Anda di halaman 1dari 25

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

TEMPAT DAN FASILITAS UMUM (TFU)


PUSKESMAS KAYAMANYA TAHUN 2021

A. Tempat Dan Fasilitas Umum (TFU)


1. Pengertian Tempat Dan Fasilitas Umum (TFU)
Pengertian Tempat Dan Fasilitas Umum (TFU) adalah suatu tempat
yang umumnya terdapat banyak orang yang berkumpul untuk melakukan
suatu kegiatan baik secara sementara maupun secara terus menerus dan
baik membayar maupun tidak membayar. Tempat umum juga dapat
diartikan sebagai sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah, swasta
atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat demi
kenyamanan bersama.
Pengawasan tempat dan fasilitas umum adalah suatu usaha untuk
mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tidak terawatnya
tempat fasilitas umum tersebut yang mengakibatkan timbulnya
berbagai jenis penyakit. Pengawasan TFU dapat pula dipahami
sebagai suatu upaya yang dilakukan untuk menjaga kebersihan
tempat-tempat yang sering digunakan untuk menjalankan aktivitas
hidup sehari-hari agar terhindar dari ancaman penyakit yang
merugikan kesehatan.
Pengertian yang lain dari Sanitasi Tempat Fasilitas Umum adalah
suatu usaha untuk mengawasi, mencegah dan mengendalikan
kerugian akibat dari pemanfaatan tempat maupun hasil usaha
(produk) oleh dan untuk umum terutama yang erat hubungannya
dengan timbulnya dan menularnya penyakit serta kemungkinan
terjadinya kecelakaan. (Suparlan, 2012)
2. Tujuan Pengawasan Tempat Dan Fasilitas Umum (TFU)
Tujuan dari pengawasan TFU, antara lain :
a. Untuk memantau keadaan sanitasi tempat dan fasilitas umum
secara berkala.
b. Untuk membina dan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam
menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat di tempat dan
fasilitas umum.
c. Untuk mencegah timbulnya berbagai macam penyakit menular
(communicable diseases) dan penyakit akibat kerja (occupational
diseases).
d. Untuk memberikan rekomendasi dan tindak lanjut dalam perbaikan
sarana dan prasarana sanitasi di tempat dan fasilitas umum
kepada user

3. Kriteria Tempat Dan Fasilitas Umum (TFU)


Adapun batas-batas ketentuan untuk menggolongkan sebuah tempat
disebut sebagai tempat dan fasilitas umum. Kriteria sanitasi tempat
fasilitas umum, antara lain :
a. Tempat tersebut diperuntukkan bagi masyarakat umum bukan
masyarakat khusus.
b. Terdapat tempat atau gedung yang bersifat permanen.
c. Dalam tempat tersebut dilakukan kegiatan atau aktivitas yang
dapat menimbulkan risiko terjadinya penularan penyakit, penyakit
akibat kerja dan kecelakaan. Tempat beraktivitas pengusaha,
pegawai, dan pengunjung.
d. Memiliki fasilitas atau perlengkapan umum seperti Sarana Air
Bersih (SAB), Water-closet (WC), Urinoir, tempat sampah dll
4. Jenis Tempat Dan Fasilitas Umum (TFU)
Ada beberapa jenis tempat umum, antara lain :
a. Hotel
b. Restoran
c. Kolam renang atau pemandian umum
d. Pasar dan Pusat Perbelanjaan (Supermarket)
e. Salon dan pangkas rambut
f. Tempat wisata atau tempat rekreasi atau taman hiburan
g. Terminal, bandar udara, stasiun, dan pelabuhan
h. Tempat ibadah
i. Bioskop
j. Rumah sakit
k. Sekolah
l. Perkantoran atau industri

