Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH BIOLOGI SEL

“SEL”

DI SUSUN OLEH
MUHAMMAD BAHARUL MUHIS
PO : 71.25.5.17.043
MUHAMMAD SAHRUL ABDULLAH
PO : 71.25.5.17.049

PROGARAM STUDI D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


POLTEKES KEMENKES JAYAPURA
2017

1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Struktur
dan Fungsi Sel” dengan baik.

Adapun maksud dan tujuan kami menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah Biologi Molekuler. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu selaku Dosen
mata kuliah tersebut, serta kepada semua pihak yang telah mendukung dalam menyusun
makalah ini.

Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran kepada berbagai pihak untuk kami
jadikan sebagai bahan evaluasi guna meningkatkan kinerja untuk kedepannya.

Jayapura, 21 Oktober 2017

2
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar ................................................................................................................... 1
Daftar isi.............................................................................................................................. 2
BAB I
1.1.Latar Belakang .................................................................................................... 4
1.2.Rumusan Masalah ............................................................................................... 7
1.3.Manfaat ................................................................................................................ 7

BAB II
2.1.Pengertian sel....................................................................................................... 8
2.1.1.Fungsi sel ..................................................................................................... 10
2.1.2.Transport melalui membran sel ................................................................... 11
2.1.3.Bentuk sel .................................................................................................... 11
2.1.4.Ukuran sel .................................................................................................... 11
2.1.5.Pergerakan sel .............................................................................................. 11
2.2.Penggolongan jasad seluler ................................................................................. 12
2.2.1.Prokariota ..................................................................................................... 12
2.2.2.Dinding sel pada prokariota ......................................................................... 14
2.2.3.Eukariota ...................................................................................................... 19
2.3.Struktur dan fungsi sel ......................................................................................... 22
2.3.1.Inti sel .......................................................................................................... 22
2.3.2.Membrane sel/Membran Plasma ................................................................. 23
2.3.3.Sitoplasma dan Organelnya ......................................................................... 24
2.4.Pengertian pembelahan sel .................................................................................. 27
2.4.1.Pembelahan secara Mitosit .......................................................................... 28
2.4.2.Pembelahan secara Profase .......................................................................... 29
2.4.3.Pembelahan secara Metafase ....................................................................... 29
2.4.4.Pembelahan secara Anafase ......................................................................... 30
2.4.5.Pembelahan secara Telofase ........................................................................ 30

3
BAB III Penutup
3.1.Kesimpulan .......................................................................................................... 32
Daftar Pustaka

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu organisme tersusun atas sel sebagai struktur dasar makhluk hidup, membran
tipis yang mengelilingi ruangan berisi cairan kimia. Bentuk makhluk hidup paling
sederhana adalah sel-sel soliter yang memperbanyak diri dengan pembelahan biner.
Organisme yang lebih tinggi seperti manusia, tampak seperti kota sel yang setiap
kelompok kecil mempunyai fungsi dan spesialisasi masing-masing dan dihubungkan
dengan sistem komunikasi yang rumit. Sel menempati setengah skala kompleksitas
makhluk biologis. Tujuan mempelajari sel untuk belajar bagaimana membuat sesuatu dari
molekul-molekul dan bagaimana mereka bekerja membentuk organisme yang kompleks
seperti manusia (Ahmad S. 2014 )
Istilah sel pertama kali digunakan oleh Robert Hooke ( 1635 – 1703 ), seorang
ilmuwan inggris , untuk menjelaskan struktur potongan tipis gabus dibawah mikroskop.
Pada tahun 1839, seorang biolog Perancis, Felix Durjadin menelitibeberapa jenis sel
hidup dan menemukan isi dalam rongga sel yangpenyusunnya disebut sarcode. Johanes
Purkinje (1789-1869) mengadakanperubahan nama Sarcode menjadi protoplasma. Max
Schultze (1825-1874),seorang anatomi mengemukakan protoplasma merupakan dasar
fisikkehidupan.Theodore Schwann (1801-1881), seorang pakar zoologi Jerman,
menelitisecara cermat dan intensif sel-sel hewan; dan Mathias Schleiden (1804
1881),pakar botani Jerman meneliti sel-sel tumbuhan. Berdasarkan hasilpengamatannya,
kedua peneliti tersebut mengemukakan bahwa baik tubuhhewan maupun tubuh tumbuhan
terdiri atas sel-sel. (Yuwono, Triwibowo. 2005)
Sel tersusun atas komponen – komponen kimiawi utama yaitu protein, asam nukleat,
lemak , dan polisakarida. Oleh karena sel – sel jasad hidup yang ada di alam tersusun oleh
komponen – komponen tersebut, meskipun dengan komposisi yang berbeda , maka
diduga bahwa semua sel berasal dari sel leluhur yang sama ( universal ancestor ). Setelah
melalui proses evolusi yang panjang akhirnya sel leluhur tersebut berkembang menjadi
bermacam – macam sel seperti yang diketahui sekarang.( Yuwono, Triwibowo. 2005)
Sebelum membicarakan aspek molekuler jasad hidup (organisme) maka perlu
dijelaskan terlebih dahulu Batasan mengenai apa yang dimaksud dengan jasa dhidup.
Seperti telah disinggung sebelumnya, jasad hidup meliputi kelompok jasad yang pada

5
kondisi tertentu akan menunjukkan gejala atau tanda-tanda kehidupan. Beberapa hal yang
dapat mencirikan jasad hidup antara lain adalah kemampuan untuk tumbuh dan
berkembang, kemampuan reproduksi atau memperbanyak diri, kemampuan melakukan
proses metabolisme (termasuk kemampuan menyerap nutrisi dari luar), kepekaan
terhadap ransangan (baik dalam bentuk ransangan fisik maupun kimia), serta kemampuan
melakukan interaksi atau komunikasi antar jasad (hidup). Batasan semacam ini sering kali
tidak dapat sepenuhnya menjelaskan gejala atau fenomena yang terdapat di alam, namun
paling tidak dapat digunakan sebagai acuan untuk membedakan antara jasad hidup
dengan benda mati (Yuwono, Triwibowo. 2005)
Berdasarkan batasan tersebut diatas, secara umum jasad hidup dapat di kelompokkan
menjadi dua, yaitu jasad hidup seluler (cellular organism) dan jasad hidup bukan selular
(non-cellular organism). Jasad hidup selular mempunyai satuan (unit) dasar berupa sel,
misalnya bakteri dan tanaman tingkat tinggi. Jasad hidup selular tidak tersusun atas sel
melainkan satuan yang lain, misalnya virus yang satuan dasarnya adalah virion ( Yuwono,
Triwibowo. 2005)

Dari segi satuan dasar individu, jasad hidup selular yang ada di alam dapat
digolongkan menjadi jasad bersel tunggal (unicellular organism), dan jasad bersel
banyak (multiselular organic). Penggolongan jasad seluar dapat juga didasarkan atas
struktur dan organisasi sel yaitu jasad prokariot dan jasad eukariot ( Yuwono,
Triwibowo. 2005)

Secara structural sel merupakan penyusun makhluk hidup bagian dari sel meliputi
membran plasma, nukleus, dan sitoplasma. Membran plasma tersusun dari lipoprotein,
yaitu adanya ikatan antara lemak dan protein. Nukleus terdapat nukleolus yang berfungsi
untuk sintesis ribosom, nucleus berfungsi untuk mengendalikan aktivitas sel. Sitoplasma
mengandung organel-organel sel, seperti reticulum, endoplasma, ribosom, badan golgi,
libosom, mitokondria, mikrotubul, mikrofilamen. (Setiadi,2007).

Reproduksi sel adalah proses memperbanyak jumlah sel dengan cara membelah
diri baik pada organisme uniseluler maupun multiseluler Pembelahan sel pada organisme
uniseluler merupakan suatu cara bagi organisme tersebut untuk melestarikan jenisnya
Sedangkan, bagi organisme multiseluler, pembelahan sel menyebabkan pertumbuhan dan
perkembangan organism. Misalnya, pada manusia, sel-sel memperbanyak diri sehingga
tubuh manusia tersebut menjadi besar dan tinggi. Selain itu reproduksi sel pada

6
organisme multiseluler juga menghasilkan sel-sel gamet yang berguna pada saat
perbanyakan secara generatif (reproduksi organisme melalui proses perkawinan).
Reproduksi sel merupakan proses penggandaan mater genetik (DNA) yang terdapat di
dalam nukleus. Sehingga menghasilkan sel-sel anakan yang memiliki materi genetik
yang sama.

(Juwarno & Achmad. 2014)

Tumbuh adalah proses bertambahnya ukuran. Pada tingkat sel, terjadi


penambahan ukuran sel. Seiring penambahan ukuran, kebutuhan sel pun akan meningkat.
Sel semakin banyak membutuhkan nutrisi dan bahan lain dari lingkungannya serta
menghasilkan banyak zat buangan. Agar lebih efisien, sel harus membelah diri,
menghasilkan dua sel baru. Secara umum, dua sel baru tersebut mirip dengan sel
sebelumnya.

(Sartono, Agus. 2015)

Pada makhluk hidup uniselular, pembelahan sel merupakan cara reproduksi.


Menghasilkan dua individu baru dari satu individu. Pada multiselular, pembelahan sel
memungkinkan satu sel, sel zigot, terus membelah dan berkembang hingga menjadi satu
individu. Meskipun makhluk hidup multiselular telah dewasa, pembelahan sel tetap
terjadi untuk memperbarui sel-sel mati atau rusak. Misalnya, sel-sel sumsum tulang
belakang terus membelah untuk menghasilkan sel darah merah baru. (Juwarno &
Achmad. 2014)

Pada sel tumbuh - tumbuhan termasuk jamur dan bakteri dinding sel ini nampak nyata
dan tersusun atas molekul - molekul karbohidrat dalam bentuk selulose. Pada umumnya
dinding sel tumbuh - tumbuhan nampak lebih tebal dan kuat karena mempunyai fungsi
utama sebagai pelindung sel dan rangka sel. Pada sel hewan dinding sel yang ada
sebenarnya merupakan dinding sel semu dan lebih dikenal sebagai selubung sel, karena
sangat tipis sehingga diduga sel hewan tidak mempunyai dinding sel (dr. Juwono, 2002).
Pada sel hewan membran plasma inilah yang dalam gambar – gambar dianggap
sebagai batas luar sel. Pada kenyataanya dengan menggunakan mikroskop cahaya kita
tidak akan mampu melihat membran plasma, karena ukuran membran plasma ini tebalnya
hanya sekitar 75 – 95 angstrom unit. Jadi gambar yang gelap yang nampak membatasi sel
disebelah luar sebenarnya bukanlah membran plasma tetapi bagian sitoplasma yang

7
berwarna akibat pembesaran zat warna yang digunakan untuk pemeriksaan (dr. Juwono,
2002).
Banyak teori yang dikemukakan oleh para ahli tentang membran plasma tetapi pada
dasarnya ada dua kelompok teori tentang susunan membran plasma, yaitu Leaflet theory ,
yang menyatakan bahwa membran plasma tersusun atas lapisan – lapisan. Teori Globular
, yang menyatakan bahwa membran plasma tersusun sebagai bola bola yang berderet.
Dari kedua teori tersebut kemudian berkembang suatu teori yang menyatakan bahwa
kedua bentuk susunan membran plasma ini dapat bertukar bentuk tergantung kebutuhan
(dr. Juwono, 2002).

1.2 Rumusan Masalah


a. Apakah yang dimaksud dengan sel ?
b. Bagaimana penggolongan sel ?
c. Apa yang dimaksud dengan sel prokariota?
d. Apa yang dimaksud dengan sel eukariota?
e. Apa saja fungsi dari struktur penyusun sel ?
f. Bagaimana proses pembelahan sel prokariot dan eukariot?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari sel.
b. Untuk mengetahui penggolongan sel.
c. Untuk mengetahui fungsi dari struktur penyusun sel.
d. Untuk mengetahui pengertian pembelahan mitosis.
e. Untuk megetahui pengertian pembelahan miosis.
f. Untuk mengetahui proses pembelahan sel pada prokariot dan eukariot

1.4. Manfaat

a. Untuk memahami pengertian dari sel.

b. Untuk memahami penggolongan sel.

c. Untuk memahami fungsi dari struktur penyusun sel

d. Untuk mengetahui pengertian pembelahan mitosis.

8
f. Untuk megetahui pengertian pembelahan miosis.

g.Untuk mengetahui proses pembelahan sel pada prokariot dan eukariot

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sel


Sel adalah suatu yang dinamis oleh karena selalu mengalami perubahan. Perubahan
sel dapat berupa pertambahan ukuran dan volume , karena adanya proses pertumbuhan ,
maupun perubahan fungsi, misalnya Karena proses diferensiasi. Bahkan pada waktu sel tidak
mengalami pertumbuhan sebenarnya juga terjadi perubahan di dalam sel karena adanya
proses metabolisme, maka sel dapat dikatakan sebagai suatu sistem kimiawi. Dalam sistem
semacam ini , sel akan melakukan trasformasi bahan atau nutrisi menjadi bentuk energy
sebaliknya, energi yang dihasilkan akan digunakan untuk melakukan transformasi lebih lanjut
yang akhirnya akan bermuara dalam bentuk pertumbuhan dan perkembangan. Proses
transformasi selular semacam ini akan melibatkan bermacam – macam reaksi molecular yang
dikaji dalam berbagai disiplin ilmu , misalnya biologi sel , biokimia , fisiologi , genetika
maupun biologi molecular sel (Yuwono, Triwibowo,2005).

Proses transformasi selular hanya akan berlangsung jika struktur sel tidak mengalami
perubahan ekstrem. Oleh karena itu , struktur sel merupakan pendukung bagi proses
kehidupan sel . hasil – hasil penelitian selama puluhan tahun telah menunjukkan bahwa
struktur sel dan transformasi selular diatur secara rapi. Pengaturan selular tersebut dapat
dilakukan karena sel mempunyai dua fungsi utama yaitu : (1) sebagai piranti kimiawi yang
melakukan proses metabolisme , dan (2) sebagai piranti yang menyimpan kode – kode
informasi biologi yang akan diturunkan kedalam anaknya.Proses metabolisme akan
berlangsung sesuai dengan informasi biologis yang disimpan di dalam sel yang bersangkutan.
Informasi biologis tersebut tersimpan dalam bentuk kode – kode genetik yang berada di
dalam bahan genetik , yaitu DNA ( deoxyribonucleic acid ). Informasi genetik tersebut harus
disalin dan diterjemahkan melalui proses ekspresi genetik yang kompleks menjadi rangkaian
asam – asam amino ( protein ) tersebut kemudian akan digunakan di dalam proses
metabolisme sel(Yuwono, Triwibowo,2005).

9
Berdasarkan keadaan intinya, sel dibedakan dalam dua macam, yaitu:sel prokariotik
dan sel eukariotik. Pada sel prokariotik, materi inti (DNA) terdapat dalam nukleoid yang
tidak dibatasi oleh membran inti. Contoh selprokariotik ialah bakteri, dan gangang biru yang
termasuk Monera. Sedangkan pada sel eukariotik terdapat membran inti, yang memisahkan
materi inti (DNA dan protein histon membentuk kromosom) dari sitoplasma.Sel eukariotik
dijumpai pada Tumbuhan, Hewan, Cendawan, dan Protista (Yuwono, Triwibowo,2005).

Sel bakteri dibatasi oleh membran plasma. Di dalamnya terdapatnukleoid (DNA)


tanpa dibatasi oleh membran inti, dan ribosom (lihatGambar 2.1). Di sebelah luar dari
membran plasma terdapat dinding sel yang disusun oleh peptidoglikan (kompleks gula dan
protein). Pada sebagian bakteri sel tersebut dibungkus oleh kapsul (disusun olehgula). Bakteri
mempunyai alat gerak berupa flagel. Pada permukaan sel bakteri terdapat pili yang dapat
digunakan untuk menempel padasubstratnya. Pada bakteri fotosintetik dan ganggang hijau
biru terdapat klorofil yang tersebar dalam sitoplasma, tanpa membran yang membatasinya
dengan bagian sel lainnya. Jadi, sel prokariotik ada yang mempunyai klorofil tetapi tidak
dalam kloroplas (plastid yang berwarna hijau). Sel prokariotik mempunyai ukuran yang jauh
lebih kecil (kurang lebih seper sepuluhnya)dari sel eukariotik (Yuwono, Triwibowo,2005).

Gambar 2.1 Sel bakteri prokariotik (Campbell et al, 2006).

10
Sel Hewan

Sel Tumbuhan

Berdasarkan jumlah kromosom dan fungsinya, sel dibedakan ke dalam dua


kelompok, yaitu sel somatik dan sel reproduktif. Sel somatik merupakansel-sel penyusun
tubuh, dengan jumlah kromosom 2n (diploid). Dalam proses pertumbuhan makhluk hidup
multiseluler sel somatic mengalami proses pembelahan mitosis. Sel reproduktif berfungsi
untuk perbanyakan makhluk hidup secara seksual. Sel ini dibentuk melalui proses meiosis
sehingga mempunyai jumlah kromosom n (haploid (Yuwono, Triwibowo,2005).

Bagian sel ada yang bersifat hidup dan ada yang mati. Bagian sel yanghidup dikenal
sebagai protoplasma, terdiri atas inti dan sitoplasma. Bagianmati berupa dinding sel dan isi
vakuola.Sel-sel pada tubuh hewan dan tumbuhan termasuk dalam golongan seleukariotik,
sedangkan pada mikroorganisme ada yang eukariotik misalnyaprotozoa, protista, dan fungi.

11
Ada pula yang bersifat prokariotik misalnya pada bakteri dan ganggang biru (Yuwono,
Triwibowo,2005).

2.1.1 Fungsi sel

1. Mempertahankan suatu barrier yang selektif diantara sitoplasma dan lingkungan


ekstraseluler
2. Membawa instruksi dalam bentuk kode untuk proses sintesis sebagian besar
komponen seluler. Materi seluler ini sebelumnya digandakan memalui reproduksi sel,
sehingga setiap sel baru membawa sel penuh instruksi
3. Sebagai aktivitas metabolik yang dikatalisir reaksi kimia sehingga terjadi proses
sintesis dan penguraian molekul organik
(Setiadi,2007).

2.1.2 Transport melalui membran sel

Transport zat-zat melalui membran sel melalui tiga jalan yaitu: (Setiadi,2007)
1. Proses difusi, melalui pori-pori membran atau melalui matriks membran itu sendiri
2. Transport aktif, melalui membran, suatu mekanisme tempat sistem enzim dan
pembawa membawa zat-zat melalui membran
3. Dengan endositosis, yaitu suatu mekanisme membran menelan cairan ekstrasel dan
isinya

2.1.3 Bentuk sel

1. Bentuk dasar dari sel yang diisolasi adalah bulat, seperti sel darah, sel lemak dan sel
telur
2. Bentuk sferikal dasar, biasanya berubah karena spesialisasi sel berdasarkan fungsinya
3. Penggepengan sel terjadi karena kontak dengan permukaan, ini terjadi akibat
penekanan dari banyak permukaan.
(Setiadi,2007).

2.1.4 Ukuran sel

Sel tubuh manusia adalah sel mikroskopik yang berdiameter sekitar 10 sampai
dengan 30 µm. Ukuran sel dibatasi agar tidak tumbuh terlalu besar karena sel harus
mempertahankan suatu area permukaan yang memadai untuk menampung pergantian

12
antara nutrisi dan sampah. Sel-sel besar memperluas batasan ukuran mereka dengan
cara memodifikasi membran plasmanya (Setiadi,2007).
2.1.5 Pergerakan sel
a. Gerakan amuboid
Gerakan amuboid berarti gerakan seluruh sel dalam hubungannya dengan
sekitarnya, seperti pergerakan sel darah putih melalui jaringan khas. Gerak amuboid
dimulai dengan penonjolan pseudopodium dari salah satu ujung sel. Sel yang paling
sering menunjukkan gerak amuboid pada tubuh manusia adalah sel darah putih yang
bergerak keluar dari darah masuk ke jaringan dalam bentuk makrofag atau mikrofag
jaringan. Jenis sel lain dalam keadaan tertentu dapat bergerak dengan gerak amuboid
Misalnya, fibroblast akan bergerak ke dalam setiap daerah yang rusak untuk
membantu memperbaiki kerusakan dan malahan beberapa sel germinativum kulit,
melaui sel-sel yang biasanya melekat pada membrana basalis, akan bergerak dengan
gerak amuboid ke arah daerah luka untuk memperbaiki koyakan. Faktor yang paling
penting yang biasanya mengawali gerak muboid adalah timbulnya zat kimia tertentu.
Fenomena ini dinamakan kemotaksis dan zat kimia yang menyebabkan terjadinya
pergerakan dinamakan zat kemotaksik (Setiadi,2007).
b. Gerakan silia
Mekanisme gerakan silia ada dua yang perlu diketahui yaitu : (Setiadi,2007).
1) Sembilan tubulus ganda dan dua tubulus tuggal astu sama lain saling
dihubungkan oleh kompleks protein yang mengadakan ikatan silang

Diduga bahwa energi yang dilepaskan dari ATP yang berhubungan dengan lengan
ATPase, menyebabkan lengan gerak sepanjang permukaan tubulus yang berdekatan. Bila
tubulus depan dapat bergerak keluar seakan tubulus belakang tetap diam, jelas ini akan
menyebabkan pembengkokan. Karena banyak silia pada permukaan sel yang berkontraksi
serentak seperti gelombang, diduga bahwa beberapa isyarat yang disinkronisasi mungkin
suatu isyarat eletrokimia di atas permukaan sel yang dipindahkan dari silia ke silia

2.2.Penggolongan jasad selular


2.2.1.prokariota
A. Gambaran umum kehidupan prokariotik
Dalam hal dampak metabolis dan jumlahnya, prokariota masih mendominasi
biosfer, mengalahkan jumlah dari seluruh eukariota. Jumlah prokariota yang hidup

13
dalam segumpal tanah, mulut, atau kulit manusia jauh melebihi jumlah total manusia
yang sudah pernah hidup di bumi. Prokariota sejauh ini tidak saja merupakan
organisme yang paling banyak jumlahnya, tetapi juga merupakan organisme yang
paling mudah berkembang biak dan memperbanyak populasinya. Dimanapun kita
menemukan kehidupan dari jenis apapun, prokariota pasti ditemukan diantara
organisme yang ada (Campbell, Neil. A., dkk.. 2003)
Meskipun individu prokariota adalah mikroskopik (sangat kecil), dampak
kolektifnya pada bumi dan seluruh kehidupan sangat luar biasa. Prokariota bukanlah
merupakan kumpulan makhluk-makhluk jahat. Hanya sebagian kecil organisme
prokariota yang menyebabkan penyakit pada manusia atau organisme lain, tetapi
sebagian besar lainnya justru sangat sangat penting bagi seluruh kehidupan di bumi.
Sebagai contoh, prokariota tertentu merombak bahan-bahan dari organisme yang
sudah mati dan mengembalikan unsur kimia yang penting ke lingkungan dalam
bentuk senyawa anorganik yang diperlukan oleh tumbuhan , dimana selanjutnya
tumbuhan tersebut dikonsumsi oleh hewan. Jika untuk beberapa alasan tertentu semua
prokatiota secara mendadak mati, maka siklus kimia yang menopang kehidupan akan
berhenti, dan semua bentuk kehidupan lain akan mengalami malapetaka. Sebaliknya,
kehidupan prokariotik tidak diragukan lagi akan tetap bertahan meski tanpa eukariota,
sebagaimana berlangsung selama sekitar 2 miliar tahun dalam sejarah awal kehidupan
di bumi (Campbell, Neil. A., dkk.. 2003)
Prokariota sering kali hidup dalam asosiasi yang dekat dengan sesamanya dan
dengan eukariota, dalam hubungan yang kita sebut simbiosis. Kasus simbiosis yang
secara historis paling penting adalah perkembangannya mitokondria dan kloroplas
dari prokariota yang menjadi organel didalam sel-sel inang yang lebih besar. Dengan
demikian, hewan, tumbuhan, fungi, dan protista kemungkinan berkembang dari
penggabungan simbiotik sel-sel nenek moyang (Campbell, Neil. A., dkk.. 2003)
Prokariota modern memiliki struktur dan fungsi fisiologi yang beranekaragam.
Sekitar 5000 spesies prokariota telah diketahui, dan perkirakan keanekaragaman
prokariota sesungguhnya dalam kisaran ahli biologi dari Havard University E.O
Wilson, pemahaman sejati keanekaragaman biologi sesungguhnya memerlukan suatu
penyesuaian skala secara menurun (Campbell, Neil. A., dkk.. 2003)
B. Struktur, Fungsi, dan Reproduksi

14
Sebagian besar prokariota bersifat uniseluler. Namun demikian, beberapa
spesies cenderung membentuk agregat (kumpulan) sementara dalam dua klompok sel
atau lebih. Prokariota yang lainnya memiliki bentuk koloni sejati, yang merupakan
kumpulan tetap sel-sel identic. Bahkan beberapa spesies prokariota menunjukkan
suatu organisasi multi seluler sederhana yang memiliki pembagian tugas antara dua
jenis sel atau lebih yang telah terspesialisasi (Campbell, Neil. A., dkk.. 2003)

Prokariota memiliki keanekaragaman bentuk sel, dengan tiga bentuk yang


paling umum adalah bulat (kokus), batang (basilus), dan heliks (meliputi bakteri yang
dikenal sebagai spirilla/spiral prokariota adalah penentuan bentuknya memalui
pengamatan di bawah mikroskop (Campbell, Neil. A., dkk.. 2003)

Sebagian besar prokariota memiliki diameter dalam kisaran 1-5 um,


dibandingkan dengan sel eukariota yang sebagian besar berukuran 10-100 um.
(Campbell, Neil. A., dkk.. 2003)

2.1.2. Dinding Sel pada Prokariota

Hampir sebagian besar prokariota memiliki dinding sel untuk


mempertahankan bentuk sel, memberi perlindungan fisik, dan mencegah supaya sel
tidak pecah dalam lingkungan yang hiptonis. Akan tetapi, seperti sel berdinding
lainnya, prokariota akan mengalami plasmodiasis dan dapat mati dalam medium yang
hipertonik. Hal itulah yang menyebabkan mengapa daging yang diasinkan dapat
disimpan begitu lama tanpa menjadi rusak oleh organiasme sel tumbuhan, fungi, dan
Protista dalam hal komposisi dan bangun molekuler (Campbell, Neil. A., dkk.. 2003)

Adanya dinding sel merupakan salah satu sebab prokariota dikelompokkan


bersama dengan tumbuhan dalam sistem dua kingdom. Sebagai pengganti selulosa,
yang merupakan bahan utama pembentuk dinding sel tumbuhan, sebagian besar
dinding sel bakteri mengandung suatu bahan khusus unik yang disebut peptidoglikan
yang terdiri dari polimer modifikasi gula-gula yang diikat silangkan dengan
polipeptida pendek yang berbeda dari satu spesies ke spesies yang lain (dinding sel
archaea tidak memiliki peptidoglikan). Pengaruhnya adalah adanya sebuah jaringan
molekuler tunggal yang membungkus dan melindungi seluruh sel itu. Struktur luar
adalah bahan-bahan lain yang juga sangat berbeda dari satu spesies ke spesies lainnya.

15
(Campbell, Neil. A., dkk.. 2003)

Salah satu alat yang paling ampuh dalam taksonomi mikroba adalah
pewarnaan Gram (Gram stain), yang dapat digunakan untuk memisahkan anggota-
anggota dominan bakteria ke dalam dua kelompok berdasarkan perbedaan dinding
selnya. Bakteri gram-positif memiliki peptiglogikan yang lebih sedikit dan secara
structural lebih kompleks. Membrane bagian luar pada dinding sel gram-negatif
mengandung lipopolisakarida, yaitu karbohidrat yang terikat dengan lipid.

(Campbell, Neil. A., dkk.. 2003)

Diantara bakteri pathogen, yang memiliki penyakit, spesies gram-negative


umumnya lebih berbahaya dibandingkan dengan spesies gram-positif.
Lipopolisakarida yang terdapat pada dinding sel bakteri gram negative sering bersifat
toksik (racun), dan membrane bagian luar membantu melindungi bakteri pathogen
melawan system pertahanan inangnya. Lebih jauh bakteri gram-negatif umumnya
lebih resisten terhadap antibiotic dibandingkan dengan bakteri gram-positif karna
membrane bagian luar itu menghalangi masuknya obat-obatan (Campbell, Neil. A.,
dkk.. 2003)

Banyak diantara antibiotic, termasuk penisilin, menghambat sistensis ikatan


silang peptidoglikan dan mencegah pembentukan suatu dinding fungsional,
khususnya pada spesies gram-positif. Obat-obatan adalah peluru selektif yang
melumpuhkan banyak spesies bakteri yang menyebabkan penyakit menlat, tanpa
mengganggu manusia dan eukariota lainnya tidak membuat peptidoglikan.

(Campbell, Neil. A., dkk.. 2003)

Banyak diantara peptidoglikan mensekresikan bahan kental dan lengket yang


membentuk lapisan pelindung lainnya yang disebut kapsul (capsule) diluar dinding
sel. Kapsul memungkinkan organisme itu menempel pada substratnya dan
memberikan perlindungan tambahan, yang meliputi peningkatan resistensi prokariota
patogenik terhadap system pertahanan inang. Kapsul bergelatin menyatukan banyak
sel prokariota yang hidup sebagai koloni (Campbell, Neil. A., dkk.. 2003)

Cara lain prokariota menempel satu sama lain atau pada lapisan bawah adalah
dengan alat tambahan pada permukaan selnya yang disebut pili (tunggal pilus

16
:gambar 27,4). Sebagai contoh, Neiseseriagonoehoeae, bakteri pathogen yang
menyebabkan gonorhea, menggunakan pili untuk melekatkan diri ke membrane
mukosa inangnya. Beberapa pili dikhususkan untuk menempelkan prokariota
Bersama-sama dalam waktu cukup lama agar sel dapat mentransfer DNA selama
proses konjugasi .

(Campbell, Neil. A., dkk.. 2003)

C. Motilitas dari Prokariota

Sekitar separuh dari seluruh prokariota mampu melakukan pergerakan yang


terarah. Relatif terhadap penggalaman kita, banyak prokariota bergerak melalui
larutan air, ion, dan bahan terlarut lainnya yang sekental larutan gula (sirup).
Lingkungan lainnya, seperti mukosa yang melapisi paru-paru, bahkan lebih kental
lagi. Bahkan dalam kondisi tersebut, banyak prokariota yang motil dapat bergerak
sekitar 50 µ m/detik, atau sekitar 100 kali panjang tubuhnya per detik. (Campbell,
Neil. A., dkk.. 2003)

Kerja flagela adalah mekanisme yang paling umum dalam pergerakan


prokariota. Flagela dapat tersebar di seluruh permukaan sel atau terpusatkan pada
salah satu atau kedua ujung sel itu. Flagela pada prokariota dan eukariota berbeda
dalam hal struktur maupun fungsi. Flagela prokariota memiliki lebr sepersepuluh
lebar flagela eukariota dan tidak terbungkus oleh suatu perluasan membran plasma.
(Campbell, Neil. A., dkk.. 2003)

Mekanisme pergerakan kedua merupakan ciri suatu kelompok bakteri


berbentuk heliks yang disebut spirokaeta. Dua atau lebih filamen berbentuk heliks
tepat di bawah lapisan luar dinding sel sangat mirip dengan struktur flagela
prokariotik. Masing-masing memiliki suatu pergerakan basal yang bertaut pada salah
satu atau ujung lain sel itu. Ketika filamen itu berotasi, sel yang lentur akan bergerak
seperti pembuka sumbat (gabus) botol. Mekanisme ini khususnya sangat efektif dalam
menggerakkan spirokaeta di lingkungan yang sangat kental tempat mereka kadang-
kadang hidup. Dalam mekanisme pergerakan yang ketiga, beberapa prokariota
mensekresikan bahan kimia berlendir dan bergerak melalui suatu gerakan meluncur
yang dapat disebabkan oleh adanya penggerak flagela yang tidak memiliki filamen
flagela (Campbell, Neil. A., dkk.. 2003)

17
Dalam suatu lingkungan yang relatif seragam, prokariota berflagela dapat
bergerak secara acak. Akan tetapi, dalam suatu lingkungan yang heterogen, banyak
prokariota yang mampu melakukan taksis, yang pergerakan menuju atau menjauhi
suatu rangsangan. Dengan kemotaksis, misalnya, prokariota akan memberikan respon
terhadap rangsangan kimia, mungkin dengan bergerak mendekati makanan atau
oksigen (suatu kemotaksis positif) atau menjauhi zat-zat beracun (suatu kemotaksis
negatif). Beberapa jenis molekul reseptor yang mendeteksi zat-zat spesifik terletak
pada permukaan prokariota kemotaksis tersebut. Prokariota motil yang berfotosintesis
umumnya menunjukkan fototaksis positif, suatu perilaku yang mempertahankan
keberadaan prokariota itu dalam cahaya. Beberapa prokariota bahkan mengandung
deretan partikel magnetik kecil yang memungkinkan sel itu mengatur orientasi sesuai
dengan medan magnet bumi. Partikel tersebut dapat membantu sel membedakan
bagian atas dari bagian bawah sebab menyebabkan prokariota bergerak menuju
sedimen yang kaya akan zat makanan pada dasar kolam dan laut dangkal. (Campbell,
Neil. A., dkk.. 2003)

C. Organisasi seluler dan genomik prokrariota

Prokrariota dinamai sebagai prokaririota dikarenakan prokariota tidak


memiliki inti sejati yang terbungkus dalam membran. Sel prokariota tidak memiliki
pembagian ruang oleh membran internal yang menjadi ciri khas eukariota. Akan
tetapi, berbagai prokariota memiliki berbagai membran terspesialisasi yang
melakukan banyak fungsi metaboliknya. Membran-membran itu umumunya
merupukan daerah membran plasma yang terlipat (Campbell, Neil. A., dkk.. 2003)

Dibandingkan dengan eukariota, prokariota juga memiliki genum yang lebih


kecil dan sederhana. Rata-rata prokariota hanya memiliki DNA sekitar seper seribu
DNA sel eukariotik. Pada sebagian besar prokariota, DNA terkonsentrasi sebagai
serat kusut dalam region nukleoid (daerah nukleoid) yang warnanya kurang padat
dibandingkan dengan sitoplasma sekitarnya dalam mikrograf elektron. Kumpulan
serat itu sesungguhnya adalah kromosom prokariota, molekul DNA beruntai ganda
dalam betuk cincin. DNA itu relatif sedikit memiliki protein yang berikatan dengan
DNA. Istilah genophore kadang-kadang digunakan bagi kromosom prokariotik unuk
membedakannya dari kromosom eukariotik, yang memiliki struktur yang sangat
berbeda. Genum eukariota terdiri atas molekul DNA linier yang terbungkus bersama

18
dengan protein membentuk sejumlah kromosom yang menjadi ciri khas spesies itu
(Campbell, Neil. A., dkk.. 2003)

Sebagai tambahan pada kromosom utamanya yang hanya satu, sel prokariotik
juga memiliki cincin-cincin DNA yang jauh lebih kecil yang disebut plasmid, yang
sebagian besar diantaranya hanya berisi beberapa gen. Pada sebagian besar
lingkungan, prokariota dapat bertahan hidup tanpa plasmidnya karena semua fungsi
esensial dikodekan dengan kromosom. Namun demikian, plasmid memberikan gen-
gen untuk kekebalan terhadap antibiotik kepada sel, karena tidak adanya metabolisme
nutrien yang tidak umum pada lingkungan normal, dan untuk segala kemungkinan
yag khusus. Plasmid bereplikasi tanpa bergantung pada kromosom utama dan banyak
plasmid dapat ditransfer dengan mudah antar pasangan prokariota yang mengadakan
konjugasi (Campbell, Neil. A., dkk.. 2003)

D. Cara prokariota mendapatkan energi dan karbon

Nutrisi disini diartikan sebagai cara suatu organisme mendapatkan dua


sumberdaya mensintesis senyawa organik : energi dan sumber karbon. Spesies yang
menggunakan energi cahaya disebut fototrof. Kemotrof mendapatkan energinya dari
senyawa kimia yang diambil dari lingkungan. Jika suatu organisme hanya
memerlukan senyawa anorganik CO2 sebagai sumber karbon., maka organisme
tersebut disebut autotrof. Heterotrof memerlukan paling tidak satu nutrien organik
misalnya, glikosa sebagai sumber karbon untuk pembuatan senyawa organik lain. Kita
dapat menggabungkan kriteria fotottorf-versus-kemotrof (sumebr energi) dan
autotrof-versus-heterotrof (sumebr karbon) untuk mengkelompokkan prokariota
berdasarkan keempat caranya memperoleh nutrisi pokok (Campbell, Neil. A., dkk..
2003)

1. Fotoautotrof adalah organisme fotosintetik yang memanfaatkan energi cahay untuk


menjalankan sintesis senyawa organik dari karbon dioksida. Alat metabolis yang
dikhususlan pada organisme ini meliputi membran internal dengan sistem pigmen
yang mengambil cahaya. Diantara kelompok prokariota fotosintetik yang beragam itu
terdapat sianobakteri. Semua eukariota fotosintetik tumbuhan dan protista tertentu
juga tergolong dalam kelompok ini.

19
2. Kemoautotrof hanya memerlukan CO2sebagai sumber karbon, tetapi alih-alih
menggunakan cahaya untuk energi, prokariota ini mendapatkan energi dengan cara
mengoksidasi bahan-bahan anorganik. Energi kimia diekstrasi dari hidrogen sulfida
(H2S), amonia (NH3), ION FERO (Fe2+), atau beberapa bahan kimia lain, tergantung
pada spesiesnya. Cara memperoleh nutrien seperti ini unik bagi prokariota tertentu.
Sebagai contoh, arkhaea dari genus Sulfolobus mengoksidasi sulfur.
3. Fotoheterotrof dapat menggunkan cahaya untuk menghasilkan ATP, tetapi harus
menggunkan karbon dalam bentuk organil. Cara memperoleh nutrien seperti unu
hanya terbatas pada prokariota tertentu.
4. Kemeoheterotrof harus mengkonsumsi molekul organik untuk sumber energi dan
karbon. Cara memperoleh nutrien seperti ini banyak ditemukan pada prokariota,
protista, fungi, hewan, dan bahkan beberapa tumbuhan.
E. Pertumbuhan dan Adaptasi Prokariota

Prokariota bereproduksi hanya secara aseksual denga cara pembelahan sel yang
disebut pembelahan biner (binary fission), sambil mensintesis DNA secara kontinu.
Sebuah sel prokariota tunggal dalam suatu lingkungan yang sesuai akan menjadi suatu
koloni keturunan melalui pembelahan berulang (Campbell, Neil. A., dkk.. 2003)

Tanpa pembelahan meiosis, prokariota tidak memiliki suatu siklus seksual, yang
meliputi singami, yang merupakan suatu sumber penting variasigenetik pada
eukariota. Akan tetapi, prokatiota memiliki tiga mekanisme rekombinasi genetik:
transformasi, yaitu pengambilan gen dari lingkungan sekitar, yang memungkinkan
terjadinya pemindahan materi genetik antar prokariota; konjugasi, yaitu pemindahan
gen-gen secara langsung dari satu prokariota ke prokariota yang lainnya; dan
tranduksi, pemindahan gen antar prokariota dengan bantuan virus. Namun demikian,
proses ini meliputi aliran unilateral (searah) DNA dengan jumlah yang bragam tidak
seperti pada seks meiotik eukariota, di mana dua induk masing-masing
menyumbangkan genom homolog ke suatu zigot. Mutasi merupakan sumber utama
variasi genetik pada prokariota. Karena waktu generasi diukur dalam satuan menit
atau jam, suatu mutasi yang diinginkan dapat diperbanyak dengan cepat pada
sejumlah besar keturunan (Campbell, Neil. A., dkk.. 2003)

Waktu generasi yang pendek memungkinkan populasi prokariota secara cepat


menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan, seiring seleksi alam menyaring

20
mutasi baru dan genom yang dihasilkan oleh rekombinasi. Evolusi adaptis itu
sangat penting bagi kelanjutan keberhasilan prokariota, seperti ketika kehidupan
prokariotik mulai menjadi beraneka ragam miliaran tahun silam (Campbell, Neil.
A., dkk.. 2003)

2.2.3Eukariot

A. Evolusi dari Eukariot


Perubahan dan evolusi antara eukariot,sel dengan inti dan prokariot, menurut
beberapa ahli menjadi perubahan paling mendalam dalam sejarah evolusi,asal-usul
dari sel eukariot yang menurut beberapa ahli berasal dari aktvitas endosymbiosis,
yang mana dalam teori ini menjelaskan fenomena adanya organisme yang hidup
dalam satu komponen organisme saling melengkapi satu sama lain beberapa orang
lebih mengenal dengan istilah hipotesis endosymbiosis, hipotesis ini menyebutkan
bahwa sel eukariotuk berasal dari perkembangan sel prokariotik. (Ahmad Shafwan S.
2014.)
Untuk memahami bagaimana fungsi eukariota, berkembang biak dan
berevolusi memerlukan pemahaman latar belakang tentang biologi sel eukariota.
Salah satu cara terbaik untuk memperoleh pengetahuan ini adalah dengan
merefleksikan asal mula kehidupan eukariotik, yang pada gilirannya, bergantung pada
pengetahuan latar belakang sel pendahulu. Biologi sel saat ini sebagian besar adalah
biologi eukariota karena sel mereka sangat terkotak-kotak dan di era mikroskop
cahaya di mana biologi sel muncul eukariota lebih banyak ditawarkan dari pada
prokariota. Ilmu biologi sel mungkin, pada kenyataannya, hanya juga dikenal sebagai
biologi organel dan sitoskeleton. Di antara eukariota, bentuk uniseluler, seperti ragi
roti, Saccharomyces cerevisiae, adalah model organisme untuk biologi sel karena
mereka memiliki struktur yang sama atau sangat mirip dengan sel eukariota
multiselular. (Maureen A.. 2010)
B. Gambaran Umum Sel Eukariot

Sel jasad eukaryot mempunyai sruktur dan organisasi yang lebih kompleks
dibandingkan dengan sel prokaryot ( Yuwono, Triwibowo.2005). Sel eukariot
dibedakan dari sel prokariota berdasarkan beberapa kriteria. Salah satunya adalah
ukuran, sel eukariota rata-rata berdiameter puluhan hingga ratusan kali lebih besar dan
paling sedikit 1000 kali lebih besar dalam volume. Yang lebih penting daripada

21
ukuran adalah inti sel . Kromosom eukariota bersifat linier (kebanyakan genom
prokariot melingkar) dan terbentuk di nukleosom protein pada kromosom terpisah di
dalam nukleus (Maureen A.2010). Pada jasad eukaryot bahan genetiknya (DNA)
berada didalam suatu membran nukleus sehingga jasad eukaryot mempunyai struktur
nukleus yang jelas. Membran nukleus jasad eukaryot terdiri atas dua lapis yaitu
membran dalam dan membran luar. Pada beberapa tempat, kedua lapisan membran
nukleus tersebut berfusi atau menyatu membentuk pori-pori nukleus yang berperanan
sebagai penghubung antara bagian dalam nukleus dengan sitoplasma (Yuwono,
Triwibowo.2005).. Pemisahan ini mengharuskan translasi terjadi di luar nukleus. Di
dalam kompartemen nuklear, transkripsi dikendalikan oleh segudang faktor
transkripsi. Perumusan transkrip lebih lanjut dilakukan oleh spliceosom dan mesin
polialilasi sebelum mRNA matang melewati kompleks pori-pori nuklir ke dalam
sitoplasma Struktur membran nukleus tersebut menjadi salah satu pembeda antara
eukaryot dengan prokaryot dalam hal proses ekspresi genetik.(Maureen A.2010).

Organisasi bahan genetik (DNA kromosom ) pada eukaryot mempunyai


beberapa perbedaan mendasar dengan organisasi DNA kromosom prokaryot. Pada
eukaryot bahan genetik utamanya umumnya terdiri atas lebih satu kromosom
berbentuk linear yang dikemas sedemikian rupa dengan adanya protein yang disebut
histon. Pada beberapa jasad eukaryot. Khususnya jasad eukaryot tingkat rendah, juga
ada bahan genetik ekstrakromosom (plasmid) (Yuwono, Triwibowo.2005)

Ciri lain sel eukaryot adalah sudah ada pembagian ruang yang jelas didalam
sel sehingga ada bermacam-macam organel yang masing-masing mempunyai fungsi
khusus. Pada sel tumbuhan, struktur terluar selnya adalah dinding sel yang terdiri atas
polimer solulosa. Sedangkan pada sel hewan tidak terdapat dinding sel. Beberapa
organel penting yang terdapat didalam sel eukaryot antara lain adalah: mitokondria
(tempat produksi energi seluler (Yuwono, Triwibowo.2005)Mitokondria dalam
bentuk buku teks mereka memetabolisme karbohidrat untuk memicu proses
pemompaan proton yang pada akhirnya menghasilkan ATP sebagai energi untuk sel.
Kompleks protein eukariotik secara eksklusif (mis., Tubulin, kinesin, dynein, actin,
myosin) struktur yang bergantung pada sitoskeleton, seperti gerakan, transport vesikel
dan pembelahan sel. Sel eukariot bereplikasi melalui mitosis dan sitokinesis, bukan
pembelahan biner prokariotik, dan seringkali dapat terlibat dalam reproduksi seksual

22
sepenuhnya melalui meiosis dan syngamy. Prokariota tidak setara dengan meiosis,
walaupun mereka memiliki mekanisme untuk menukar gen. Tidak ada bentuk antara
antara prokariota dan eukariota yang belum terdeteksi atau diterima seperti itu,
walaupun strukturnya semakin kompleks (termasuk potensi 'proto-nuklei') dan
prosesnya ditemukan di sel prokariota karena perolehan biologi sel molekuler).
Retikulum endoplasma kasar (berperan adalam proses sekresi protein dan tempat
melekatnya ribosom (Maureen A.2010).). Retikulum endoplasma halus (tempat
dektoksifikasi senyawa-senyawa tertentu dan sintesis lemak). Badan golgi (berperan
dalam sekresi dan sortasi /pemilahan protein ). Kloroplas (tempat berlangsungnya
reaksi fotosintesis pada tumbuhan). Vakuola (tempat penyimpanan air serta produk
metabolisme ), dan organel-organel lain. (Yuwono, Triwibowo.2005)

Salah satu contoh jasad eukaryot yang paling banyak digunakan dalam studi
biologi molekuler adalah klamir sccharomyces cerevisiae. Jasad ini banyak digunakan
sebagai model eukaryot karena merupakan jasad renik bersel satu yang mudah
ditumbuhkan . Dasar-dasar biologi selnya sudah dipelajari selama bertahun-tahun.
Serta mempunyai derajat kemiripan struktural dan organisasi sel yang dekat dengan
sel eukaryot tingkat tinggi. Klamir juga banyak digunakan untuk kepentingan-
kepentingan praktis. Misalnya dalam industri minuman berakhohol. Dan bahkan
sekarang juga dipergukanakan sebagai inang untuk produksi protein heterolog.
Termasuk vaksin. Selain klamir, jasad eukaryot bersel satu yang juga banyak diteliti
adalah CHLAMYDOMONAS dan Tetrahymena.

Studi biologi molekuler juga sering menggunakan model sel eukaryot tingkat
tinggi. Misalnya sel hewan. Akan tetapi jika dibandingkan dengan studi menggunakan
bakteri dan klamir, studi dengan sel hewan relatif lebih lambat perkembangannya. Hal
ini antara lain disebabkan oleh faktor organisasi sel yang lebih kompleks. Jaringan sel
yang diisolasi dari hewan pada umumnya terdiri atas campuran beberapa tipe sel
yang mempunyai aras (level) diferensiasi yang berbeda . selain itu, sel hewan yang
diisolasi dan ditumbuhan dalam medium sintetik mempunyai keadaan fisiologi yang
berbeda dari sel yang merupakan bagian jaringan tubuh hewan yang utuh. Keadaan
semacam ini berbeda dari keadaan sel prokaryot atau eukaryot bersel tunggal, karena
sel prokaryot dalam medium sintetik akan mempunyai sifat-sifat biologis yang relatif
sama dengan sel bakteri yang ada di alam. Oleh karena itu studi dengan menggunakan

23
sel jasad eukaryot tingkat tinggi seringkali menghasilkan efek gabungan akibat
adanya bermacam-macam tipe sel.

2.3.STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

Sel mengandung struktur fisik yang sangat terorganisasi, yang dinamakan organel.
Beberapa organel sel yang penting adalah: (Setiadi,2007).

2.3.1 Inti sel (Nucleus)


 Struktur khusus bulat padat, yang terdiri dari mas protoplasma yang lebih kompak,
dikelilingi oleh membran dan membawa partikel gen yang mengandung kromatin
 Terletak ditengah sel yang dikelilingi oleh sitoplasma yang mrupakan pusatkegiatan
sel.
 Inti mengandung asam deoksiribonukleat dalam jumlah besar.
 Dalam inti terjadi pembelahan sel (mitosis) untuk membentuk dua sel anak. Tiap sel
menerima satu dari dua pasang gen.
 Selama mitosis, kromatin mudah ditemukan sebagai bagian dari kromosom. Kromatin
dapat berubah menjadi benang kromosom.
 Terdapat anak inti (nukleolus) yaitu nukleus yang mengandung rna dalam jumlah
besar dan protein, nukleolus sangat membesar bila sel secara aktif mensintesis
protein.

2.3.2 Membran sel/membran plasma

 Ukuran tebal antara 7,5-10 nanometer.


 Berifat elastis.
 Membran terdiri dari protein dan lipid, susunannya : 55% protein, 25% fosfolipid ,
13% kolesterol, 4% lipid lain, 3% karbohidrat.
 Protein membran sel :
- Sebagian besar glikoprotein.
- Terdapat protein integral yang menonjol kedalam sel.
- Dapat berdisifusi antar cairan ekstrasel dan intrasel.
- Juga terdapat protein porifer yang hanya melekat pada permukaan membran dan
tidak menembus membran.
 Kabrohidrat membran .

24
- Terdapat pada bagian mebran.
- Berperan sebgai zar reseptor untuk mengikat hormon seperti insulin yang
merangsang aktifitas spesifik dalam sel.
 Membran inti
- Tiap-tiap membran hampir identik.
- Mempunyai struktur dasar lipid berlapis ganda dengan protein globular terapung
pada cairan lipid.

2.3.3 Sitoplasma dan organelnya

Terisi oleh partikel dan organel kecil dan besar yang tersebar yang ukurannya berkisar
dari beberapa nanometer sampai dengan 3 mikron. Koloid dengan posentase 75% air dan
25% protein.

Struktur sitoplasma sendiri dapat dibagi menjadi 2 bagian besar :

1. Organela yang tidak aktif dalam metabolisme sel antara lain :


a. Sentriole
1) Digunakan waktu membela diri
2) Ukuran beberapa nanometer – 3 mikron.
3) Koloid dengan prosentase 75% air dan 25% protein.
b. Mikrotubulit
1) Terdapat tersebar dalam sitoplasma.
2) Berbentuk pipa panajang dengan diameter sekitar 250 nm
3) Fungsinya adalah :
a) Sebagai kerangka dari sel
b) Sebagai trasnportasi dari partikel tertentu ( makromolekul).
c) Gerakan dalam sitoplasma pada saat proses mitosis.
c. Fibriler
1) Suatu anyaman benang halus dalam sitoplasma
2) Setiap benang mempunyai diameter 4-10 mm

25
3) Benang ini terdiri dari bahan aktif yang fungsinya berkaitan dengan
aktifitas sel yang bersangkutan.
d. Mikrobodis
1) Pertama kali ditemukan dalam sel tubulus kontraktus proximallis dan
hepar.
2) Didalamnya berisi suatu enzim oksidase yang dapat mereduksi hydrogen
menjadi air.
2. Organela yang aktif dalam metabolisme sel antara lain :
a. Mitokondria
1) Bulat atau berbentuk tongkat dengan ukuran 0,2 mm – 5 mm.
2) Menyaring energi dari zat gizi dan oksigen dan selanjutnya menyediakan
sebgaian besar energy yang diperlukan disemua bagian sel untuk
melakukan fungsi sel.
3) Rongga dalam mitokondria terisi oleh matriks yang mengandung banyak
enzim terlarut yang penting untuk menyaring dari zat gizi.
4) Terdapat enzim pernafasan
5) Ekstraksi energi dari zat gizi – zat gizi utama tempat sel menyaring energi
adalah oksigen dan satu atau lebih bahan makanan.
6) Pembentukkan adenosin trifosfat ( ATP)
ATP adalah suatu nukleotida yang terdi dari basa nitrogen adenin,
guka pentosa ribosa dan 3 rantai fosfat. 2 rantai fosfat terakhir
dihubungkan dengan bagian sisa molekul oleh apa yang dimakan
ikatan fosfta berenergi tinggi.
ATP digunakkan untuk menggiatkan tiga fungsi sel utama yaitu :
a) Transport membran
b) Sintesis senyawa-senyawa kimia diseluruh sel.
c) Kerja mekanik, yang penggunaannya adalah :
~ mensuplai energi untuk transport natrium melalui membran sel.
~ menggiatkan sintesis protein oleh ribosom
~ mensuplai energi yang dibutuhkan selama kontraksi otot.

b. Ribosom
1. Merupakan butiran – butiran yang ditemukan dalam sitoplasma sel

26
2. Terdapat ribonukleat yang berfungsi dalam sintesis protein dalam sel.
3. Berfungsi sebagi tempat berlangsungnya proses metabolisme protein.

c. Retikulum Endoplasmik.
1. Berbentuk ruang yang dibatasi oleh sistem membran yang saling
berhubungan membentuk suatu anyaman.
2. Luas bisa 30-40x luas membran sel.
3. Fungsi penting retikulum endoplasma adalah :
a) Mengandung enzim – enzim yang mengatur pemecahan glikogen
bila glikogen di gunakan untuk energi.
b) Mengandung banyak enzim yang mampu mendetoksikasi zat-zat
yang merusak sel seperti obat-obatan. Ia melakukan ini dengan
koagulasi, oksidasi, hidrolisi dan konjugasi dengan asam glukonat,
dengan cara lain-lain.
c) Dapat mensintesi beberapa karbohidrat yang biaanya terkonjugasi
dengan molekul protein untuk membentuk glikoprotein.
 Berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi :
 Retikulum endoplasmik kasar, pada permukaan luar dari membranya
nampak penuh dengan ribosom yang menempelintya.
 Retikulum endoplasmik halus, permukaan luar dari membrannya tidak
ada ribosomnya yang menempelinya.
d. Kompleks golgi
1. Bentuk kantong pipih
2. Fungsi proses pengeluaran atau eksresi.
3. Dapat di jumpai pada sel-sel kelenjar.
e. Lisosom
1. Menghasilkan sistem pengenceran intrasel untuk membuang zat yang tidak
diinginkan.
2. Garis tengahnya 250-750 milimikron dan dikelilingi oleh membran lipid
du alapis yang khas.
3. Teriisi oleh banyak granula kecil yang merupakan hubungan protein enzim
hidrolitik yang memecahkan senyawa organik menjadi dua bagian lebih
4. Organ pencernaan lisosom

27
5. Hasil-hasil pencernaan adalh molekul-molekul kecil asam amino,
glukosa,asam lemak, fosfat, dsb. Kemudian dapat berdifusi melalui
membran vesikel kedalam sitoplasma.
6. Peranan sangat khusus lainnya adalah pembuangan sel-sel yang rusak dari
jaringan –sel rusak karena panas, dingin, trauma, zat kimia atau faktr-
faktor lainnya.
7. Lisosom juga mengandung agen baktersidal yang dapat membunuh bakteri
yang difagositosis sebelum mereka dapat menyebabkan keruskan sel.
8. Dan pada lisosom disimoan enzim-enzim yang bila dikelurkan dalam
sitoplasma, dpaat melarutkan tetsan lemak dan granula glikogen, membuat
lipid dan glikogen siap digunakan pada semua sel dalam tubuh.

f. Inklusion bodi
Merupakan kumpulan bahan mati, dan tidak selalu ada dalam sel. Inklusion
bodi terdiri dari bahan yang merupakan hasil metaboli dari sel, atau hasil
katabolisme dari suatu sel.

2.4 PENGERTIAN PEMBELAHAN SEL

Istilah reproduksi pada biologi berarti induk atau orang tua dapat menghasilkan suatu
generasi baru sel – sel atau individu multiseluler seperti diri mereka sendiri. Proses ini
dimulai didalam sel yang deprogram untuk membelah. Hal yang mendasar pada pembelahan
sel adalah sel – sel induk mewariskan materi genetik berupa DNA dan perangkat metabolic
yang cukup agar sel anakan tersebut dapat “mandiri”. (Juwarno&Achmad Z. 2014)

DNA mengandung instruksi untuk mensitesis protein. Protein tersebut dapat berupa
protein structural misalnya protein yang menjadi bagian membrane sel, maupun protein
fungsional misalnya enzim yang digunakan pada proses perombakn lemak untuk
menghasilkan energi. Oleh karena itu, bila sel anakan tidak menerima materi genetik DNA
untuk sintesis protein, sel tidak dapat tumbuh dan berfungsi dengan semestinya. Untuk itulah
sel melakukan proses replikasi DNA sebelum pembelahan sel berlangsung. Dengan
demikian, tersedia sejumlah materi genetik DNA yang cukup untuk tiap sel anakan.
(Sartono, Agus. 2015)

28
Sitoplasma sel induk juga mengandung enzim, organel, dan perangkat metabolik
lainnya. Jadi, saat sel anakan menerima sitoplasma dari sel induk, sel anakan dapat berfungsi
semestinya sampai sel anakan dapat menggunakan DNA yang diperoleh dari sel induk untuk
tumbuh dan berkembang. (Aryulina, dkk. 2012)

Pembelahan sel terjadi melalui tahap – tahap tertentu. Tujuan adanya tahap – tahap
pembelahan sel adalah untuk mengatur dan menjamin bahwa sel anakan menerima informasi
genetik yang sama pesis dengan sel induknya. Jika tidak demikian akan terjadi kelainan sel –
sel anakan yang dihasilkan. (Juwarno&Achmad Z. 2014)

2.4.1.Pembelahan Secara Mitosis

Pembelahan sel secara mitosis ini dilaksanakan untuk memperbnyak sel yang ada
dalam tubuh makhluk hidup sehingga makhluk hidup ini dapat bertambah besar/ bertumbuh.
Sebenarnya dalam setiap pembeahan sel dapat dilihat adanya dua macam pembelahan yang
terjadi secara berurutan, yaitu pembelahan inti sel atau kariokinesis yang kemudian diikuti
pembelahan sitoplasma atau sitokenesis. Pembelahan sitoplasma terjadi secara sederhana
sehingga tidak banyak diamati sedangkan pembelahan inti terjadi secara lebih kompleks
karena dalam inti sel inilah terdapat kromosm yang akan menentukan sifat – sifat dari sel
keturunan yang terjadi setelah pembelahan sel selesai.

Pada dasarnya mitosis terjadi melalu beberapa tahap yang meliputi:

1. Profase
2. Metaphase
3. Anaphase
4. Telapfase

Semua ini terjai setelah pertumbuhan sel berakhir atau sel telah siap untuk membelah. Jadi
sebelum tahap profase dimulai, sebenarnya didahuui oleh tahap interfase dimana telah terjadi
perubahan – perubahan tertentu didalam sel sehingga sel siap untuk membelah. Dalam tahap
interfase ini, yaitu pada tahap S, telah terjadi sintesa DNA dan terjadi replikasi dari DNA
dalam kromosom sehingga kromosom bersifat diploid.

Dalam tahap S ini juuga telah terjadi replikasi dari sentriol yang semul hanya satu unit
kemudian menjadi sepasang atau dua unit yang sama. Dan tahap selanjutnya sepasang

29
sentriol ini akan berpisah dan masing masing bergerak menuju ke tepid an akan bertinak
sebagai kutub – kutub pembelahan sel.

Jadi pada tahap G2 sel telah memliki kromosom yang bersifat diploid dan mempunyai
sepasang sentriol atau dengan kata lain sel sudah siap untuk mengadakan atau memulai
pembelahan.

2.4.2Profase

Pada tahap profase ini mula-mula sentrior telah mengalami replikasi dan terletak di
tengah sel atau didekat inti akan bergerak menuju ke tepi di ikuti oleh adanya mikrotubuli
yang membentuk bangunan radial mengelilingi setiap sentriol sehingga akan tampak seperti
sinar bintang dan dinamakan aster.

Sentrior dengan asternya akan bergerak lurus kepinggir sel dan sementara itu
mikotubuli akan membentuk bangunan yang menghubungkan kedua sentriol sehingga akan
tampak bangunan yang seperti kumparan yang dinamakan spindel.

Didalam inti sel akan terjadi pula perubahan-perubahan yang dimulai dengan
perubahan pada kromosom.benang-benang kromatin yang dalam tahap interfase telah
membentuk pasangan-pasangan kromatid yang mempunyai bagian yang mengecil yang
dinamakan kinetokor kan melakukan gerakan memutar dengan kinetokornya sebagai pusat
gerakan sehingga benang-benang ini akan memutar satu sama lain disertai dengan
pemendekan benang-benang kromatid sehingga tampak menjadi lenih tebal.dengan demikian
maka susunan dan bentuk-bentuk kromatin akan tampak lebih jelas sebagai bangunan yang
berupa kromosom dengan sentromer dan lenan-lengan nya .selain itu,dalam inti sel akan
dapat dilihat bahwa nucleus akan muli mengecil dan akhirnya menghilang,demikian pula
dinding inti sel akan menghilang sedikit demi sedikit .

Dengan demikian pada akhir tahap profase ini akan dapat dilihat adanya perubahan-
perubahan:

a. Membrane inti telah menghilang


b. Nucleus telah menghilang
c. Sentriol telah mencapai kutub-kutub pembelahan sel dengan mempunyai aster dan
spindro yang menghubingi kedua umit sentriol

30
d. Benang-benang kromatid telah terlihat sebagai kromosom yang telah mempunyai
sentromer lengkap dengan lengan-lengannya

2.4.3.Metafase

Pada tahap ini benang kromatid yang telah membentuk kromosom akan menempatkan
diri dibidang ekuator antara dua buah kutup pembelahan.pada waktu itu juga bentuk benang-
benang penghubung antara kinetokor denan kutub-kutub pembelahan sel yang dinamakan
chromosomal fibers yang nantinya bertindak seolah-olah sebagai benang yang menarik
kromatid kearah kutub-kutub pembelahan sel.

Setelah semua kromatid tersusun dalam bidang ekuator,kronmatid ini akan mulai
terpisah dari pasangannya dan masing-masing akan dihubungkan dengan kutub pembelahan
sel pada setiap sisi. Tahap metafase ini diakhiri dengan tertariknya bagian kinetokor kearah
kutup pembelahan sel masing-masing sementara itu bagian lengan kromatid nya masih
melekat satu sama lain.

2.4.4.Anafase

Pada tahap ini akan terjadi pemisahan lengan-lengan kromatid secara sempurna
sehingga terbentuk pasangan kromosom yang masing-masing akan bergerak menuju kearah
kutup pembelahan sel.pergerakan kromosom ini semula di duga akibat tarikan benang-
benang spinder yang menghubungkan kinetokor denan kutup pembelahan sel tetai dari hasil
penelitian selanjutnya diketahui dengan pergerakan ini disebabkan oleh karena pemendekan
chromosomal fibers yang tersusun dari mikrotubuli yang mengandung tubulin yang akan
mengalami polimerisasi shingga mikrotubulinya memendek.

Pada tahap akhir anafase ini akan Nampak bahwa kromosom telah berkumpul atau
mengelompok pada masing-masing kutup pembelahan sel dan disamping itu membrane
plasma akan tampak muli berubah sehingga sel akan tampak lebih memanjang atau
melonjong.

2.4.5.Telofase

Setelah kromosom terkumpul pada kutub pembelahan sel pada akhir tahap anafase
makan kan dimulai tahap telofase,pada tahap ini akan terbentuk membrane inti yang akan
melingkupi kromosom pada masing-masing kutup pembelahan sel.pada saat pembentukan

31
membrane inti ini kromosom akan mulai tampak dan akhirnya hanya akan tampak sebagai
butir-butir kromatin.

Pembentukan membrane inti ini di ikuti dengan pemisahan sitoplasma beserta organel
yang ada.pemisahan sitoplasma ini mula-mula didahului oleh pelekukan membran sel ke
dalam dan akhirnya sitoplasma akan terpisah satu sama lain.

Jadi pada akhir tahap telofase ini akan terbentuk dua sel yang sama dalam bentuk dan
sifatnya karena berasal dari satu sel dan masing-masing mengandung kromosom yang sama
karena kromosomnya berasal dari satu kromosom yang mengalami replikasi. kromosom yang
terapat dalam sel muda ini mempunyai sifat diploid sehingga nantinya akan mempunyai
kemampuan untuk mengadakan replikasi membentuk pasangan kromosom pada pembelahan
berikutnya.

Dengan cara pembelahan mitosis ini maka kematian sel karena berbagai sebab dapat
diganti dengan sel baru sehingga fungsi jaringan tidak terganggu. Pada makhluk hidup yang
masih muda pembelahan sel terutama ditunjukkan untuk mengadakan pertumbuhan individu
sehingga mencapai dewasa.

32
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
Sel pertama sekali ditemukan Ilmuwan Inggris, Robert Hooke (1665)dengan
meneliti sayatan gabus di bawah mikroskop yang terdiri dariruangan-ruangan
yang dibatasi oleh dinding disebut sel
Sel-sel prokariota tidak terbagi-bagi oleh membran internal, akan tetapi
pelipatan membran plasma ke arah dalam pada beberapa spesies memperluas
permukaan membran. Genom prokariota adalah sebuah molekul DNA melingkar
yang tidak terbungkus oleh suatu membran. Cincin-cincin terpisah yang lebih
kecil yang disebut plasmid mengkode jalur metabolik tertentu dan resistensi
terhadap antibiotik pada beberapa spesies.
Ciri lain sel eukaryot adalah sudah ada pembagian ruang yang jelas didalam
sel sehingga ada bermacam-macam organel yang masing-masing mempunyai
fungsi khusus. Beberapa organel penting yang terdapat didalam sel eukaryot
antara lain adalah: mitokondria, retikulum endoplasma kasar, retikulum
endoplasma, badan golgi, vakuola, pada tumbuhan juga terdapat kloroplas, dan
organel-organel lain
Pembelahan mitosis adalah proses pembelahan inti sel menjadi dua inti sel
baru melalui tahap-tahap tertentu dan menghasilkan sel anak dengan jumlah dan
jenis kromosom yang sama dengan sel induknya. Dari satu sel lalu menjadi dua sel
anak identik, masing-masing sel anak mewarisi kromosom yang sama banyak
dengan kromosom induknya. Jika sel induk memiliki 2n kromosom, setiap sel
anak juga memiliki 2n kromosom.
Meiosis adalah Proses di mana jumlah kromosom menjadi setengahnya selama
pembentukan gamet. Dalam meiosis, sel yang berisi jumlah diploid kromosom
diubah menjadi empat sel, masing-masing memiliki jumlah kromosom haploid.
Dalam sel manusia, misalnya, sel reproduksi yang mengandung 46 kromosom
menghasilkan empat sel, masing-masing dengan 23 kromosom.

33
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Diah Choirul Muslim, Syalfina Manaf dan Endang Windi Winarni. 2012. Biologi 3.
Penerbit: Erlangga

Campbell, Neil. A., dkk.. 2003. BIOLOGI edisi kelima jilid II. Jakarta: Erlangga

Campbell N.A. Mitchell LG, Reece JB, Taylor MR, Simon EJ. 2006. Biology, 5th ed.
Benjamin Cummings Publishing Company, Inc.,Redword City , England.
Juwarno dan Achmad Zulfa Juniarto. 2014. Biologi Sel. Jakarta: EGC

O’Malley, Maureen A.. 2010. The first eukaryote cell: an unfinished history of contestation.
Elsevier : 2012-1024

Pulungan, Ahmad Shafwan S.. 2014. PERKEMBANGAN ORGANISME DITINJAU DARI


EVOLUSI SEL. Jurnal Biosains Unimed. 2(3) : 97-101

Sartono, Agus. 2015 . Mini Smart Book Biologi. Yogjakarta: Indonesia Tera

Setiadi. 2007.Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu


Yuwono, Triwibowo. 2005. Biologi Molekuler. Penerbit Erlangga: Jakarta Finkelstein, 2007,
Nature Milestones; DNA Technologies, Nature Publishing Group.

34

Anda mungkin juga menyukai