Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Dewasa ini sering di perbincangkan macam, jenis, serta fungsi, bahkan sumber
dari mana vitamin itu diperoleh. Masyarakat awam yang belum mengerti tentang
Vitamin sering kali tidak memperhatikan pola makannya setiap hari bagi mereka
yang penting makan. Mereka tak menyadari akan bahaya kekurangan serta kelebihan
vitamin itu. Maka vitamin sangat berpengaruh pada kesehatan seseorang karena bila
kekurangan bahkan kelebihan vitamin dampaknya sangat merugikan manusia itu
sendiri.
Vitamin adalah sekelompok senyawaorganikamina  berbobot molekul kecil yang
memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat
dihasilkan oleh tubuh. Diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak
memiliki atom  N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin
adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya,
senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat  bertumbuh dan berkembang secara
normal.
Vitamin ada 2 macam yaitu larut dalam lemak ( A,D,E dan K) serta vitamin yang
larut dalam air ( B kompleks dan C) yang masing-masing memiliki peranan
penting. Buah- buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang tinggi
dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat diperoleh
melalui suplemen makanan. 
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan
manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami
suatu  penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika
kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu
karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini
dikenal dengan istilah avitaminosis. Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin
A maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping itu, asupan vitamin juga tidak
boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh

II. RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian vitamin ?
2. Apa saja macam-macam vitamin dan fungsi masing-masing vitamin?
3. Apa saja sifat-sifat kimia dari vitamin?
4. Bagaimana cara mengidentifikasi vitamin?
III. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah, penulisan makalah ini memiliki tujuan sebagai
berikut:
1. Agar kita dapat mengetahui pengertian dari vitamin

1
2. Agar kita dapat mengetahui macam-macam dari vitamin dan fungsi dari
masing-masing vitamin
3. Agar kita dapat mengetahui dari sifat-sifat kimia dari vitamin
4. Agar kita dapat mengetahui bagaimana cara mengidentifikasi vitamin.
IV. MANFAAT
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk menambah wawasan mengenai sifat kimia vitamin dan cara
identifikasi vitamin
b. Paper ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan sebagai sumber
informasi di mata kuliah biokimia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Manfaatnya bagi mahasiswa yaitu dapat meningkatkan pengetahuan dalam
materi sifat kimia vitamin dan cara identifikasi vitamin.
b. Bagi Penulis
Manfaat penulisan paper ini bagi penulis yaitu dapat memberikan
wawasan tentang materi sifat kimia vitamin dan cara identifikasi vitamin
dengan baik dan benar.
c. Bagi Penulis Lain
Manfaat bagi penulis lain yaitu dapat menjadi sumber informasi dan bahan
referensi penulisan selanjutnya agar dapat lebih dikembangkan dalam
pembuatan paper ataupun sumber informasi yang lainnya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

I. PENGERTIAN VITAMIN
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang
memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Di pandang dari sisi enzimologi,
vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Nama ini
berasal dari gabungan kata Bahasa latin vita yang artinya “hidup” dana mina yang
mengacu pada suatu gugus organic yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada
awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin sama
sekali tidak memiliki atom N.
Sebagai salah satu komponen gizi, vitamin diperlukan memperlancar proses
metabolism tubuh, dan tidak berfungsi menghasilkan energy. Vitamin terlibat dalam
proses enzimatik. Tubuh memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika
kebutuhan yang sedikit itu diabaikan, akan mengakibatkan terganggunya metabolism
di dalam tubuh kita karena fungsinya tidak dapat di gantikan oleh senyawa lain.
Kondisi kekurangan vitamin disebut avitaminosis.
Pada umumnya vitamin tidak dapat dibuat sendiri oleh hewan (atau manusia)
karena mereka tidak memiliki enzim untuk membentuknya, sehingga harus dipasok
dari makanan. Akan tetapi, ada beberapa vitamin yang dapat dibuat dari zat-zat
tertentu (disebut provitamin) di dalam tubuh. Contoh vitamin yang mempunyai
provitamin adalah vitamin D. provitamin D banyak terdapat dijaringan bawah kulit.
Vitamin lain yang disintesis didalam tubuh adalah vitamin K dan vitamin B12. Kedua
macam vitamin tersebut disintesis di dalam usus oleh bakteri.

Asupan vitamin yang kurang dapat disebabkan oleh :

1. Asupan makanan yang tidak mencukupi


Hal ini dapat terjadi karena anoreksia, diet rendah kalori, diet khuus misalnya
pada diabetes mellitus dan nilai gizi makanan yang rendah karena keadaan
ekonomi atau kuranngnya pengetahuan mengetahui nilai gizi makanan.
2. Gangguan absorbsi vitamin
Dapat terjadi misalnya pada penyakit hati dan saluran empedu, diare kronik,
macam-macam gangguan system pencernaan dan pada penggunaan antibiotik
jangka panjang.
3. Meningkatnya kebutuhan tubuh
Hal ini akan terjadi selama masa pertumbuhan, kehamilan, laktasi, haid, kerja
fisik yang berat, stress, dan pada penyakit yang disertai oleh peningkatan

3
metabolism, misalnya hipertiroidisme dan demam. Selainnya kelainan genetic
juga dapat meningkatan kebutuhan vitamin.

II. MACAM-MACAM VITAMIN


Vitamin dibedakan menjadi 2 bila dilihat dari kelarutannya. Pertama vitamin yang
larut dalam air dan vitamin tidak larut dalam air (larut dalam lemak)
1. Vitamin yang larut dalam air
Terdiri dari : vitamin B (B1, B2, B3, B5, B12) dan vitamin C
2. Vitamin yang tidak larut dalam air (larut dalam lemak)
Terdiri dari : vitamin A, D, E dan K

Sifat-sifat umun vitamin larut lemak dan vitamin larut air :

VITAMIN LARUT LEMAK VITAMIN LARUT AIR


Larut dalam lemak dan pelarut lemak Larut dalam air
Kelebihan konsumsi dari yang Simpanan sebagai kelebihan kebutuhan
dibutuhkan disimpan dalam tubuh sangat sedikit
Dikeluarkan dalam jumlah kecil melalui
Dikeluarkan melalui urin
empedu
Gejala defisiensi sering terjadi dengan
Gejala defisiensi berkembang lambat
cepat
Tidak selalu perlu ada dalam makanan Harus selalu ada dalam makanan sehari-
sehari-hari hari
Mempunyai prekursor atau provitamin Umumnya tidak mempunyai prekursor
Hanya mengandung unsur-unsur C, H Selain C, H, dan O mengandung N,
dan O kadang-kadang S dan Co
Diabsorpsi melalui sistem limfe Diabsorpsi melalui vena porta
Hanya dibutuhkan oleh organisme Dibutuhkan oleh organisme sederhana
kompleks dan kompleks
Beberapa jenis bersifat toksik pada Bersifat toksik hanya pada dosis
jumlah relatif rendah (6-10 x KGA) tinggi/megadosis (>10 x KGA)

III. FUNGSI VITAMIN


 Vitamin A
Vitamin A atau yang sering juga disebut dengan retinol merupakan jenis
vitamin yang berfungsi dalam menjaga dan merawat kecantikan kulit agar
kulit selalu lembut dan halus. Selain itu vitamin A juga baik untuk kesehatan
mata. Jenis-jenis makanan yang mengandung vitamin A diantaranya wortel,
ubi jalar, sayuran yang berwarna hijau dan kuning, alpukat, semangka. Jika
tubuh kekurangan vitamin A maka bias menyebabkan penyakit katarak, rabun
senja, infeksi saluran pernafasan, serta kulit tidak sehat.
 Vitamin B1

4
Vitamin B1 atau yang sering disebut dengan tiamin, berfungsi dalam
menambah nafsu makan dan mengatur alat-alat pernafasan serta fungsi saraf.
Makanan yang mengandung vitamin B1 yaitu biji-bijian, ragi, gandum, telur,
beras, dan lain sebagainya. Kekurangan vitamin B1 dapat menyebabkan tubuh
yang mudah lelah, gangguan pada saraf, pencernaan yang tidak lancer.
 Vitamin B2
Vitamin B2 atau yang sering disebut dengan ribloflavin meiliki fungsi dalam
pertumbuhan tubuh, dapat menjaga kesehatan rambut dan kulit, menjaga
kesehatan kuku, dan membantu proses metabolism dalam tubuh sehingga
menghasilkan energi.
 Vitamin B6
Vitamin B6 atau yang sering disebut dengan pridoksin memiliki fungsi yang
hampir sama dengan vitamin B2 yaitu menjaga kesehtan kulit dan rambut
serta berguna dalam pertumbuhan tubuh. Kekurangan vitamin ini dapat
menyebabkan sulit tidur, kulit kasar, depresi, dan mudah tersinggung.
 Vitamin B12
Vitamin B12 atau yang sering disebut dengan sianokobalamin berfungsi
dalam pembentukan sel-sel darah merah dan memperbaiki konsentrasi yang
sering terganggu. Jika anda kekurangan B12 maka dapat menyebabkan
kelelahan, muncul penyakit anemia, dan gangguan pada kulit.
 Vitamin C
Vitamin C atau asam askorbat berfungsi dalam proses penyembuhan infeksi
dan dapat menanggulangi elergi. Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan
gusi berdarah, terhambatnya proses penyembuhan luka, nyeri sendi, dan daya
tahan terhadap infeksi rendah.
 Vitamin D
Vitamin D diperlukan oleh tubuh dalam proses pembentukan tulang serta
memperkuat rangka. Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan timbul gejala
pertumbuhan yang terhambat, bentuk kaki yang bengkok, gigi keropos, serta
kejang-kejang pada otot.
 Vitamin E
Vitamin E atau sering disebut dengan tokoferol berfungsi mencegah
kemandulan, keguguran serta perdaraham. Kekurangan vitamin E dapat
menyebabkan kemandulan dan gangguan pada otot.
 Vitamin K
Vitamin K berperan dalam proses pembekuan darah saat terjadi luka.
Kekurangan vitamin K dapat menyebabkan darah yang suka membeku.

IV. SIFAT KIMIA DARI VITAMIN

5
a. Vitamin A
Vitamin A umumnya stabil terhadap panas, asam, dan alkali. Tetapi
mempunyai sifat yang mudah teroksidasi oleh udara dan akan rusak bila
dipanaskan pada suhu tinggi bersama udara, sinar dan lemak yang sudah tengik.
Retinol dan retinal mudah dirusak oleh oksidasi terutama dalam keadaan  panas
dan lembab dan bila berhubungan dengan mineral mikro atau dengan
lemak/minyak yang tengik. Retinol tidak akan berubah dalam gelap, sehingga bisa
disimpan dalam bentuk ampul, di tempat gelap, pada suhu di bawah nol. Retinol
juga sukar berubah, jika disimpan dalam tempat tertutup rapat, apalagi disediakan
antioksidan yang cocok . Vitamin dalam bentuk ester asetat atau palmitat bersifat
lebih stabil dibanding  bentuk alkohol maupun aldehid. Di dalam praktek,
terutama dalam penyimpanan, vitamin A bersifat tidak stabil. Guna menciptakan
kestabilannya, maka dapat diambil langkah-langkah, yaitu secara kimia, dengan
penambahan antioksidan dan secara mekanis dengan melapisi tetesan-tetesan
vitamin A dengan lemak stabil, gelatin atau lilin, sehingga merupakan butiran-
butiran kecil. Melalui teknik tersebut, maka sebagian besar vitamin A bisa
dilindungi dari kontak langsung dengan oksigen. Secara kimia, penambahan
vitamin E dan antioksidan alami dari tanaman bisa melindungi vitamin A dalam
bahan makanan. Leguminosa tertentu, terutama kacang kedele dan alfafa,
mengandung enzim lipoksigenase yang bisa merusak karoten, xantofil, bahkan
vitamin A, melalui tahapan-tahapan oksidasi dengan asam lemak tidak jenuh.
Melalui  pemanasan yang sempurna pada kacang kedele dan pengeringan pada
alfafa akan merusak enzim tersebut.

b. Vitamin E
Secara fisik, vitamin E larut dalam lemak dan tidak dapat disintesis oleh
tubuh. Stabilitas kimia vitamin E mudah berubah akibat pengaruh berbagai zat
alami, tidak stabil terhadap radiasi ultraviolet, alkalis, mudah teroksidasi oleh

6
oksigen dan besi. Garam-garam besi seperti feriklorida, kalium ferrisianida
bersifat mengoksidasi tokoferol.

c. Vitamin K
Vitamin K larut dalam lemak dan tahan panas, tetapi mudah rusak oleh
radiasi, asam, dan alkali. Vitamin K juga terdapat di alam dalam dua  bentuk,
keduanya terdiri atas cincin 2-metilnaftakinon dengan rantai samping. Vitamin K1
mempunyai rantai samping fitil. Vitamin K2 merupakan sekumpulan ikatan yang
rantai sampingnya terdiri atas  beberapa satuan isoprene (berjumlah 1 samping
dengan 14 unit). Vitamin K3 merupakan sintesis dari vitamin K, terdiri atas
naftakinon tanpa rantai samping yang mempunyai sifat larut air. Vitamin K atau
metadion baru aktif secara biologis setelah mengalami alkalilasi didalam tubuh

d. Vitamin D
1) Vitamin D peka terhadap cahaya dan oksigen.
2) Mudah larut dalam lemak.
3) Tidak larut dalam lemak.
4) Tahan terhadap panas dan oksidasi
5) Rusak oleh penyinaran ultraviolet yang berlebih.

V. CARA IDENTIFIKASI VITAMIN

I.1 Identifikasi Vitamin A


Sumber vitamin A adalah karoten dan karotenoid yang banyak terdapat dalam
bahan bahan nabati sebagai provitamin. Dalam jaringan hewan, vitamin A diperoleh
dalam bentuk retinol. Vitamin A dapat rusak bila dioksidasi atau didehidrogenasi.
Penetuan adanya vitamin A dapat dilakukan dengan pereaksi carr-price atau pereaksi
trikloroasetat atau TCA. Jika dengan pereaksi carr-price memberikan warna biru yang
kemudian berubah menjadi merah coklat maka zat tersebut positif mengandung
vitamin A. intensitas warna biru sebanding dengan banyaknya vitamin A yang
dikandung oleh suatu bahan sehingga dapat dijadikan dasar penetuan kuantitatif vitain
A secara kolometri.
A. Prosedur Uji Identifikasi Vitamin A Dengan Pereaksi Carr-Price

7
1. Masukan 5 tetes zat yang diuji (misalnya minyak ikan) ke dalam tabung
reaksi
2. Tambahkan 10 tetes kloroform lalu campur dengan baik
3. Tambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat dan sepucuk sendok Kristal SbCl1
4. Amati perubahan warna yang terjadi
(Jika terbentuk warna biru yang berubah menjadi merah coklat berarti positif
mengandung vitamin A)

B. Prosedur Uji Identifikasi Vitamin A Dengan Pereaksi Trikloroasetat atau TCA


1. Masukkan 5 tetes zat yang diuji ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 1 mL pereaksi trikloroasetat atau TCA dalam kloroform
3. Campurlah dengan baik
4. Amati perubahan warna yang terjadi
(Jika terbentuk warna biru kehijauan berarti positif)

I.2 Identifikasi Vitamin D


2 jenis vitamin D yang penting yaitu vitamin D2 (ergokalsiferol) dan vitan D3
(kolekalsiferol). Vitamin D2 banyak terdapat dalam bahan nabati seperti ragi dan
vitamin D3 banyak terdapat dalam minyak hati ikan. Umumnya vitamin D stabil
terdapat pemanasan, asam dan oksigen. Vitamin D secara lambat didesruksi bila
lingkungannya alkalis, terutama bila terdapat udara dan cahaya. Pemanasan dengan
hidrogen peroksida tidak merusak vitamin D tetapi vitamin A akan rusak.

Prosedur Uji Identifikasi Vitamin D :

1. Masukan 10 tetes zat yang diuji (misalnya minyak ikan) ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 10 tetes larutan H2O2 5%
3. Kocoklah campuran kira kira 1 menit
4. Panaskan di atas api kecil perlahan lahan sampai tidak ada gelembung gelembung
gas keluar. Usahakan jangan sampai mendidih
5. Dinginkan tabung dibawah air kran
6. Lalu lakukan uji dengan pereaksi carr-price seperti pada penentuan vitamin A
7. Amati perubahan warna yang terjadi

I.3 Identifikasi Vitamin B1


Vitamin B1 atau thiamin mengandung system 2 cicin yaitu inti pirimidin dan
thiazol. Dalam tanaman, terutama serealia, vitamin B1 terdapat dalam keadaan bebas,
sedangkan dalam jaringan hewan terdapat sebagai koenzim, yaitu thiamin pirofosfat
(TPP). Thiamin bersifat larut dalam air, tetapi tidak larut dalam pelarut lemak. Dalam

8
larutan netral atau alkalis, thiamin mudah rusak, sedangkan dalam keadaan asam
tahan. Thiamin stabil pada pemanasan kering, tetaoi mudah terurai oleh zat zat
pengoksidasi dan terhadap raiasi sinar ultraviolet.

Prosedur Pengujian Identifikasi Vitamin B1

Prosedur A:

1. Masukkan 10 tetes larutan yang di uji (misalkan thiamin 1%) kedalam tabung
reaksi
2. Tambahkan 10 tetes larutan Pb-asetat 10% dan 1 mL NaOH 6 N
3. Campurlah dengan baik, perhatikan warna kuning yang terjadi
4. Lalu panaskan dan amati perubahan yang terjadi
(Jika timbul endapan warna coklat hitam yang menandakan positif mengandung
vitamin B1)

Prosedur B :

1. Masukkan 10 tetes larutan yang diuji (misalkan thiamin 1%) kedalam tabung
reaksi
2. Tambahkan 10 tetes larutan bismuth nitrat, campurlah dengan baik
3. Lalu tambahkan pula pula 2 tetes larutan KI 5%
4. Perhatikan perubahan warna yang terjadi
(Jika timbul endapan merah jingga berarti positif mengandung vitamin vitamin B1)

I.4 Identifikasi Vitamin B6


Di alam vitamin B6 terdiri atas tiga senyawa yaitu pirodoksin, pirodoksal,
pirodoksamin. Ketiga bentuk vitamin B6 terdapat dalam hewan maupun tumbuhan,
terutama pada beras dan gandum. Pirodoksin stabil terdapat pemanasan, alkali dan
asam. Pirodoksal dan pirodoksamin mudah rusak oleh pemanasan, udara dan cahaya.
Dari ketiga bentuk vitamin B6 hanya pirodoksin yang paling tahan terhadap pengaruh
pengolahan dan penyimpanan. Identifikasi vitamin B6 ada dua macam prosedur
pengujian.

Prosedur Pengujian Identifikasi Vitamin B6

Prosedur A :

1. Masukkan 5 tetes larutan yang diuji (misalnya pirodoksin 1%) ke dalam tabung
reaksi
2. Tambahkan 2 tetes laruan CuSO4 2% dan 10 tetes NaOH 3 N
3. Amati perubahan yang terjadi

9
(Jika terbentuk warna biru-ungu berarti positif mengandung vitamin B6)

Prosedur B :

1. Tambahkan 5 tetes larutan yang diuji (misalnya pirodoksin 1%) ke dalam tabung
reaksi
2. Tambahkan 2 sampai 3 tetes larutan FeCl3
3. Amati perubahan yang terjadi
(Jika terbentuk warna jingga sampai merah tua berarti positif mengandung vitamin
B6)

I.5 Identifikasi Vitamin C


Vitamin C dialam terdapat dalam dua bentuk yaitu bentuk teroksidasi (asam
askorbat) dan tereduksi (asam dehidroaskorbat). Keduanya memiliki keaktifan
sebagai vitamin C. Vitamin C banyak ditemukan di sayuran berwarna hijau dan buah
buahan, vitamin C larut dalam air dan agak stabil dalam larutan asam, tetapi mudah
dioksidasi terutama bila dipanaskan. Proses oksidasi akan dipercepat bila adanyan
tembaga, oksigen dan alkali.

Ada 2 prosedur pengujian vitamin C, yaitu ;

Prosedur A :

1. Masukkan kedalam tabung reaksi zat yang diuji (misalnya asam askorbat 1%)
2. Tambahkan 15 tetes pereaksi benedict
3. Panaskan diatas api kecil sampai mendidih selama 2 menit
4. Perhatikan endapan yang terjadi
(Jika terbentuk warna hijau kekuningan sampai merah berarti positif mengandung
vitamin C)

Prosedur B :

1. Masukkan kedalam tabung reaksi zat yang diuji (misalnya asam askorbat 1%)
2. Kemudian, netralkan larutan (pH = 8) menggunakan NaHCO3 5%
3. Tambahkan 2 tetes larutan FeCl3
4. Amati perubahan yang terjadi
(Jika terbentuk warna merah-ungu berarti positif mengandung vitamin C)

I.6 Identifikasi Vitamin E

10
1) Berbentuk cairan minyak jernih yang berwarna merah kecoklatan hingga
kuning terang. Dapat teroksidasi dan warnanya menjadi gelap apabila terpapar
udara dan cahaya.
2) 10 mg zat dalam 10 ml etanol ditambah 2 ml HN03 sambil diaduk kemudian
dipanaskan pada suhu 750 selama 15 menit akan terbentuk merah cerah atau
jingga. Reaksi ini lebih cepat pada tokofrol bukan ester. Pada tokoferol ester
seperti tokoferol asetat dan tokoferol suksinat sebaiknya dihidrolisis terlebih
dahulu.
3) Aqua brom : identifikasi ikatan rangkap dengan cara, zat ditambah aqua brom
maka warna aqua brom hilang.

I.7 Identifikasi Vitamin K


a. Spektrum inframerah yang dibandingkan dengan Mcnadion baku standar
2. Larutkan 1 mg mcnadion dalam 5 ml alkohol, tambahkan 2 ml ammonia dan
0,2 ml etilsianoasetat, maka akan terbentuk warna violet kebiruan. Tambahkan
2 ml asam klorida maka warna tersebut akan hilang.
3. Larutkan 10 mg zat dala 1 ml alcohol, tambahkan 1 ml asam klorida dan
panaskan di waterbath. Maka akan terbentuk warna merah

I.8 Identifikasi Vitamin B2


a. Identifikasi dengan spectrum inframerah dan profil KLT.
b. Larutkan 1 mg vitamin B2 dalam 100 ml air maka larutan akan berfluoresensi
kuning kehijauan. Paparan cahaya dengan penambahan asam atau basa maka
fluoresensi ini akan hilang. Dengan penambahan asam akan terbentuk
lumichrome, sementara penambahan alkali akan merubah riboflavin menjadi
lumiflavin. Lumichrome dan lumiflavin larut dalam kloroform, lumichrome
akan berfluoresensi biru sedangkan lumiflavin akan berfluoresensi kuning
kehijauan. Kedua produk degradasi ini bersifat toksik.
c. Reduksi larutan riboflavin dalam air oeh sodium hydrosulfite akan
menghilangkan fluoresensi dan warna larutan. Produk yang terbentuk adalah
leukoriboflavin.

11
d. Riboflavin ditambah asam sulfat pekat terbentuk warna merah yang berubah
menjadi kuning setelah penambahan air.
e. Riboflavin ditambah larutn perak nitrat akan terbentuk warna merah orange.

I.9 Identifikasi Vitamin B12


a. Serbuk sianokobalamin berwarna merah gelap dan bersifat
higroskopik.
b. Identifikasi dengan spectrum UV dan TLC
c. Campur kurang lebih 1 mg zat dalam cawan porselen dengan kurang
lebih 10 mg K2SO4 dan 2 tetes H2SO4 encer. Panaskan hati – hati
hingga kemerahan. Biarkan dingin, ambil sisa, tambahkan 2 tetes air,
tambahkan 10 tetes larutan jenuh ammonium tiosianat dan 0,5 ml
benzyl alkhol, kocok dan terbentuk warna biru yang larutdalam lapisan
benzyl alkohol.
d. Sianokobalamin ditambah potassium hydrosufat dan sodium 1-nitroso-
2-naphthol-3,6-disulfonate, terbentuk warna merah yang berasal dari
komplek garam kobalt.
e. Untuk identifikasi gugus siano : larut zat dalam air + asam oksalat,
dipanaskan dengan api kecil hingga mendidih. Di atas tabung
diletakkan kertas benzidin maka kertas menjadi biru. Pada proses
pemanasan dalam reaksi tersebut di atas dibebaskan asam sianat.
Kertas benzidin dibuat dengan merendam kertas saring dalam larutan
benzidin dan tembaga (II) asetat.

12
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan Vitamin adalah sekelompok  senyawa organik
amina yang sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh tubuh, karena vitamin berfungsi untuk
membantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh (vitamin mempunyai peran sangat penting
dalam metabolisme tubuh). Vitamin yang Larut dalam Air : Vitamin B1 (Thiamin), Vitamin B2
(Riboflavin), Vitamin B3 (Niacin), Vitamin B5 (Asam Pantotenat), Vitamin B6 (Piridoksin,
piridoksal, piridoksamin), Vitamin B7 (Biotin), Vitamin B9 (Asam Folat), Vitamin B12
(Kobalamin), Vitamin C. Vitamin yang Larut dalam Lemak (Tidak Larut dalam Air) : Vitamin
A, Vitamin D, Vitamin E, Vitamin K. Mineral merupakan salah satu komponen yang sangat
diperlukan oleh makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, dan air.
Terdapat 2 jenis mineral yaitu mineral essensial dan mineral non essensial, menurut jenisnya
mineral dibagi menjadi 2 yaitu mineral organik dan mineral anorganik serta menurut bentuknya
mineral dibedakan menjadi mineral makro dan mineral mikro.

B. Saran
Kami sangat menyadari keterbatasan kami dalam menulis makalah ini, masih banyak kekurangan
dari materi yang kami sampaikan, dalam penulisan masih banyak kata kata yang kurang tepat.
Maka dari itu kami memerlukan kritik dan saran dari pembaca agar kami bisa memperbaiki
karya tulis kami dan kedepannya karya tulis yang kami buat lebih baik dari sebelumnya dan
lebih relevan serta dapat dipertanggung jawabkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/12200564/VITAMIN_LARUT_LEMAK

https://www.academia.edu/17605412/Analisis_Kualitatif_dan_Kuantitatif Vitamin_ADEK _

https://www.academia.edu/36150190/MAKALAH_VITAMIN

Verawati.Tanpa tahun.Identifikasi Vitamin. Diambil dari

https://www.academia.edu/23352494/KIMIA_FARMASI_KUALITATIF_IDENTIFIKASI_VIT
AMIN. Diakses pada 12 Februari 2019, pukul 13.02

Nugroho, Risalandi, Vigi Marna dan Ismawati. 2015. "Vitamin Dan Mineral". Fakultas
Farmasi. Universitas Wahid Hasim. Semarang. Diakses melalui
https://www.academia.edu/19615988/Makalah_Vitamin_dan_Mineral. Pada tanggal 9
Februari 2019, pukul 21.00.

14

Anda mungkin juga menyukai