5. Ruang Lingkup Tempat Dan Fasilitas Umum (TFU)


Ruang lingkup Tempat Dan Fasilitas Umum (TFU) dijabarkan secara
spesifik menjadi beberapa poin utama, yaitu :
a. Media Air
Pengawasan kualitas air sesuai dengan persyaratan. Jumlah
kuantitas air yang cukup.
b. Media Udara
Pengamanan sumber pencemaran dan jangkauan cemaran
c. Media Tanah
Pengelolaan sampah padat, air kotor, dan kotoran manusia
(wastesdisposal sawage, refuse, dan excreta) Tempat
penampungan sampah sesuai dengan persyaratan, jumlah yang
cukup dan mudah terjangkau. Terdapat Saluran Pengolahan Air
Limbah (SPAL)
d. Media Pangan
Penerapan Hygiene dan sanitasi makanan (Food Hygiene and
Sanitation) diperlukan dalam pencegahan kontaminasi dan
keracunan makanan, kebersihan makanan, penyimpanan
makanan, dan kebiasaan penjamah makanan
e. Media Sarana Bangunan
Lokasi dan konstruksi bangunan, ventilasi udara, pencahayaan
ruang
f. Media Vektor dan Binatang Pengganggu
Pengawasan vektor (Vector Control) Terbebas dari serangga
pembawa penyakit dan rodentia
Adapun kegiatan yang mendasari Tempat Dan Fasilitas Umum (TFU),
yaitu :
a. Pemetaan (Monitoring) Meninjau atau memantau letak, jenis, dan
jumlah tempat-tempat umum yang ada kemudian disalin atau
digambarkan kembali dalam bentuk peta sehingga mempermudah
dalam menginspeksi tempat-tempat umum tersebut.
b. Inspeksi (Inspection) Penilaian serta pengawasan terhadap tempat-
tempat umum dengan mencari informasi kepada pemilik,
penanggung jawab, atau pengelola baik dengan wawancara
maupun melihat langsung kondisi tempat umum untuk kemudian
diberikan masukan jika perlu apabila dalam pemantauan masih
terdapat hal-hal yang perlu mendapatkan pembenahan.
c. Intervensi dalam bentuk rekomendasi kepada pihak terkait.
d. Penyuluhan (Education) Penyuluhan terhadap masyarakat
terutama untuk menyangkut pengertian dan kesadaran masyarakat
terhadap bahaya-bahaya yang timbul dari tempat-tempat umum.

Prioritas pengawasan tempat fasilitas umum, sesuai dengan sasaran


program ;
1. Pasar
2. Sekolah/ sarana Pendidikan
3. Puskesmas.

1. Pengawasan Kesehatan lingkungan Pasar


Sekitar 60% masyarakat Indonesia memperoleh bahan pangan dan
kebutuhan sehari-harilainnya dari pasar rakyat dan hamper 13 juta
pedagang melakukan kegiatan usaha didalamnya. Berdasarkan data
survei (LSI,2013) pasar rakyat di Indonesia terus menurun. Pasar juga
berpotensi meningkatkan Risiko penularan penyakit berbasis lingkungan:
air borne disease, water borne disease, food borne disease, vector
related disease serta kecelakaan dan cidera.
Untuk melakukan revitalisasi pasar menjadi pasar sehat, Kementerian
Kesehatan fokus pada pembinaan perilaku pengelola dan pedagang
sesuai dengan prinsip higienis.
Dalam aktifitas sehari-hari masyarakat umumnya senantiasa berada di
lingkungan kawasan permukiman, lingkungan tempat-tempat umum dan
fasilitas umum termasuk Pasar Rakyat.
Dalam kawasan Pasar Rakyat terdapat berbagai unsur media lingkungan
antara lain air, udara, tanah, pangan, sarana bangunan dan vektor yang
dapat menjadi media penyebaran penyakit. Jika media lingkungan
tersebut tidak memenuhi standar dan persyaratan kesehatan dapat
berpotensi menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan lainnya.
Oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk mewujudkan kondisi
kawasan yang sehat, baik secara fisik maupun non fisik melalui
peningkatan kualitas lingkungan, agar penularan dan penyebaran
penyakit serta gangguan kesehatan dapat dicegah atau ditanggulangi
sehingga tidak menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat baik secara
ekonomi, sosial maupun budaya.
Salah satu upaya dalam mewujudkan kawasan yang sehat adalah
dengan mengembangkan pendekatan Pasar Sehat sebagai alternatif
yang potensial, mengingat pasar merupakan tempat aktivitas transaksi
ekonomi dan interaksi sosial untuk pemenuhan kebutuhannya. Pada saat
yang sama, pasar juga dapat menjadi media penyebaran penyakit.
Konferensi gabungan WHO/FAO/OIE/World Bank tentang flu burung dan
pandemi flu pada manusia yang diadakan di Jenewa pada November
2005 menekankan pentingnya mencegah penyebaran flu burung H5N1
pada sumbernya termasuk di Pasar Rakyat.
Dalam rangka penyelenggaraan Pasar Sehat setiap Pengelola Pasar
Rakyat wajib memenuhi Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan
Persyaratan Kesehatan untuk menjamin kualitas lingkungan Pasar
Rakyat.
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan
meliputi :
a. air;
b. udara;
c. tanah;
d. pangan;
e. sarana dan bangunan; dan
f. vektor dan binatang pembawa penyakit.

Dalam rangka memenuhi Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan


Persyaratan Kesehatan, Pengelola Pasar Rakyat menyelenggarakan
Kesehatan Lingkungan di Pasar Rakyat. Meliputi upaya :
a. Penyehatan;
b. Pengamanan; dan
c. Pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit.

