Anda di halaman 1dari 12

TUGAS RESUME

PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA dan BERACUN

Dosen Pembimbing :
Winarko, SKM, M.Kes
Demes Nurmayanti, ST, M.Kes

Disusun Oleh :
Dhimas Bintang B.S P27833118014
D-3/4A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN SURABAYA
2019-2020
I. KONSEP DASAR PENGELOLAAN LIMBAH B3
A. Pentingnya Pengelolaan Limbah B3
Pengelolaan Limbah B3 dimaksudkan agar Limbah B3 yang dihasilkan masing-
masing unit produksi sedikit mungkin dan bahkan diusahakan sampai nol,
denganmengupayakan reduksi pada sumber dengan pengolahan bahan, substitusi
bahan,pengaturan operasi kegiatan, dan digunakannya teknologi bersih. Karena Limbah
B3 yang dibuang langsung ke dalam lingkungan hidup dapatmenimbulkan bahaya
terhadap lingkungan hidup dan kesehatan manusia serta makhlukhidup lainnya.
Pemanfaatan Limbah B3 yang mencakup kegiatan penggunaan kembali (reuse),
daur ulang (recycle), dan perolehan kembali (recovery) merupakan satu mata rantai
penting dalam Pengelolaan Limbah B3.
Dalam rangkaian Pengelolaan Limbah B3 terkait beberapa pihak yang masing-
masing merupakan matarantai, yaitu:
1. Penghasil Limbah B3
2. Pengumpul Limbah B3
3. Pengangkut Limbah B3
4. Pemanfaat Limbah B3
5. Pengolahan Limbah B3
6. Penimbun Limbah B3

Pengertian Limbah B3
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disebut Limbah B3
adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yangmengandung B3. Pengelolaan Limbah
B3 adalah kegiatan yang meliputi pengurangan,penyimpanan, pengumpulan,
pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan/ataupenimbunan.

Tujuan Pengelolaan Limbah B3


Setiap kegiatan atau usaha yang berhubungan dengan limbah B3 harus
memperhatikan aspek lingkungan dan menjaga kualitas lingkungan agar tetap dalam
kondisi semula, jika terjadi pencemaran akibat tertumpah atau hal lainnya, harus
dilakukan upaya optimal agar kualitas lingkungan kembali pada fungsi semula.
Ruang Lingkup Pengelolaan B3
a. Penetapan Limbah B3
b. Pengurangan Limbah B3
c. Penyimpanan Limbah B3
d. Pengumpulan Limbah B3
e. Pengangkatan Limbah B3
f. Pemanfaatan Limbah B3
g. Pengolahan Limbah B3
h. Penimbunan Limbah B3

Dasar Hukum Pengelolaan Limbah B3


a. UU RI No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
LingkunganHidup
b. UU RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
c. PP RI Nomor 101 Th 2014 tentang Pengelolaan Limbah bahan Berbahaya dan
Beracun
d. PP RI No. 66 Th 2014 ttg Kesehatan Lingkungan
e. Permen LH RI Nomor 5 tahun 204 tentang baku mutu air limbah
f. Pergub Jatim No. 72 th 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi
Industridan/Atau Keg. Usaha Lainnya

II. PENETAPAN DAN PENGURANGAN LIMBAH B3


Penetapan Limbah B3
Penetapan limbah B3 berdasarkan :
a. Bahaya, yaitu
1. Kategori 1, merupakan limbah yang berdampak negatif dan akut serta
langsung terhadap lingkungan hidup
2. Kategori 2, merupakan limbah yang memiliki efek tunda dan berdampak
tidak langsung terhadap manusia dan lingkungan hidup serta memiliki
toksisitas sub-kronis ata kronis
b. Sumbernya, yaitu
1. Dari sumber tidak spesifik
Berasal dari kegiatan lain yang bkan dari proses utamanya, misalnya
pencucian, pemeliharaan alat, pengemasan,dll.Dari B3 kadaluwarsa, B3
yang tumpah, B3 yang tidak memenuhi spesifikasi produk yang akan
dibuang, dan bekas kemasan B3.
2. Limbah dari sumber spesifik
Ditentukan dan dibedakan menurut,
a. Sumber spesifik umum
b. Sumber spesifikasi khusus
Yang dimaksud spesifikasi khusus adalah limbah B3 yang memiliki
efek tunda yang berdampak tidak langsung pada LH dan manusia,
mempunyai karakteristik beracun tidak akut, dan dihasilkan dalam
jumlah yang besar per satuan waktu

