RESUME
PANCASILA
DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH
Yogi Efriyandi
NPM : 221257305005
2022/2023
g. sejarah perkembangan korupsi dan perilaku koruptif diindonesia dari er
a orde lama sampai dengan sekarang.
A. ORDE LAMA
B. ORDE BARU
C. REFORMASI
Pada Era Reformasi hampir seluruh elemen penyelenggara negara sudah terjangk
it “Virus Korupsi” yang sangat ganas.
Presiden BJ Habibie mengeluarkan UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelen
ggaraan Negara yang bersih dan bebas dari KKN berikut pembentukan berbagai
komisi atau badan baru seperti KPKPN, KPPU atau lembaga Ombudsman.
Presiden Abdurrahman Wahid membentuk Tim Gabungan Pemberantasan Tinda
k Pidana Korupsi (TGPTPK) dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 200
0 Namun di tengah semangat menggebu-gebu untuk rnemberantas korupsi dari a
nggota tim, melalui suatu judicial review Mahkamah Agung, TGPTPK akhirnya
dibubarkan. Sejak itu, Indonesia mengalami kemunduran dalam upaya pemberan
tasan KKN.
Di samping membubarkan TGPTPK, Presiden Gus Dur juga dianggap tidak bisa
menunjukkan kepemimpinan yang dapat mendukung upaya pemberantasan koru
psi.
Proses pemeriksaan kasus dugaan korupsi yang melibatkan konglomerat Sofyan
Wanandi dihentikan de-ngan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) dari J
aksa Agung Marzuki Darusman. Akhirnya, Gus Dur didera kasus Buloggate.
Di masa pemerintahan Megawati, wibawa hukum semakin merosot, di mana yan
g menonjol adalah otoritas kekuasaan.
Konglomerat bermasalah bisa mengecoh aparat hukum dengan alasan berobat ke
luar negeri. Pemberian SP3 untuk Prajogo Pangestu, Marimutu Sinivasan, Sjams
ul Nursalim, The Nien King, lolosnya Samadikun Hartono dari jeratan eksekusi
putusan MA, pemberian fasilitas MSAA kepada konglomerat yang utangnya mac
et, menjadi bukti kuat bahwa elit pemerintahan tidak serius dalam upaya member
antas korupsi. Masyarakat menilai bahwa pemerintah masih memberi perlindung
an kepada para pengusaha besar yang notabene memberi andil bagi kebangkrutan
per-ekonomian nasional. Pemerintah semakin lama semakin kehilangan wibawa.
Belakangan kasus-kasus ko-rupsi merebak pula di sejumlah DPRD era Reformas
i.
Komisi Pemberantasan Korupsi, atau disingkat menjadi KPK, adalah komisi yan
g dibentuk pada tahun 2003 untuk mengatasi, menanggulangi dan memberantas
korupsi di Indonesia. Komisi ini didirikan berdasarkan Undang-Undang Republi
k Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 mengenai Komisi Pemberantasan Tindak Pid
ana Korupsi.
Pada tanggal 16 Desember 2003, Taufiequrachman Ruki, dilantik menjadi Ketua
KPK. KPK hendak memposisikan dirinya sebagai katalisator (pemicu) bagi apar
at dan institusi lain untuk terciptanya jalannya sebuah “good and clean governan
ce” (pemerintahan baik dan bersih) di Republik Indonesia. Taufiequrachman wal
aupun konsisten mendapat kritik dari berbagai pihak tentang dugaan tebang pilih
pemberantasan korupsi.
h. urgensi nilai – nilai Pancasila dan integritas dalam kajian sejarah
Pembukaan UUD 1945 mengandung pokok-pokok pikiran yang meliputi suasana kebatina
n, cita-cita dan hukum dan cita-cita moral bangsa Indonesia. Pokok-pokok pikiran tersebut m
engandung nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia karena bersumber dari pan
dangan hidup dan dasar negara, yaitu Pancasila. Pokok-pokok pikiran yang bersumber dari Pa
ncasila itulah yang dijabarkan ke dalam batang tubuh melalui pasal-pasal UUD 1945.
Hubungan Pebukaan UUD 1945 yang memuat Pancasila dalam batang tubuh UUD 1945
bersifat kausal dan organis. Hubungan kausal mengandung pengertian Pembukaan UUD 194
5 merupakan penyebab keberadaan batang tubuh UUD 1945, sedangkan hubungan organis be
rarti Pembukaan dan batang tubuh UUD tahun 1945 merupakan satu kesatuan yang tidak terp
isahkan. Dengan dijabarkannya popok-pokok pikiran Pembukkan UUD 1945 yang bersumber
dari Pancasila ke dalam batang tubuh, maka Pancasila tidak saja merupakan suatu cita-cita hu
kum, tetapi telah, menjadi hukum positif.
Sesuai dengan penjelasan UUD 1945, pembukaan mengandung 4 pokok pikiran yang dici
ptakan dan dijelaskan dalam batang tubuh. Keempat pokok pikiran tersebut adalah sebagai be
rikut:
1. Pokok pikiran pertama berintikan “Persatuan”, yaitu “negara melindungi segenap Bangsa Indo
nesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudka
n keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
2. Pokok pikiran kedua berintikan “Keadilan sosial”, yaitu “negara hendak mewujudkan keadila
n sosial bagi seluruh rakyat.”
3. Pokok pikiran ketiga berintikan “Kedaulatan Rakyat”, yaitu “negara yang berkedaulatan rakya
t, berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan”
4. Pokok pikiran keempat berintikan “Ketuhanan Yang Maha Esa”, yaitu negara berdasar atas K
etuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adali dan beradab”.
Pokok pikiran pertama menegaskan bahwa aliran pengertian negara persatuan diterim
a dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu negara yang melindungi bangsa Indonesia seluruhnya.
Negara, menurut pokok pikiran pertama ini, mengatasi paham golongan dan segala paham pe
rorangan. Demikian pentingnya pokok pikiran ini maka persatuan merupakan dasar negara ya
ng utama. Oleh karena itu, penyelenggara negara dan setiap warga negara wajib mengutamak
an kepentingan negara di atas kepentingan golongan atau perorangan.
Pokok pikiiran kedua merupakan causa finalis dalam Pembukaan UUD 1945 yang me
negaskan suatu tujuan atau sutu cita-cita yang hendak dicapai. Melalui pokok pikiran ini, dap
at ditentukan jalan dan aturan-aturan yang harus dilaksanakan dalam UUD sehingga tujuan at
au cita-cita dapat dicapai dengan berdasar kepada pokok pikiran pertama, yaitu persatuan. Ha
l ini menunjukkan bahwa pokok pikiran keadilan sosial merupakan tujuan negara yang didasa
rkan pada kesadaran bahwa manusia Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama unt
uk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pokok pikiran ketiga mengandung konsekuensi logis yang menunjukkan bahwa siste
m negara yang terbentuk ke dalam UUD harus berdasar atas kedaulatan rakyat dan permusya
waratan perwakilan. Menurut Bakry (2010: 209), aliran sesuai dengan sifat masyarakat Indon
esia. kedaulatan rakyat dalam pokok pikiran ini merupakan sistem negara yang menegaskan k
edaulatan berada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR).
Pokok pikiran keempat menuntut konsekuensi logis, yaitu UUD harus mengandung is
i yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara untuk memelihara budi pe
kerti kemanusiaan yang luhur. Pokok pikiran ini juga mengandung pengertian taqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan pokok pikiran kemanusiaan yang adil dan beradab sehingga meng
andung maksud menjunjung tinggi hak asasi manusia yang luhur dan budi pekerti kemanusia
an yang luhur. Pokok pikiran keempat Pembukaan UUD 1945 merupakan asas moral bangsa
dan negara (Bakry, 2010; 210).
MPR RI telah melakukan amandemen UUD 1945 sebanyak empat kali secara berturu
t-turut terjadi pada 19 Oktober 1999, 18 Agustus 2000, 9 November 2001, dan 10 Agustus 20
01. Menurut Rindjin (2012: 245-246), keseluruhan batang tubuh UUD NRI tahun 1945 yang t
elah mengalami amndemen dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Pasal-pasal yang tertakait aturan pemerintahan negara dan kelembagaan negara
2. Pasal-pasal yang mengatur hubungan antara negara dan penduduknya yang meliputi warga ne
gara, agama, pertahanan negara, pendidikan, dan kesejahteraan sosial
3. Pasal-pasal yang berisi materi lain berupa aturan mengenai bendera negara, bahasa negara, la
mbing negara, lagu kebangsaan, peerubahan UUD, aturan peralihan, dan aturan tambahan.
4. Penyebab Korupsi
Sebelum kita membahas dari penyebab korupsi, kenali dulu pengertian dari korupsi itu se
ndiri, Korupsi merupakan peristiwa penyalahgunaan dana atau uang milik negara untuk k
euntungan dan digunakan oleh pribadi.
1. Ketidakseimbangan Finansial Negara
Finansial berasal dari bahasa inggris “finance” yang mengandung arti keuangan. Finansial me
rupakan keuangan yang meliputi keluar masuknya dana bagi perorangan maupun perusahaan
bahkan dalam tingkat daerah. Korupsi menyebabkan finansial suatu negara menjadi tidak sei
mbang. Hal ini dikarenakan koruptor (koruptor adalah sebutan pelaku tindak pidana korupsi)
mengambil uang yang sejatinya adalah milik masyarakat, untuk negara, dan nantinya akan di
pergunakan untuk keuangan suatu negara. Apabila keuangan negara berkurang tanpa transpar
ansi yang jelas, maka sudah dapat dipastikan pengurangan keuangan negara tersebut disebabk
an karena ulah koruptor.
2. Meningkatnya Utang Negara
Korupsi dapat mengakibatkan meningkatnya utang suatu negara. Utang negara terjadi karena
negara tidak dapat mengeluarkan sejumlah anggaran untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
umum. Maka negara harus mau tidak mau melakukan pinjaman ke negara lain hingga terjadil
ah gali lubang tutup lubang. Pinjaman kepada negara lain menggunakan mata uang internasio
nal yaitu dollar Amerika. Hukum ekonomi adalah dimana permintaan bertambah maka harga
akan naik. Semakin sering negara melakukan pinjaman ke negara lain maka semakin naik nil
ai tukar dollar Amerika terhadap rupiah. Kenaikan nilai tukar dollar Amerika terhadap mata u
ang Indonesia yaitu rupiah dapat mengakibatkan kenaikan harga sejumlah barang impor. Mak
a, korupsi harus ditekan suapaya kenaikan harga barang tidak semakin terjadi.
1. Mengganggu Stabilitas Umum
Stabilitas umum dapat terganggu karena dampak korupsi. Dapat kita jumpai bahwa sekelomp
ok massa melakukan demonstrasi agar pelaku tindak pidana korupsi dihukum dengan hukum
an yang paling berat. Disini stabilitas umum sudah dapat dikatakan terganggu.
2. Kemiskinan Bertambah
c. Bidang Kesehatan
Permasalahan lainnya yang terjadi akibat korupsi dalam kesehatan terjadi lantaran alokasi da
na yang dikeluarkan oleh pemerintah tidak terpat sasaran. Berikut akibatnya;
Penyakit menjadi salah satu masalah sosial yang kerapkali ditemukan dalam ciri negara berke
mbang, termasuk Indonesia. Jika korupsi dalam bidang kesehatan di biarakan tentusaja hal ini
mengakibatnya sulitnya permasalahan terhadap penyekit teratasi, dalam konteksnya untuk se
karang ini ialah permasalahan Virus Covid 19 yang sangat sulit ditengai pemerintah, karena b
eberapa alokasi dana untuk tenaga kesehatan kurang di maksimalkan.
Permasalahan lainnya akibat dari adanya korupsi dalam bidang kesehatan adalah terkait fasili
tas pemerintahan yang tidak menyamaratakan, semua itu terjadi karena sesuai keinginan kem
ampuan seseorang dalam membayar. Misalnya saja penanganan terhadap si miskin pasti akan
berbeda dengan orang yang lebih kaya.
Kepercayaan menjadi sangat penting dalam menjalankan sistem pemerintahan suatu negara, j
ika korupsi terjadi tentusaja hal ini memicu banyaknya masyarakat kurang begitu yakin denga
n kebijakan pemerintah. Dalam hal ini misalnya saja ketika adanya DPR sebagai fungsi lemb
aga legistatif banyak masyarakat yang mengkalim bahwa menjadi DPR adalah sarana untuk k
orupsi.
Akibat adanya korupsi juga mendorong terjadinya politik uang, artinya masyarakat mengagga
p biasa pelangggaran yang dilakukan tersebut. Sehingga sangat sulit bagi masyarakat memilih
pimpinan yang dianggapnya mampu dalam mengambil kebijakan, semua hanya berdasarkan
uang.
6. Tugas dan wewenang KPK
Tugas KPK
Tugas KPK secara umum adalah melakukan pencegahan dan pemberantasan korupsi di Indon
esia. Adapun tugas-tugas KPK menurut undang-undang adalah sebagai berikut :
Wewenang KPK
Tentu dalam pelaksanaan tugas, KPK diberikan wewenang khusus. Wewenang KPK ini penti
ng dalam pelaksanaan tujuan KPK untuk memberantas korupsi. Berikut ini adalah wewenan
g-wewenang KPK sesuai undang-undang :
1. Masa Peraturan Penguasa Militer, yang terdiri dari: Pengaturan yang berkuasa Nomor P
RT/PM/06/1957 dikeluarkan oleh Penguasa Militer Angkatan Darat dan berlaku untuk d
aerah kekuasaan Angkatan Darat. Rumusan korupsi menurut perundang- undangan ini a
da dua yaitu, tiap perbuatan yang dilakukan oleh siapa pun juga baik untuk kepentingan
sendiri, untuk kepentingan orang lain, atau untuk kepentingan suatu badan yang langsun
g atau tidak langsung menyebabkan kerugian keuangan atau perekonomian. Tiap perbuat
an yang dilakukan oleh seorang pejabat yang menerima gaji atau upah dari suatu badan y
ang menerima bantuan dari keuangan negara atau daerah yang dengan mempergunakan k
esempatan atau kewenangan atau kekuasaan yang diberikan kepadanya oleh jabatan lang
sung atau tidak langsung membawa keuntungan keuangan material baginya.
2. Peraturan Penguasa Militer Nomor PRT/PM/08/1957 berisi tentang pembentukan badan
yang berwenang mewakili negara untuk menggugat secara perdata orang- orang yang dit
uduh melakukan berbagai bentuk perbuatan korupsi yang bersifat keperdataan (perbuata
n korupsi lainnya lewat Pengadilan Tinggi. Badan yang dimaksud adalah Pemilik Harta
Benda (PHB).
3. Peraturan Penguasaan Militer Nomor PRT/PM/011/1957 merupakan peraturan yang men
jadi dasar hukum dari kewenangan yang dimiliki oleh Pemilik Harta Benda (PHB) untuk
melakukan penyitaan harta benda yang dianggap hasil perbuatan korupsi lainnya, sambil
menunggu putusan dari Pengadilan Tinggi.
4. Peraturan Penguasa Perang Pusat Kepala Staf Angkatan darat Nomor PRT/PEPERPU/03
1/1958 serta peraturan pelaksananya.
5. Peraturan Penguasaan Perang Pusat Kepala Staf Angkatan Laut Nomor PRT/z.1/I/7/1958
tanggal 17 April 1958 (diumumkan dalam BN Nomor 42/58). Peraturan tersebut diberlak
ukan untuk wilayah hukum Angkatan Laut.
6. Masa Undang-Undang Nomor 24/Prp/Tahun 1960 tentang Pengusutan, Penuntutan, dan
Pemeriksaan Tindak Pidana Korupsi. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Anti Korupsi, yang merupakan peningkatan dari berbagai peraturan. Sifat Undang-Unda
ng ini masih melekat sifat kedaruratan, menurut Pasal 96 UUDS 1950, Pasal 139 Konstit
usi RIS 1949.20 Undang-Undang ini merupakan perubahan dari Peraturan Pemerintah P
engganti Undang- Undang Nomor 24 Tahun 1960 yang tertera dalam Undang-Undang N
omor 1 Tahun 1961.
7. Masa Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1971 (LNRI 1971-19, TNLRI 2958) tentang Pem
berantasan Tindak Pidana Korupsi.
8. Masa Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 (LNRI 1999-40, TNLRI 387), tentang Pe
mberantasan Tindak Pidana Korupsi kemudian diubah dengan Undang-Undang Nomor 2
0 Tahun 2001 (LNRI 2001-134, TNLRI 4150), tentang Perubahan atas Undang- Undang
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Selanjutnya pada
tanggal 27 Desember 2002 dikeluarkan Undang- Undang Nomor 30 Tahun 2002 (LNRI
2002-137. TNLRI 4250) tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Ideologi adalah seperangkat keyakinan atau filosofi yang dikaitkan dengan seseorang atau se
kelompok orang, terutama karena alasan yang tidak murni epistemik, di mana elemen praktis
sama menonjolnya dengan elemen teoretis.
Istilah ideologi berasal dari bahasa Prancis idéologie, yang berasal dari gabungan bahasa Yun
ani: idéā yang berarti ‘gagasan, pola’ dan -logíā yang berarti ‘studi tentang, ilmu yang mempe
lajari’. Istilah ini diciptakan oleh Antoine Destutt de Tracy, seorang aristokrat dan filsuf Penc
erahan Perancis.
1) Nilai dasar yang mencakup ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
Kelima hal ini adalah pedoman fundamental yang sifatnya universal, mengandung cita-cita ne
gara, dan tujuan yang baik dan benar.
2) Nilai instrumental yang mencakup arahan, kebijakan, strategi, sasaran, dan lembaga yang
melaksanakannya.
3) Nilai praksis, meliputi realisasi dari instrumental yang sifatnya nyata dan bisa digunakan u
ntuk kehidupan bernegara.
Agama dan Pancasila memiliki kesamaan fungsi, yaitu sebagai nilai dan alat untuk me
ncapai kesejahteraan lahir batin masyarakat. Tidak berlebihan kalau diibaratkan roda kanan d
an kiri sebuah kendaraan. Fungsi roda tersebut sama sebagai penggerak badan kendaraan unt
uk menempuh satu tujuan tertentu, namun perannya yang berbeda. Agama berperan sebagai p
erekat sosial dan pembina ruhani, sedangkan Pancasila berperan sebagai pedoman (ideologi)
bernegara. Agama adalah rumah besar yang menyajikan tata kelola mental, spiritual dan
seluruh sendi kehidupan manusia, sedangkan Pancasila adalah rumah besar ragam agama
anak bangsa, menyajikan tata kelola negara supaya terarah pada sasaran.
Antara agama dan Pancasila telah terjadi saling dukung dan saling menguatkan. Pancasila me
ngakui agama dan juga agama mengapresiasi nilai-nilai Pancasila. Pancasila memberi ruang y
ang luas bagi agama. Nilai ketuhanan yang terkandung dalam Pancasila adalah inti ajaran aga
ma. Sementara itu agama menilai positif pada isi Pancasila karena tidak bertentangan dengan
doktrin agama.
Pancasila adalah pedoman hidup bagi kehidupan berbangsa dan bernegara bagi setiap warga
negara Indonesia. Pancasila juga memegang peranan penting sebagai fondasi yang kuat dala
m menjalankan sistem pemerintahan di Indonesia Banyak jenis ideologi di dunia. Hampir ma
sing-masing negara mempunyai ideologi tersendiri yang sesuai dengan prinsip dan tujuan neg
aranya karena ideologi merupakan pedoman hidup dan dasar negara untuk semakin berkemba
ng dan maju. Salah satu ideologi dunia ialah ideologi komunisme. Menurut Prof. Dr. Jimly A
sshiddiqie,S.H selaku Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dan Guru Besar Huku
m Tata Negara Universitas Indonesia mengatakan bahwa istilah ideologi negara mulai banya
k digunakan bersamaan dengan perkembangan pemikiran Karl Marx yang dijadikan sebagai i
deologi beberapa negara pada abad ke-18. Namun sesungguhnya konsepsi ideologi sebagai ca
ra pandang atau sistem berpikir suatu bangsa berdasarkan nilai dan prinsip dasar tertentu tela
h ada sebelum kelahiran Karl Marx sendiri. Bahkan awal dan inti dari ajaran Marx adalah krit
ik dan gugatan terhadap sistem dan struktur sosial yang eksploitatif berdasarkan ideologi kapi
talisme.
1. Upaya Preventif
Strategi preventif adalah usaha pencegahan korupsi yang diarahkan untuk menghilangkan ata
u meminimalkan faktor-faktor penyebab atau peluang terjadinya korupsi
2. Upaya Detektif
Upaya detektif adalah usaha yang diarahkan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi terjadiny
a kasus-kasus korupsi dengan cepat, tepat dan murah sehingga dapat ditindaklanjuti.
3. Upaya Represif
Upaya represif adalah usaha yang diarahkan agar setiap perbuatan korupsi yang telah diidenti
fikasi dapat diproses secara cepat, tepat dengan biaya murah sehingga kepada para pelakunya
dapat segera diberikan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pembentukan Badan atau Komisi Anti Korupsi (pada tahun 2003 pemerintah membentuk Ko
misi Pemberantasan Korupsi atau disingkat KPK).
Penyidikan, penuntutan, peradilan dan penghukuman koruptor besar.
Penentuan jenis-jenis atau kelompok-kelompok korupsi yang diprioritaskan untuk diberantas.
Meneliti dan mengevaluasi proses penanganan perkara korupsi dalam sistem peradilan pidana
secara terus menerus.
Pemberlakuan sistem pemantauan proses penanganan tindak pidana korupsi secara terpadu.
Publikasi kasus-kasus tindak pidana korupsi beserta analisisnya.