagi tubuh.Vitamin ini merupakan salah satu jenis vitamin yang mudah
didapatkan karena vitamin ini banyak terdapat di dalam beras, jagung, kacang-
kacangan, daging, dan ikan. Kekurangan vitamin dalam jumlah banyak dapat
menyebabkan kulit pecah-pecah, keram otot, dan insomnia.
8. Vitamin B12
Vitamin B12 atau sianokobalamin merupakan jenis vitamin yang hanya khusus
diproduksi oleh hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Oleh karena itu,
vegetarian sering kali mengalami gangguan kesehatan tubuh akibat kekurangan
vitamin ini. Vitamin ini banyak berperan dalam metabolisme energi di dalam
tubuh. Vitamin B12 juga termasuk dalam salah satu jenis vitamin yang berperan
dalam pemeliharaan kesehatan sel saraf, pembentukkan molekul DNA dan RNA,
pembentukkan platelet darah. Telur, hati, dan daging merupakan sumber makanan
yang baik untuk memenuhi kebutuhan vitamin B12. Kekurangan vitamin ini akan
menyebabkan anemia (kekurangan darah), mudah lelah lesu, dan iritasi kulit.
9. Vitamin C
Vitamin C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh
kita. Di dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk
kolagen yang merupakan protein penting penyusun jaringankulit, sendi, tulang,
dan jaringan penyokong lainnya. Vitamin C merupakan senyawa antioksidan
alami yang dapat menangkal berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar
lingkungan kita. Terkait dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas,
vitamin C dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko
timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan. Selain
itu, vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai jaringan
di dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga berperan dalam penutupan luka saat
terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan lebih dari infeksi
mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam
menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis penyakit.
Defisiensi vitamin C juga dapat menyebabkan gusi berdarah dan nyeri pada
persendian. Akumulasi vitamin C yang berlebihan di dalam tubuh dapat
menyebabkan batu ginjal, gangguan saluran pencernaan, dan rusaknya sel darah
merah. Pengujian positif adanya vitamin C terhadap suatu zat dengan reagen
fehling A dan fehling B akan menghasilkan perubahan warna menjadi hijau dan
terdapat endapan hijau kekuningan-merah. Hal ini dikarenakan vitamin C
merupakan reduktor kuat dengan adanya gugus enadiol sehingga mampu
mereduksi ion Cu2+ dari pereaksi fehling A dan fehling B menjadi ion Cu+
dengan membentuk endapan Cu2O yang berwarna merah, kuning atau hijau
kekuningan.
10. Vitamin D
Vitamin D juga merupakan salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada
makanan hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta produk olahannya, seperti
keju. Bagian tubuh yang paling banyak dipengaruhi oleh vitamin ini adalah
tulang. Vitamin D ini dapat membantu metabolisme kalsium dan mineralisasi
tulang. Sel kulit akan segera memproduksi vitamin D saat terkena cahaya
matahari (sinar ultraviolet). Bila kadar vitamin D rendah maka tubuh akan
mengalami pertumbuhan kaki yang tidak normal, dimana betis kaki akan
membentuk huruf O dan X.Di samping itu, gigi akan mudah mengalami
kerusakan dan otot pun akan mengalami kekejangan. Penyakit lainnya
adalahosteomalasia, yaitu hilangnya unsur kalsium dan fosfor secara berlebihan di
dalam tulang. Penyakit ini biasanya ditemukan pada remaja, sedangkan pada
manula, penyakit yang dapat ditimbulkan adalah osteoporosis, yaitu kerapuhan
tulang akibatnya berkurangnya kepadatan tulang. Kelebihan vitamin D dapat
menyebabkan tubuh mengalami diare, berkurangnya berat badan, muntah-muntah,
dan dehidrasiberlebihan.
11. Vitamin E
Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh,
mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Selain itu, vitamin ini
juga dapat melindungi paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai kesehatan ini
terkait dengan kerja vitamin E di dalam tubuh sebagai senyawa antioksidan alami.
Vitamin E banyak ditemukan pada ikan, ayam, kuning telur, ragi, dan minyak
tumbuh-tumbuhan. Walaupun hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit,
kekurangan vitamin E dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang fatal bagi
tubuh, antara lain kemandulan baik bagi pria maupun wanita. Selain itu, saraf dan
otot akan mengalami gangguan yang berkepanjangan.
12. Vitamin K
Vitamin K banyak berperan dalam pembentukan sistem peredaran darah yang
baik dan penutupan luka. Defisiensi vitamin ini akan berakibat pada pendarahan
di dalam tubuh dan kesulitan pembekuan darah saat terjadi luka atau pendarahan.
Selain itu, vitamin K juga berperan sebagaikofaktor enzim untuk mengkatalis
reaksi karboksilasi asam amino asam glutamat. Oleh karena itu, kita perlu banyak
mengonsumsi susu, kuning telur, dan sayuran segar yang merupakan sumber
vitamin K yang baik bagi pemenuhan kebutuhan di dalam tubuh.

C. Alat dan Bahan


Alat
1. Mortar dan pistil 9. Kaca benda
2. Kertas saring 10. Kaca penutup
3. Corong 11. Mikroskop cahaya
4. Kaca 12. Tabung reaksi
5. Gelas beaker 250 ml 13. Kertas label
6. Gelas beaker 100 ml 14. Spatula kecil
7. Pengaduk kaca 15. Gelas ukur 10 ml
8. Pipet tetes 16. Blender

Bahan
1. Buah jambu biji 8. Sayur bayam
2. Buah apel 9. Sayur buncis
3. Buah nanas 10. Sayur kubis
4. Buah jeruk 11. Vitamin C (IPI)
5. Buah pisang 12. Vitamin B1 (IPI
6. Buah manisah 13. Vitamin B6 (IPI)
7. Sayur sawi 14. Vitacimin
15. Xon-C 20. Fehling A dan B
16. Tiamin 21. Larutan CuSO4 2%
17. Piridoksin 22. Aquades
18. Asam askorbat 23. NaOH 3N
19. Asam pikrat

D. Langkah Kerja
1. Identifikasi kandungan B1 dari bahan segar dan produk suplemen
a. Serbuk Tiamin

teteskan 1 tetes aquades dalam kaca benda

taburkan seujung spatula kecil serbuk tiamin pada tetesan air

tetesi dengan 1 tetes asam pikrat

tutup dengan kaca penutup

amati dengan mikroskop cahaya secara berkala dan gambar kristal yang
terbentuk
b. Vitamin B1 (IPI)

gerus tablet vitamin B1 (IPI)

teteskan 1 tetes aquades dalam kaca benda

taburkan seujung spatula kecil hasil gerusan

tetesi dengan 1 tetes asam pikrat

tutup dengan kaca penutup dan amati dengan mikroskop cahaya

gambarkan bentuk kristal yang terbentuk


c. Bahan segar
Disediakan larutan amilum, kertas saring, glikogen, maltosa, sukrosa,
fruktosa, arabinosa sebagai bahan dan aquades, ∝ Naftol, H2SO4 Pekat
sebagai reagen.

Dicuci bahan segar hingga bersih. Ditimbang bahan sebanyak 50 g.

Digerus bahan segar hingga halus.

Diteteskan ∝ Naftol 10 tetes ke dalam tabung reaksi dan diamati


perubahannya

Diteteskan 1 tetes sari bahan segar pada preparat kemudian diteteskan 1


tetes asam pikrat.

Diamati di mikroskop dan diamati bentuk kristalnya.


2. Identifikasi kandungan vitamin C dari bahan segar dan produk suplemen
a. Vitamin C (IPI)

Dicampurkan 1 ml fehling A dan 1 ml fehling B hingga homogen

Diteteskan 10 tetes larutan vitamin C (IPI) 1%

Dikocok hingga tercampur

Diamati perubahan warna yang terjadi dan dicatat warna yang terbentuk

b. Vitacimin

Dicampurkan 1 ml fehling A dan 1 ml fehling B hingga homogen

Diteteskan 10 tetes larutan Vitacimin 1%

Dikocok hingga tercampur

Diamati perubahan warna yang terjadi dan dicatat warna yang terbentuk
c. Xon-C

Dicampurkan 1 ml fehling A dan 1 ml fehling B hingga homogen

Diteteskan 10 tetes larutan Xon-C 1%

Dikocok hingga tercampur

Diamati perubahan warna yang terjadi dan dicatat warna yang terbentuk

d. Sari sayuran dan buah


Disediakan larutan amilum, kertas saring, glikogen, maltosa, sukrosa,
fruktosa, arabinosa sebagai bahan dan aquades, ∝ Naftol, H2SO4 Pekat
sebagai reagen.

Dicuci bahan segar hingga bersih. Ditimbang bahan sebanyak 50 g.

Digerus bahan segar hingga halus.

Diteteskan ∝ Naftol 10 tetes ke dalam tabung reaksi dan diamati


perubahannya

Dicampur 1 ml fehling A dan 1 ml fehling B hingga homogen dan


diteteskan 10 tetes sari bahan segar.

Diamati perubahan warnanya.


3. Identifikasi kandungan vitamin B6

E. Data
1. Identifikasi kandungan B1 dari bahan segar dan produk suplemen
a. Serbuk Tiamin
No. Bahan Ditambah asam pikrat Bentuk kristal
1. Serbuk tiamin Warna kuning Jarum panjang

b. Vitamin B1 (IPI)
No. Bahan Ditambah asam pikrat Bentuk kristal
1. Vitamin B1 (IPI) Warna kuning Jarum panjang
c. Bahan segar
No Bahan Segar Asam Pikrat Bentuk Kristal
1 Jambu Biji Berwarna Kuning Bulat
2 Apel Berwarna Kuning Bulat
3 Nanas Berwarna Kuning Jarum Panjang
4 Jeruk Berwarna Kuning Bulat
5 Pisang Berwarna Kuning Bulat
6 Manisah Berwarna Kuning Bulat
7 Sawi Berwarna Kuning Bulat
8 Bayam Berwarna Kuning Segitiga Kecil
9 Buncis Berwarna Kuning Bulat
10 Kubis Berwarna Kuning Bulat

2. Identifikasi kandungan vitamin C dari bahan segar dan produk suplemen


a. Vitamin C (IPI)
Fehling A+B Setelah ditambahkan 10 tetes vitamin C
Biru tua Biru kehitaman dan terdapat endapan berwarna orange di
dasar.

b. Vitacimin dan Xon-C


No Sampel Sebelum dikocok Setelah dikocok
1 Fehling A + B + Biru tua Orange kecoklatan tua
vitacimmin 1%
2 Fehling A + B + Biru tua Orange kecoklatan muda
Xon-C

c. Sari sayuran dan buah


No Bahan Sebelum dimasukkan 1 Setelah dimasukkan 1
ml fehling A dan 1 ml ml fehling A dan
fehling B fehling B
1 Jeruk Oranye Hijau pekat (+++)
2 Nanas Kuning Hijau pekat
(+++++)
3 Apel Cokelat tua Hijau pekat (++)
4 Jambu biji Merah jambu Biru
5 Manisah Hijau muda Hijau pekat
(++++)
6 Bayam Hujau tua Hijau tua bening
7 Sawi Hijau tua Hijau tua bening
8 Kubis Hijau bening Biru
9 Buncis Hijau tua Biru
10 Pisang Cokelat tua Hijau pekat (+)

Keterangan:
Warna fehling A dan fehling B = Biru
Semakin banyak (+) semakin pekat
3. Identifikasi kandungan vitamin B6
Bahan Perubahan warna Keterangan
Piridoksin pekat Hijau, endapan hijau kehitaman (-) Vitamin B6
Piridoksin Hijau, gumpalan putih (-) Vitamin B6
Vitamin B1 (IPI) Orange, endapan orange (-) Vitamin B6
pekat
Vitamin B1 (IPI) Kuning, endapan orange (-) Vitamin B6
Sawi Hijau lumut, endapan hijau lumut (-) Vitamin B6
Bayam Hijau pekat, endapan hijau pekat (-) Vitamin B6
Buncis Orange pudar (-) Vitamin B6
Kubis Biru bening (+) Vitamin B6
Jambu Kuning kehijauan (-) Vitamin B6
Jeruk Kuning pekat (-) Vitamin B6
Nanas Biru keunguan, endapan merah (+) Vitamin B6
Manisah Biru keunguan, endapan merah (+) Vitamin B6
Pisang Orange, endapan putih (-) Vitamin B6
Apel Orange kemerahan, endapan merah (-) Vitamin B6

Perubahan warna terjadi setelah penambahan 4 tetes CuSO4 2% dan 10 tetes NaOH
3N

F. Analisis Data
1. Identifikasi kandungan B1 dari bahan segar dan produk suplemen
a. Serbuk Tiamin
Seujung spatula serbuk tiamin ditambah asam pikrat 1 tetes akan berwarna
kuning dan setelah diamati di mikroskop terbentuk kristal jarum panjang yang
menandakan uji positif adanya vitamin B1.

b. Vitamin B1 (IPI)
Seujung spatula gerusan tablet vitamin b1 (IPI) ditambah asam pikrat 1 tetes
akan berwarna kuning dan setelah diamati di mikroskop terbentuk kristal jarum
panjang yang menandakan uji positif adanya vitamin B1.

c. Bahan segar
Pada percobaan identifikasi kandungan B1 dari bahan segar inimereaksikan 1
tetes sari bahan segar dengan 1 tetes asam pikrat kemudian diamati di bawah
mikroskop. Hasil positif terjadi jika terbentuk kristal.
1) Sari buah jambu biji 1 tetes ditambah asam pikrat 1 tetes akan berwarna
kuning dan setelah diamati di mikroskop terbentuk kristal bulat yang
menandakan uji positif adanya vitamin B1.
2) Sari buah apel 1 tetes ditambah asam pikrat 1 tetes akan berwarna kuning
dan setelah diamati di mikroskop terbentuk kristal bulat yang menandakan
uji positif adanya vitamin B1.
3) Sari buah nanas 1 tetes ditambah asam pikrat 1 tetes akan berwarna kuning
dan setelah diamati di mikroskop terbentuk kristal jarum panjang yang
menandakan uji positif adanya vitamin B1.
4) Sari buah jeruk 1 tetes ditambah asam pikrat 1 tetes akan berwarna kuning
dan setelah diamati di mikroskop terbentuk kristal bulat yang menandakan
uji positif adanya vitamin B1.
5) Sari buah pisang 1 tetes ditambah asam pikrat 1 tetes akan berwarna
kuning dan setelah diamati di mikroskop terbentuk kristal bulat yang
menandakan uji positif adanya vitamin B1.
6) Sari buah manisah 1 tetes ditambah asam pikrat 1 tetes akan berwarna
kuning dan setelah diamati di mikroskop terbentuk kristal bulat yang
menandakan uji positif adanya vitamin B1.
7) Sari sayur sawi 1 tetes ditambah asam pikrat 1 tetes akan berwarna kuning
dan setelah diamati di mikroskop terbentuk kristal bulat yang menandakan
uji positif adanya vitamin B1.
8) Sari sayur bayam 1 tetes ditambah asam pikrat 1 tetes akan berwarna
kuning dan setelah diamati di mikroskop terbentuk kristal segitiga kecil
yang menandakan uji positif adanya vitamin B1.
9) Sari sayur buncis 1 tetes ditambah asam pikrat 1 tetes akan berwarna
kuning dan setelah diamati di mikroskop terbentuk kristal bulat yang
menandakan uji positif adanya vitamin B1.
10) Sari sayur kubis 1 tetes ditambah asam pikrat 1 tetes akan berwarna kuning
dan setelah diamati di mikroskop terbentuk kristal bulat yang menandakan
uji positif adanya vitamin B1.
Hasil percobaan keseluruhan menunjukkan adanya reaksi positif terhadap
adanya vitamin B1. Reaksi positif tersebut diketahui dengan adanya bentukan
kristal akibat bereaksi dengan asam pikrat.

2. Identifikasi kandungan vitamin C dari bahan segar dan produk suplemen


a. Vitamin C (IPI)
Pada percobaan Identifikasi kandungan vitamin C dari produk suplemen
vitamin C (IPI) percampuran 1 ml fehling A dan fehling B didapatkan pengamatan
berupa warna biru tua. Dan setelah diteteskan 10 tetes larurtan vitamin C (IPI)
terjadi perubahan dari biru tua menjadi biru kehitaman dan terdapat endapan
berwarna orange didasar.
b. Vitacimin
Pada percobaan Identifikasi kandungan vitamin C dari produk suplemen
vitacimin 1% percampuran 1 ml fehling A, fehling B dan setelah diteteskan 10 tetes
larutan vitacimin 1% didapatkan pengamatan berupa sebelum dikocok larutan
berubah menjadi biru tua lalu setelah dikocok larutan berubah warna menjadi
orange kecoklatan tua..
c. Xon-C
Pada percobaan Identifikasi kandungan vitamin C dari produk suplemen
vitacimin 1% percampuran 1 ml fehling A, fehling B dan setelah diteteskan 10 tetes
larutan vitacimin 1% didapatkan pengamatan berupa sebelum dikocok larutan
berubah menjadi biru tua lalu setelah dikocok larutan berubah warna menjadi
orange kecoklatan tua..
d. Sari sayuran dan buah
 1 ml fehling A+1 ml fehling B+10 tetes sari buah jeruk Hijau pekat
(+++)
 1 ml fehling A+1 ml fehling B+10 tetes sari buah nanas Hijau pekat
(+++++)
 1 ml fehling A+1 ml fehling B+10 tetes sari buah apel Hijau pekat
(++)
 1 ml fehling A+1 ml fehling B+10 tetes sari buah jambu biji Biru
 1 ml fehling A+1 ml fehling B+10 tetes sari buah manisah Hijau
pekat (++++)
 1 ml fehling A+1 ml fehling B+10 tetes sari bayam Hijau tua bening
 1 ml fehling A+1 ml fehling B+10 tetes sari sawi Hijau tua bening
 1 ml fehling A+1 ml fehling B+10 tetes sari kubis Biru
 1 ml fehling A+1 ml fehling B+10 tetes sari buncis Biru
 1 ml fehling A+1 ml fehling B+10 tetes sari pisang Hijau pekat (+)

3. Identifikasi kandungan vitamin B6

Piridoksin pekat + 4 tetes CuSO4 2% + 10 tetes NaOH 3N  Hijau, endapan hijau


kehitaman

Piridoksin + 4 tetes CuSO4 2% +10 tetes NaOH 3N  Hijau, gumpalan putih

Vitamin B1 (IPI) pekat + 4 tetes CuSO4 2% + 10 tetes NaOH 3N  Orange, endapan


orange

Vitamin B1 (IPI) + 4 tetes CuSO4 2% + 10 tetes NaOH 3N  Kuning, endapan orange

Sari sawi + 4 tetes CuSO4 2% + 10 tetes NaOH 3N  Hijau lumut, endapan hijau
lumut

Sari bayam + 4 tetes CuSO4 2% + 10 tetes NaOH 3N  Hijau pekat, endapan hijau
pekat

Sari buncis + 4 tetes CuSO4 2% + 10 tetes NaOH 3N  Orange pudar

Sari kubis + 4 tetes CuSO4 2% + 10 tetes NaOH 3N  Biru bening

Sari jambu + 4 tetes CuSO4 2% + 10 tetes NaOH 3N  Kuning kehijauan

Sari jeruk + 4 tetes CuSO4 2% + 10 tetes NaOH 3N  Kuning pekat


Sari nanas + 4 tetes CuSO4 2% + 10 tetes NaOH 3N  Biru keunguan, endapan merah

Sari manisah + 4 tetes CuSO4 2% + 10 tetes NaOH 3N  Biru keunguan, endapan


merah

Sari pisang + 4 tetes CuSO4 2% + 10 tetes NaOH 3N  Orange, endapan putih

Apel + CuSO4 2% + NaOH 3N  Orange kemerahan, endapan merah

G. Pembahasan
1. Identifikasi kandungan B1 dari bahan segar dan produk suplemen
Pada percobaan identifikasi kandungan vitamin B1, digunakan larutan asam
pikrat sebagai reagen. Bahan yang digunakan adalah serbuk tiamin, vitamin B1
(IPI), dan beberapa bahan segar (buah jambu biji, buah apel, buah nanas, buah
jeruk, buah pisang, buah manisah, sayur sawi, sayur bayam, sayur buncis, dan sayur
kubis). Percobaan ini dilakukan untuk mengamati terbentuknya kristal antara bahan
yang di uji dengan larutan asam pikrat.
a. Serbuk Tiamin
Seujung spatula serbuk tiamin ditambah asam pikrat 1 tetes akan berwarna
kuning dan setelah diamati di mikroskop terbentuk kristal jarum panjang yang
menandakan uji positif adanya vitamin B1.
b. Vitamin B1 (IPI)
Seujung spatula gerusan tablet vitamin b1 (IPI) ditambah asam pikrat 1 tetes
akan berwarna kuning dan setelah diamati di mikroskop terbentuk kristal jarum
panjang yang menandakan uji positif adanya vitamin B1.
c. Bahan segar
Pada sari buah jambu biji 1 tetes ditambah asam pikrat 1 tetes akan
berwarna kuning dan setelah diamati di mikroskop terbentuk kristal bulat yang
menandakan uji positif adanya vitamin B1. Pada sari buah apel 1 tetes ditambah
asam pikrat 1 tetes akan berwarna kuning dan setelah diamati di mikroskop
terbentuk kristal bulat yang menandakan uji positif adanya vitamin B1. Pada sari
buah nanas 1 tetes ditambah asam pikrat 1 tetes akan berwarna kuning dan setelah
diamati di mikroskop terbentuk kristal jarum panjang yang menandakan uji positif
adanya vitamin B1. Pada sari buah jeruk 1 tetes ditambah asam pikrat 1 tetes akan
berwarna kuning dan setelah diamati di mikroskop terbentuk kristal bulat yang
menandakan uji positif adanya vitamin B1. Pada sari buah pisang 1 tetes ditambah
asam pikrat 1 tetes akan berwarna kuning dan setelah diamati di mikroskop
terbentuk kristal bulat yang menandakan uji positif adanya vitamin B1. Pada sari
buah manisah 1 tetes ditambah asam pikrat 1 tetes akan berwarna kuning dan
setelah diamati di mikroskop terbentuk kristal bulat yang menandakan uji positif
adanya vitamin B1. Pada sari sayur sawi 1 tetes ditambah asam pikrat 1 tetes akan
berwarna kuning dan setelah diamati di mikroskop terbentuk kristal bulat yang
menandakan uji positif adanya vitamin B1. Pada sari sayur bayam 1 tetes ditambah
asam pikrat 1 tetes akan berwarna kuning dan setelah diamati di mikroskop
terbentuk kristal segitiga kecil yang menandakan uji positif adanya vitamin B1.
Pada sari sayur buncis 1 tetes ditambah asam pikrat 1 tetes akan berwarna kuning
dan setelah diamati di mikroskop terbentuk kristal bulat yang menandakan uji
positif adanya vitamin B1. Pada sari sayur kubis 1 tetes ditambah asam pikrat 1
tetes akan berwarna kuning dan setelah diamati di mikroskop terbentuk kristal
bulat yang menandakan uji positif adanya vitamin B1.
Hasil percobaan keseluruhan menunjukkan adanya reaksi positif terhadap
adanya vitamin B1. Reaksi positif tersebut diketahui dengan adanya bentukan
kristal akibat bereaksi dengan asam pikrat. Percobaan kandungan vitamin B1 pada
bahan segar sesuai dengan Sulaiman (1995) yang menunjukkan bahwa buah jambu
biji, buah apel, buah nanas, buah jeruk, buah pisang, buah manisah, sayur sawi,
sayur bayam, sayur buncis, dan sayur kubis mengandung vitamin B1 dengan kadar
yang berbeda tiap 100g nya yaitu, 0,111mg pada buah jambu biji; 0,005mg pada
buah apel; 0,08mcg pada buah nanas; 0,07mcg pada buah jeruk; 0,037 pada buah
pisang; 0,08mcg pada sayur bayam.
Dari hasil pengamatan kristal diperoleh ukuran kristal yang dihasilkan tiap
bahan berbeda. Urutan berdasarkan ukuran kristal terbesar yaitu; sawi, pisang,
bayam, buncis, apel, nanas, jeruk, jambu biji, kubis, dan manisah. Ukuran tersebut
menandakan tingkat penyerapan asam pikrat pada sari buah dan sayur. Hal ini
dikarenakan asam pikrat merupakan pereaksi alkaloid yang dapat mengendapkan
larutan yang juga bersifat alkaloid sehingga terbentuk kristal.
2. Identifikasi kandungan vitamin C dari bahan segar dan produk suplemen
a. Vitamin C (IPI)
Pada pecobaan identifikasi kandungan vitamin C dari suplemen, keberadaan
vitamin C dapat ditunjukkan dengan menggunakan uji benedict. Dasar reaksi untuk
uji vitamin C dengan reagen benedict adalah bahwa vitamin C mampu
mereduksi tembaga sulfat dari reagen benedict sehingga menghasilkan endapan
berwarna merah bata. Pada percobaan yang telah dilakukan dengan bahan vitamin c
(IPI) menunjukkan hasil positif karena mengalami perubahan warna biru kehitaman
dan terdapat endapan yaitu orange.

b. Vitacimin
c. Xon-C
d. Sari sayuran dan buah
Uji vitamin c menggunakan bahan segar (jeruk, nanas, apel, jambu biji,
manisah, bayam, sawi, kubis, buncis, dan pisang) menggunakan reagen fehling A
dan fehling B. Pengujian positif adanya vitamin C terhadap suatu zat dengan
reagen fehling A dan fehling B akan menghasilkan perubahan warna menjadi
hijau dan terdapat endapan hijau kekuningan-merah. Hal ini dikarenakan vitamin
C merupakan reduktor kuat dengan adanya gugus enadiol sehingga mampu
mereduksi ion Cu2+ dari pereaksi fehling A dan fehling B menjadi ion Cu+
dengan membentuk endapan Cu2O yang berwarna merah, kuning atau hijau
kekuningan. Seperti halnya nanas, manisah, jeruk, apel, dan pisang yang sudah
diurutkan berdasarkan kepekatannya. Semakin pekat maka semakin tinggi pula
kadar vitamin c pada bahan tersebut.

3. Identifikasi kandungan vitamin B6


Uji vitamin B6 dilakukan dengan penambahan CuSO4 2% dan NaOH 3N.
uji positif ditunjukkan dengan perubahan warna menjadi biru-ungu yang
menunjukkan adanya kandungan B6(piridoksin). Dari hasil percobaan diperoleh
hasil bahwa vitamin B1 (IPI) pekat, vitamin B1 (IPI), buncis, jambu, jeruk dan apel
tidak mengandung vitamin B6 karena perubahan warna yang terjadi menunjukkan
hasil negatif. Sedangkan kubis, nanas dan manisah menunjukkan perubahan warna
menjadi biru-ungu yang berarti positif mengandung vitamin B6. Pada percobaan ini
terjadi penyimpangan, diantaranya uji yang dilakukan dengan menggunakan bahan
piridoksin pekat, piridoksin, sawi, bayam dan pisang. Penyimpangan ini mungkin
disebabkan kurang bersihnya alat yang digunakan, pembuatan sari buah dan
sayuran yang tidak sesuai dengan konsentrasi yang dibutuhkan karena perhitungan
penambahan aquades yang tidak tepat.
H. Evaluasi
1. Sebutkanlah contoh-contoh sayuran dan buah yang saudara uji yang mengandung
tiamin dan vitamin C?
2. Gambarkanlah bentuk kristal yang terbentuk antara tiamin dan asam pikrat!
3. a. Gambarkan rumus struktur vitamin C!
b. Mengapa vitamin C mampu mereduksi CuSO4 dalam campuran fehling A dan
fehling B?
4. Apakah pereaksi fehling A dan fehling B dapat digunakan untuk mendeteksi
banyak-sedikitnya kandungan vitamin C dari bahan secara kualitatif?
5. Jelaskanlah beberapa fungsi vitamin bagi tubuh?
6. Jelaskanlah penyakit-penyakit yang ditimbulkan bila kekurangan vitamin B1, B6,
dan vitamin C!
Jawab
1. Bahan yang mengandung vitamin B1(tiamin)adalah buah jambu biji, buah apel,
buah nanas, buah jeruk, buah pisang, buah manisah, sayur sawi, sayur bayam,
sayur buncis, dan sayur kubis.
Bahan yang mengandung vitamin C adalah buah nanas, manisah, jeruk, apel, dan
pisang.
2. Gambar Kristal serbuk tiamin dan asam pikrat

3. a. Rumus struktur vitamin C (erfolgkimia, 2013):


b. Hal ini dikarenakan vitamin C merupakan reduktor kuat dengan adanya gugus
enadiol sehingga mampu mereduksi ion Cu2+ dari pereaksi fehling A dan fehling
B menjadi ion Cu+ dengan membentuk endapan Cu2O yang berwarna merah,
kuning atau hijau kekuningan.
4. Bisa, karena terdapat gradasi warna yang menjadi penentu tinggi atau rendah
(banyak/sedikit) kadar vitamin C dalam suatu bahan yang diuji. Gradasi warna
biru menunjukan kadar vitamin C dalam jumlah tinggi, sedangkan warna hijau
mengidentifikasikan kadar vitamin C yang tidak terlalu tinggi. Selain itu hal ini
dikarenakan vitamin C mampu mereduksi ion Cu2+ dari pereaksi fehling A dan
fehling B menjadi ion Cu+ dengan membentuk endapan Cu2O yang berwarna
merah, kuning atau hijau kekuningan. Jadi bila semakin banyak endapan yang
dihasilkan saat diuji maka dapat disimpulkan kandungan vitamin C nya lebih
banyak.
5. Fungsi vitamin bagi tubuh :
Fungsi vitamin menurut Sirajuddin (2009):
Vitamin A
Vitamin A, yang juga dikenal dengan nama retinol, merupakan vitamin yang
berperan dalam pembentukkan indra penglihatan yang baik, terutama di malam
hari, dan sebagai salah satu komponen penyusun pigmen mata di retina. Vitamin
ini juga berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan imunitas tubuh.
Vitamin B
Secara umum, golongan vitamin B berperan penting dalam metabolisme di dalam
tubuh, terutama dalam hal pelepasan energi saat beraktivitas.Hal ini terkait dengan
peranannya di dalam tubuh, yaitu sebagai senyawakoenzim yang dapat
meningkatkan laju reaksi metabolisme tubuh terhadap berbagai jenis sumber
energi. Beberapa jenis vitamin yang tergolong dalam kelompok vitamin B ini juga
berperan dalam pembentukan sel darah merah (eritrosit).
Vitamin B1
Vitamin B1, yang dikenal juga dengan nama tiamin, merupakan salah satu jenis
vitamin yang memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan
membantu mengkonversi karbohidrat menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk
rutinitas sehari-hari. Di samping itu, vitamin B1 juga membantu proses
metabolisme protein danlemak.
Vitamin B2
Vitamin B2 (riboflavin) banyak berperan penting dalam metabolisme di tubuh
manusia. Di dalam tubuh, vitamin B2 berperan sebagai salah satu kompenen
koenzim flavin mononukleotida (flavin mononucleotide,FMN) dan flavin adenine
dinukleotida (adenine dinucleotide, FAD). Kedua enzim ini berperan penting
dalam regenerasi energi bagi tubuh melalui proses respirasi. Vitamin ini juga
berperan dalam pembentukan molekulsteroid, sel darah merah, dan glikogen, serta
menyokong pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti kulit, rambut, dan kuku.
Vitamin B3
Vitamin B3 juga dikenal dengan istilah niasin. Vitamin ini berperan penting
dalam metabolismekarbohidrat untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak,
dan protein. Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki peranan besar dalam menjaga
kadar gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo.
Berbagai jenis senyawa racun dapat dinetralisir dengan bantuan vitamin ini.
Vitamin B5
Vitamin B5 (asam pantotenat) banyak terlibat dalam reaksi enzimatik di dalam
tubuh. Hal ini menyebabkan vitamin B5 berperan besar dalam berbagai jenis
metabolisme, seperti dalam reaksi pemecahan nutrisi makanan, terutama lemak.
Peranan lain vitamin ini adalah menjaga komunikasi yang baik antara sistem saraf
pusat dan otak dan memproduksi senyawa asam lemak, sterol,neurotransmiter,
dan hormon tubuh.
Vitamin B6
Vitamin B6, atau dikenal juga dengan istilah piridoksin, merupakan vitamin yang
esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai salah satu
senyawa koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui
jalur sintesis asam lemak, seperti spingolipid danfosfolipid.Selain itu, vitamin ini
juga berperan dalam metabolisme nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai
mekanisme pertahanan tubuh terhadap antigen atau senyawa asing yang
berbahaya bagi tubuh.
Vitamin B12
Vitamin B12 atau sianokobalamin merupakan jenis vitamin yang hanya khusus
diproduksi oleh hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Oleh karena itu,
vegetarian sering kali mengalami gangguan kesehatan tubuh akibat kekurangan
vitamin ini. Vitamin ini banyak berperan dalam metabolisme energi di dalam
tubuh. Vitamin B12 juga termasuk dalam salah satu jenis vitamin yang berperan
dalam pemeliharaan kesehatan sel saraf, pembentukkan molekul DNA dan RNA,
pembentukkan platelet darah.
Vitamin C
Vitamin C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh
kita. Di dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk
kolagen yang merupakan protein penting penyusun jaringankulit, sendi, tulang,
dan jaringan penyokong lainnya. Vitamin C merupakan senyawa antioksidan
alami yang dapat menangkal berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar
lingkungan kita. Terkait dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas,
vitamin C dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko
timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan. Selain
itu, vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai jaringan
di dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga berperan dalam penutupan luka saat
terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan lebih dari infeksi
mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam
menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis penyakit.
Vitamin D
Vitamin D ini dapat membantu metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang. Sel
kulit akan segera memproduksi vitamin D saat terkena cahaya matahari (sinar
ultraviolet). Vitamin E
Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh,
mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Selain itu, vitamin ini
juga dapat melindungi paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai kesehatan ini
terkait dengan kerja vitamin E di dalam tubuh sebagai senyawa antioksidan alami.
Vitamin K
Vitamin K banyak berperan dalam pembentukan sistem peredaran darah yang
baik dan penutupan luka. Defisiensi vitamin ini akan berakibat pada pendarahan
di dalam tubuh dan kesulitan pembekuan darah saat terjadi luka atau pendarahan.
Selain itu, vitamin K juga berperan sebagaikofaktor enzim untuk mengkatalis
reaksi karboksilasi asam amino asam glutamat.
6. Menurut Sulaiman (1995):
Kekurangan vitamin B1:
Penyakit beri-beri: Penyakit beri-beri ini ada 3 jenis, yaitu beri-beri kering, basah dan
jantung. Untuk beri-beri kering biasanya ditandai oleh kaki kesemutan kemudian
menebal, otot mudah lelah. Pada fase yang lebih akut, penderita akan kehilangan
daya berjalannya. Hingga berjalan seperti ayam.
Sindrom Wernicke-Korsakoff: Merupakan beri-beri otak. Tentu menyerang otak yang
merupakanan kelainan neurologis. Salah satu fungsi thiamin adalah
mengoptimalkan sel-sel otak agar dapat menghasilkan energi dari gula kemudian
saat kadar thiamin dalam otak rendah, sel otak tidak mampu menghasilkan energi
yang mencukupi untuk menjalankan fungsinya.
Gangguan fungsi lambung: Kekurangan vitamin B1 ini juga dapat menyebabkan
terjadinya gangguan fungsi lambung dalam menyerap sari makanan yang sudah
masuk ke dalam tubuh. Jika kekurangan vitamin B1 ini berkelanjutan bisa
menyebabkan bobot berat badan berkurang
Kekurangan vitamin B6:
Kekurangan vitamin B6 ini juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan fungsi
lambung dalam menyerap sari makanan yang sudah masuk ke dalam tubuh.Jika
kekurangan vitamin B6 ini berkelanjutan bisa menyebabkan bobot berat badan
berkurang.
Anemia: Karena fungsi dari vitamin B6 ini sendiri adalah membantu membentuk
hemoglobin yang mana dapat mengikat oksigen dalam darah. Sehingga saat
seseorang mengalami kekurangan vitamin B6 tubuh akan terserang anemia.
Kekurangan vitamin C:
Sariawan: Sariawan kerap sekali terjadi pada orang yang kekurangan vitamin C.
dan sariawan tersebut juga sangat sukar untuk sembuh.
Gusi berdarah: Pada orang yang kekurangan vitamin C akan cepat sekali mengalami
pendarahan pada gisi, dan hal ini juga mengakibatkan bau nafas menjadi kurang
sedap.
Anemia: Pada sebagian orang yang mengalami kekurangan vitamin C juga kerap
menjadi anemia. Hal ini dikarenakan sistem kekebalan di dalam tubuh seseorang
yang telah mengalami kekurangan vitamin C menjadi menurun dan menjadikan
tubuh orang tersebut menjadi lemah serta sering jatuh sakit.

I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Serbuk tiamin terbukti mengandung vitamin B1 dan dapat dibuktikan dengan
terbentuknya Kristal. Kristal yang terbentuk merupakan hasil reaksi kandungan
vitamin dan asam pikrat. Pada uji serbuk tiamin terbentuk Kristal dengan bentuk
jarum panjang.
Sedangkan pada uji menggunakan tablet vitamin B1 (IPI) menunjukkan adanya
Kristal berbentuk jarum panjang. Kristal ini merupakan hasil reaksi vitamin b1 dan
asam pikrat yang menunjukkan kandungan vitamin B1 pada tablet vitamin B1.
Apabila dilihat dari hasil pengamatan mikroskop, tampak bahwa Kristal yang
terbentuk dari uji menggunakan vitamin B1 lebih banyak disbanding uji
menggunakan serbuk tiamin. Hal ini dapat diartikan bahwa kandungan vitamin B1
lebih banyak terdapat pada tabet vitamin B1 dibanding serbuk tiamin.
Pada bahan segar yaitu: buah jambu biji, buah apel, buah nanas, buah jeruk, buah
pisang, buah manisah, sayur sawi, sayur bayam, sayur buncis, dan sayur kubis
mengandung vitamin B1. Reaksi positif terhadap kandungan B1 tersebut diketahui
dengan adanya bentukan kristal yang berbeda bentuk akibat bereaksi dengan asam
pikrat. Buah jambu biji terbentuk kristal bulat, buah apel terbentuk kristal bulat,
buah nanas terbentuk kristal jarum panjang, buah jeruk terbentuk kristal bulat,
buah pisang terbentuk kristal bulat, buah manisah terbentuk kristal bulat, sayur
sawi terbentuk kristal bulat, sayur bayam terbentuk kristal segitiga kecil, sayur
buncis terbentuk kristal bulat, dan sayur kubis terbentuk kristal bulat.
2. Perbandingan kandungan vitamin C dari berbagai bahan segar yaitu jeruk, nanas,
apel, jambu biji, manisah, bayam, sawi, kubis, buncis, pisang. Reaksi positif pada
kandungan vitamin C dapat diketahui dengan adanya perubahan warna hijau pekat
dan bahan yang positif mengandung vitamin c adalah jeruk, nanas, apel, manisah,
dan pisang. Jika diurutkan berdasarkan tingkat kepekatannya yaitu: nanas (+++++),
manisah (++++), jeruk (+++), apel (++), dan pisang (+). Semaikin pekat maka
semakin tinggi pula kadar vitamin c-nya.
3. Perbandingan kandungan vitamin C dari berbagai produk suplemen vitamin
adalah…..
4. Kubis, nanas, sawi, bayam, pisang dan manisah mengandung vitamin B6. Reaksi
positif terhadap kandungan vitamin B6 tersebut diketahui dengan adanya
perubahan warna menjadi biru-ungu.
Daftar Pustaka
Adisendjaja, Yusuf, dkk. (2014). Penuntun Kegiatan Laboratorium Biokimia. Bandung:
Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI
Bintang, M. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta: Erlangga.
Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Girindra A. 1986. Biokimia I. Jakarta: Gramedia.
Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Penerbit PT Gramedia.
http://www.erfolgkimia.com/2013/06/vitamin-c.html diakses pada 22 Apeil 2017.
Lal, H. 2000. Biochemistry for Dental Students. New Delhi: CBS Publishers and
Distributor.
Lehninger, A. L. 1998. Dasar-Dasar Biokimia I. Jakarta: Erlangga.
Mulyono, H, A, M. 2005. Kamus Kimia. Jakarta: Bumi Aksara.
Murray, K.Robert, Darlk.K.Granner dan Victor W. Rodwell. Harper’s Ilustrated
Biochemistry. Terj. Bram U. Pendit, Biokimia Harpen. Jakarta : Buku Kedokteran,
2011.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar–Dasar Biokimia. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
Tim Dosen Biokimia. 2010. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar: UPT-MKU
Universitas Hasanuddin.
Sastroamidjodjo, Seno, A. 1968. Vitamin dan hormon. Djakarta: PT. Pembangunan
Djakarta.
Sirajuddin, S. 2009. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar: Laboratorium Terpadu
Kesehatan Masyarakat AIPTKMI Regional Indonesia Timur UNHAS.
Sudarmaji, Slamet. Dkk. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta
: Penerbit Liberty.
Sulaiman, A, H.1995. Biokimia untuk Pertanian. Medan: USU-Press.
Winarno, F.G. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000
Yazid E., Nursanti L. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia. CV Andi Offset: Yogyakarta
Dokumentasi
1. Identifikasi kandungan B1 dari bahan segar dan produk suplemen
Percobaan Tiamin Percobaan Vitamin B1 (IPI)
Tiamin + Asam Pikrat Vitamin B1 (IPI) + Asam Pikrat

Warna Kuning Warna kuning


Bentuk kristal Jarum Bentuk kristal Jarum
1) Bahan segar
Bahan Segar:

2) Jambu Biji 5) Jeruk

Kristal berbentuk bulat


3) Apel Kristal berbentuk bulat
6) Pisang

Kristal berbentuk bulat


Kristal berbentuk bulat
7) Manisah
4) Nanas

Kristal berbentuk bulat


Kristal berbentuk jarum
panjang
8) Sawi 11) Kubis

Kristal berbentuk bulat Kristal berbentuk bulat


9) Bayam

Kristal berbentuk segitiga


kecil
10) Buncis

Kristal berbentuk bulat


2. Identifikasi kandungan vitamin C dari bahan segar dan produk suplemen
a. Vitamin C (IPI)
Vitamin C (IPI)
Fehilng A (Biru muda) Fehilng A dan Fehling B (Biru tua )

Hasil setelah ditambah 10 tetes vitamin C (IPI )

Sesaat setelah pemberian Vit C Setengah jam setelah pemberian vitamin C (IPI )

Berwarna biru kehijauan Berwarna biru tua kehijauan terdapat endapanwarna


orange
b. Vitacimin dan Uji Xon-C

Xon-C 500 mg Vitacimin 500 mg

Larutan Fehling A + B Larutan Vitacimin 1%


Larutan Xon-C 1% Warna larutan Vitacimin dan Fengling
A+B setelah dikocok

Warna larutan Xon-C dan Fehling A+B Perbandingan warna Xon-c dan
Vitacimin setelah dikocok.
c. Sari sayuran dan buah

Fehling A + Fehling B
sebelum ditambahi
dengan bahan segar

Fehling A + Fehling B
setelah ditambahi
dengan bahan segar

3. Identifikasi kandungan vitamin B6


a. Larutan pirodiksin 1 %

(Setelah ditambahkan CuSO4 2 % dan NaOH 3 N)

b. Vitamin B1 (IPI)

(Setelah ditambahkan CuSO4 2 % dan NaOH 3 N)


c. Sari sayuran dan buah
Sayuran (bayam, sawi, kubis, buncis)

(Setelah ditambahkan CuSO4 2 % dan NaOH 3 N)

Buah (jeruk, nanas, manisah, pisang)

(Setelah ditambahkan CuSO4 2 % dan NaOH 3 N)


Lampiran

Anda mungkin juga menyukai