Pengurangan Limbah B3
Pengurangan limbah wajib dilakukan oleh setiap penghasil limbah B3 lalu
dilaporkan secara tertulis pada menteri secara berkala, paling sedikit 1x dalam sebulan
sejak pengurangan limbah B3 dilakukan.
Pengurangan limbah dilakukan melalui :
a. Substitusi bahan, yaitu dengan penggantian bahan baku atau bahan penolong
yang tidak mengandung B3
b. Modifikasi proses, dilakukan melalui pemilihan dan penerapan proses produksi
yang lebih efisien
c. Penggunaan teknologi ramah lingkungan

III. PENYIMPANAN LIMBAH B3


Pengertian Penyimpanan Limbah B3
Kegiatan meletakan limbah B3 di tempat yang sesuai dengan persyaratan dan dilakukan
dengan perlakuan khusus sebelum akhirnya diolah di unit pengolahan limbah.

Penyimpanan Limbah B3
1. Wajib melakukan penyimpanan Limbah B3 (Psl 12, ayat 1).
2. Dilarang melakukan pencampuran Limbah B3 yang disimpannya (Psl 12, ayat 2).
3. Wajib memiliki izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan
Limbah B3 (Psl 12, ayat 3)

Persyaratan Tempat Penyimpanan


a. Lokasi Penyimpanan Limbah B3
1) Harus bebas banjir dan tidak rawan bencana alam
2) Dalam hal lokasi Penyimpanan Limbah B3 tidak bebas banjir dan rawan
bencana alam, lokasi Penyimpanan Limbah B3 harus dapat direkayasa
dengan teknologi untuk perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
3) Lokasi Penyimpanan Limbah harus berada di dalam penguasaan Setiap
Orang yang menghasilkan Limbah B3.
4) Fasilitas penyimpanan dapat digunakan untuk melakukan penyimpanan :
a. Limbah B3 kategori 1;
b. Limbah B3 kategori 2 dari sumber tidak spesifik; dan
c. Limbah B3 kategori 2 dari sumber spesifik umum.
5) Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 yang sesuai dengan jumlah Limbah B3,
karakteristik Limbah B3, dan dilengkapi dengan upaya pengendalian
Pencemaran Lingkungan Hidup
b. Bangunan
 Desain dan konstruksi yang mampu melindungi Limbah B3 dari hujan dan
sinar matahari
 Memiliki penerangan dan ventilasi
 Memiliki saluran drainase dan bak penampung.
 Tangki dan/atau kontainer
 Silo
 Tempat tumpukan limbah (waste pile)
 Waste impoundment; dan/atau
 Bentuk lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
c. Peralatan penanggulangan keadaan darurat
1) alat pemadam api; dan
2) alat penanggulangan keadaan darurat lain yang sesuai.
Pengemasan Limbah B3
a. Terbuat dari bahan yang dapat mengemas Limbah B3 sesuai dengan
karakteristikLimbah B3 yang akan disimpan;
b. Mampu mengungkung Limbah B3 untuk tetap berada dalam kemasan;
c. Memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya tumpahan saat
dilakukan penyimpanan, pemindahan, atau pengangkutan; dan
d. berada dalam kondisi baik, tidak bocor, tidak berkarat, atau tidak rusak.
e. Kemasan Limbah B3 wajib dilekati Label Limbah B3 dan Simbol Limbah B3.
f. Label Limbah B3 paling sedikit memuat keterangan mengenai:
a) nama Limbah B3;
b) identitas Penghasil Limbah B3;
c) tanggal dihasilkannya Limbah B3; dan
d) tanggal Pengemasan Limbah B3.
g. Pemilihan Simbol Limbah B3 (gambar yang menunjukkan karakteristik Limbah
B3) disesuaikan dengan karakteristik Limbah B3:
a) Mudah meledak (explosive – E)
b) Mudah menyala (ignitable - I)
c) Reaktif (reactive - R)
d) Infeksius (infectious - X)
e) Korosif (corrosive - C)
f) Beracun (toxic - T)

Perijinan Penyimpanan Limbah B3


a. Perolehan izin penyimpanan limbah B3
1) Wajib memiliki Izin Lingkungan; dan
2) Harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada bupati/wali kota
danmelampirkan persyaratan izin.
b. Mekanis pengajuan perijinan penyimpanan limbah B3
c. Penerbitan Izin
d. Persyaratan dan Tata cara permohonan dan penerbitan izin lingkungan
1) Identitas pemohon;
2) Akta pendirian badan usaha;
3) nama, sumber, karakteristik, dan jumlah Limbah B3 yang akan disimpan;
4) Dokumen yang menjelaskan tentang tempat Penyimpanan Limbah B3;
5) Dokumen yang menjelaskan tentang pengemasan Limbah B3; dan
6) Dokumen lain sesuai peraturan perundang- undangan

IV. PENGUMPULAN LIMBAH B3


Pengertian
Pengumpulan limbah B3 adalah tahapan setelah tahap penyimpanan bagi
penghasil limbah B3 sebelum dilanjutkan pada tahap pengangkutan.

Hal Penting Bagi Penghasil Limbah B3 Yang Melakukan Pengumpulan


a. Penghasil limbah B3 wajib melakukna pengumpulan
b. Penghasil limbah B3 dilarang mengumpulkan limbah yang bukan dihasilkannya,
dan dilarang melakukan pencampuran limbah B3 yang dikumpulkan.
c. Pengumpulan dilakukan dengan pemilahan atau segregasi sesuai dengan nama
limbah dan karakteristik serta dilaksanakan sesuai dengan ketentuan penyimpanan
limbah B3.

Hal Penting Bagi Penghasil Limbah Yang Tidak Mampu Melakukan


Pengumpulan Limbah B3
a. Pengumpulan diserahkan kepada pengumpul limbah disertai dengan bukti
penyerahan limbah.
b. Salinan bukti penyerahan limbah disampaikan kepada menteri, gubernur, bupati
atau walikota sesuai dengan kewenangannya paling lama 7 hari sejak
penyerahan.

Kewajiban dan Larangan Bagi Pengumpul


a. Wajib memiliki izin pengelolaan limbah untuk pengumpulan limbah.
b. Dilarang melakukan pemanfaatan limbah B3 yang dikumpulkan baik itu
sebagaian atau seluruhnya, dilarang menyerahkan limbah B3 yang dikumpulkan
kepada pengumpul limbah B3 lain, dan dilarang melakukan pencampuran.
1) Perizinan Pengumpulan Limbah B3
a. Jika melakukan pengumpulan limbah maka, pengelolaan limbah B3 harus
mendapatkan izin dari :
1) Bupati /Walikota, untuk pengumpulan limbah B3 skala kabupaten atau
kota
2) Gubernur, untuk pengumpulan limbah B3 skala provinsi
3) Menteri, untuk pengumpulan limbah B3 skala nasional
b. Permohonan izin pengelolaan limbah dilengkapi dengan syarat :
1) Identitas pemohon
2) Akta pendirian badan usaha
3) Nama, sumber, dan karakteristik limbah B3 yang dikumpulkan
4) Dokumen yang menjelaskan tentang tempat penyimpanan limbah B3
5) Dokumen yang menjelaskan tentang pengemasan limbah B3
6) Prosedur pengumpulan limbah B3
7) Bukti kepemilikan atas dana penanggulangan pencemaran lingkungan
hidup
8) Dokumen lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

c. Mekanisme Perizinan
Pengumpulan mengajukan permohonan kepada :
1) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota setelah menerima permohonan
izin
2) Dilakukan verifikasi oleh menteri, gubernur atau bupati/walikota setelah
permohonan dinyatakan lengkap

V. PENGANGKUTAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN


1) Ketentuan Pengangkutan Limbah B3
a. Pengangkutan Limbah B3 wajib dilakukan dengan menggunakan alat
angkut yang tertutup untuk Limbah B3 kategori 1.
b. Pengangkutan Limbah B3 dapat dilakukan dengan menggunakan alat
angkut yang terbuka untuk Limbah B3 kategori 2.
c. Ketentuan mengenai spesifikasi dan rincian penggunaan alat angkut diatur
dalam Peraturan Menteri.
2) Kewajiban Pengankutan Limbah B3
a. Pengangkutan Limbah B3 wajib memiliki :
1) rekomendasi Pengangkutan Limbah B3 dan
2) izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pengangkutan Limbah
B3.
b. Rekomendasi Pengangkutan Limbah B3 sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a menjadi dasar diterbitkannya izin Pengelolaan Limbah B3
untuk kegiatan Pengangkutan Limbah B3.
c. Untuk memperoleh rekomendasi Pengangkutan Limbah B3 sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, Pengangkut Limbah B3 harus mengajukan
permohonan secara tertulis kepada Menteri dan dilengkapi dengan
persyaratan yang meliputi :
1) identitas pemohon
2) akta pendirian badan usaha
3) bukti kepemilikan atas dana Penanggulangan Pencemaran
Lingkungan Hidup dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup dan dana
penjaminan Pemulihan Fungsi Lingkungan Hidup
4) bukti kepemilikan alat angkut
5) dokumen Pengangkutan Limbah B3, dan
6) kontrak kerjasama antara Penghasil Limbah B3 dengan Pengumpul
Limbah B3, Pemanfaat Limbah B3, Pengolah Limbah B3, dan/atau
Penimbun Limbah B3 yang telah memiliki izin.