Dalam Pengawasan pasar sehat, dilakukan melalui:


a. monitoring dan evaluasi;
b. penilaian internal oleh pengelola pasar; dan
c. penilaian eksternal oleh dinas kesehatan/pusat kesehatan masyarakat
2. Pengawasan Kesehatan Lingkungan Sekolah
Pengawasan pada sekolah melalui kegiatan inspeksi Kesehatan
lingkungan (IKL) menjadi sangat penting karena sekolah merupakan
tempat berkumpulnya warga sekolah dan peserta didik yang berdasarkan
undang undang Kesehatan Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan
yang sehat bagi pencapaian derajat Kesehatan.
Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) adalah pemeriksaan dan
pengamatan secara langsung terhadap media lingkungan dalam rangka
pengawasan berdasarkan standar, norma, dan baku mutu yang berlaku
untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat
Tujuan akhir dari kegiatan Inspeksi Kesehatan Lingkungan di sekolah
adalah terciptanya lingkungan sekolah yang bersih, aman, nyaman dan
sehat. Hal yang diamati pada kegiatan IKL sekolah meliputi : Lokasi
Gedung, Konstruksi bangunan,Ruang Bangunan, Kualitas Udara Ruang,
Pencahayaan, Ventilasi, Kebisingan, Fasilitas sanitasi sekolah, Sarana
Ibadah dan sarana olahraga, Halaman Sekolah, Bebas Jentik Nyamuk.

Faktor risiko Kesehatan di Sekolah diantaranya adalah :


1. Atap yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menjadi tempat
perindukan nyamuk dan tikus. Kondisi ini mendukung penyebaran dan
penularan demam berdarah dengue dan leptospirosis
2. Dinding yang lembab dapat mengakibatkan timbulnya jamur, dan media
tumbuhnya kuman pathogen, timbul gangguan pernapasan
3. Tidak rata, licin dapat menyebabkan kecelakaan, lantai yang tidak
kedap air menyebabkan kelembaban mengakibatkan berkembangnya
jamur, bakteri dan virus
4. Perbandingan jumlah peserta didik dengan ruang kelas yang tidak
memenuhi syarat menyebabkan menurunnya prosentase ketersediaan
oksigen. Menimbulkan rasa kantuk, konsentrasi belajar, dan penularan
penyakit
5. Penanganan sampah yang tidak memenuhi syarat menjadi
berkembang biaknya vektor penyakit seperti lalat, nyamuk, tikus dan
kecoa. Selain itu menyebabkan pencemaran tanah dan gangguan
kenyaman dan estetika
Kegiatan tersebut diharapkan ada Kerjasama yang baik antara puskesmas
dan sekolah dalam rangka menjadikan sekolah bersih dan sehat.

Formulir IKL Sekolah ;

Istrumen Kesehatan lingkungan TFU lainnya dapat menyesuaikan sesai


dengan prioritas daerah, dengan variable pengawasan yang sama.

3. Pengawasan Kesehatan Lingkungan Puskesmas.


Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya (Permenkes RI No. 43 Tahun 2019 Tentang
Puskesmas).
Salah satu layanan kesehatan yang paling mudah diakses masyarakat
adalah Puskesmas. puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya, puskesmas dan jaringannya
sebagai institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan di jenjang
pertama yang terlibat langsung dengan masyarakat menjadi hal yang
sangat penting.

Inspeksi Kesehatan Lingkungan di Puskesmas


Pelaksanaan Inspeksi Kesehatan Lingkungan dapat dilakukan oleh
Tenaga pengelola program Kesehatan Lingkungan yang ada di
puskesmas seperti ; sanitarian, entomolog dan mikrobiolog, yang
merupakan dari pengawasan internal untuk melihat kualitas Kesehatan
lingkungan di puskesmas, sedangkan pengawasan eksternal dapat
dilakukan oleh Dinas Kesehatan sebagai bentuk pembinaan terhadap
puskesmas di wilayah kerjanya.

Form IKL Puskesmas


Kesimpulan dari Materi Pokok Bahasan 1, antara lain:

1 Prinsip Pengawasan Kesehatan Lingkungan di Pasar yang melip

2 …………………………………………….

3 …………………………………………….
Pendahuluan

Materi pokok ini akan membahas Langkah-langkah pengawasan kualitas


kesehatan lingkungan pada sarana TFU

Indikator Hasil Belajar


Melakukan pengawasan Kualitas Kesehatan Lingkungan Pada Sarana
Tempat Dan Fasilitas Umum (TFU)

Sub Materi Pokok 2


Berikut ini adalah sub materi pokok 2 :
1. Penyiapan langkah-langkah penggunaan formulir IKL TFU
2. Melakukan IKL TFU
3. Pelaporan hasil pengawasan IKL TFU.
Uraian Materi Pokok 2 :
Langkah - langkah pengawasan kualitas kesehatan lingkungan pada
sarana TFU

1. Penyiapan langkah-langkah penggunaan formulir IKL TFU


Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilaksanakan oleh Tenaga
Kesehatan Lingkungan (sanitarian, entomolog dan mikrobiolog) yang
membawa surat tugas dari Kepala Puskesmas dengan rincian tugas
yang lengkap. Dalam pelaksanaan Inspeksi Kesehatan Lingkungan
Tenaga Kesehatan Lingkungan sedapat mungkin mengikutsertakan
petugas Puskesmas yang menangani program terkait atau mengajak
serta petugas dari Puskesmas Pembantu, Poskesdes, atau Bidan di
desa. Terkait hal ini Lintas Program Puskesmas berperan dalam:
1) Melakukan sinergisme dan kerja sama sehingga upaya promotif,
preventif dan kuratif dapat terintegrasi.
2) Membantu melakukan Konseling dan pada waktu kunjungan rumah
dan lingkungan.
3) Apabila di lapangan menemukan penderita penyakit karena Faktor
Risiko Lingkungan, harus melaporkan pada waktu lokakarya mini
Puskesmas, untuk diketahui dan ditindaklanjuti.
Waktu Pelaksanaan Inspeksi Kesehatan Lingkungan sebagai
pelaksanaan pengawasan rutin yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
lingkungan pada sarana tempat dan fasilitas umum.
Metode Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilakukan dengan
cara/metode sebagai berikut:
a. pengamatan fisik media lingkungan;
b. pengukuran media lingkungan di tempat;
c. uji laboratorium; dan/atau
d. analisis risiko kesehatan lingkungan. Inspeksi Kesehatan
Lingkungan dilakukan terhadap media air, udara, tanah, pangan,
sarana dan bangunan, serta vektor dan binatang pembawa
penyakit. Dalam pelaksanaannya mengacu pada pedoman
pengawasan kualitas media lingkungan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Melakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) TFU
a. Persiapan:
1) Menyiapkan dan membawa berbagai peralatan dan kelengkapan
lapangan yang diperlukan (formulir Inspeksi Kesehatan
Lingkungan, formulir pencatatan status kesehatan lingkungan,
media penyuluhan, alat pengukur parameter kualitas lingkungan)
2) Melakukan koordinasi dengan pihak sekolah, pasar dan
puskesmas
b. Pelaksanaan:
1) Melakukan pengamatan media lingkungan dan perilaku
masyarakat.
2) Melakukan pengukuran media lingkungan di tempat, uji
laboratorium, dan analisis risiko sesuai kebutuhan.
3) Melakukan pemetaan faktor risiko.
4) Memberikan saran tindak lanjut kepada sasaran (puskesmas,
sekolah, pasar) Saran tindak lanjut dapat berupa Intervensi
Kesehatan Lingkungan yang bersifat segera. Saran tindak lanjut
disertai dengan pertimbangan tingkat kesulitan, efektifitas dan
biaya.
Dalam melaksanakan Inspeksi Kesehatan Lingkungan, Tenaga
Kesehatan Lingkungan menggunakan panduan Inspeksi Kesehatan
Lingkungan berupa bagan dan daftar pertanyaan untuk setiap
penyakit sebagaimana contoh daftar pertanyaan terlampir. Tenaga
Kesehatan Lingkungan dapat mengembangkan daftar pertanyaan
tersebut sesuai kebutuhan. Hasil Inspeksi Kesehatan Lingkungan
dilanjutkan dengan rencana tindak lanjut berupa Intervensi
Kesehatan Lingkungan.
3. Pelaporan Hasil Pengawasan IKL TFU
Dalam rangka melihat capaian dan perkembangan secara
keseluruhan Sarana Tempat dan fasilitas Umum perlu dilakukan
pelaporan atau input hasil IKL melalui system pemantauan dan
evaluasi secara digital dan online. Hal ini dibutuhkan oleh
pemerintah baik di pusat, maupun di daerah dalam rangka review,
analisa dan pengembangan program ke depan agar bisa berjalan
dengan lebih baik. Disamping itu pengembangan system
pemantauan dan evaluasi secara digital dan online ini membantu
pelaksanaan kegiatan TFU dalam upaya advokasi program dan
melihat kemajuan TFU secara keseluruhan dengan lebih cepat
dan informatif.

Pelaporan hasil IKL TFU dapat dilakukan dengan cara


diinput dalam sistem aplikasi e-satu (e-monev TFU) dengan
alamat website pada : e-satu.kemkes.go.id secara langsung pada
saat melakukan IKL ataupun dengan cara manual yang
selanjutnya hasil IKL di upload pada sistem e-satu.
REFERENSI

1. Permenkes Nomor 13 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan


Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
2. Permenkes Nomor 17 tahun 2020 tentang Pasar Sehat
3. PP Nomor 66 tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
4. Permenkes Nomor 2 tahun 2023 tentang Peraturan Pelaksanaan
PP No. 66 Th 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
5. Permenkes Nomor 14 tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha
dan Produk Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai