Santi Nurhidayah, Fahma Attila Hafizhah, Risna Zulfaidah, Ririn Reyna Wati, Izmi Dhea
Annisa Putri, Sabrina Kiki Indaswari, [Zulkarnain S.Pd, M.Pd]
Program Studi Akuntansi Perpajakan Politeknik Negeri Balikpapan
santinurhidayah943@gmail.com, [zulkarnain@poltekba.ac.id]
Abstrak
Salah satu masalah nasional yang belum teratasi adalah korupsi. Termasuk juga upaya
pemberantasannya. Pemberantasan korupsi merupakan salah satu agenda penting pemerintah
dalam rangka membersihkan diri dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Korupsi merupakan
penyakit birokrasi yang penyembuhannya hanya dapat dilakukan melalui reformasi birokrasi.
Korupsi di Indonesia juga terjadi karena kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh
Pemerintah. Sejak masa pemerintahan Soekarno hingga Susilo Bambang Yudhoyono,
berbagai kebijakan publik untuk membentuk badan anti korupsi telah diterbitkan, namun
sejauh ini masih belum efektif dan korupsi masih terus meningkat. Korupsi yang ada di
Indonesia dari era Orde Lama hingga Reformasi menjadi masalah yang penting karena
berdampak pada kehidupan sosial, ekonomi dan politik di Indonesia sehingga pemerintah
melakukan berbagai upaya dalam menyelesaikan masalah korupsi yang ada di Indonesia.
Masalah korupsi dari era Orde Lama hingga saat ini serta upaya yang dilakukan pemerintah
dalam menyelesaikan masalah korupsi di Indonesia menjadi landasan pengambilan judul
dalam penelitian "Sejarah Pemberantasan Korupsi di Indonesia".
Kata kunci: korupsi, sejarah, orde lama, orde baru, reformasi
1. Pendahuluan
2. Kajian Pustaka
3. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian menggunakan metode penelitian
kualitatif berupa studi dokumen/teks dan metode penelitian sejarah (histori) yang terdiri
dari tiga langkah yaitu heuristik, interpretasi, dan historiografi. Langkah yang pertama
yaitu heuristik yang artinya mengumpulkan sumber. Pencarian sumber dilakukan penulis
melalui jurnal nasional seperti google scholar dan jurnal internasional seperti scient direct
dan taylor francis online. Langkah yang kedua yaitu interpretasi/penafsiran yang
dilakukan terhadap fakta-fakta yang telah dikumpulkan untuk dijadikan dasar dalam
pembahasan. Langkah yang terakhir yaitu historiografi yang berarti penulisan sejarah.
2
Penulisan dilakukan secara kronologis berdasar pada data yang telah dikumpulkan
sebelumnya.
3
pencegahan untuk memperbaiki masalah korupsi. Akan tetapi, pada akhirnya PARAN
mengambil tindakan tegas terhadap pelaku korupsi dengan melakukan Operasi Budi.
Tugas PARAN hanya melakukan pengawasan dan pengumpulan atas data kekayaan yang
dimiliki oleh para pejabat, jika telah terjadi tindakan penyelewengan yang melanggar
Undang-Undang akan dibawa langsung ke pengadilan. (Suraji, 2008)
5.1 Kesimpulan
Korupsi adalah perbuatan melawan hukum dengan maksud memperkaya diri
sendiri/memperkaya orang lain, baik perseorangan maupun perusahaan, yang dapat
merugikan keuangan Negara/perekonomian Negara. Masalah korupsi sebenarnya bukan
masalah baru di Indonesia, karena sudah ada sejak 1950an. Korupsi di Indonesia dan
ditambah dengan ketidakcukupan hukum pidana yang ada, reformasi undang-undang
korupsi adalah pilihan. Setiap hari perkembangan korupsi di Indonesia tidak berkurang,
semakin hari semakin meningkat dan berdampak pada masyarakat. rakyat harus
menanggung akibat korupsi. Upaya pemberantasan korupsi melalui penerapan hukum
yang adil saat ini tampaknya membutuhkan perjuangan yang berat. Karena korupsi
merupakan kejahatan luar biasa yang berbeda dengan tindak pidana biasa, maka upaya
yang harus dilakukan memerlukan sistem yang terintegrasi dan luar biasa. Salah satu
“upaya luar biasa” yang dilakukan adalah membentuk lembaga penegak hukum baru
dalam sistem peradilan pidana, yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tertuang
dalam Undang-Undang tentang Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 30 Tahun 2002
sebagai amanat dari Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi. Tindak Pidana Korupsi Kenyataan menunjukkan bahwa upaya
pemberantasan korupsi yang dilakukan selama ini belum dapat dilakukan secara optimal
karena selama ini lembaga-lembaga pemerintah (secara luas) yang menangani kasus-kasus
tindak pidana korupsi, termasuk sistem peradilan, belum berfungsi dengan baik dan
efektif. Memang harus diakui secara jujur, fakta bahwa publik telah kehilangan
kepercayaan terhadap lembaga-lembaga tersebut. Pemberantasan tindak pidana korupsi
harus menghormati undang-undang yang ada tentang korupsi dengan mengutamakan
pertanggungjawaban pidana terlebih dahulu, baru pertanggungjawaban perdata.
7
5.2 Keterbatasan
Dari penelitian ini terdapat bebrapa keterbatasan yang menimbulkan gangguan dan
kurangnya hasil penelitian ini. Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini antara lain
mencakup hal hal sebagai berikut:
1. Keterbatasan literatur hasil penelitian sebelumnya yang masih kurang peneliti daptkan.
Sehingga mengakibatkan penelitian ini memiliki banyak kelemahan baik dari segi
hasil penelitian maupun hasil analisisnya.
2. Keterbatasan waktu dalam melakukan penelitian sehingga hasil yang didapatkan
masih banyak kekurangan.
5.3 Saran
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari tulisan
maupun bahasa yang kami sajikan. Oleh karena itu mohon berikan saran agar kami bisa
membuat jurnal yang lebih baik lagi, dan semoga jurnal ini bisa bermanfaat bagi kita
semua serta menjadi wawasan kita dalam memahami sejarah pemberantasan korupsi di
Indonesia.
8
Daftar Pustaka
1. Arifianto, A. (2001). Corruption in Indonesia: Causes, history, impacts, and possible cures.
Braindeis University, 1–26.
2. Badjuri, A. (2011). Peranan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai lembaga anti
korupsi di indonesia. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi (JBE), 18(1), 84–96.
3. Robertson-Snape, F. (1999). Corruption, collusion and nepotism in Indonesia. Third World
Quarterly, 20(3), 589–602.
4. Rose-Ackerman, S., & Palifka, B. J. (2016). Corruption and government: Causes,
consequences, and reform: Second edition. Corruption and Government: Causes,
Consequences, and Reform: Second Edition, 1–644.
5. Suraji. (2008). Sejarah Panjang Korupsi di Indonesia dan Upaya Pemberantasannya. In
JKAP (Jurnal Kebijakan dan Administrasi Publik) (Vol. 12, Issue 2, pp. 135–148).
6. Syuraida, H. (2015). Perkembangan Pemberantasan Korupsi Di Indonesia Era Orde Lama
Hingga Hera Reformasi. Jurnal Pendidikan Sejarah, Volume 3(2), 230–238.
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/12011/11203
7. Schwarz, Adam. (2000). A Nation in Waiting: Indonesia’s Search for Stability. Boulder,
CO: Westview Press.