Dokumen Pengangkutan Limbah B3 paling sedikit memuat :


1) jenis dan jumlah alat angkut
2) sumber, nama, dan karakteristik Limbah B3 yang diangkut
3) prosedur penanganan Limbah B3 pada kondisi darurat
4) peralatan untuk penanganan Limbah B3 dan prosedur bongkar muat
Limbah B3
VI. PEMANFAATAN LIMBAH BAHAN BEBAHAYA DAN BERACUN.
1. Kewajiban, Persyaratan dan tata cara serta Persetujuan izin lingkungan
a. Kewajiban Pemanfaatan Limbah B3
1) Pemanfaatan Limbah B3wajib memiliki izin Pengelolaan Limbah B3
untuk kegiatan Pemanfaatan Limbah B3.
2) Sebelum memperoleh izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan
Pemanfaatan Limbah B3, Setiap Orang yang menghasilkan B3 wajib
memiliki Izin Lingkungan danpersetujuan pelaksanaan uji coba
Pemanfaatan Limbah B3.
b. Persyaratan dan Tata Cara Izin Lingkungan Persyaratan dan tata cara
permohonan dan penerbitan Izin Lingkungandilaksanakan sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
c. Persetujuan diwajibkan untuk Pemanfaatan Limbah B3 :
1) sebagai substitusi bahan baku yang tidak memiliki Standar Nasional
Indonesia, dan
2) sebagai substitusi sumber energi

Persetujuan diberikan oleh Menteri untuk melaksanakan uji coba


peralatan,metode, teknologi, dan/atau fasilitas Pemanfaatan Limbah B3.

c. Ketentuan lebih lanjut mengenai rincian kegiatan Pemanfaatan Limbah B3 yang


diwajibkan memiliki persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan tata
cara pelaksanaan uji coba peralatan, metode, teknologi, dan/atau fasilitas
Pemanfaatan Limbah B3 sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diatur dalam
Peraturan Menteri.
d. Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 untuk memperoleh persetujuan
pelaksanaan uji coba Pemanfaatan Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 56 ayat (5) harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Menteri.
e. Permohonan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi
dengan persyaratan yang meliputi :
1) identitas pemohon
2) akta pendirian badan hukum
3) bukti kepemilikan atas dana Penanggulangan Pencemaran Lingkungan
Hidup dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup dan dana penjaminan
Pemulihan Fungsi Lingkungan Hidup, dan
4) dokumen rencana uji coba peralatan, metode, teknologi, dan/atau fasilitas
Pemanfaatan Limbah B3.
f. Dokumen rencana uji coba sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d paling
sedikit meliputi :
1) lokasi uji coba
2) jadwal pelaksanaan uji coba
3) keterangan mengenai peralatan, metode, teknologi, dan/atau fasilitas
Pemanfaatan Limbah B3
4) keterangan mengenai rencana pelaksanaan uji coba; dan e. prosedur
penanganan pelaksanaan uji coba.
g. Ketentuan lebih lanjut mengenai rincian dokumen rencana uji coba diatur dalam
Peraturan Menteri
h. Pelaporan pemanfaatan Laporan paling sedikit memuat :
1) nama dan karakteristik Limbah B3 yang pemanfaatannya diujicobakan
2) tata cara pelaksanaan uji coba peralatan, metode, teknologi, dan/atau
fasilitas Pemanfaatan Limbah B3
3) hasil pelaksanaan uji coba dan
4) pemenuhan terhadap standar yang ditetapkan dalam uji coba.

VII. PENGOLAHAN LIMBAH B3


Pengertian Pengolahan Limbah B3
Pengolahan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) merupakan proses
merubah bahaya dan beracun dari limbah B3 sehingga tidak menjadi sumber
pencemaran dan membahayakan kehidupan termasuk manusia.
Cara Pengolahan Pengolahan Limbah B3 dilakukan dengan cara:
a. Termal
b. stabilisasi dan solidifikasi dan/atau
c. cara lain sesuai perkembangan teknologi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Winbonang.com/materi-pengelolaan-limbah-b3
2. Undang-Undang RI tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. Undang-Undang Tentang Kesehatan
4. PP RI No. 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3
5. PP RI No. 66 tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai