A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
memperkaya diri sendiri atau orang lain yang dilakukan secara ilegal bersifat merugikan
kepentingan umum. Tindakan atau perbuatan tersebut dapat dilakukan secara pribadi maupun
Tindak Pidana Korupsi yang diartikan korupsi adalah tindakan melawan hukum dengan
maksud memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korupsi yang berakibat merugikan negara
dapat diidentifikasi dalam beberapa faktor antara lain : (1) kelemahan moral, (2) tekanan
ekonomi, (3) hambatan struktur administrasi, dan (4) hambatan struktur sosial. 2
Penyebab pertama maraknya perbuatan korupsi diawali oleh kelemahan moral. Hal ini
berkaitan sifat tamak atau rakus dari manusia. Sifat tamak ini senantiasa merasa kurang
dengan apa yang telah dimilikinya. Bahkan memiliki hasrat untuk menambah harta serta
pendapatan yang diperoleh untuk menutupi seluruh pengeluaran. Selain itu sifat konsumtif
juga ikut mempengaruhi. Bila seseorang memiliki gaya hidup yang konsumtif dan
1
Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
2
https://www.kompasiana.com/reddymassahid/56fa21f46423bdac0672e1f8/korupsi-dalam-perspektif-
sosiologi? page=all.
1
pendapatannya lebih kecil dari konsumsinya tentunya akan berusaha menutupi kekurangan
tersebut.
Sedang hambatan struktur sosial bersifat kebiasaan negatif yang tumbuh dan
berkembang di masyarakat seperti perbuatan suap-menyuap atau kebiasaan meminta tip dari
setiap pelayanan yang diberikan ataupun pemberian hadiah bagi pemangku pengambil
kebijakan.
Upaya pemberantasan tindak korupsi di Indonesia telah lama dilakukan bahkan telah
ada sejak negara ini diproklamirkan. Berbagai lembaga pemberantasan korupsi didirikan
Pada masa Orde Lama pernah dibentuk Badan Pengawas Kegiatan Aparatur Negara
(BAPEKAN) yang berdiri pada awal 1959 dengan ketua Sultan Hamengku Buwono IX dan
Tugas BAPEKAN yaitu mengawasi, meneliti, dan mengajukan usul kepada presiden
berkaitan dengan kegiatan aparatur negara. Lingkup tugas lembaga tersebut mencakup aparat
sipil maupun militer dalam badan-badan usaha milik negara, yayasan, perusahaan, dan
lembaga negara.
(PARAN) pada 1959. AH Nasution duduk sebagai pimpinannya serta dibantu oleh
Muhammad Yamin dan Roeslan Abdulgani. Salah satu tugas PARAN yaitu mendata
kekayaan para pejabat negara. Dari laporan kekayaan itu PARAN mengetahui banyaknya
2
Selain kedua lembaga tersebut, Presiden Soekarno pernah pula membentuk Komando
Tertinggi Retooling Aparatur (KOTRAR) pada tahun 1964. Presiden menunjuk Soebandrio
sebagai ketuanya dan Letjen Ahmad Yani sebagai kepala staf. Lembaga ini tidak
Zaman Orde Baru ditandai naiknya Soeharto sebagai presiden Republik Indonesia pada
lembaga Tim Pemberantasan Korupsi (TPK). Tim ini diketuai Jaksa Agung Sugih Arto.
Anggotanya tak hanya orang-orang Kejaksaan, tapi ada yang dari kepolisian, militer, pers,
dan lain-lain. Intervensi penguasa membuat TPK gagal. Hingga tiga tahun berjalan,
menjadi sarang korupsi seperti Bulog, Pertamina, dan Departemen Kehutanan, tidak tuntas.
Selanjutnya Presiden Soeharto membentuk Komisi Empat pada tanggal 31 Januari 1970
dan membubarkan TPK. Presiden menunjuk Moh. Hatta sebagai penasehat komisi itu dan
mantan Perdana Menteri Wilopo sebagai ketua. Tiga tokoh senior yang dianggap bersih dan
berwibawa, Prof Johannes (mantan rektor UGM), I.J. Kasimo (Partai Katolik), dan A.
Tjokroaminoto (PSII), dipercaya menjadi anggotanya. Tanpa alasan jelas pemerintah malah
pemerintahan Orde Baru ke pemerintahan Orde Reformasi membawa harapan dan semangat
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah yaitu bagaimana bentuk
3
B. PEMBAHASAN
Masa Orde Reformasi dimulai dari pasca runtuhnya pemerintahan Presiden Soeharto
pada Mei tahun 1998. Tepatnya saat Presiden Soeharto mengundurkan diri pada tanggal 21
kekayaan yang harus diisi oleh pejabat publik yang kemudian akan diperiksa oleh auditor
independen. Komisi ini dikepalai oleh Jusuf Syakir dan beranggotakan 35 orang dari beragam
latar belakang profesi. Mereka menyasar semua pejabat publik, mulai anggota MPR/DPR
KPKPN menjadi salah satu lembaga anti korupsi yang lebih efektif. Melalui publikasi
ketuanya Hakim Agung Andi Andojo. Badan ini dibentuk dengan Keppres No. 19/2000. Tim
ini bertugas untuk berburu para koruptor yang diduga bersembunyi di luar Indonesia.
Korupsi. Akhirnya Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai lembaga peradilan yang tertinggi
4
2. Sejarah Pembentukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Presiden Megawati Soekarnoputri tahun 2002. Dasar hukum pembentukan lembaga Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) yaitu Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Namun sebelum era pemerintahan Presiden Megawati, ide membentuk sebuah lembaga
pemberantasan korupsi yang independen berdasarkan sebuah undang-undang telah ada pada
Ide pembentukan sebuah lembaga negara yang menangani pemberantasan tindak pidana
komisi tidak muncul secara tiba-tiba. Tetapi merupakan rangkaian proses yang diawali dari
Korupsi.
Pembentukan lembaga KPK bertujuan untuk meningkatkan hasil guna dan daya guna
terhadap sebuah upaya pemberantasan korupsi. Adapun visi KPK pada saat pertama kali
dibentuk yaitu mewujudkan Indonesia yang bebas dari korupsi. Sedangkan misinya adalah
penggerak perubahan untuk mewujudkan bangsa yang bangsa yang anti korupsi.
melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh
kekuasaan manapun.
KPK dalam menjalankan tugas dan wewenangnya senantiasa harus berpedoman pada
lima asas yaitu kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas, kepentingan umum, dan
proporsionalitas.
5
Adapun tugas KPK sebagaimana tercantum dalam pasal 6 Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2002 yaitu meliputi : (a) koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan
pemberantasan tindak pidana korupsi; (b) supervisi terhadap instansi yang berwenang
dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi; (d) melakukan tindakan-tindakan pencegahan
tindak pidana korupsi; dan (e) melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan
negara. Dalam menjalankan tugas, KPK memiliki beberapa kewenangan yang diatur dalam
mencakup : (a) memberikan perlindungan terhadap saksi atau pelapor yang menyampaikan
laporan ataupun memberikan keterangan mengenai terjadinya tindak pidana korupsi; (b)
memberikan informasi kepada masyarakat yang memerlukan atau memberikan bantuan untuk
memperoleh data lain yang berkaitan dengan hasil penuntutan tindak pidana korupsi yang
Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, dan Badan Pemeriksa
Keuangan; (d) menegakkan sumpah jabatan; dan (e) menjalankan tugas, tanggung jawab, dan
C. KESIMPULAN
Dari uraian pembahasan pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia pada masa
orde reformasi mengalami kemajuan dalam bentuk berdirinya sebuah lembaga negara yaitu
Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
4
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
5
idem
6
Lembaga KPK dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap
Sedang pada masa sebelum orde reformasi keberadaan lembaga pemberantasan tindak
pidana korupsi hanya bersifat sementara atau ad hoc. Dimana dasar hukum pembentukan
D. BIBLIOGRAFI
Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 31 Tahun
1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
https://www.kompasiana.com/reddymassahid/56fa21f46423bdac0672e1f8/korupsi-dalam-
perspektif-sosiologi? page=all.
https://historia.id/politik/articles/jatuh-bangun-lembaga-pemberantasan-korupsi-
PGjgB/page/1