Anda di halaman 1dari 4

PERAN VITAMIN B DALAM METABOLISME PROTEIN

a. Thiamin (B1)

Thiamin mengandung zat sulfur (tio) dan nitrogen (amine). Molekul thiamin terdiri atas cincin pirimidin
yang terikat dengan cincin tiasol. Thiamin dalam bentuk koenzim Thiamin Pirifosfat (TPP) atau Trifosfat
(TTP) memegang peranan esensial dalam transformasi energi, konduksi membran dan syaraf serta dalam
sintesis pentosa dan bentuk koenzim tereduksi dari niasin.

b. Riboflavin (B2)

Riboflavin dibebaskan dari ikatan-ikatan protein sebagai FAD dan FMN didalam lambung dengan
suasana asam. Riboflavin dan FMN dalam aliran darah sebagian besar terikat pada albumin dan sebagian
kecil pada imunoglobulin G. Riboflavin dan metabolitnya terutama disimpan di dalam hati, jantung dan
ginjal. Simpanan riboflavin terutama dalam bentuk FAD yang mewakili 70-90% vitamin tersebut.
Sebanyak 200 µg riboflavin dan metabolitnya dikeluarkan melalui urin tiap hari. Jumlahnya bergantung
pada konsumsi dan kebutuhan jaringan. Simpanan riboflavin dalam tubuh tidak seberapa, oleh karena itu
harus tiap hari diperoleh dari makanan dalam jumlah cukup.

Fungsi dan Mekanisme Kerja

 FMN dan FAD berfungsi sebagai koenzim untuk berbagai macam sistem enzim oksidatif dan
tetap terikat pada enzim selama reaksi oksidasi-reduksi.
 Flavin dapat bertindak sebagai agen pengoksidasi karena kemampuannya untuk menerima
sepasang atom hidrogen. Cincin isoalloxazine dilepas dengan transfer satu elektron berturut-turut
dengan pembentukan radikal bebas semikuinon.
 Pengurangan cincin isoalloxazine menghasilkan bentuk tereduksi dari flavoprotein, yang dapat
ditemukan di FMNH2 dan FADH2.

c. Niasin (asam Nikotinat)

Niasin adalah istilah generik untuk asam nikotinat dan turunan alaminya nikotinamida (niasin amida).
Niasin berfungsi sebagai komponen koenzim nikotinamida Adenin Dinukleotida (NAD) dan
Nikotinamida Adenin Dinukleotida Fosfat (NADP), yang berada disemua sel dan berperan sebagai faktor
berbagai oksidoreduktase yang terlibat dalam glikolisis, metabolisme asam lemak, pernapasan jaringan
dan detoksifikasi. Didalam makanan niasin berada dalam keadaan terikat dengan protein pada koenzim.

D. Vitamin B6
• Vitamin yang terdapat dalam 3 bentuk: piridoksin(PN), piridoksamin(PM), dan
piridoksal (PL)
• Bentuk pada hewan: PMP dan PLP sedang pada tumbuhan: PN-karbohidrat
vitamin B6 berperan sebagai koenzim dalam metabolisme protein.
• Peran piridoksin sebagai koenzim:
– Reaksi aminotransferase
– Reaksi dekarboksilase
– Reaksi dehidratase
– Reaksi site-chain cleavage

• Berperan dalam anabolisme dan katabolisme asam amino


– Aspartat aminotransferase
– Transfulfurasi metionin menjadi sistein (metionin menjadi
sistein)homosistein
– Kynureninase  konversi triptofan
menjadi niasin
E. ASAM FOLAT

 Fungsi utama koenzim folat (THFA) adalah memindahkan atom karbon tunggal dalam bentuk
gugus formil, hidroksimetil atau metil dalam reaksi- reaksi penting metabolisme beberapa asam
amino dan sistesis asam nukleat. Folat dibutuhkan dalam untuk pembentukan sel-sel darah merah
dan sel darah putih dalam sumsum tulang dan untuk pendewasaannya.
 Folat berperan sebagai pembawa karbon tunggal dalam pembentukan hem. Suplementasi folat
dapat banyak menyembuhkan anemia pernisiosa, namun gejala gastrointestinal dan gangguan
syaraf tetap bertahan.

F. Vitamin B12

• Kofaktor enzim metionin sintase produksi metionin dari homosistein dan aktivasi folat

• Berperan dalam kofaktor beberapa enzim yang berperan dalam metabolisme karbohidrat, lemak
dan protein (>100 jenis enzim).

G. BIOTIN

• Biotin berfungsi sebagai koenzim pada reaksi-reaksi yang menyangkut penambahan atau
pengeluaran karbon dioksida kepada atau dari senyawa aktif. Pada proses Deaminasi, memicu
pengeluaran NH2 dari asam-asam amino tertentu, terutama asam aspartat, treonin, dan serin serta
sintesis purin yang diperlukan dalam pembentukan DNA dan RNA membutuhkan biotin. Secara
metabolik, biotin erat kaitannya dengan asam folat, asam pantotenat, dan vitamin B12.
H. ASAM PANTOTENAT

Fungsi dan Mekanisme Aksi

 Asam pantotenat berfungsi dalam tubuh sebagai komponen faktor asilasi, CoA dan 4′-
phosphopantetheine (gugus prostetik untuk protein pembawa asil).
 Proses sintesis 4′-phosphopantetheine dan CoA yang membutuhkan asam pantotenat, asam amino
sistein, dan ATP digambarkan pada Gambar 9.17 dan selanjutnya akan diuraikan.
 Sintesis koenzim A dimulai dengan fosforilasi pembatas laju asam pantotenat oleh pantotenat
kinase untuk membentuk asam 4′-fosfopantotenat. ATP dan Mg2+ diperlukan untuk reaksi ini,
yang terjadi di sitosol.
 Selanjutnya, dalam reaksi lain yang membutuhkan ATP dan Mg2+ di sitosol, sistein bereaksi
dengan asam 4′-phosphopantothenic membentuk 4-fosfopantotenilsistein. Ikatan pasang surut
terbentuk antara gugus karboksil dari asam 4′-fosfopantotenat dan gugus amino sistein oleh
enzim phosphopantothenylcysteine sintase.
 Ketiga, gugus karboksil dari bagian sistein dipindahkan oleh fosfopantotenilsistein
dekarboksilase untuk menghasilkan 4′-phosphopantetheine di sitosol.
 Selanjutnya, adenilasi terjadi pembentukan ATP di membran dalam mitokondria

Sumber:

Gropper, Sareen S., and Smith, Jack L. 2013. Advanced Nutrition and Human Metabolism 2012
6th Ed. USA: Wadsworth
Rahayu, A., Yulidasari, F., Setiawan., M., I., 2019. Buku Ajar Dasar-Dasar Gizi.Yogyakarta: CV
Mine

Anda mungkin juga menyukai