Anda di halaman 1dari 3

Pada percobaan kali ini mengenai uji karbohidrat, uji ini kami lakukan untuk mengetahui

adanya kandungan karbohidrat yang terdapat dalam uji molisch, uji benedict, uji selliwanoff.
karbohidrat yang digunakan pada percobaan ini Sesuai dengan prosedur kerja yang ada, pada
saat larutan karbohidrat yang berwarna bening kemudian ditambahkan larutan fehling A yang
berwarna biru dicampurkan dengan larutan fehling B yang tidak berwarna menghasilkan larutan
yang berwarna biru, intensitas larutan berwarna biru yang terbentuk lebih pekat dari warna biru
larutan fehling A, dan terbentuk degradasi warna sesuai konsentrasi larutan yang digunakan.
Semakin besar konsentrasi yang dipakai maka tingkat kepekatan larutan semakin besar, begitu
pula sebaliknya.

Sesuai dengan tujuan percobaan ini, maka pereaksi yang digunakan adalah pereaksi
fehling. Pereaksi ini dapat direduksi oleh selain karbohidrat yang mempunyai sifat mereduksi 
juga dapat direduksi oleh reduktor lain. Pereaksi Fehling terdiri dari dua larutan yaitu Fehling A
dan Fehling B. Larutan Fehling A adalah CuSO4  dalam air, sedangkan Fehling B adalah larutan
garam KNitrat dan NaOH dalam air. Kedua macam larutan ini disimpan terpisah dan baru
dicampur menjelang digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat. Dalam pereaksi ini ion
Cu²+   direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan menjadi CuO2.
Fehling B berfungsi mencegah Cu²+  mengendap dalam suasana alkalis.
Uji  fehling  bertujuan  untuk  memperlihatkan ada atau tidaknya gula pereduksi. Karena
prinsip kerjanya adalah grafimetri sehingga dengan mudah dapat ditentukan cuplikan yang
mengandung karbohidrat. Pada percobaan terlihat   bahwa  dari 3 (fruktosa, laktosa, kanji
(amilum) ) sampel yang diujikan hanya 2 sampel yang positif terhadap uji ini, sampel yang
memberikan   hasil   positif   adalah fruktosa, laktosa. Sedangkan pada amilum atau kanji
diperoleh reaksi yang negatif. Sudah diketahui  bersama bahwa larutan kanji atau amilum adalah
polisakarida atau bisa juga disebut karbohidrat   kompleks   sebab polisakarida  tidak memiliki 
gugus  gula reduksi sehingga memberikan  reaksi yang negatif pada uji Fehling.
Pada larutan fruktosa 1 % larutan tetap berwarna biru dengan sedikit endapan berwarna
merah bata, begitupula untuk glukosa 2 %. Hanya banyaknya endapan yang berbeda ( fruktosa
2% > fruktosa 1%). Sedangkan untuk fruktosa 3% sampai 10 %, larutan barubah warna menjadi
merah dan terdapat endapan merah bata. Untuk intensitas warna yang dihasilkan, fruktosa
semakin besar konsentrasi larutan karbohidrat maka warna larutan semakin pekat dan jumlah
endapan semakin banyak. Berdasarkan landasan teori di atas, Uji fehling akan memberikan
endapan merah bata terhadap gula-gula pereduksi, ini dikarenakan ion tembaga monoksida dari
pereaksi fehling akan bereaksi dengan atom hidrogen pada atom karbon gugus aldehid yang
menghasilkan endapan tembaga (II) monoksida yang berwarna merah bata. Semakin banyak
gugus aldehid maka endapan merah bata yang dihasilkan akan semakin banyak. Oleh karena
itulah fruktosa 3% - 10% mengalami perubahan warna pada larutan, ini dikarenakan ion
tembaga monoksida yang memberikan warna biru habis bereaksi dengan gugus aldehid, dan
semuanya membentuk endapan merah bata.

Lalu untuk larutan laktosa, laktosa merupakan disakarida yang tersusun atas glukosa dan
galaktosa. Laktosa termasuk kedalam gula pereduksi, karena ikatan yang terjadi antara glukosa
dan galaktosa masih bisa membuatnya tereduksi membentuk senyawa-senyawa penyusunnya.
Pada percobaan ini, ketika fehling direaksikan dengan larutan laktosa beubah menjadi biru pekat,
namun tidak ada endapan. Baru setelah dipanaskan pada suhu lebih kurang 60 oC selama 10
menit ada reaksi yang terjadi, yaitu dihasilkannya endapan merah bata.warna larutan laktosa
yang dihasilkan berbeda-beda tiap kosentrasinya. Untuk laktosa dengan konsentrasi 1%-3%
larutan tetap berwarna biru, hanya jumlah endapan yang dihasilakn yang berbeda-beda. Semakin
besar konsentrasi larutan laktosa maka semakin banyak endapan yang dihasilkan. Lalu untuk
larutan laktosa 4%-5% larutan bewarna hijau dengan endapan merah bata. Kemudian untuk
larutan 6%-10% larutan laktosa bewarna merah dengan endapan merah bata, hanya jumlah
endapan yang dihasilakn yang berbeda-beda. Semakin besar konsentrasi larutan laktosa maka
semakin banyak endapan yang dihasilkan.

Lalu untuk larutan kanji atau amilum menunjukkan reaksi negative terhadap pereaksi
fehling. Hal ini disebabkan karena amilum merupakan polisakarida yang tidak dapat bereaksi
positif terhadap pereaksi fehling. Amilum bukan gula pereduksi yang tidak mempunyai gugus
aldehid dan keton bebas, sehingga tidak terjadi oksidasi antara amilum dan larutan fehling.
Sehingga tidak terbentuk endapan merah bata dan larutan tetap bewarna biru meskipun telah
dipanaskan.

Pada larutan sampel yang kami gunakan, yaitu larutan air jeruk untuk fruktosa, larutan air
beras untuk amilum dan larutan susu untuk laktosa. Setelah dilakukan uji karbohidrat dengan
menggunakan pereaksi fehling menunjukkan hasil positif namun tidak terlalu akurat, misalnya
pada larutan sampel dengan konsentrasi 5% warna larutan hanya mendekati untuk larutan standar
dengan konsentasi 1%. Hal ini disebabkan oleh larutan sampel yang kami gunakan kurang tepat,
missalnya untuk sampel larutan fruktosa, kami menggunakan air jeruk yang notabene nya larutan
air jeruk banyak mengandung asam nitrat hanya sedikit mengandung fruktosa. Begitu juga untuk
larutan air susu sebagai sampel larutan laktosa. Kami menggunakan susu yang konsentrasi
laktsosa yang rendah sehingga hasil percobaan agak kurang akurat.

Anda mungkin juga menyukai